Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang seringkali menyita perhatian dan menguras energi, jiwa manusia merindukan oase ketenangan. Sebuah jeda untuk kembali terhubung dengan Sang Pencipta, sumber segala kedamaian. Salah satu amalan yang menjadi jembatan emas penghubung antara hamba dengan Tuhannya serta Rasul-Nya adalah sholawat. Dari sekian banyak lafal sholawat, terdapat satu yang menduduki posisi paling utama dan paling sempurna, yaitu Sholawat Ibrahimiyah. Mengamalkannya secara rutin, terutama dalam bilangan tertentu seperti wirid sholawat Ibrahimiyah 100x, diyakini membuka pintu-pintu rahmat dan keberkahan yang tak terhingga.
Sholawat ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah doa agung yang diajarkan langsung oleh Baginda Rasulullah SAW kepada para sahabatnya. Keistimewaannya terletak pada penyebutan dua nabi ulul 'azmi, Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS, yang menjadi simbol kesinambungan risalah tauhid. Amalan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari rukun shalat, dibaca pada saat tasyahud akhir, menandakan betapa sentral dan pentingnya kedudukan sholawat ini dalam ibadah seorang muslim. Mari kita selami lebih dalam lafal, makna, serta samudra fadilah yang terkandung di dalam amalan mulia ini.
Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam keutamaannya, sangat penting bagi kita untuk memahami dan menghayati setiap kata dalam Sholawat Ibrahimiyah. Dengan memahami maknanya, getaran spiritual yang dirasakan saat melafalkannya akan menjadi jauh lebih mendalam.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّdٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad, kamaa shollaita 'alaa sayyidinaa ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa ibraahiim, wa baarik 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad, kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa ibraahiim, fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
Gelar sholawat paling sempurna atau afdhal bukanlah klaim tanpa dasar. Status ini berasal langsung dari petunjuk Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, kami telah mengetahui cara mengucapkan salam kepadamu, lalu bagaimana cara kami bersholawat kepadamu?" Beliau kemudian menjawab dengan mengajarkan lafal Sholawat Ibrahimiyah ini. Ini menunjukkan bahwa redaksi sholawat ini adalah wahyu dan petunjuk ilahi, bukan karangan manusia.
Fakta bahwa sholawat ini wajib dibaca dalam setiap shalat, pada saat duduk tasyahud akhir, mengukuhkan posisinya yang tak tertandingi. Shalat adalah tiang agama, dan di dalam pilar utama ibadah inilah Sholawat Ibrahimiyah ditempatkan. Hal ini menjadi isyarat kuat bahwa doa dan permohonan rahmat yang terkandung di dalamnya memiliki bobot spiritual yang luar biasa di sisi Allah SWT.
Untuk benar-benar merasakan khasiat dari amalan sholawat Ibrahimiyah 100x, kita perlu merenungi makna yang terkandung di dalamnya. Setiap frasa adalah lautan hikmah yang menyejukkan jiwa.
Kalimat "Allahumma sholli 'ala sayyidinaa muhammad" adalah inti dari sholawat. Kata "sholli" yang kita terjemahkan sebagai "limpahkanlah rahmat" memiliki makna yang sangat luas. Menurut para ulama, sholawat dari Allah kepada Nabi-Nya berarti pujian-Nya di hadapan para malaikat (al-mala'il a'la), curahan rahmat, pengampunan, serta pengangkatan derajat yang tiada henti. Ketika kita memohonkan ini, sejatinya kita sedang meminta Allah untuk terus-menerus memuliakan Nabi Muhammad SAW. Dan sebagai ganjarannya, Allah akan memuliakan kita.
Penyebutan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya bukanlah sekadar perbandingan biasa. Ini adalah sebuah tawasul dengan kemuliaan yang telah Allah berikan kepada Nabi Ibrahim AS, Sang Khalilullah (Kekasih Allah). Kita memohon kepada Allah, "Ya Allah, sebagaimana Engkau telah menganugerahkan puncak rahmat dan kemuliaan kepada Ibrahim dan keluarganya, maka anugerahkanlah pula rahmat dan kemuliaan yang agung kepada Muhammad dan keluarganya." Ini menunjukkan pengakuan kita akan kesinambungan risalah tauhid dan memuliakan seluruh nabi Allah.
Setelah memohon rahmat, kita memohon barakah atau keberkahan. Berkah berarti ziyadatul khair (bertambahnya kebaikan) dan tsubutuhu (kekalnya kebaikan itu). Kita memohon agar segala kebaikan, kemuliaan, dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW senantiasa tumbuh, berkembang, lestari, dan memberikan manfaat yang abadi bagi seluruh alam. Keberkahan ini juga kita harapkan menular kepada kita sebagai umatnya yang senantiasa bersholawat kepadanya.
Doa agung ini ditutup dengan pengakuan terhadap dua Asmaul Husna, Al-Hamiid (Maha Terpuji) dan Al-Majiid (Maha Mulia). Ini adalah bentuk adab tertinggi dalam berdoa. Kita mengakui bahwa hanya Allah-lah sumber segala pujian. Apapun pujian yang kita berikan kepada Nabi, pada hakikatnya kembali kepada Allah yang telah menciptakannya begitu sempurna. Dan hanya Allah-lah sumber segala kemuliaan. Kemuliaan yang Dia berikan kepada para nabi-Nya adalah bukti kemuliaan-Nya yang tak terbatas.
Menjadikan Sholawat Ibrahimiyah sebagai wirid harian, khususnya dengan jumlah 100 kali, adalah sebuah riyadhah (latihan spiritual) yang memiliki dampak luar biasa. Berikut adalah beberapa fadilah yang dijanjikan bagi mereka yang tekun mengamalkannya.
Dasar dari keutamaan ini adalah hadis sahih yang masyhur: "Barangsiapa yang bersholawat kepadaku sekali, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali." (HR. Muslim). Dengan menggunakan kaidah matematika sederhana, jika satu kali sholawat dibalas dengan sepuluh rahmat, maka mengamalkan sholawat Ibrahimiyah 100x akan mendatangkan 1000 rahmat dari Allah SWT setiap harinya. Rahmat Allah adalah kunci segala kebaikan, meliputi pengampunan dosa, kelapangan rezeki, ketenangan jiwa, dan keselamatan di dunia dan akhirat.
Para ulama mengajarkan adab berdoa yang paling mustajab adalah dengan mengawalinya dengan pujian kepada Allah dan sholawat kepada Nabi, kemudian menyampaikan hajat, dan menutupnya kembali dengan sholawat. Sholawat adalah "sayap" bagi doa. Tanpa sholawat, doa itu akan tertahan di antara langit dan bumi. Dengan membiasakan wirid sholawat Ibrahimiyah 100x, kita sedang membangun fondasi yang kokoh agar setiap doa yang kita panjatkan dapat melesat cepat menembus langit dan sampai ke hadirat Ilahi.
Pada hari di mana tidak ada pertolongan selain pertolongan dari Allah, syafaat dari Rasulullah SAW adalah dambaan setiap mukmin. Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang paling berhak mendapatkan syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku." (HR. Tirmidzi). Menjadikan 100x sholawat Ibrahimiyah sebagai amalan harian adalah ikhtiar nyata untuk mendaftarkan diri kita sebagai orang yang dekat dan dicintai oleh Rasulullah, sehingga layak mendapatkan pertolongan beliau di saat yang paling genting.
Sholawat adalah pembersih spiritual. Dalam hadis lain disebutkan bahwa setiap satu kali sholawat akan menghapuskan sepuluh kesalahan dan mengangkat sepuluh derajat. Dengan merutinkan 100 kali, berarti ada 1000 kesalahan yang berpotensi diampuni dan 1000 tingkatan derajat yang dinaikkan oleh Allah SWT. Ini adalah mekanisme pemurnian jiwa yang sangat efektif, membersihkan hati dari noda-noda dosa dan mengangkat martabat seorang hamba di sisi Tuhannya.
Seorang sahabat, Ubay bin Ka'ab, pernah berkata kepada Rasulullah bahwa ia akan menjadikan seluruh waktu doanya untuk bersholawat. Apa jawaban Rasulullah SAW? "Jika demikian, maka akan dicukupi semua keinginanmu dan akan diampuni dosamu." (HR. Tirmidzi). Hadis ini memberikan isyarat kuat bahwa fokus pada sholawat adalah kunci untuk menenangkan kegelisahan hati dan jalan keluar dari berbagai permasalahan hidup. Ketika lisan dan hati sibuk bersholawat, Allah sendiri yang akan mengambil alih penyelesaian urusan-urusan hamba-Nya.
Keberkahan (barakah) yang kita mohonkan dalam Sholawat Ibrahimiyah tidak hanya bersifat ukhrawi. Ia juga mencakup keberkahan dalam urusan duniawi, termasuk rezeki. Dengan memperbanyak sholawat, kita mengundang rahmat Allah untuk turun ke dalam setiap aspek kehidupan kita. Rezeki yang sedikit bisa terasa cukup dan membawa kebaikan, sementara rezeki yang banyak akan terhindar dari fitnah dan menjadi sarana untuk beribadah. Mengamalkan sholawat Ibrahimiyah 100x setiap pagi dapat menjadi pembuka pintu rezeki yang penuh berkah sepanjang hari.
Sesuatu yang sering disebut akan selalu teringat di hati. Dengan melantunkan nama dan memohonkan rahmat untuk Nabi Muhammad SAW sebanyak 100 kali setiap hari, secara otomatis akan tumbuh benih-benih cinta (mahabbah) yang mendalam kepada beliau. Rasa cinta inilah yang akan memotivasi kita untuk meneladani akhlaknya, mengikuti sunnahnya, dan merindukan pertemuan dengannya. Inilah esensi sejati dari menjadi seorang umat Muhammad.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari amalan ini, ada baiknya kita memperhatikan waktu dan adab dalam melaksanakannya.
Mengamalkan wirid sholawat Ibrahimiyah 100x setiap hari bukanlah sekadar rutinitas spiritual biasa. Ia adalah sebuah investasi untuk kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ia adalah cara kita berkomunikasi dengan langit, mengetuk pintu rahmat Allah, dan menyambungkan tali cinta dengan Baginda Nabi Muhammad SAW.
Di tengah dunia yang penuh dengan ketidakpastian, sholawat adalah pegangan yang pasti. Di saat hati merasa gersang, sholawat adalah penyejuk yang menyegarkan. Dan di saat kita merasa lemah dan penuh dosa, sholawat adalah penghapus dan pengangkat derajat. Marilah kita basahi lisan kita, penuhi hari-hari kita dengan lantunan sholawat termulia ini, dan saksikan bagaimana pintu-pintu kebaikan, keberkahan, dan ketenangan dibukakan oleh Allah SWT, Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia.