Setiap muslim yang taat tentu memahami bahwa sholat lima waktu adalah tiang agama. Ia adalah momen sakral, sebuah perjumpaan intim antara seorang hamba dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Namun, keagungan ibadah ini tidak berhenti begitu salam diucapkan. Justru, salam adalah gerbang pembuka menuju lautan dzikir dan doa, di mana seorang hamba melanjutkan dialog spiritualnya. Di antara rangkaian wirid dan dzikir yang sangat dianjurkan, terselip sebuah amalan yang cahayanya mampu menembus langit dan mengetuk pintu rahmat-Nya: membaca sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Membaca sholawat setelah sholat bukanlah sekadar rutinitas penutup ibadah. Ia adalah manifestasi cinta, ekspresi kerinduan, dan bukti kesetiaan seorang umat kepada nabinya. Lebih dari itu, ia adalah kunci pembuka berbagai pintu kebaikan, jembatan penghubung doa kepada Allah, serta perisai yang melindungi dari kesempitan dan kegelisahan hidup. Mengalokasikan waktu sejenak setelah sholat untuk bersholawat adalah investasi spiritual yang keuntungannya berlipat ganda, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Memahami Makna dan Hakikat Sholawat
Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam keutamaannya, penting bagi kita untuk memahami esensi dari sholawat itu sendiri. Secara bahasa, kata "sholawat" merupakan bentuk jamak dari kata "sholat" yang berarti doa, pujian, atau keberkahan. Namun, maknanya menjadi lebih spesifik dan mulia tergantung pada siapa yang mengucapkannya.
Dimensi Makna Sholawat
- Sholawat dari Allah SWT: Ketika Allah bersholawat kepada Nabi, itu berarti Allah melimpahkan rahmat, kemuliaan, pujian, dan keberkahan-Nya kepada Rasulullah SAW. Ini adalah bentuk pemuliaan tertinggi dari Sang Khaliq kepada makhluk-Nya yang paling mulia.
- Sholawat dari Malaikat: Sholawat dari para malaikat adalah bentuk doa dan permohonan ampun (istighfar) kepada Allah untuk Nabi Muhammad SAW. Para malaikat, makhluk suci yang senantiasa taat, turut serta memohonkan kemuliaan bagi sang pembawa risalah.
- Sholawat dari Manusia (Orang Beriman): Bagi kita, umatnya, sholawat adalah sebuah doa dan permohonan kepada Allah agar Dia senantiasa melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para pengikutnya. Ini adalah bukti cinta dan pengakuan kita atas jasa beliau yang tak terhingga.
Hakikat sholawat, dengan demikian, melampaui sekadar ucapan lisan. Ia adalah getaran jiwa yang mengakui keagungan Rasulullah SAW, sebuah koneksi spiritual yang dibangun di atas fondasi cinta (mahabbah). Dengan bersholawat, kita seakan-akan sedang berkata, "Ya Allah, aku mencintai nabi-Mu, maka muliakanlah beliau sebagaimana beliau telah memuliakan kami dengan membawa cahaya Islam. Limpahkanlah kepadanya rahmat-Mu yang tak bertepi." Ini adalah bentuk syukur tertinggi atas nikmat diutusnya seorang nabi yang menjadi rahmatan lil 'alamin.
Landasan Syar'i Anjuran Bersholawat
Praktik membaca sholawat setelah sholat bukanlah amalan tanpa dasar. Ia berakar kuat pada perintah langsung dari Allah SWT dalam Al-Qur'an dan diperkuat oleh banyak hadits Nabi Muhammad SAW. Para ulama salafus shalih telah mengamalkan dan mengajarkannya dari generasi ke generasi sebagai bagian tak terpisahkan dari adab setelah sholat.
Perintah Langsung dalam Al-Qur'an
Dalil paling fundamental dan tidak terbantahkan mengenai perintah bersholawat terdapat dalam firman Allah SWT di Surah Al-Ahzab ayat 56. Ayat ini begitu agung karena Allah memulai perintah-Nya dengan menyebutkan bahwa Diri-Nya dan para malaikat-Nya pun melakukannya.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā. "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."Ayat ini secara eksplisit memerintahkan orang-orang beriman untuk bersholawat dan mengucapkan salam kepada Nabi. Kata perintah "ṣallū" (bersholawatlah) menunjukkan sebuah anjuran yang sangat kuat, bahkan sebagian ulama menilainya sebagai sebuah kewajiban, setidaknya sekali seumur hidup. Mengamalkannya setelah sholat adalah salah satu cara terbaik untuk memenuhi seruan agung ini.
Penjelasan dalam Hadits-Hadits Nabi
Rasulullah SAW sendiri sering kali menjelaskan keutamaan dan ganjaran bagi umatnya yang rajin bersholawat. Hadits-hadits ini menjadi motivasi terbesar bagi kita untuk tidak pernah lalai dari amalan mulia ini.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang bersholawat kepadaku sekali, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali." (HR. Muslim)
Hadits ini adalah kabar gembira yang luar biasa. Satu kali ucapan sholawat kita yang penuh keterbatasan dibalas dengan sepuluh kali limpahan rahmat, ampunan, dan pujian dari Allah SWT yang Maha Pemurah. Ini adalah sebuah perdagangan spiritual yang paling menguntungkan.
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang paling berhak mendapatkan syafa'atku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bersholawat kepadaku." (HR. Tirmidzi)
Hadits ini menegaskan bahwa sholawat adalah "tiket" untuk mendapatkan pertolongan (syafa'at) dari Nabi di hari kiamat, sebuah hari di mana tidak ada pertolongan lain selain pertolongan dari Allah dan orang-orang yang diizinkan-Nya.
Ubay bin Ka'ab radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Nabi, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku banyak bersholawat kepadamu, lalu seberapa banyak aku jadikan sholawatku itu dalam doaku?" Nabi bersabda, "...Jika kamu menjadikan seluruh doamu untuk bersholawat kepadaku, maka akan dicukupi semua kebutuhanmu dan akan diampuni semua dosamu." (HR. Tirmidzi)
Kisah ini menunjukkan betapa dahsyatnya kekuatan sholawat. Ia mampu menjadi wasilah (perantara) untuk tercukupinya segala hajat duniawi dan diampuninya dosa-dosa, yang merupakan hajat utama untuk kehidupan akhirat.
Keutamaan dan Manfaat Luar Biasa Membaca Sholawat
Keutamaan bersholawat setelah sholat bagaikan samudra tak bertepi. Setiap tetesnya adalah rahmat, setiap gelombangnya adalah ampunan, dan setiap hembusan anginnya adalah ketenangan jiwa. Berikut adalah rincian dari beberapa manfaat agung yang akan diraih oleh seorang hamba yang istiqomah dalam mengamalkannya.
1. Mendapatkan Balasan Rahmat Sepuluh Kali Lipat
Seperti yang disebutkan dalam hadits riwayat Muslim, setiap satu sholawat akan dibalas dengan sepuluh rahmat dari Allah. Makna "rahmat dari Allah" ini sangatlah luas. Ia bisa berarti pengampunan dosa, peninggian derajat di sisi Allah, curahan keberkahan dalam hidup, bimbingan menuju jalan yang lurus, serta perlindungan dari berbagai macam keburukan dan musibah. Bayangkan, jika kita bersholawat 10 kali setelah setiap sholat fardhu, berarti kita telah "mengumpulkan" 500 rahmat dari Allah setiap harinya.
2. Diangkat Derajat dan Dihapus Kesalahan
Dalam riwayat lain disebutkan, "Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali, menghapus sepuluh kesalahannya, dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan." (HR. An-Nasa'i). Ini menunjukkan bahwa sholawat memiliki fungsi ganda: membersihkan diri dari noda dosa (tazkiyatun nafs) dan sekaligus menaikkan level spiritual seorang hamba di hadapan Tuhannya. Semakin sering lisan dibasahi dengan sholawat, semakin bersih jiwa dan semakin tinggi kedudukannya.
3. Menjadi Kunci Terkabulnya Doa
Para ulama menjelaskan adab berdoa yang paling mustajab adalah dengan memulainya dengan pujian kepada Allah (hamdalah), diikuti dengan sholawat kepada Nabi, kemudian menyampaikan hajat, dan ditutup kembali dengan sholawat dan hamdalah. Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berkata, "Sesungguhnya doa itu terhenti di antara langit dan bumi, tidak akan naik sedikit pun darinya sampai engkau bersholawat kepada Nabimu." Ucapan ini menunjukkan betapa krusialnya peran sholawat sebagai "pengantar" dan "penutup" yang memastikan doa kita sampai ke hadirat Allah SWT.
4. Meraih Syafa'at Agung di Hari Kiamat
Hari Kiamat adalah hari yang penuh kengerian. Matahari didekatkan, manusia tenggelam dalam keringatnya sendiri, dan setiap orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Di saat itulah, semua manusia akan mencari pertolongan. Mereka mendatangi para nabi, namun semua menolak hingga akhirnya mereka datang kepada Nabi Muhammad SAW. Beliaulah yang diizinkan Allah untuk memberikan Syafa'at Al-'Uzhma (syafa'at agung). Lisan yang di dunia terbiasa bersholawat, insya Allah akan menjadi lisan yang paling layak dan paling utama untuk menerima syafa'at beliau pada hari yang menentukan tersebut.
5. Menghilangkan Kesusahan, Kegundahan, dan Kegelisahan
Hidup di dunia tak pernah lepas dari ujian dan masalah. Terkadang, hati terasa sempit, pikiran kalut, dan jalan keluar seolah tertutup. Sholawat adalah penawarnya. Ketika kita fokus memuji sosok yang paling dicintai Allah, kita seolah-olah melepaskan beban kita dan menyerahkannya kepada Yang Maha Kuasa melalui perantara kecintaan kita pada Nabi-Nya. Energi positif dan ketenangan (sakinah) akan mengalir ke dalam hati, melapangkan dada yang sempit, dan memberikan kejernihan berpikir untuk menemukan solusi.
6. Sebagai Bukti dan Tanda Cinta kepada Rasulullah SAW
Cinta butuh pembuktian. Salah satu tanda paling sederhana dari cinta adalah sering menyebut nama yang dicintai. Semakin sering kita bersholawat, semakin kita membuktikan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW. Cinta ini bukanlah cinta biasa. Ia adalah cinta yang berlandaskan iman, yang akan menarik kita untuk berusaha meneladani akhlaknya, mengikuti sunnahnya, dan memperjuangkan ajarannya. Sholawat adalah bahan bakar yang terus menyalakan api cinta ini di dalam sanubari.
Ragam Bacaan Sholawat yang Populer Diamalkan
Terdapat banyak sekali redaksi sholawat yang diajarkan oleh para ulama. Semuanya baik dan mengandung pujian kepada Rasulullah SAW. Namun, ada beberapa lafadz sholawat yang sangat populer dan sering diamalkan oleh kaum muslimin setelah sholat, mulai dari yang paling utama hingga yang lebih ringkas.
1. Sholawat Ibrahimiyah
Ini adalah raja dari segala sholawat. Sholawat Ibrahimiyah adalah redaksi sholawat yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya ketika mereka bertanya tentang cara bersholawat yang terbaik. Karena itulah, sholawat ini juga yang kita baca dalam tasyahud akhir setiap sholat. Mengulang bacaan ini setelah sholat adalah pilihan yang paling utama (afdhal).
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad, kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa Ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahiim. Wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad, kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa Ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahiim, fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid. "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."2. Sholawat Nariyah (Tafrijiyah)
Sholawat ini sangat dikenal di kalangan masyarakat muslim, khususnya di Indonesia. Dinamakan Nariyah (berkaitan dengan api) karena konon khasiatnya yang cepat dalam mengabulkan hajat, secepat api membakar. Juga disebut Tafrijiyah (pembuka kesulitan) karena kandungan doanya yang memohon terlepas dari segala kesempitan. Meskipun sanadnya tidak bersambung langsung ke Nabi, para ulama membolehkan pengamalannya karena isinya tidak bertentangan dengan syariat.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ
Allahumma shalli shalatan kamilatan wa sallim salaman tamman 'ala sayyidina Muhammadinil-ladzi tanhallu bihil-'uqadu wa tanfariju bihil-kurabu wa tuqdla bihil-hawa'iju wa tunalu bihir-ragha'ibu wa husnul-khawatimi wa yustasqal-ghamamu biwajhihil-karimi wa 'ala alihi wa shahbihi fi kulli lamhatin wa nafasin bi'adadi kulli ma'lumin lak. "Ya Allah, limpahkanlah sholawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan berkahnya semua kesulitan dapat terurai, semua kesusahan dapat lenyap, semua keperluan dapat terpenuhi, semua keinginan dan akhir yang baik dapat diraih, dan berkat wajahnya yang mulia, hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas, sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh-Mu."3. Sholawat Munjiyat
Sholawat Munjiyat berarti "Sholawat Penyelamat". Sesuai namanya, sholawat ini mengandung doa permohonan agar diselamatkan dari segala macam bencana dan marabahaya, dipenuhi segala hajat, disucikan dari kesalahan, diangkat ke derajat yang tinggi, dan disampaikan kepada puncak segala kebaikan di dunia dan setelah kematian.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِي الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ
Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadin shalaatan tunjiinaa bihaa min jamii'il ahwaali wal aafaat, wa taqdhii lanaa bihaa jamii'al haajaat, wa tuthahhirunaa bihaa min jamii'is sayyi'aat, wa tarfa'unaa bihaa 'indaka a'lad darajaat, wa tuballighunaa bihaa aqshal ghaayaat min jamii'il khairaati fil hayaati wa ba'dal mamaat. "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, dengan suatu sholawat yang dengannya Engkau menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan dari semua bencana; yang dengannya Engkau memenuhi semua kebutuhan kami; yang dengannya Engkau membersihkan kami dari semua keburukan; yang dengannya Engkau mengangkat kami ke derajat tertinggi di sisi-Mu; dan yang dengannya Engkau menyampaikan kami kepada tujuan maksimal dari semua kebaikan, dalam kehidupan dan setelah kematian."4. Sholawat Ringkas (Sholawat Jibril)
Bagi yang memiliki waktu terbatas atau ingin memperbanyak bilangan sholawat dengan lafadz yang singkat, Sholawat Jibril adalah pilihan yang sangat tepat. Meskipun pendek, khasiatnya diyakini sangat besar, terutama untuk membuka pintu rezeki. Redaksinya sangat sederhana.
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد
Shallallāhu ‘alā Muhammad "Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada (Nabi) Muhammad."Membaca sholawat ringkas ini seratus atau bahkan seribu kali setelah sholat tidak akan memakan waktu lama, namun insya Allah akan mendatangkan keberkahan yang melimpah.
Adab dan Waktu Terbaik Bersholawat
Untuk memaksimalkan buah dari amalan sholawat, hendaknya kita juga memperhatikan adab-adabnya. Mengamalkan sesuatu dengan adab yang benar akan meningkatkan kualitas ibadah tersebut di sisi Allah SWT.
Rangkaian Dzikir Setelah Sholat
Waktu terbaik untuk membaca sholawat adalah sebagai bagian dari rangkaian dzikir ma'tsur (yang dicontohkan) setelah sholat fardhu. Urutan yang umum diamalkan adalah:
- Membaca Istighfar (Astaghfirullahal 'adzim) 3 kali.
- Membaca tahlil singkat: "Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah..."
- Membaca doa perlindungan: "Allahumma ajirni minan nar" 7 kali (setelah Subuh & Maghrib).
- Membaca doa keselamatan: "Allahumma antas salam wa minkas salam..."
- Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255).
- Membaca Tasbih (Subhanallah) 33 kali, Tahmid (Alhamdulillah) 33 kali, dan Takbir (Allahu Akbar) 33 kali, lalu digenapkan 100 dengan tahlil.
- Di sinilah letak strategis untuk menyisipkan bacaan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
- Menutup rangkaian dzikir dengan berdoa sesuai hajat dan kebutuhan masing-masing, diawali dan diakhiri kembali dengan pujian kepada Allah dan sholawat.
Adab Lahir dan Batin
- Ikhlas: Niatkan bersholawat murni karena menjalankan perintah Allah dan sebagai wujud cinta kepada Rasulullah SAW, bukan karena tujuan duniawi semata.
- Khusyuk dan Menghayati: Usahakan untuk memahami makna sholawat yang diucapkan. Hadirkan sosok agung Nabi Muhammad SAW dalam benak, rasakan getaran cinta dan kerinduan kepada beliau.
- Suara yang Lembut: Bacalah dengan suara yang lirih dan tidak mengganggu orang lain di sekitar, namun cukup terdengar oleh telinga sendiri untuk menjaga konsentrasi.
- Menghadap Kiblat dan Bersuci: Karena dilakukan setelah sholat, secara otomatis kita sudah dalam keadaan suci dan menghadap kiblat, yang merupakan posisi terbaik untuk berdzikir dan berdoa.
Menjadikan Sholawat Nafas Kehidupan
Meskipun artikel ini berfokus pada sholawat setelah sholat, keagungannya tidak terbatas pada waktu itu saja. Seorang pecinta sejati akan senantiasa menyebut nama kekasihnya di setiap kesempatan. Demikian pula seharusnya kita dengan sholawat. Jadikan ia sebagai dzikir harian yang tak pernah lepas dari lisan.
Perbanyaklah sholawat di hari Jumat, karena amalan kita akan diperlihatkan secara khusus kepada beliau. Ucapkanlah sholawat setiap kali mendengar nama beliau disebut. Basahi lisan dengan sholawat di waktu pagi dan petang, saat hendak tidur, saat memulai pekerjaan, dan di saat-saat senggang. Biarkan sholawat menjadi nafas kehidupan kita, melodi penenang jiwa, dan cahaya yang menerangi setiap langkah.
Sebagai penutup, marilah kita merenung. Sholat adalah tiang agama, dan sholawat kepada Nabi adalah penguat tiang tersebut. Ia adalah penyempurna ibadah, pelengkap doa, dan pembersih jiwa. Dengan istiqomah mengamalkan sholawat setelah sholat, kita tidak hanya menunaikan sebuah sunnah yang agung, tetapi kita sedang menenun sehelai kain cinta yang akan menghubungkan kita dengan sosok manusia termulia, Sayyidina Muhammad SAW, berharap kelak dapat berkumpul bersamanya di surga-Nya. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.