Memahami Hakikat Sholawat
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, jiwa manusia seringkali merindukan ketenangan, sebuah jeda untuk terhubung kembali dengan sumber kedamaian sejati. Bagi seorang Muslim, salah satu jembatan terindah untuk mencapai ketenangan itu adalah melalui amalan lisan dan hati yang disebut sholawat. Namun, sholawat adalah lebih dari sekadar rangkaian kata-kata; ia adalah denyut nadi kecintaan, ekspresi kerinduan, dan sebuah kunci pembuka pintu-pintu rahmat ilahi. Ia adalah pengakuan atas agungnya sosok panutan, Nabi Muhammad ﷺ, dan sekaligus permohonan agar kemuliaan senantiasa tercurah kepadanya.
Memahami sholawat secara mendalam berarti menyelami lautan makna spiritual yang menghubungkan seorang hamba dengan Allah SWT dan Rasul-Nya. Ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah dialog batin yang berkelanjutan, sebuah afirmasi cinta yang diulang-ulang hingga meresap ke dalam sanubari. Artikel ini akan mengupas secara tuntas apa itu sholawat, mulai dari definisinya yang paling mendasar, landasan hukumnya dalam Al-Qur'an dan Hadits, ragam jenisnya, hingga keutamaan dan manfaat luar biasa yang terkandung di dalamnya bagi kehidupan seorang mukmin di dunia dan akhirat.
Definisi dan Makna Mendasar Sholawat
Untuk memahami esensi sholawat, kita perlu membedahnya dari dua perspektif utama: bahasa (etimologi) dan istilah syar'i (terminologi). Kedua pendekatan ini saling melengkapi untuk memberikan gambaran utuh tentang betapa agungnya amalan ini.
Makna Secara Bahasa (Etimologi)
Kata "sholawat" (صَلَوَات) adalah bentuk jamak dari kata "sholah" (صَلَاة). Dalam bahasa Arab, kata "sholah" memiliki beberapa makna inti, di antaranya adalah doa, rahmat, berkah, kemuliaan, dan pujian. Fleksibilitas makna ini sangat penting karena ia mencerminkan bagaimana sholawat bekerja dari berbagai arah. Ketika kita bersholawat, kita sedang "berdoa". Ketika Allah bersholawat, Dia sedang mencurahkan "rahmat" dan "pujian". Ketika para malaikat bersholawat, mereka "memohonkan ampunan". Semua makna ini terangkum dalam satu kata yang kaya.
Jadi, secara harfiah, ketika seorang hamba mengucapkan sholawat, ia sedang melantunkan doa dan permohonan agar Allah SWT melimpahkan rahmat, keberkahan, dan kemuliaan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Ini adalah bentuk timbal balik cinta dan terima kasih atas jasa beliau yang tak terhingga dalam menyampaikan risalah Islam.
Makna Secara Istilah (Terminologi)
Dalam konteks syariat Islam, makna sholawat menjadi lebih spesifik tergantung pada siapa yang mengucapkannya. Para ulama merincinya menjadi tiga tingkatan:
- Sholawat dari Allah SWT kepada Nabi: Jika sholawat datang dari Allah, maknanya adalah pujian, pemuliaan (tasyrif), pengagungan, dan curahan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad ﷺ di hadapan para malaikat-Nya yang mulia (al-mala'ul a'la). Ini adalah bentuk penghormatan tertinggi dari Sang Pencipta kepada makhluk termulia-Nya.
- Sholawat dari Para Malaikat kepada Nabi: Jika sholawat datang dari para malaikat, maknanya adalah doa dan permohonan ampunan (istighfar) kepada Allah SWT untuk Nabi Muhammad ﷺ. Ini menunjukkan betapa para penghuni langit pun turut serta dalam memuliakan dan mendoakan sang Rasul.
- Sholawat dari Manusia (Umat Islam) kepada Nabi: Jika sholawat datang dari kita, umatnya, maka maknanya adalah sebuah doa dan permohonan (du'a wa talab) kepada Allah agar Dia senantiasa melimpahkan rahmat, salam, keberkahan, dan kemuliaan kepada Baginda Nabi Muhammad ﷺ beserta keluarga dan para pengikutnya. Ini adalah wujud ketaatan, cinta (mahabbah), penghormatan (ta'zhim), dan pengakuan atas kenabiannya.
Dengan demikian, sholawat adalah sebuah harmoni pujian dan doa yang menggema di seluruh alam semesta. Dimulai dari Allah SWT, disambut oleh para malaikat, dan diikuti oleh seluruh umat beriman di muka bumi. Ini bukanlah amalan biasa, melainkan partisipasi dalam sebuah konser pujian surgawi yang abadi.
Landasan Hukum dan Dalil Mengenai Sholawat
Perintah untuk bersholawat bukanlah anjuran biasa, melainkan sebuah perintah langsung dari Allah SWT yang termaktub dengan jelas dalam Al-Qur'an dan diperkuat oleh sabda-sabda Rasulullah ﷺ dalam banyak hadits. Ini menunjukkan betapa penting dan utamanya kedudukan amalan ini dalam Islam.
Dalil dari Al-Qur'an
Satu-satunya ayat yang secara eksplisit dan tegas memerintahkan orang-orang beriman untuk bersholawat kepada Nabi adalah firman Allah SWT dalam Surah Al-Ahzab ayat 56. Ayat ini menjadi fondasi utama bagi seluruh amalan sholawat.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
"Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā." "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56)
Ayat ini memiliki beberapa poin penting. Pertama, Allah memulai dengan memberitahu kita bahwa Dia sendiri dan para malaikat-Nya bersholawat kepada Nabi. Ini adalah sebuah pengantar yang luar biasa agung, seakan-akan Allah berkata, "Ikutlah Aku dan para malaikat-Ku dalam memuliakan hamba-Ku yang tercinta ini." Kedua, perintah ini ditujukan langsung kepada "orang-orang yang beriman" (yā ayyuhallażīna āmanụ), menjadikannya sebagai salah satu ciri dan konsekuensi dari keimanan itu sendiri. Ketiga, perintahnya menggunakan bentuk kata kerja perintah (fi'il amr), "ṣallụ" (bersholawatlah) dan "sallimụ" (ucapkanlah salam), yang menunjukkan suatu kewajiban. Para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai hukumnya, apakah wajib sekali seumur hidup, wajib setiap kali nama Nabi disebut, atau sunnah muakkadah (sangat dianjurkan), namun semuanya sepakat akan keagungan perintah ini.
Dalil dari Hadits
Rasulullah ﷺ dalam banyak kesempatan menjelaskan lebih lanjut tentang keutamaan, cara, dan dampak dari bersholawat. Hadits-hadits ini menjadi penjelas dan motivator utama bagi umat Islam untuk memperbanyak sholawat.
1. Hadits tentang Balasan Berlipat Ganda
Salah satu hadits yang paling populer dan memotivasi diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
"Man ṣallā 'alayya ṣalātan wāḥidatan, ṣallallāhu 'alaihi 'asyrā." "Barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bersholawat (memberi rahmat) kepadanya sepuluh kali." (HR. Muslim)
Hadits ini adalah sebuah "investasi spiritual" yang luar biasa. Dengan satu ucapan sederhana yang tulus, kita mendapatkan sepuluh rahmat langsung dari Allah SWT. Ini menunjukkan betapa Allah sangat menghargai dan memuliakan usaha hamba-Nya dalam menghormati Nabi-Nya.
2. Hadits tentang Manusia yang Paling Utama di Sisi Nabi
Dalam hadits riwayat Imam At-Tirmidzi, Rasulullah ﷺ memberikan kabar gembira mengenai kedekatan dengan beliau di hari kiamat:
أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً
"Awlan-nāsi bī yaumal-qiyāmati akṡaruhum 'alayya ṣalātan." "Orang yang paling utama (dekat) denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bersholawat kepadaku." (HR. At-Tirmidzi, dihasankan oleh Syekh Al-Albani)
Hadits ini menegaskan bahwa kuantitas sholawat, yang tentunya diiringi dengan kualitas (ketulusan), menjadi salah satu tolok ukur kedekatan seorang umat dengan Nabinya di hari yang paling menentukan.
3. Hadits tentang Orang yang Bakhil (Pelit)
Sebaliknya, Rasulullah ﷺ juga memberikan peringatan keras bagi mereka yang enggan bersholawat ketika nama beliau disebut. Ini menunjukkan betapa tercelanya sikap abai terhadap perintah mulia ini.
الْبَخِيلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
"Al-bakhīlu man żukirtu 'indahụ fa lam yuṣalli 'alayya." "Orang yang bakhil (pelit) adalah orang yang ketika namaku disebut di sisinya, ia tidak bersholawat kepadaku." (HR. At-Tirmidzi)
Disebut "bakhil" karena ia pelit untuk memberikan doa kepada sosok yang menjadi sebab ia mengenal hidayah dan keimanan. Padahal, doa tersebut pada hakikatnya akan kembali kepadanya dengan balasan yang jauh lebih besar.
Jenis-jenis Sholawat yang Populer
Secara umum, para ulama membagi sholawat menjadi dua kategori besar: Sholawat Ma'tsurah dan Sholawat Ghairu Ma'tsurah. Memahami perbedaan keduanya penting untuk mengetahui mana yang paling utama dan bagaimana menyikapi berbagai lafaz sholawat yang ada di masyarakat.
1. Sholawat Ma'tsurah
Sholawat Ma'tsurah adalah sholawat yang lafaz (redaksi) dan susunan kalimatnya berasal langsung dari ajaran Rasulullah ﷺ, baik yang beliau ajarkan kepada para sahabatnya maupun yang terdapat dalam doa-doa beliau. Sholawat jenis ini dianggap sebagai yang paling utama dan paling afdhal karena bersumber langsung dari wahyu atau lisan mulia Nabi. Di antara sholawat ma'tsurah yang paling terkenal adalah:
Sholawat Ibrahimiyah
Ini adalah "raja" dari segala sholawat. Sholawat Ibrahimiyah adalah lafaz yang kita baca dalam tasyahud akhir (tahiyat akhir) pada setiap sholat. Karena dibaca dalam rukun sholat, kedudukannya menjadi sangat istimewa. Lafaznya adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
"Allahumma ṣalli 'alā Muhammad wa 'alā āli Muhammad, kamā ṣallaita 'alā Ibrāhīm wa 'alā āli Ibrāhīm, innaka Ḥamīdum Majīd. Allahumma bārik 'alā Muhammad wa 'alā āli Muhammad, kamā bārakta 'alā Ibrāhīm wa 'alā āli Ibrāhīm, innaka Ḥamīdum Majīd." "Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah berkah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
Sholawat ini menggabungkan penyebutan dua nabi Ulul Azmi yang agung, Nabi Muhammad ﷺ dan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, bapak para nabi. Ini menunjukkan hubungan spiritual yang kuat di antara para utusan Allah.
2. Sholawat Ghairu Ma'tsurah
Sholawat Ghairu Ma'tsurah adalah sholawat yang redaksinya disusun oleh para sahabat, tabi'in, para ulama, waliyullah, atau orang-orang saleh. Sholawat ini tidak diajarkan langsung oleh Nabi, namun isinya tetap mengandung pujian, doa, dan penghormatan kepada beliau. Selama maknanya tidak menyimpang dari akidah Islam dan tidak mengandung unsur kesyirikan atau berlebih-lebihan, maka para ulama memperbolehkan pengamalannya.
Sholawat jenis ini seringkali memiliki fadhilah atau keutamaan khusus yang diyakini oleh para penyusunnya berdasarkan pengalaman spiritual atau ilham. Beberapa contoh yang sangat populer di dunia Islam, termasuk di Indonesia, antara lain:
Sholawat Nariyah (Tafrijiyah)
Dikenal juga sebagai Sholawat Tafrijiyah (pembuka kesulitan), sholawat ini sangat masyhur di kalangan pesantren dan majelis-majelis zikir. Diyakini memiliki keutamaan untuk melapangkan kesusahan dan mengabulkan hajat.
Sholawat Munjiyat
Secara bahasa, "Munjiyat" berarti penyelamat. Sholawat ini diyakini sebagai wasilah (perantara doa) untuk memohon keselamatan dari berbagai macam bencana, kesulitan, dan marabahaya.
Sholawat Tibbil Qulub
Dikenal juga sebagai sholawat "penyembuh hati" atau sholawat Syifa (penawar). Sholawat ini sering dibaca sebagai doa untuk memohon kesembuhan, baik penyakit fisik maupun penyakit rohani (hati).
Sholawat Fatih
"Al-Fatih" berarti sang pembuka. Sholawat ini diyakini memiliki keutamaan untuk membuka pintu-pintu rahmat, rezeki, ilmu, dan berbagai kebuntuan dalam hidup.
Sholawat Badar
Sholawat ini sejatinya adalah sebuah qasidah (syair pujian) yang berisi tawasul (menjadikan perantara) dengan nama Nabi Muhammad ﷺ dan para pejuang Badar. Isinya memohon kepada Allah agar diselamatkan dari segala marabahaya berkat kemuliaan mereka. Sholawat ini memiliki nuansa historis dan semangat perjuangan yang kuat.
Penting untuk diingat bahwa sholawat Ghairu Ma'tsurah adalah hasil ijtihad dan ekspresi cinta para ulama. Kedudukannya tidak bisa menyamai Sholawat Ma'tsurah seperti Sholawat Ibrahimiyah. Namun, mengamalkannya sebagai bentuk variasi dalam berzikir dan sebagai wujud kecintaan kepada Nabi adalah hal yang baik dan diperbolehkan oleh mayoritas ulama Ahlussunnah wal Jama'ah.
Keutamaan dan Manfaat Agung Bersholawat
Amalan sholawat bukan sekadar penggugur kewajiban, melainkan sebuah samudra keutamaan yang tak bertepi. Manfaatnya tidak hanya dirasakan di akhirat kelak, tetapi juga memberikan dampak positif yang nyata dalam kehidupan sehari-hari di dunia. Berikut adalah sebagian dari keutamaan dan manfaat agung bersholawat:
1. Melaksanakan Perintah Allah SWT
Keutamaan tertinggi dari setiap ibadah adalah ketaatan. Dengan bersholawat, kita secara langsung menjalankan perintah Allah SWT yang tertera dalam QS. Al-Ahzab: 56. Ini adalah bentuk kepatuhan dan pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya.
2. Mendapatkan Sepuluh Rahmat dari Allah
Seperti yang disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim, setiap satu kali sholawat akan dibalas dengan sepuluh kali rahmat dari Allah. Rahmat Allah adalah sumber dari segala kebaikan, ketenangan, dan keberkahan dalam hidup.
3. Diangkat Derajatnya dan Dihapus Kesalahannya
Dalam riwayat lain, Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah akan menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan." (HR. An-Nasa'i). Ini adalah paket lengkap: pahala bertambah, dosa berkurang, dan kedudukan di sisi Allah semakin tinggi.
4. Menjadi Sebab Terkabulnya Doa
Salah satu adab dalam berdoa adalah memulainya dengan pujian kepada Allah dan sholawat kepada Nabi, serta mengakhirinya dengan hal yang sama. Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berkata, "Sesungguhnya doa itu tertahan di antara langit dan bumi, tidak akan naik sedikit pun darinya sampai engkau bersholawat kepada Nabimu." Sholawat menjadi semacam "kunci" yang membuka pintu langit bagi doa-doa kita.
5. Meraih Syafa'at Rasulullah ﷺ di Hari Kiamat
Ini adalah harapan terbesar setiap Muslim. Syafa'at (pertolongan) dari Rasulullah ﷺ di hari kiamat adalah penyelamat di saat tidak ada pertolongan lain. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa orang yang paling berhak mendapatkan syafa'atnya adalah yang paling banyak bersholawat kepadanya. Sholawat adalah cara kita "menabung" hak untuk mendapatkan pertolongan beliau.
6. Menghilangkan Kesusahan dan Kegundahan
Seorang sahabat bernama Ubay bin Ka'ab pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ, berapa banyak bagian dari doanya yang harus ia isi dengan sholawat. Setelah berdialog, Ubay berkata akan menjadikan seluruh doanya sebagai sholawat. Apa jawaban Rasulullah ﷺ? "Jika demikian, maka akan dicukupkan kesusahanmu dan diampuni dosamu." (HR. At-Tirmidzi). Ini menunjukkan bahwa sholawat adalah solusi spiritual untuk mengatasi kecemasan, stres, dan berbagai masalah hidup.
7. Nama Kita Akan Disampaikan kepada Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang berkeliling di muka bumi untuk menyampaikan salam dari umatku kepadaku." (HR. An-Nasa'i). Bayangkan, setiap kali kita bersholawat, nama kita disebut di hadapan makhluk paling mulia. Ini adalah sebuah kehormatan yang tak ternilai.
8. Menjadi Tanda Cinta kepada Rasulullah ﷺ
Salah satu tanda cinta adalah sering menyebut nama yang dicintai. Memperbanyak sholawat adalah bukti nyata dari kecintaan (mahabbah) kita kepada Nabi Muhammad ﷺ. Dan cinta kepada Rasul adalah cabang dari keimanan. Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia."
9. Mendatangkan Keberkahan dalam Hidup
Sholawat adalah doa memohon berkah (barakah) untuk Nabi. Dan doa yang kita panjatkan untuk orang lain akan kembali kepada diri kita. Dengan mendoakan keberkahan untuk Nabi, sejatinya kita sedang mengundang keberkahan dari Allah untuk masuk ke dalam hidup kita, keluarga kita, rezeki kita, dan seluruh urusan kita.
10. Menjaga Ingatan dan Mencegah Kelupaan
Sebagian ulama menyebutkan bahwa memperbanyak sholawat dapat membantu seseorang untuk mengingat kembali apa yang ia lupakan. Ketika pikiran buntu atau lupa akan sesuatu, berhentilah sejenak dan bersholawat. Ini adalah cara untuk menjernihkan pikiran dan memohon pertolongan Allah melalui wasilah memuliakan Nabi-Nya.
Adab dan Waktu Terbaik untuk Bersholawat
Meskipun sholawat dapat dibaca kapan saja dan di mana saja, ada adab dan waktu-waktu tertentu yang membuatnya lebih bernilai dan lebih utama di sisi Allah SWT.
Adab dalam Bersholawat
- Ikhlas: Niatkan semata-mata karena Allah, untuk menaati perintah-Nya dan menunjukkan cinta kepada Rasul-Nya.
- Khusyuk dan Hadir Hati: Usahakan untuk tidak hanya mengucapkannya di lisan, tetapi juga meresapi maknanya di dalam hati. Bayangkan keagungan sosok Nabi Muhammad ﷺ.
- Dengan Suara yang Hormat: Ucapkan dengan nada yang penuh penghormatan dan pengagungan, tidak tergesa-gesa.
- Dalam Keadaan Suci: Meskipun tidak wajib, sangat dianjurkan untuk bersholawat dalam keadaan suci dari hadas kecil (memiliki wudhu).
- Menggabungkan Sholawat dan Salam: Sebagaimana perintah dalam Al-Qur'an "ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā", usahakan untuk menggabungkan lafaz sholawat dan salam, seperti "Allahumma sholli wa sallim 'ala nabiyyina Muhammad".
Waktu-waktu Mustajab untuk Bersholawat
- Setiap Kali Nama Nabi Disebut: Ini adalah momen yang paling ditekankan, untuk menghindari predikat "bakhil".
- Pada Hari Jumat dan Malam Jumat: Rasulullah ﷺ bersabda, "Perbanyaklah sholawat kepadaku pada hari Jumat dan malam Jumat. Barangsiapa yang melakukannya, aku akan menjadi saksi dan pemberi syafa'at baginya di hari kiamat."
- Dalam Sholat: Terutama saat tasyahud akhir, di mana kita membaca Sholawat Ibrahimiyah.
- Setelah Adzan: Dianjurkan untuk membaca doa setelah adzan yang di dalamnya terkandung sholawat untuk Nabi.
- Saat Memulai dan Mengakhiri Doa: Agar doa lebih berpotensi untuk diijabah.
- Pada Pagi dan Petang Hari: Sebagai bagian dari zikir pagi dan petang.
- Saat Masuk dan Keluar Masjid: Sebagai bentuk penghormatan kepada rumah Allah dan utusan-Nya.
- Ketika Berada di Dekat Makam Nabi: Bagi mereka yang berkesempatan ziarah ke Madinah.
Kesimpulan: Sholawat Adalah Jembatan Cinta
Pada akhirnya, sholawat adalah jauh melampaui definisi tekstualnya. Ia adalah bahasa universal cinta, hormat, dan kerinduan seorang umat kepada Nabinya. Ia adalah amalan yang sederhana di lisan, namun berat timbangannya di sisi Allah. Ia adalah penghubung antara bumi dan langit, antara masa kini dan masa lalu, antara seorang hamba dengan Rasulullah ﷺ.
Bersholawat berarti kita mengakui bahwa setiap kebaikan dan hidayah yang kita terima adalah berkat perjuangan dan kasih sayang beliau. Bersholawat adalah cara kita berterima kasih. Bersholawat adalah cara kita "menitipkan" salam dan rindu melalui para malaikat. Dan yang terpenting, bersholawat adalah cara kita memohon kepada Allah agar meninggikan derajat sosok yang paling kita cintai, dengan keyakinan penuh bahwa setiap doa tersebut akan kembali kepada kita dalam bentuk rahmat, ampunan, dan keberkahan yang tiada tara.
Maka, jadikanlah sholawat sebagai napas dalam zikir kita, sebagai melodi dalam kesunyian kita, dan sebagai penawar bagi setiap kegelisahan kita. Karena dengan memperbanyak sholawat, kita tidak hanya sedang memuliakan Nabi, tetapi juga sedang menapaki jalan untuk memuliakan diri kita sendiri di hadapan Allah SWT, berharap kelak dapat berkumpul bersamanya di surga-Nya yang abadi.