Sholawat Badar: Teks Latin, Arab, Arti, dan Sejarahnya yang Agung
Di antara lautan sholawat yang dilantunkan umat Muslim di seluruh dunia, Sholawat Badar menempati posisi yang istimewa. Gema liriknya yang penuh semangat, doa yang tulus, dan penghormatan yang mendalam kepada Nabi Muhammad SAW serta para pejuang Badar menjadikannya salah satu qasidah yang paling dicintai dan sering didendangkan. Bukan sekadar rangkaian kata indah, Sholawat Badar adalah sebuah monumen spiritual yang merekam jejak sejarah, harapan, dan kekuatan iman yang tak tergoyahkan.
Artikel ini akan membawa Anda menyelami samudra makna Sholawat Badar secara menyeluruh. Kita akan membahas teks lengkapnya dalam tulisan Arab yang otentik, transliterasi Latin untuk kemudahan pelafalan, serta terjemahan bahasa Indonesia yang mendalam. Lebih dari itu, kita akan menelusuri kisah di balik penciptaannya, keagungan Perang Badar yang menjadi inspirasinya, serta fadhilah atau keutamaan yang diyakini terkandung di dalamnya. Mari kita mulai perjalanan spiritual ini untuk memahami mengapa Sholawat Badar terus bergema di hati jutaan umat dari generasi ke generasi.
Teks Lengkap Sholawat Badar: Arab, Latin, dan Terjemahan
Berikut adalah lirik lengkap Sholawat Badar yang disajikan secara berdampingan untuk memudahkan pembacaan, pemahaman, dan penghayatan makna yang terkandung di setiap baitnya.
صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى طـهَ رَسُـوْلِ اللهِ
Shalaatullaah Salaamullaah ‘Alaa Thaaha Rasuulillaah
Rahmat dan keselamatan Allah, semoga tetap tercurah atas Taha (Nabi Muhammad), utusan Allah.
صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى يـس حَبِيْـبِ اللهِ
Shalaatullaah Salaamullaah ‘Alaa Yaa Siin Habiibillaah
Rahmat dan keselamatan Allah, semoga tetap tercurah atas Yasin (Nabi Muhammad), kekasih Allah.
تَوَ سَـلْنَا بِـبِـسْـمِ اللهِ وَبِالْـهَادِى رَسُـوْلِ اللهِ
Tawassalnaa Bibismillaah Wabil Haadi Rasuulillaah
Kami bertawassul (berperantara) dengan nama Allah, dan dengan pemberi petunjuk, Rasulullah.
وَ كُــلِّ مُجَـا هِـدِ لِلّهِ بِاَهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Dan dengan setiap mujahid di jalan Allah, karena berkah para pejuang Badar, ya Allah.
اِلهِـى سَـلِّـمِ اْلا ُمـَّة مِـنَ اْلافـَاتِ وَالنِّـقْـمَةَ
llaahii Sallimil Ummah Minal Aafaati Wanniqmah
Ya Tuhanku, selamatkanlah umat dari bencana dan siksa.
وَمِنْ هَـمٍ وَمِنْ غُـمَّـةٍ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Wamin Hammin Wamin Ghummah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Dan dari kesusahan dan kedukaan, karena berkah para pejuang Badar, ya Allah.
اِلهِى نَجِّـنَا وَاكْـشِـفْ جَـمِيْعَ اَذِ يـَّةٍ وَاصْرِفْ
Ilaahii Najjinaa Waksyif Jamii’a Adziyyatin Wahrif
Ya Tuhanku, selamatkanlah kami dan lenyapkanlah segala penyakit, dan palingkanlah (dari kami).
مَـكَائـدَ الْعِـدَا وَ الطُـفْ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Makaa idal ‘idaa wal thuf Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Tipu daya musuh, dan berlemah-lembutlah, karena berkah para pejuang Badar, ya Allah.
اِلهِـى نَـفِّـسِ الْـكُـرَبَا مِنَ الْعَـاصِيْـنَ وَالْعَطْـبَا
llaahii Naffisil Kurbaa Minal’Ashiina Wal’athbaa
Ya Tuhanku, hilangkanlah segala kesukaran dari orang-orang yang berbuat maksiat dan mereka yang celaka.
وَ كُـلِّ بَـلِـيَّـةٍ وَوَبـَا بِا َهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Wakulli Baliyyatin Wawabaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Dan dari segala cobaan dan wabah penyakit, karena berkah para pejuang Badar, ya Allah.
فَكَــمْ مِنْ رَحْمَةٍ حَصَلَتْ وَكَــمْ مِنْ ذِلَّـةٍ فَصَلَتْ
Fakam Min Rahmatin Washalat Wakam Min Dzillatin Fashalat
Maka berapa banyak rahmat yang telah sampai, dan berapa banyak kehinaan yang telah sirna.
وَكَـمْ مِنْ نِعْمـَةٍ وَصَلَـتْ بِا َهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Wakam Min Ni’matin Washalat Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Dan berapa banyak kenikmatan yang telah tercurah, karena berkah para pejuang Badar, ya Allah.
وَكَـمْ اَغْـنَيْتَ ذَالْعُـمْرِ وَكَـمْ اَوْلَيْـتَ ذَاالْفَـقْـرِ
Wakam Aghnaita Dzal ‘Umri Wakam Autaita Dzal Faqri
Berapa banyak Engkau memberi kekayaan kepada yang panjang usia, dan berapa banyak Engkau memberi karunia kepada yang fakir.
وَكَـمْ عَافَـيْتَ ذِاالْوِذْرِ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Wakam’Aafaita Dzal Wizri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Dan berapa banyak Engkau mengampuni yang berdosa, karena berkah para pejuang Badar, ya Allah.
لَـقَدْ ضَاقَتْ عَلَى الْقَـلْـبِ جَمِـيْعُ اْلاَرْضِ مَعْ رَحْبِ
Laqad Dlaaqat ‘Alal Oalbi Jamii’ul Ardli Ma’ Rahbi
Sungguh telah terasa sempit di dalam hati, seluruh bumi yang luas ini.
فَانْـجِ مِنَ الْبَلاَ الصَّعْبِ بِا َهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Faanju Minal Balaas Sha’bi Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Maka selamatkanlah kami dari bencana yang berat, karena berkah para pejuang Badar, ya Allah.
اَتَيْنَا طَـالِبِى الرِّفْـقِ وَجُـلِّ الْخَـيْرِ وَالسَّـعْدِ
Atainaa Thaalibir Rifdi Wajullil Khairi Was Sa’di
Kami datang memohon pertolongan, dan seluruh kebaikan serta kebahagiaan.
فَوَسِّـعْ مِنْحَـةَ اْلاَيـْدِىْ بِا َهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Fawassi’ Minhatal Aidii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Maka luaskanlah pemberian-Mu, karena berkah para pejuang Badar, ya Allah.
فَـلاَ تَرْدُدْ مَـعَ الْخَـيـْبَةْ بَلِ اجْعَلْـنَا عَلَى الطَّيْبـَةْ
Falaa Tardud Ma’al Khaibah Balij’Alnaa ‘Alath Thaibah
Maka janganlah Engkau tolak kami dengan kekecewaan, bahkan jadikanlah kami orang-orang yang baik.
اَيـَا ذَاالْعِـزِّ وَالْهَـيـْبَةْ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Ayaa Dzal ‘lzzi Wal Haibah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Wahai Dzat yang memiliki kemuliaan dan keagungan, karena berkah para pejuang Badar, ya Allah.
وَ اِنْ تَرْدُدْ فَـمَنْ نَأْتـِىْ بِـنَيـْلِ جَمِيـْعِ حَاجَاتِى
Wain Tardud Faman Na’tii Binaili Jamii’i Haajaati
Dan jika Engkau menolak kami, maka kepada siapakah kami akan datang untuk memperoleh semua hajat kami?
اَيـَا جَـالِى الْمُـلِـمَّـاتِ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Ayaa Jaalil Mulimmaati Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Wahai Dzat yang menghilangkan segala kesulitan, karena berkah para pejuang Badar, ya Allah.
اِلهِـى اغْفِـرِ وَاَكْرِمْنَا بِـنَيـْلِ مـَطَالِبٍ مِنَّا
Ilaahighfir Wa Akrimnaa Binaili Mathaalibin Minnaa
Ya Tuhanku, ampunilah dan muliakanlah kami, dengan tercapainya segala keinginan kami.
وَ دَفْـعِ مَسَـاءَةٍ عَـنَّا بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Wadaf’i Masaa-atin ‘Annaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Dan tertolaknya segala keburukan dari kami, karena berkah para pejuang Badar, ya Allah.
اِلهِـى اَنْتَ ذُوْ لُطْـفٍ وَذُوْ فَضْلٍ وَذُوْ عَطْـفٍ
Ilaahii Anta Dzuu Luthfin Wadzuu Fadhlin Wadzuu ‘Athfin
Ya Tuhanku, Engkaulah yang memiliki kelembutan, karunia, dan belas kasihan.
وَكَـمْ مِنْ كُـرْبـَةٍ تَنْـفِىْ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Wakam Min Kurbatin Tanfii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Dan berapa banyak kesulitan yang Engkau hilangkan, karena berkah para pejuang Badar, ya Allah.
وَصَلِّ عَلىَ النـَّبِىِّ الْبَـرِّ بِـلاَ عَـدٍّ وَلاَ حَصْـرِ
Washalli ‘Alan Nabil Barri Bilaa ‘Addin Walaa Hashri
Dan limpahkanlah shalawat atas Nabi yang baik, tanpa bilangan dan tanpa batas.
وَالِ سَـادَةٍ غُــــرِّ بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
Wa Aali Saadatin Ghurri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Dan atas keluarga serta para sayyid yang mulia, karena berkah para pejuang Badar, ya Allah.
Sejarah Agung di Balik Lahirnya Sholawat Badar
Sholawat Badar tidak lahir dari ruang hampa. Ia adalah buah dari keprihatinan, spiritualitas, dan kecintaan mendalam terhadap sejarah Islam. Qasidah monumental ini digubah oleh seorang ulama kharismatik dari Indonesia, yaitu KH. Ali Manshur Shiddiq dari Tuban, Jawa Timur. Beliau merupakan cucu dari KH. Muhammad Shiddiq Jember, seorang ulama besar pada masanya.
Kisah penciptaannya sangat erat kaitannya dengan kondisi sosial-politik Indonesia pada sekitar awal tahun 1960-an. Saat itu, situasi negara sedang bergejolak. Pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) terasa sangat kuat, dan banyak ulama serta santri merasakan tekanan dan ancaman. Dalam suasana yang penuh ketidakpastian dan kekhawatiran tersebut, KH. Ali Manshur merasakan kegelisahan yang mendalam.
Suatu malam, setelah melalui perenungan dan munajat kepada Allah SWT, beliau tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya, beliau melihat para pejuang Perang Badar (Ahlul Badr) datang dengan gagah berani. Di mimpi yang lain, beliau seakan-akan "didikte" oleh sosok berjubah putih untuk menuliskan syair-syair pujian. Terinspirasi oleh mimpi-mimpi tersebut dan didorong oleh semangat untuk membangkitkan kembali heroisme serta memohon pertolongan Allah melalui wasilah para kekasih-Nya, KH. Ali Manshur pun mulai menuliskan lirik Sholawat Badar.
Nama-nama Ahlul Badr sengaja beliau masukkan ke dalam syair sebagai bentuk tawassul (permohonan kepada Allah dengan perantara kemuliaan hamba-Nya), mengharapkan keberkahan dan kekuatan spiritual dari para syuhada yang telah dijamin kemuliaannya oleh Allah SWT.
Sholawat ini kemudian dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut, dari satu majelis ke majelis lainnya. Kekuatan liriknya yang membangkitkan semangat, doanya yang relevan dengan kondisi zaman, dan melodinya yang syahdu membuatnya mudah diterima oleh masyarakat luas, khususnya di kalangan warga Nahdliyin. Sholawat Badar menjadi semacam "lagu kebangsaan spiritual" yang memberikan ketenangan dan harapan di tengah badai politik yang melanda.
Makna Mendalam di Balik Setiap Bait Sholawat Badar
Setiap bait dalam Sholawat Badar mengandung makna yang sangat dalam, merupakan perpaduan antara pujian, doa, dan harapan. Mari kita bedah beberapa bagian penting dari sholawat ini.
Bait Pembuka: Sanjungan kepada Sang Kekasih
"Shalaatullaah Salaamullaah ‘Alaa Thaaha Rasuulillaah, Shalaatullaah Salaamullaah ‘Alaa Yaa Siin Habiibillaah"
Bagian pembuka ini adalah inti dari segala sholawat. Ia berisi permohonan rahmat (shalat) dan keselamatan (salam) kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Penggunaan gelar "Thaha" dan "Yasin", yang merupakan nama-nama surat dalam Al-Qur'an, menunjukkan penghormatan yang luar biasa. Thaha dan Yasin sering ditafsirkan oleh para ulama sebagai panggilan mulia untuk Rasulullah. Sebutan "Rasulillah" (Utusan Allah) dan "Habibillah" (Kekasih Allah) menegaskan posisi beliau yang sentral dalam keimanan seorang Muslim.
Bait Tawassul: Memohon Melalui Perantara Mulia
"Tawassalnaa Bibismillaah Wabil Haadi Rasuulillaah, Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah"
Inilah kunci dari Sholawat Badar. Konsep tawassul, yaitu menjadikan amal saleh atau kemuliaan seseorang sebagai perantara dalam berdoa kepada Allah, sangat kental di sini. Penggubah sholawat ini mengajarkan kita untuk memulai doa dengan menyebut Asma Allah (Bismillah), kemudian bertawassul dengan kemuliaan Sang Pemberi Petunjuk, Rasulullah SAW. Puncaknya adalah bertawassul dengan "Ahlil Badr" atau para pejuang Badar. Mengapa mereka? Karena Allah SWT sendiri telah memuliakan mereka secara khusus. Kemenangan mereka adalah bukti nyata pertolongan Allah, dan pengorbanan mereka adalah puncak ketakwaan.
Bait Doa dan Permohonan: Mencakup Segala Aspek Kehidupan
Mulai dari bait "Ilaahii Sallimil Ummah" hingga akhir, sholawat ini berisi rentetan doa yang sangat komprehensif. Permohonan tersebut mencakup:
- Keselamatan Umat (Sallimil Ummah): Doa untuk keselamatan seluruh komunitas Muslim dari berbagai bencana (aafaat), siksa (niqmah), kesusahan (hammin), dan kedukaan (ghummah).
- Perlindungan dari Kejahatan (Najjinaa Waksyif): Permohonan untuk diselamatkan dan dilindungi dari segala macam penyakit (adziyyah) dan tipu daya musuh (makaa idal 'idaa).
- Pelepasan dari Kesulitan (Naffisil Kurbaa): Doa agar Allah mengangkat kesulitan, terutama dari mereka yang terjerumus dalam maksiat, serta perlindungan dari segala cobaan (baliyyah) dan wabah (wabaa).
- Permohonan Rahmat dan Karunia (Fakam Min Rahmatin): Pengakuan bahwa begitu banyak rahmat, nikmat, ampunan, dan karunia yang Allah limpahkan berkat kemuliaan para pejuang Badar.
- Kelapangan Hati dan Rezeki (Atainaa Thaalibir Rifdi): Doa agar diberi kelapangan dari kesempitan hati, diluaskan rezeki, dan tidak ditolak dengan tangan hampa.
Bait Penutup: Puncak Pengharapan dan Sholawat Abadi
"Ilaahighfir Wa Akrimnaa... Washalli ‘Alan Nabil Barri..."
Bagian akhir ini adalah puncak dari kerendahan hati seorang hamba. Ada pengakuan bahwa jika Allah menolak doa ini, tidak ada lagi tempat untuk berharap. Diakhiri dengan permohonan ampunan (ighfir), kemuliaan (akrimnaa), dan terkabulnya hajat. Sholawat ditutup dengan kembali melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya yang mulia, sebuah penutup yang sempurna untuk sebuah doa yang agung.
Kisah Heroik Perang Badar: Inspirasi Abadi Sholawat
Untuk memahami jiwa dari Sholawat Badar, kita harus kembali menengok peristiwa yang menjadi sumber inspirasinya: Perang Badar Al-Kubra. Perang ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah dan merupakan pertempuran besar pertama antara kaum Muslimin Madinah dengan kaum musyrikin Quraisy Makkah.
Latar Belakang dan Ketidakseimbangan Kekuatan
Perang ini dipicu oleh upaya kaum Muslimin untuk mencegat kafilah dagang Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan, sebagai balasan atas perampasan harta benda mereka yang ditinggalkan di Makkah saat hijrah. Namun, Abu Sufyan berhasil lolos dan meminta bantuan ke Makkah. Quraisy pun mengirimkan pasukan besar yang lengkap persenjataannya.
Kondisi di pihak Muslimin sangat kontras. Jumlah mereka hanya sekitar 313 orang, dengan perlengkapan seadanya. Banyak di antara mereka yang hanya berjalan kaki, dengan dua atau tiga orang bergantian menunggangi satu unta. Sementara itu, pasukan Quraisy berjumlah sekitar 1.000 orang, dengan kavaleri kuda, ratusan unta, dan persenjataan lengkap. Secara logika manusia, pertempuran ini tampak mustahil untuk dimenangkan.
Doa Rasulullah dan Pertolongan Langit
Melihat ketidakseimbangan yang luar biasa ini, Rasulullah SAW menghabiskan malam sebelum pertempuran dengan berdoa tanpa henti. Beliau mengangkat tangannya tinggi-tinggi, bermunajat dengan penuh kesungguhan, "Ya Allah, jika golongan ini (kaum Muslimin) binasa pada hari ini, maka Engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi ini."
Allah SWT menjawab doa Rasul-Nya. Pertolongan langit pun turun. Allah mengirimkan hujan untuk menenangkan debu dan memadatkan pasir di pihak Muslimin, sekaligus membuat area musuh becek dan licin. Yang lebih dahsyat lagi, Allah menurunkan ribuan malaikat untuk ikut bertempur di sisi kaum Muslimin, sebagaimana diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Al-Anfal ayat 9.
Kemenangan Gemilang
Dengan iman yang membara dan pertolongan langsung dari Allah, pasukan Muslimin yang kecil berhasil memporak-porandakan pasukan Quraisy yang jauh lebih besar. Para pemimpin Quraisy, seperti Abu Jahal, Utbah bin Rabi'ah, dan Umayyah bin Khalaf, tewas dalam pertempuran ini. Kemenangan di Badar bukan sekadar kemenangan militer; ia adalah pembuktian kebenaran risalah Islam, titik balik yang mengukuhkan posisi kaum Muslimin, dan sebuah pelajaran abadi bahwa kemenangan sejati datangnya dari Allah SWT, bukan dari jumlah atau kekuatan material.
Semangat inilah yang coba ditangkap dan disalurkan melalui Sholawat Badar. Dengan menyebut "Ahlul Badr", kita tidak hanya mengenang mereka, tetapi juga memohon agar spirit ketakwaan, keberanian, dan keyakinan akan pertolongan Allah yang mereka miliki bisa menginspirasi kita dalam menghadapi "perang badar" dalam kehidupan kita masing-masing.
Fadhilah dan Keutamaan Mengamalkan Sholawat Badar
Meskipun tidak ada hadis spesifik yang menyebutkan keutamaan Sholawat Badar secara langsung (karena sholawat ini digubah jauh setelah zaman Nabi), para ulama dan kaum Muslimin meyakini bahwa mengamalkannya membawa banyak kebaikan dan keberkahan. Fadhilah ini berasal dari esensi sholawat itu sendiri, yaitu:
- Mendapatkan Syafaat Rasulullah SAW: Inti dari setiap sholawat adalah pujian kepada Nabi. Barangsiapa yang banyak bersholawat, maka ia akan menjadi orang yang paling dekat dengan Rasulullah SAW di hari kiamat dan berhak atas syafaatnya.
- Sebagai Wasilah Terkabulnya Doa: Sholawat Badar adalah untaian doa yang agung. Mengamalkannya, terutama dengan memahami maknanya, adalah salah satu cara terbaik untuk memohon kepada Allah. Terlebih, di dalamnya terdapat tawassul dengan pribadi-pribadi mulia yang dicintai Allah.
- Benteng Diri dari Musibah dan Kesulitan: Lirik sholawat ini secara eksplisit memohon perlindungan dari berbagai bencana, wabah, fitnah, dan tipu daya musuh. Banyak orang yang mengamalkannya merasakan ketenangan jiwa dan merasa terlindungi dari hal-hal buruk.
- Membangkitkan Semangat Juang: Mengingat kisah heroik Perang Badar dapat membangkitkan semangat dalam menghadapi tantangan hidup. Ia mengajarkan bahwa dengan pertolongan Allah, segala kesulitan dapat diatasi.
- Mendatangkan Rahmat dan Keberkahan: Allah berfirman bahwa Dia dan para malaikat-Nya bersholawat kepada Nabi. Perintah untuk bersholawat kepada kaum beriman adalah ajakan untuk bergabung dalam "pujian langit" ini. Setiap satu sholawat akan dibalas oleh Allah dengan sepuluh rahmat.
Sholawat Badar biasa dilantunkan dalam berbagai acara keagamaan, seperti maulid nabi, isra' mi'raj, pengajian, hingga sebagai wirid harian. Iramanya yang syahdu dan penuh semangat membuatnya sangat cocok untuk dibaca bersama-sama, memperkuat ikatan ukhuwah dan spiritualitas jamaah.
Kesimpulan
Sholawat Badar lebih dari sekadar alunan nada dan lirik. Ia adalah sebuah kapsul waktu spiritual yang membawa kita kembali ke salah satu momen paling menentukan dalam sejarah Islam. Ia adalah cerminan dari kecintaan seorang ulama Nusantara kepada Rasulullah dan para sahabatnya. Ia adalah untaian doa yang merangkum segala harapan dan permohonan seorang hamba kepada Tuhannya.
Dengan memahami teks latin dan artinya, menelusuri sejarah di baliknya, serta meresapi spirit Perang Badar yang menjadi ruhnya, kita dapat melantunkan Sholawat Badar dengan penghayatan yang lebih mendalam. Semoga dengan mengamalkannya, kita senantiasa terhubung dengan Rasulullah SAW, mendapatkan keberkahan dari para pejuang Badar, dan selalu berada dalam naungan rahmat serta perlindungan Allah SWT dalam menghadapi setiap episode kehidupan. Aamiin.