Meraih Berkah Melalui Sholawat di Hari Jumat

Ilustrasi kaligrafi Jumat Mubarak dengan siluet masjid

Dalam siklus mingguan umat Islam, hari Jumat menempati posisi yang tiada tandingannya. Ia bukan sekadar penanda akhir pekan, melainkan sebuah hari raya kecil yang sarat dengan keberkahan, ampunan, dan kemuliaan. Disebut sebagai Sayyidul Ayyam atau penghulu segala hari, Jumat adalah panggung agung di mana setiap amal baik dilipatgandakan pahalanya dan setiap doa memiliki peluang lebih besar untuk diijabah. Di antara lautan amalan yang dianjurkan, ada satu permata yang bersinar paling terang di hari istimewa ini: memperbanyak sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

Anjuran ini bukanlah sekadar tradisi, melainkan perintah langsung yang berakar kuat dalam hadis-hadis shahih. Hubungan antara hari Jumat dan sholawat begitu erat, seolah keduanya adalah dua sisi dari satu koin keberkahan. Ketika seorang hamba melantunkan sholawat di hari Jumat, ia tidak hanya sedang berdzikir, tetapi juga sedang mengetuk pintu rahmat Allah yang paling luas, membangun jembatan spiritual langsung kepada Sang Kekasih, Rasulullah SAW. Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk keagungan sholawat di hari Jumat, mulai dari dalil-dalil yang mendasarinya, makna hakikinya, fadhilah yang terkandung di dalamnya, hingga ragam bacaan dan cara mengamalkannya agar menjadi kebiasaan yang berberkah.

Memahami Kedudukan Mulia Hari Jumat

Untuk menyelami dalamnya samudra keutamaan sholawat di hari Jumat, kita perlu terlebih dahulu memahami mengapa hari ini begitu dimuliakan. Keistimewaan Jumat tidaklah datang dari asumsi manusia, melainkan dari penetapan ilahi yang dijelaskan melalui lisan mulia Rasulullah SAW. Beliau bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

"Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula ia dimasukkan ke dalam surga dan pada hari itu ia dikeluarkan darinya. Dan tidak akan terjadi hari kiamat kecuali pada hari Jumat."

Hadis ini secara gamblang memaparkan peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah manusia yang terikat erat dengan hari Jumat. Mulai dari penciptaan bapak umat manusia, Nabi Adam AS, hingga peristiwa akhir zaman, semuanya menjadikan Jumat sebagai saksi bisu. Hal ini menandakan bahwa Jumat memiliki signifikansi kosmik yang melampaui pemahaman biasa. Ia adalah hari refleksi, hari di mana kita diingatkan tentang asal-usul, tujuan hidup, dan akhir perjalanan kita.

Selain itu, keistimewaan lain yang melekat pada hari Jumat adalah adanya satu waktu mustajab, di mana doa seorang hamba yang beriman tidak akan ditolak. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya pada hari Jumat terdapat suatu saat yang tidaklah seorang hamba muslim menepatinya dalam keadaan sedang mendirikan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Allah akan mengabulkannya." Para ulama memiliki berbagai pendapat mengenai kapan tepatnya waktu tersebut, namun pendapat yang paling kuat mengarah pada dua periode: saat khatib duduk di antara dua khutbah, dan setelah shalat Ashar hingga terbenamnya matahari. Inilah jendela langit yang terbuka lebar, mengundang setiap hamba untuk menumpahkan segala harap dan pintanya.

Hubungan Erat Antara Sholawat dan Hari Jumat

Lantas, mengapa di tengah kemuliaan hari Jumat, amalan sholawat mendapatkan penekanan yang begitu kuat? Jawabannya terletak pada sebuah hadis agung yang menjadi landasan utama anjuran ini. Diriwayatkan dari Aus bin Aus radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling utama adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu beliau wafat, pada hari itu ditiup sangkakala, dan pada hari itu semua makhluk pingsan. Maka perbanyaklah sholawat kepadaku pada hari itu, karena sesungguhnya sholawat kalian akan diperlihatkan kepadaku."

Para sahabat pun bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana sholawat kami bisa diperlihatkan kepadamu, padahal engkau telah tiada (hancur)?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi." (HR. Abu Dawud, An-Nasa'i, Ibnu Majah).

Hadis ini membuka sebuah rahasia spiritual yang luar biasa. Sholawat yang kita ucapkan di hari Jumat memiliki jalur khusus. Ia tidak menguap begitu saja, melainkan "disampaikan" dan "diperlihatkan" secara langsung kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Bayangkan, nama kita, beserta ucapan cinta dan salam kita, disebut di hadapan makhluk paling mulia. Ini adalah sebuah kehormatan yang tak ternilai, sebuah koneksi langsung yang melintasi batas ruang dan waktu. Ketika kita bersholawat, kita seakan sedang mengirimkan pesan rindu kepada beliau, dan pesan itu dipastikan sampai.

Keistimewaan ini menjadi motivasi terbesar. Jika pada hari biasa sholawat kita dibalas sepuluh kali lipat oleh Allah, maka di hari Jumat, sholawat kita mendapatkan bonus tambahan berupa presentasi langsung di hadapan Rasulullah. Inilah yang membuat para ulama salaf dan orang-orang shalih berlomba-lomba membasahi lisan mereka dengan sholawat, khususnya pada malam dan hari Jumat, berharap nama mereka termasuk di antara umat yang paling sering dikenang oleh Nabi mereka.

Makna Hakiki di Balik Lantunan Sholawat

Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam fadhilahnya, penting bagi kita untuk merenungkan makna dari sholawat itu sendiri. Sholawat bukan sekadar rangkaian kata tanpa jiwa. Ia adalah sebuah pengakuan, doa, dan ekspresi cinta yang mendalam. Secara bahasa, kata "sholawat" (صلاة) memiliki beberapa makna tergantung pada subjeknya:

  • Sholawat dari Allah kepada Nabi: Berarti pujian, pemuliaan, rahmat, dan keberkahan yang tiada henti dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW di hadapan para malaikat-Nya.
  • Sholawat dari Malaikat kepada Nabi: Berarti permohonan ampun (istighfar) dan doa agar derajat beliau senantiasa ditinggikan.
  • Sholawat dari Umatnya (manusia) kepada Nabi: Berarti sebuah doa dan permohonan kepada Allah agar Dia senantiasa melimpahkan rahmat, kemuliaan, dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.

Ketika kita mengucapkan "Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad," kita pada dasarnya sedang memohon kepada Allah, "Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan pujian teragung-Mu kepada junjungan kami, Nabi Muhammad." Ini adalah bentuk adab tertinggi seorang hamba. Kita menyadari bahwa kita tidak mampu membalas jasa dan pengorbanan Rasulullah SAW. Satu-satunya cara kita berterima kasih adalah dengan memohonkan kepada Sang Pemilik Segala Kemuliaan untuk memuliakan beliau dengan semulia-mulianya pujian.

Sholawat juga merupakan bentuk ketaatan kita kepada perintah Allah SWT dalam Al-Qur'an, Surah Al-Ahzab ayat 56:

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."

Ayat ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan Rasulullah. Allah sendiri, Sang Pencipta, beserta para malaikat-Nya, bersholawat kepada beliau. Kemudian, Allah memerintahkan kita, kaum beriman, untuk ikut serta dalam majelis agung ini. Dengan bersholawat, kita sedang bergabung dengan Allah dan para malaikat dalam memuliakan manusia pilihan-Nya. Sungguh, ini adalah ibadah yang sangat istimewa, di mana kita meneladani perbuatan Allah dan para malaikat-Nya.

Lautan Keutamaan Memperbanyak Sholawat di Hari Jumat

Manfaat dan fadhilah yang didapatkan dari memperbanyak sholawat, terutama di hari Jumat, ibarat samudra tanpa tepi. Setiap tetesnya adalah keberkahan yang akan dirasakan baik di dunia maupun di akhirat. Berikut adalah sebagian dari permata-permata keutamaan tersebut:

1. Mendapat Balasan Sepuluh Kali Lipat dari Allah

Ini adalah keutamaan paling dasar dan paling sering disebutkan. Siapa pun yang bersholawat sekali, Allah akan membalasnya dengan sepuluh kali sholawat (rahmat). Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang bersholawat kepadaku sekali, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali." (HR. Muslim). Bayangkan jika di hari Jumat kita bersholawat 100 kali, maka kita akan mendapatkan 1000 rahmat dari Allah. Jika kita bersholawat 1000 kali, kita akan mendapatkan 10.000 rahmat. Rahmat Allah inilah yang menjadi kunci segala kebaikan, ketenangan, dan keselamatan.

2. Diangkat Derajatnya dan Dihapuskan Kesalahannya

Selain mendapatkan rahmat, sholawat juga berfungsi sebagai pembersih dosa dan peninggi derajat. Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bersholawat kepadanya sepuluh sholawat, menghapus darinya sepuluh kesalahan, dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan." (HR. An-Nasa'i). Ini adalah paket komplit dari sebuah amalan. Dalam satu lantunan, kita mendapatkan tiga keuntungan sekaligus: rahmat, ampunan, dan kemuliaan di sisi Allah SWT. Amalan ini menjadi cara efektif untuk menambal kekurangan dan kesalahan yang kita lakukan setiap hari.

3. Menjadi Sebab Terkabulnya Doa

Sholawat adalah kunci pembuka dan penutup doa. Sebuah doa yang diawali dan diakhiri dengan sholawat memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk dikabulkan. Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu pernah berkata, "Sesungguhnya doa itu terhenti di antara langit dan bumi, tidak akan naik sedikit pun darinya sampai engkau bersholawat kepada Nabimu." Sholawat bertindak sebagai "pengantar" yang membawa doa kita naik menembus lapisan-lapisan langit hingga sampai ke hadirat Allah SWT. Terlebih lagi jika doa itu dipanjatkan pada waktu mustajab di hari Jumat, maka kekuatannya akan berlipat ganda.

4. Meraih Syafa'at Rasulullah di Hari Kiamat

Keuntungan terbesar dari amalan sholawat akan kita rasakan di akhirat kelak. Pada hari di mana tidak ada pertolongan selain pertolongan-Nya, syafa'at (perantaraan) dari Rasulullah SAW adalah harapan terbesar setiap muslim. Beliau bersabda, "Orang yang paling berhak mendapatkan syafa'atku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku." (HR. Tirmidzi). Setiap sholawat yang kita ucapkan di dunia adalah investasi untuk kedekatan kita dengan beliau di akhirat. Semakin banyak sholawat kita, semakin dekat posisi kita dengan beliau, dan semakin besar pula peluang kita untuk mendapatkan naungan syafa'atnya.

5. Dihilangkan Kesusahan dan Diberi Kecukupan

Seorang sahabat bernama Ubay bin Ka'ab pernah bertanya kepada Rasulullah tentang berapa banyak bagian dari doanya yang harus ia alokasikan untuk sholawat. Setelah berdialog, Ubay berkata, "Aku akan menjadikan seluruh doaku untuk bersholawat kepadamu." Apa jawaban Rasulullah? Beliau bersabda, "Jika demikian, maka akan dicukupi kesusahanmu dan akan diampuni dosamu." (HR. Tirmidzi). Hadis ini memberikan sinyal kuat bahwa dengan memfokuskan diri pada sholawat, urusan-urusan duniawi dan kegelisahan hati kita akan diurus langsung oleh Allah SWT. Sholawat menjadi wasilah yang melapangkan kesempitan dan mendatangkan solusi atas segala permasalahan.

6. Menjadi Sebab Ketenangan Jiwa

Mengingat Nabi Muhammad SAW adalah sumber ketenangan. Pribadi beliau yang agung, akhlaknya yang mulia, dan kasih sayangnya yang luar biasa kepada umatnya menjadi oase bagi jiwa yang kering. Dengan bersholawat, kita sedang menyambungkan frekuensi hati kita dengan frekuensi spiritual beliau. Aktivitas ini secara alami akan mendatangkan ketenangan, meredakan kecemasan, dan mengisi hati dengan cahaya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, sholawat adalah terapi jiwa yang paling mujarab.

Ragam Bacaan Sholawat untuk Diamalkan

Ada banyak sekali redaksi sholawat yang diajarkan oleh para ulama. Semuanya baik dan memiliki keutamaannya masing-masing. Memilih mana yang akan dibaca seringkali bergantung pada kemantapan hati dan kemudahan dalam menghafalnya. Berikut beberapa bacaan sholawat yang populer dan bisa diamalkan di hari Jumat.

1. Sholawat Ibrahimiyah

Ini adalah sholawat yang paling utama (afdhal) karena redaksinya diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW dan merupakan bacaan dalam shalat (tahiyat akhir). Karena kesempurnaannya, sholawat ini menjadi pilihan utama bagi banyak orang.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّdِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allahumma sholli 'ala sayyidinaa Muhammad wa 'ala aali sayyidinaa Muhammad, kamaa shollaita 'ala sayyidinaa Ibraahim wa 'ala aali sayyidinaa Ibraahim, wa baarik 'ala sayyidinaa Muhammad wa 'ala aali sayyidinaa Muhammad, kamaa baarokta 'ala sayyidinaa Ibraahim wa 'ala aali sayyidinaa Ibraahim, fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."

2. Sholawat Nariyah (Tafrijiyah)

Sholawat ini sangat populer di kalangan masyarakat Muslim, khususnya di Indonesia. Dikenal sebagai sholawat pelepas kesusahan, banyak yang mengamalkannya ketika menghadapi masalah yang pelik atau memiliki hajat yang besar.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Allahumma sholli sholaatan kaamilatan wasallim salaaman taamman 'ala sayyidinaa Muhammadinil ladzii tanhallu bihil 'uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tuqdhoo bihil hawaa-iju wa tunaalu bihir roghoo-ibu wa husnul khowaatimi wa yustasqol ghomaamu biwajhihil kariimi wa 'ala aalihii wa shohbihii fii kulli lamhatin wa nafasin bi'adadi kulli ma'luumin laka.

"Ya Allah, limpahkanlah sholawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan berkahnya semua kesulitan dapat terurai, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua hajat dapat terpenuhi, dan semua keinginan dan akhir yang baik dapat diraih, serta diturunkannya hujan (rahmat) berkat wajahnya yang mulia, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, dalam setiap kedipan mata dan hembusan nafas, sebanyak bilangan semua yang Engkau ketahui."

3. Sholawat Munjiyat

Namanya berarti "Sholawat Penyelamat". Sesuai namanya, sholawat ini diyakini memiliki fadhilah untuk menyelamatkan pembacanya dari berbagai macam bencana, kesulitan, dan marabahaya.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْاٰفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ

Allahumma sholli 'ala sayyidinaa Muhammadin sholaatan tunjiinaa bihaa min jamii'il ahwaali wal aafaat, wa taqdhii lanaa bihaa jamii'al haajaat, wa tuthahhirunaa bihaa min jamii'is sayyi-aat, wa tarfa'unaa bihaa 'indaka a'lad darajaat, wa tuballighunaa bihaa aqshal ghaayaat min jamii'il khairaati fil hayaati wa ba'dal mamaat.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dengan rahmat itu Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan dari semua bencana. Dengan rahmat itu Engkau akan menunaikan semua hajat kami, Engkau akan membersihkan kami dari semua keburukan, Engkau akan mengangkat kami ke derajat yang paling tinggi di sisi-Mu, dan Engkau akan menyampaikan kami kepada tujuan yang paling jauh dari semua kebaikan, di waktu hidup dan setelah mati."

4. Sholawat Jibril

Ini adalah salah satu bentuk sholawat yang paling singkat, padat, dan mudah dihafal. Meskipun pendek, fadhilahnya diyakini sangat besar, terutama dalam hal membuka pintu rezeki dan mendatangkan rahmat Allah.

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد

Shallallahu 'ala Muhammad.

"Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad."

Karena keringkasannya, sholawat ini sangat cocok untuk diwiridkan dalam jumlah yang banyak, misalnya 1000 kali atau lebih setiap hari, terutama di hari Jumat, tanpa memakan banyak waktu.

Kiat Praktis Mengistiqamahkan Sholawat di Hari Jumat

Mengetahui keutamaannya adalah satu hal, tetapi menjadikannya sebagai amalan rutin adalah tantangan tersendiri. Diperlukan niat yang kuat dan strategi yang cerdas agar kita bisa istiqamah. Berikut beberapa tips praktis:

  1. Tetapkan Target Realistis. Jangan langsung menargetkan 10.000 kali jika belum terbiasa. Mulailah dari jumlah yang ringan, misalnya 100 kali sepanjang hari Jumat. Setelah terbiasa, naikkan target menjadi 300, 500, 1000, dan seterusnya. Konsistensi lebih utama daripada kuantitas sesaat.
  2. Manfaatkan Waktu Luang. Manfaatkan setiap jeda waktu yang ada. Saat dalam perjalanan, menunggu antrean, atau saat istirahat kerja. Alih-alih membuka media sosial, basahi lisan dengan sholawat. Waktu yang tadinya terbuang sia-sia kini menjadi ladang pahala.
  3. Gunakan Alat Bantu. Gunakan tasbih digital atau manual untuk membantu menghitung dan menjaga fokus. Ada juga banyak aplikasi dzikir di ponsel yang bisa digunakan untuk mencatat target harian kita.
  4. Libatkan Keluarga. Ajak pasangan dan anak-anak untuk bersholawat bersama, misalnya setelah shalat Maghrib di malam Jumat atau setelah shalat Subuh. Menciptakan lingkungan yang mendukung akan membuat amalan ini terasa lebih ringan dan menyenangkan.
  5. Pahami dan Hayati Maknanya. Cobalah untuk tidak hanya melafalkan, tetapi juga merenungkan arti dari sholawat yang dibaca. Bayangkan betapa mulianya pribadi Rasulullah dan betapa besar cinta beliau kepada kita. Ini akan membuat sholawat kita lebih berbobot dan khusyuk.
  6. Jadikan Malam Jumat sebagai Awal. Mulailah kebiasaan ini sejak masuk waktu Maghrib pada hari Kamis (malam Jumat). Mengawali lebih awal akan memberikan momentum dan membuat target harian di hari Jumat terasa lebih mudah dicapai.

Kesimpulan: Gerbang Menuju Rahmat Tak Terhingga

Hari Jumat adalah hadiah mingguan dari Allah untuk umat Nabi Muhammad SAW. Ia adalah sebuah oasis di tengah padang pasir rutinitas duniawi, sebuah kesempatan emas untuk mengisi kembali bejana spiritual kita. Di antara sekian banyak pintu kebaikan yang terbuka di hari ini, pintu sholawat adalah salah satu yang paling lebar dan paling mudah diakses oleh siapa saja.

Dengan memperbanyak sholawat di hari Jumat, kita tidak hanya menjalankan sebuah anjuran, tetapi sedang menenun sehelai demi sehelai kain kedekatan kita dengan Rasulullah SAW. Setiap lantunan adalah benang emas yang akan menjadi perhiasan kita di dunia dan penyelamat kita di akhirat. Ia adalah amalan yang ringan di lisan, namun sangat berat dalam timbangan amal. Ia adalah ekspresi cinta yang paling tulus kepada sang pembawa risalah, dan balasan dari cinta itu adalah rahmat, ampunan, syafa'at, dan keberkahan yang mengalir tanpa henti.

Marilah kita jadikan hari Jumat sebagai hari raya sholawat. Mari kita basahi lisan, penuhi waktu, dan getarkan hati kita dengan untaian salam dan rindu kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan wasilah sholawat, Allah SWT berkenan mengangkat segala kesulitan kita, mengampuni segala dosa kita, dan mengumpulkan kita semua bersama Rasulullah SAW di surga-Nya kelak. Amin ya Rabbal 'alamin.

🏠 Kembali ke Homepage