Sholawat Barzanji Lengkap: Sejarah, Teks, dan Makna

Kaligrafi Islam Kaligrafi Islam untuk Sholawat Barzanji

Sholawat Barzanji, yang judul aslinya adalah ‘Iqd al-Jawahir (Kalung Permata), merupakan salah satu karya sastra Islam paling monumental yang mengisahkan perjalanan hidup dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Dikarang dalam bentuk prosa dan puisi yang indah, kitab ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi keagamaan umat Islam di berbagai belahan dunia, terutama di Nusantara. Membaca sholawat barzanji lengkap bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah cara untuk menumbuhkan kecintaan, meneladani akhlak, dan mengharapkan syafaat dari Sang Nabi Akhir Zaman.

Artikel ini akan menyajikan bacaan sholawat barzanji lengkap, mulai dari pembukaan hingga penutup, disertai dengan teks Arab, transliterasi Latin untuk kemudahan pelafalan, serta terjemahan dalam Bahasa Indonesia. Tujuannya adalah agar setiap pembaca dapat meresapi setiap baitnya, memahami maknanya, dan merasakan getaran spiritual yang terkandung di dalamnya.

Sejarah dan Kedudukan Kitab Al-Barzanji

Karya agung ini disusun oleh seorang ulama besar dan ahli sastra dari Madinah, yaitu As-Sayyid Ja'far bin Hasan bin Abdul Karim bin Muhammad bin Rasul Al-Barzanji. Beliau berasal dari keluarga Sa'adah (keturunan Nabi Muhammad SAW) yang masyhur di kota kelahirannya, Madinah Al-Munawwarah. Beliau hidup pada abad ke-18 Masehi dan menjabat sebagai mufti mazhab Syafi'i di kota suci tersebut. Kepakaran beliau tidak hanya terbatas pada ilmu fiqih, tetapi juga dalam bidang sejarah Nabi (sirah) dan sastra Arab, yang terbukti melalui keindahan bahasa dalam kitab Maulid Al-Barzanji ini.

Tujuan utama penyusunan kitab ini adalah untuk membangkitkan kerinduan dan kecintaan umat kepada Rasulullah SAW. Dengan gaya bahasa yang puitis dan mengalir, Sayyid Ja'far Al-Barzanji merangkai kisah hidup Nabi Muhammad dari sebelum kelahirannya, yakni konsep Nur Muhammad, nasab mulianya, detik-detik kelahirannya yang penuh keajaiban, masa kanak-kanak, remaja, hingga diutus menjadi Rasul. Setiap fase kehidupan beliau digambarkan dengan detail yang menyentuh hati, menonjolkan sifat-sifat luhur dan mukjizat yang menyertainya.

Di Indonesia, sholawat barzanji lengkap telah mengakar kuat dalam budaya. Kitab ini sering dibacakan dalam berbagai acara keagamaan, seperti peringatan Maulid Nabi, acara aqiqah (syukuran kelahiran anak), syukuran pernikahan, hingga majelis-majelis sholawat rutin. Tradisi ini dikenal dengan sebutan "Barzanjen" atau "Diba'an", di mana orang-orang berkumpul, melantunkan bait-bait sholawat bersama-sama, yang seringkali diiringi dengan irama rebana, menciptakan suasana yang khusyuk dan penuh kebahagiaan spiritual.

Teks Lengkap Sholawat Barzanji: Arab, Latin, dan Terjemahan

Berikut ini adalah bagian-bagian penting dari bacaan sholawat barzanji lengkap, disajikan secara berurutan agar mudah diikuti dan dihayati.

Rawi Pertama: Permulaan dan Pujian

Bagian ini dibuka dengan pujian kepada Allah SWT, Dzat Yang Maha Tinggi, dan permohonan berkah atas anugerah terindah, yaitu kelahiran Nabi Muhammad SAW.

أَبْتَدِئُ الْإِمْلَاءَ بِاسْمِ الذَّاتِ الْعَلِيَّةِ

Abtadi-ul imlaa-a bismidz-dzaatil ‘aliyyah,

Aku memulai tulisan ini dengan nama Dzat Yang Maha Tinggi,

مُسْتَدِرًّا فَيْضَ الْبَرَكَاتِ عَلَى مَا أَنَالَهُ وَأَوْلَاهُ

Mustadirron faidlol barokaati ‘alaa maa anaalahu wa awlaah,

Memohon limpahan keberkahan atas apa yang telah Dia anugerahkan dan berikan.

وَأُثَنِّي بِحَمْدٍ مَوَارِدُهُ سَائِغَةٌ هَنِيَّةٌ

Wa utsannii bihamdin mawaariduhu saa-ighotun haniyyah,

Aku memuji dengan pujian yang sumbernya selalu mengalir, lezat dan nikmat,

مُمْتَطِيًا مِنَ الشُّكْرِ الْجَمِيْلِ مَطَايَاهُ

Mumtathiyan minasy-syukril jamiili mathooyaah.

Mengendarai rasa syukur yang indah sebagai kendaraannya.

وَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى النُّوْرِ الْمَوْصُوْفِ بِالتَّقَدُّمِ وَالْأَوَّلِيَّةِ

Wa usholli wa usallimu ‘alan-nuuril mawshuufi bit-taqoddumi wal awwaliyyah,

Aku bershalawat dan bersalam kepada cahaya yang disifati dengan kedahuluan dan keawalan,

الْمُنْتَقِلِ فِي الْغُرَرِ الْكَرِيْمَةِ وَالْجِبَاهِ

Al-muntaqili fil-ghuroril kariimati wal jibaah.

Yang berpindah-pindah pada dahi-dahi dan kening-kening yang mulia.

Rawi Kedua: Nasab Mulia Nabi Muhammad SAW

Bagian ini menceritakan silsilah atau garis keturunan Nabi Muhammad SAW yang suci dan terjaga, sampai kepada Nabi Ibrahim AS.

وَبَعْدُ، فَأَقُوْلُ: هُوَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، وَاسْمُهُ شَيْبَةُ الْحَمْدِ، حُمِدَتْ خِصَالُهُ السَّنِيَّةُ

Wa ba'du, fa aquulu: Huwa sayyidunaa Muhammadubnu 'Abdillaahibni 'Abdil Muththolib, wasmuhu Syaibatul hamdi, humidat khishooluhus-saniyyah.

Dan sesudah itu, aku berkata: Beliau adalah junjungan kita, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib, yang namanya adalah Syaibatul Hamdi (orang tua yang terpuji), yang sifat-sifat luhurnya selalu dipuji.

اِبْنُ هَاشِمٍ، وَاسْمُهُ عَمْرُو بْنُ عَبْدِ مَنَافٍ، وَاسْمُهُ الْمُغِيْرَةُ الَّذِيْ يُنْتَمَى الْإِرْتِقَاءُ لِعُلْيَاهُ

IbnI Haasyim, wasmuhu 'Amrubni 'Abdi Manaaf, wasmuhul Mughiirotulladzii yuntamal irtiqoo-u li'ulyaah.

Putra dari Hasyim, yang namanya adalah 'Amr bin Abdi Manaf, yang namanya adalah Al-Mughirah, yang kepadanya puncak ketinggian dinisbatkan.

اِبْنُ قُصَيٍّ، وَاسْمُهُ مُجَمِّعٌ، سُمِيَ بِقُصَيٍّ لِتَقَاصِيْهِ فِيْ بِلَادِ قُضَاعَةَ الْقَصِيَّةِ، إِلَى أَنْ أَعَادَهُ اللهُ تَعَالَى إِلَى الْحَرَمِ الْمُحْتَرَمِ فَحَمَى حِمَاهُ

Ibni Qushoyy, wasmuhu Mujammi', summiya bi-qushoyyin litaqoosyiihi fii bilaadi Qudloo'atal qoshiyyah, ilaa an a'aadahullaahu ta'aalaa ilal haromil muhtaromi fahamaa himaah.

Putra dari Qushay, yang namanya adalah Mujammi', dinamakan Qushay karena keterasingannya di negeri Qudha'ah yang jauh, hingga Allah Ta'ala mengembalikannya ke Tanah Haram yang dimuliakan, lalu ia pun melindunginya.

Rawi Ketiga: Masa Kehamilan Sayyidah Aminah

Kisah menakjubkan saat ibunda Nabi, Sayyidah Aminah, mengandung janin paling mulia. Alam semesta ikut bergembira menyambut kehadiran calon pemimpin para nabi.

وَلَمَّا أَرَادَ اللهُ تَعَالَى إِبْرَازَ حَقِيْقَتِهِ الْمُحَمَّدِيَّةِ، وَإِظْهَارَهُ جِسْمًا وَرُوْحًا بِصُوْرَتِهِ وَمَعْنَاهُ

Wa lammaa arodallaahu ta'aalaa ibrooza haqiiqotihil muhammadiyyah, wa idh-haarohu jisman wa ruuhan bishuuratihi wa ma'naah.

Dan tatkala Allah Ta'ala berkehendak menampakkan hakikat Muhammadiyah, dan menzahirkannya dalam bentuk jasad dan ruh, dengan rupa dan maknanya,

نَقَلَهُ إِلَى مَقَرِّهِ مِنْ صَدَفَةِ آمِنَةَ الزُّهْرِيَّةِ، وَخَصَّهَا الْقَرِيْبُ الْمُجِيْبُ بِأَنْ تَكُوْنَ أُمًّا لِمُصْطَفَاهُ

Naqolahu ilaa maqorrihi min shODafati Aaminataz-zuhriyyah, wa khosh-shohal qoriibul mujiibu bi-an takuuna umman limushthofaah.

Dia memindahkannya ke tempatnya di dalam rahim Aminah Az-Zuhriyah, dan Dzat Yang Maha Dekat lagi Maha Mengabulkan telah mengkhususkannya untuk menjadi ibu bagi hamba pilihan-Nya.

وَنُوْدِيَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ بِحَمْلِهَا لِأَنْوَارِهِ الذَّاتِيَّةِ

Wa nuudiya fis-samaawaati wal ardli bihamlihaa li-anwaarihidz-dzaatiyyah.

Dan diserukanlah di langit dan di bumi tentang kehamilannya yang membawa cahaya-cahaya Dzat (kenabian).

وَصَبَا كُلُّ صَبٍّ لِهُبُوْبِ نَسِيْمِ صَبَاهُ

Wa shobaa kullu shobbin lihubuubi nasiimi shobaah.

Dan setiap pecinta merindukan hembusan angin paginya.

Rawi Keempat: Kelahiran Sang Cahaya Penerang

Bagian ini adalah puncak dari penantian. Mengisahkan detik-detik kelahiran Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan keberkahan dan tanda-tanda kebesaran dari langit dan bumi.

وَلَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ شَهْرَانِ عَلَى مَشْهُوْرِ الْأَقْوَالِ الْمَرْضِيَّةِ

Wa lamma tamma min hamlihi syahrooni 'alaa masyhuuril aqwaalil mardliyyah.

Dan ketika kandungannya genap dua bulan menurut pendapat yang masyhur dan diridhai,

تُوُفِّيَ بِالْمَدِيْنَةِ الْمُنَوَّرَةِ أَبُوْهُ عَبْدُ اللهِ، وَكَانَ قَدِ اجْتَازَ بِأَخْوَالِهِ بَنِيْ عَدِيٍّ مِنَ الطَّائِفَةِ النَّجَّارِيَّةِ

Tuwuffiya bil madiinatil munawwaroti abuuhu 'Abdullaah, wa kaana qodijtaaza bi-akhwaalihi banii 'Adiyyin minath-thoo-ifatin-najjaariyyah.

Wafatlah di Madinah Al-Munawwarah ayahandanya, Abdullah, ketika ia sedang melewati paman-pamannya dari Bani 'Adi dari kabilah An-Najjar.

وَلَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ عَلَى الرَّاجِحِ تِسْعَةُ أَشْهُرٍ قَمَرِيَّةٍ، وَآنَ لِلزَّمَانِ أَنْ يَنْجَلِيَ عَنْهُ صَدَاهُ

Wa lamma tamma min hamlihi 'alar-roojihi tis'atu asyhurin qomariyyah, wa aana liz-zamaani an yanjaliya 'anhu shodaah.

Dan ketika kandungannya telah genap sembilan bulan qamariyah menurut pendapat yang terkuat, dan tibalah masanya bagi zaman untuk menyingkapkan kegelapannya,

حَضَرَ أُمَّهُ لَيْلَةَ مَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ آسِيَةُ وَمَرْيَمُ فِيْ نِسْوَةٍ مِنَ الْحَظِيْرَةِ الْقُدْسِيَّةِ

Hadloro ummahu lailata maulidihisy-syariifi Aasiyatu wa Maryamu fii niswatin minal hadhiirotil qudsiyyah.

Hadir di sisi ibunya pada malam kelahirannya yang mulia, Asiyah dan Maryam beserta para wanita suci dari surga.

وَأَخَذَهَا الْمَخَاضُ، فَوَلَدَتْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُوْرًا يَتَلَأْلَأُ سَنَاهُ

Wa akhodahal makhoodlu, fawala-dathu shollallaahu 'alaihi wa sallama nuuron yatala'la-u sanaah.

Lalu ia merasakan sakit akan melahirkan, maka lahirlah beliau SAW sebagai cahaya yang kemilaunya bersinar terang.

Mahallul Qiyam: Saat Berdiri Menyambut Sang Nabi

Ini adalah bagian yang paling ditunggu-tunggu dalam pembacaan Al-Barzanji. Jamaah akan berdiri sebagai simbol penghormatan dan kegembiraan atas kelahiran Rasulullah SAW, sambil melantunkan bait-bait pujian yang indah.

يَا نَبِي سَلَامْ عَلَيْكَ

يَا نَبِي سَلَامْ عَلَيْكَ ۰۞۰ يَا رَسُوْلْ سَلَامْ عَلَيْكَ

Yaa nabii salaam ‘alaika, Yaa rosuul salaam ‘alaika

Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu, Wahai Rasul, salam sejahtera untukmu.

يَا حَبِيْبْ سَلَامْ عَلَيْكَ ۰۞۰ صَلَوَاتُ اللهْ عَلَيْكَ

Yaa habiib salaam ‘alaika, sholawaatullaah ‘alaika

Wahai Kekasih, salam sejahtera untukmu, Shalawat (rahmat) Allah untukmu.

أَشْرَقَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا ۰۞۰ فَاخْتَفَتْ مِنْهُ الْبُدُوْرُ

Asyroqol badruu ‘alainaa, fakhtafat minhul buduuru

Bulan purnama telah terbit di atas kita, maka sirnalah semua purnama lainnya.

مِثْلَ حُسْنِكَ مَا رَأَيْنَا ۰۞۰ قَطُّ يَا وَجْهَ السُّرُوْرِ

Mitsla husnika maa ro-ainaa, qotthu yaa wajhas-suruuri

Keindahan sepertimu belum pernah kami lihat, sama sekali wahai wajah yang penuh kegembiraan.

أَنْتَ شَمْسٌ أَنْتَ بَدْرٌ ۰۞۰ أَنْتَ نُوْرٌ فَوْقَ نُوْرِ

Anta syamsun anta badrun, anta nuurun fauqo nuurin

Engkau adalah matahari, engkau adalah bulan purnama, engkau adalah cahaya di atas segala cahaya.

أَنْتَ إِكْسِيْرٌ وَغَالِي ۰۞۰ أَنْتَ مِصْبَاحُ الصُّدُوْرِ

Anta iksiirun wa ghoolii, anta mishbaahush-shuduuri

Engkau laksana emas murni yang mahal harganya, Engkaulah pelita yang menerangi setiap hati.

يَا حَبِيْبِيْ يَا مُحَمَّدْ ۰۞۰ يَا عَرُوْسَ الْخَافِقَيْنِ

Yaa habiibii yaa Muhammad, yaa ‘aruusal-khoofiqoini

Wahai Kekasihku, wahai Muhammad, wahai "mempelai" Timur dan Barat (pemimpin semua makhluk).

يَا مُؤَيَّدْ يَا مُمَجَّدْ ۰۞۰ يَا إِمَامَ الْقِبْلَتَيْنِ

Yaa mu-ayyad yaa mumajjad, yaa imaamal qiblataini

Wahai yang dikuatkan (oleh Allah), wahai yang diagungkan, wahai Imam dua kiblat.

Doa Penutup Barzanji

Setelah selesai melantunkan seluruh rawi dan mahallul qiyam, majelis biasanya ditutup dengan doa. Doa ini berisi permohonan ampunan, rahmat, keberkahan, dan harapan untuk bisa berkumpul bersama Nabi Muhammad SAW di surga kelak.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ وَسَلَّمْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin. Allohumma sholli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad. Kamaa shollaita wa sallamta 'alaa sayyidinaa Ibroohiim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibroohiim fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim di seluruh alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ وَنَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِحَبِيْبِكَ الْمُصْطَفَى، وَرَسُوْلِكَ الْمُرْتَضَى، أَنْ تُبَلِّغَنَا مِنْ زِيَارَتِهِ وَزِيَارَةِ حَرَمِهِ الشَّرِيْفِ غَايَةَ الْمُنَى.

Allohumma innaa nas-aluka wa natawassalu ilaika bihabiibikal mushthofaa, wa rosuulikal murtadhoo, an tuballighonaa min ziyaarotihi wa ziyaaroti haromihisy-syariifi ghooyatal munaa.

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon dan bertawassul kepada-Mu dengan perantaraan kekasih-Mu yang terpilih, dan Rasul-Mu yang diridhai, agar Engkau sampaikan kami untuk dapat menziarahinya dan menziarahi tanah haramnya yang mulia sebagai puncak harapan kami.

وَاجْعَلْنَا بِهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ، وَفِي حِزْبِهِ مِنَ الْفَائِزِيْنَ، وَلِشَفَاعَتِهِ مِنَ الْحَاصِلِيْنَ.

Waj'alnaa bihi fid-dunyaa wal aakhiroti minal muqorrobiin, wa fii hizbihi minal faa-iziin, wa lisyafaa'atihi minal haashiliin.

Dan jadikanlah kami dengan perantaraannya di dunia dan di akhirat termasuk orang-orang yang dekat (dengan-Mu), dan dalam golongannya termasuk orang-orang yang beruntung, serta termasuk orang-orang yang memperoleh syafaatnya.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa 'adzaaban-naar. Walhamdu lillaahi robbil 'aalamiin.

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Keutamaan Membaca Sholawat Barzanji

Membaca sholawat barzanji lengkap bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga mengandung banyak keutamaan dan manfaat spiritual. Pertama, ia adalah sarana paling efektif untuk mengenal pribadi Rasulullah SAW. Melalui narasi yang runut, kita diajak menyelami setiap episode kehidupan beliau, memahami perjuangannya, dan meneladani akhlaknya yang mulia. Pengenalan ini akan menumbuhkan benih-benih mahabbah (cinta) yang tulus kepada beliau.

Kedua, melantunkan sholawat kepada Nabi adalah perintah langsung dari Allah SWT yang termaktub dalam Al-Qur'an. Dengan membaca Barzanji, kita tidak hanya bershalawat, tetapi melakukannya dengan cara yang indah dan penuh penghayatan. Setiap pujian yang dilantunkan akan menjadi sebab turunnya rahmat Allah dan menjadi jalan untuk meraih syafaat (pertolongan) Rasulullah SAW di hari kiamat kelak. Orang yang paling banyak bershalawat akan menjadi orang yang paling dekat dengan beliau di akhirat.

Ketiga, majelis pembacaan Barzanji adalah majelis yang penuh berkah. Ketika sekelompok orang berkumpul untuk mengingat dan memuji Nabi Muhammad SAW, para malaikat akan turun mengelilingi mereka, rahmat Allah akan menyelimuti, dan ketenangan akan diturunkan ke dalam hati mereka. Tradisi ini juga menjadi media untuk mempererat tali silaturahmi dan menjaga semangat kebersamaan dalam komunitas Muslim.

Kesimpulannya, sholawat barzanji lengkap adalah warisan tak ternilai yang menghubungkan kita dengan sejarah dan spiritualitas Rasulullah SAW. Ia bukan sekadar buku biografi, melainkan sebuah untaian cinta yang dilantunkan dari generasi ke generasi. Semoga dengan memahami dan mengamalkan isinya, kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW semakin mendalam, dan kita semua tergolong sebagai umatnya yang senantiasa meneladani sunnahnya dan berhak mendapatkan syafaatnya. Amin ya Rabbal 'alamin.

🏠 Kembali ke Homepage