Panduan Lengkap Sholat Hajat 2 Rakaat: Cara Meraih Keinginan Melalui Pintu Langit
Setiap manusia dalam kehidupannya pasti memiliki keinginan, impian, dan kebutuhan. Kita menyebutnya sebagai 'hajat'. Hajat ini bisa beragam bentuknya, mulai dari urusan duniawi seperti kelancaran rezeki, kesembuhan dari penyakit, mendapatkan pekerjaan idaman, hingga urusan ukhrawi seperti memohon ampunan dan keteguhan iman. Sebagai seorang hamba yang lemah, kita diajarkan untuk tidak pernah putus asa dalam berusaha dan berdoa. Islam memberikan sebuah sarana spiritual yang luar biasa untuk menyambungkan hajat kita langsung kepada Sang Maha Pemberi, Allah SWT, yaitu melalui Sholat Hajat.
Sholat Hajat adalah sholat sunnah yang dikerjakan karena seseorang memiliki suatu keinginan atau kebutuhan yang mendesak, baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia yang berada dalam koridor syariat. Sholat ini menjadi wujud pengakuan kita bahwa segala daya dan upaya pada akhirnya bergantung pada kehendak Allah. Ia adalah bentuk ikhtiar batin, sebuah cara mengetuk pintu langit dengan penuh kerendahan hati, memohon agar segala urusan kita dipermudah dan keinginan kita diijabah.
Memahami Makna dan Kedudukan Sholat Hajat
Secara bahasa, "hajat" (الحاجة) berarti kebutuhan, keinginan, atau keperluan. Jadi, Sholat Hajat secara harfiah adalah sholat yang dilaksanakan untuk memohon dipenuhinya sebuah kebutuhan. Namun, maknanya jauh lebih dalam dari sekadar ritual meminta. Ia adalah manifestasi dari tauhid, di mana seorang hamba menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada tempat meminta dan tidak ada yang mampu mengabulkan permohonan selain Allah SWT. Ini adalah dialog intim antara hamba dengan Rabb-nya, sebuah momen di mana kita menumpahkan segala keluh kesah dan harapan kita di hadapan-Nya.
Dasar Hukum dan Dalil Pelaksanaan
Pelaksanaan Sholat Hajat didasarkan pada anjuran dari Rasulullah SAW yang tertuang dalam beberapa hadits. Salah satu hadits yang menjadi landasan utama adalah yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abdullah bin Abi Aufa radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَتْ لَهُ إِلَى اللَّهِ حَاجَةٌ أَوْ إِلَى أَحَدٍ مِنْ بَنِي آدَمَ فَلْيَتَوَضَّأْ فَلْيُحْسِنِ الْوُضُوءَ ثُمَّ لِيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ لِيُثْنِ عَلَى اللَّهِ وَلْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ لْيَقُلْ
"Man kaanat lahu ilallahi haajatun au ilaa ahadin min banii aadama falyatawadhdha' falyuhsinil wudhuu-a tsumma liyushalli rak'ataini tsumma liyutsni 'alallahi walyushalli 'alan-nabiyyi shallallahu 'alaihi wa sallam tsumma lyaqul..."
"Barangsiapa yang mempunyai kebutuhan (hajat) kepada Allah atau kepada salah seorang dari anak Adam, maka hendaklah ia berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian sholat dua rakaat, lalu hendaklah ia memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi SAW, kemudian mengucapkan (doa)..."
Hadits ini secara jelas memberikan tuntunan bagi siapa saja yang memiliki hajat. Langkah-langkahnya pun diatur dengan indah: bersuci (wudhu) dengan sempurna, mendirikan sholat dua rakaat, kemudian memulainya dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebelum menyampaikan hajatnya. Ini mengajarkan adab atau etika dalam berdoa, bahwa kita tidak langsung meminta, melainkan mengawalinya dengan pujian kepada Sang Pemilik Segala Sesuatu.
Para ulama dari berbagai mazhab, seperti Imam Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali, sepakat bahwa Sholat Hajat hukumnya adalah sunnah atau dianjurkan (mustahab). Artinya, mengerjakannya akan mendatangkan pahala, dan meninggalkannya tidak berdosa. Namun, melihat besarnya manfaat dan keutamaannya, sangat disayangkan jika kita melewatkan kesempatan emas ini ketika dihadapkan pada sebuah kesulitan atau keinginan besar.
Persiapan Krusial Sebelum Melaksanakan Sholat Hajat
Keberhasilan dan kekhusyukan dalam Sholat Hajat tidak hanya ditentukan saat kita takbiratul ihram. Persiapan yang matang, baik secara batin maupun lahir, memegang peranan yang sangat penting. Persiapan ini adalah bagian dari kesungguhan kita dalam memohon kepada Allah SWT.
1. Persiapan Batin (Spiritual)
Ini adalah fondasi dari Sholat Hajat. Tanpa persiapan batin yang baik, sholat kita bisa jadi hanya sebatas gerakan fisik tanpa ruh.
- Niat yang Lurus dan Ikhlas: Luruskan niat semata-mata karena Allah. Hajat yang kita minta haruslah sesuatu yang baik, tidak mengandung kemaksiatan atau hal yang dilarang agama. Keikhlasan adalah kunci utama diterimanya sebuah amalan. Tanyakan pada diri sendiri: "Apakah keinginan saya ini akan membawa kebaikan bagi dunia dan akhirat saya?"
- Keyakinan Penuh (Husnudzon Billah): Yakinlah seyakin-yakinnya bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa. Buang jauh-jauh keraguan dan prasangka buruk. Ingatlah firman Allah dalam hadits qudsi: "Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku." Jika kita yakin Allah akan mengabulkan, maka pintu ijabah akan semakin terbuka lebar.
- Bertaubat dan Menjauhi Maksiat: Dosa dan maksiat bisa menjadi penghalang terkabulnya doa. Sebelum mendirikan Sholat Hajat, ada baiknya kita memperbanyak istighfar, memohon ampunan atas segala dosa yang telah lalu, dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Hati yang bersih akan lebih mudah terhubung dengan Allah.
- Sabar dan Tidak Tergesa-gesa: Salah satu adab berdoa adalah tidak menuntut untuk segera dikabulkan. Allah lebih tahu kapan waktu terbaik untuk kita. Tugas kita adalah memohon dengan penuh harap dan kesabaran, seraya menyerahkan hasilnya (tawakkal) kepada Allah. Jangan pernah berkata, "Aku sudah berdoa tapi tidak dikabulkan," karena setiap doa pasti didengar dan akan dijawab dengan cara terbaik menurut Allah.
2. Persiapan Lahir (Fisik)
Persiapan fisik membantu menciptakan kondisi yang kondusif untuk mencapai kekhusyukan.
- Berwudhu dengan Sempurna: Sebagaimana anjuran dalam hadits, "falyuhsinil wudhuu-a" (hendaklah ia menyempurnakan wudhunya). Lakukan wudhu dengan tenang, tidak terburu-buru, dan memastikan setiap anggota wudhu terbasuh dengan sempurna. Wudhu tidak hanya membersihkan fisik, tetapi juga menggugurkan dosa-dosa kecil.
- Memilih Waktu Terbaik: Meskipun Sholat Hajat bisa dilakukan kapan saja di luar waktu-waktu yang dilarang, ada waktu-waktu yang disebut mustajab (waktu terbaik untuk berdoa). Waktu yang paling utama adalah di sepertiga malam terakhir (sekitar pukul 01.00 dini hari hingga menjelang Subuh). Pada waktu ini, Allah SWT turun ke langit dunia dan berfirman, "Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Aku beri. Siapa yang memohon ampunan-Ku, akan Aku ampuni."
- Memilih Tempat yang Bersih dan Tenang: Carilah sudut rumah atau tempat yang paling tenang, bersih, dan jauh dari gangguan. Tempat yang kondusif akan sangat membantu kita untuk fokus dan khusyuk dalam sholat dan doa.
- Mengenakan Pakaian yang Suci: Gunakan pakaian terbaik, bersih, suci, dan menutup aurat dengan sempurna. Ini adalah bentuk penghormatan kita saat hendak menghadap Sang Pencipta.
Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Hajat 2 Rakaat
Setelah semua persiapan selesai, kini saatnya kita melaksanakan ibadah inti. Sholat Hajat pada dasarnya sama seperti sholat sunnah lainnya, yang membedakan adalah niat dan doa khususnya. Berikut adalah panduan langkah demi langkah.
1. Niat Sholat Hajat
Niat adalah pekerjaan hati, namun melafalkannya dapat membantu memantapkan hati. Berdirilah menghadap kiblat dan niatkan dalam hati untuk melaksanakan Sholat Sunnah Hajat dua rakaat karena Allah Ta'ala.
Lafal niatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal haajati rak'ataini lillahi ta'aala.
"Aku berniat sholat sunnah hajat dua rakaat karena Allah Ta'ala."
2. Rakaat Pertama
- Takbiratul Ihram: Angkat kedua tangan sejajar telinga atau bahu sambil mengucapkan "Allahu Akbar".
- Membaca Doa Iftitah: Baca doa iftitah yang biasa Anda baca.
- Membaca Surat Al-Fatihah: Baca Surat Al-Fatihah dengan tartil dan penuh penghayatan.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, dianjurkan untuk membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255). Ayat ini memiliki keutamaan yang sangat besar. Namun, jika tidak hafal, Anda bisa membaca surat lain seperti Surat Al-Kafirun atau surat apa pun yang Anda hafal dengan baik.
- Ruku': Ruku' dengan tuma'ninah (tenang) sambil membaca tasbih ruku'.
- I'tidal: Bangkit dari ruku' dengan tuma'ninah sambil membaca bacaan i'tidal.
- Sujud: Sujud dengan tuma'ninah sambil membaca tasbih sujud. Di dalam sujud, perbanyaklah doa karena saat sujud adalah momen terdekat seorang hamba dengan Rabb-nya.
- Duduk di Antara Dua Sujud: Duduk dengan tuma'ninah sambil membaca doanya.
- Sujud Kedua: Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama.
3. Rakaat Kedua
- Bangkit dari sujud untuk berdiri ke rakaat kedua sambil mengucap "Allahu Akbar".
- Membaca Surat Al-Fatihah.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, dianjurkan untuk membaca Surat Al-Ikhlas. Beberapa ulama menyarankan untuk membacanya sebanyak 3, 7, atau 11 kali untuk menambah keutamaan, namun membacanya sekali pun sudah sah. Surat Al-Ikhlas menegaskan keesaan Allah, yang sangat relevan dengan niat kita memohon hanya kepada-Nya.
- Ruku', I'tidal, Sujud, Duduk di Antara Dua Sujud, Sujud Kedua: Lakukan semua gerakan ini dengan tuma'ninah seperti pada rakaat pertama.
- Tasyahud Akhir: Duduk tasyahud akhir dan baca bacaannya hingga selesai, termasuk shalawat Ibrahimiyah.
- Salam: Ucapkan salam ke kanan, lalu ke kiri untuk mengakhiri sholat.
Amalan Setelah Sholat Hajat: Puncak Permohonan
Selesai salam bukan berarti selesai pula prosesnya. Justru inilah saatnya kita memasuki puncak dari ibadah ini, yaitu berdzikir dan memanjatkan doa hajat kita dengan sepenuh hati.
1. Berdzikir dan Beristighfar
Jangan langsung berdiri. Tetaplah duduk dengan khusyuk dan mulailah berdzikir sebagai pembuka pintu doa.
- Membaca Istighfar: Ucapkan "Astaghfirullahal 'adzim" sebanyak 100 kali. Memohon ampunan adalah adab terpenting sebelum meminta. Kita mengakui dosa-dosa kita dan berharap Allah membersihkan hati kita sehingga doa lebih mudah diterima.
- Membaca Shalawat Nabi: Ucapkan "Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad" sebanyak 100 kali. Doa akan terhalang di antara langit dan bumi hingga kita bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat adalah wasilah (perantara) yang sangat agung.
- Dzikir Lainnya: Lanjutkan dengan membaca tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), takbir (Allahu Akbar), dan tahlil (Laa ilaha illallah) sesuai kemampuan.
2. Membaca Doa Khusus Sholat Hajat
Setelah berdzikir, bacalah doa khusus Sholat Hajat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang telah disebutkan sebelumnya. Doa ini berisi pujian-pujian agung kepada Allah SWT.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيْمُ الكَرِيْمُ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ، الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Laa ilaaha illallahul haliimul kariim. Subhaanallahi rabbil 'arsyil 'azhiim. Alhamdulillahi rabbil 'aalamiin. As'aluka muujibaati rahmatik, wa 'azaa'ima maghfiratik, wal ghaniimata min kulli birrin, was salaamata min kulli itsmin. Laa tada' lii dzanban illaa ghafartah, wa laa hamman illaa farrajtah, wa laa haajatan hiya laka ridhan illaa qadhaitahaa yaa arhamar raahimiin.
"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Lembut dan Maha Mulia. Maha Suci Allah, Tuhan pemilik Arsy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Aku memohon kepada-Mu hal-hal yang mendatangkan rahmat-Mu, dan hal-hal yang mendatangkan ampunan-Mu, serta keuntungan dari setiap kebaikan, dan keselamatan dari setiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa pada diriku melainkan Engkau ampuni, dan tidak ada suatu kesusahan melainkan Engkau lapangkan, dan tidak ada suatu hajat yang Engkau ridhai melainkan Engkau kabulkan, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang."
3. Menyampaikan Hajat Pribadi
Setelah membaca doa agung di atas, inilah saatnya Anda menyampaikan hajat pribadi Anda. Gunakan bahasa yang paling menyentuh hati Anda. Boleh menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Sampaikan dengan detail, penuh kerendahan hati, dan ratapan seorang hamba yang sangat membutuhkan pertolongan Tuhannya.
Sebutkan keinginan Anda secara spesifik. Misalnya: "Ya Allah, hamba memohon dengan segala kerendahan hati, mudahkanlah hamba untuk mendapatkan pekerjaan yang halal dan berkah agar hamba bisa menafkahi keluarga hamba." Atau, "Ya Rabb, angkatlah penyakit yang ada pada diri hamba (atau pada diri si Fulan), berikanlah kesembuhan yang sempurna, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit sedikit pun."
Akhiri doa Anda dengan kembali memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Keutamaan dan Manfaat Sholat Hajat
Melaksanakan Sholat Hajat bukan hanya tentang meminta hajat agar terkabul. Prosesnya sendiri mengandung banyak sekali keutamaan dan manfaat bagi kehidupan spiritual kita.
- Mendekatkan Diri Kepada Allah: Bangun di tengah malam, berwudhu, dan menghadap Allah di saat orang lain terlelap adalah sebuah upaya luar biasa untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
- Menjadi Sarana Terkabulnya Doa: Sholat ini adalah "jalan tol" spiritual yang dianjurkan langsung oleh Rasulullah SAW untuk mempercepat terkabulnya hajat.
- Memberikan Ketenangan Jiwa: Setelah menumpahkan segala beban dan harapan kepada Allah, hati akan merasa jauh lebih tenang, lapang, dan pasrah. Beban yang tadinya terasa berat seakan terangkat dari pundak.
- Melatih Sifat Sabar dan Tawakkal: Sholat Hajat mengajarkan kita untuk berusaha (berdoa) kemudian bersabar dan bertawakkal (menyerahkan hasilnya) kepada Allah. Ini adalah esensi dari keimanan.
- Meningkatkan Keimanan: Ketika kita merasakan langsung bagaimana Allah menjawab doa-doa kita, baik cepat maupun lambat, keimanan dan keyakinan kita kepada kekuasaan-Nya akan semakin bertambah kuat.
Pertanyaan yang Sering Muncul (FAQ)
Bolehkah Sholat Hajat lebih dari 2 rakaat?
Boleh. Sholat Hajat dapat dikerjakan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Jika lebih dari 2 rakaat, biasanya dilakukan dengan salam setiap 2 rakaat.
Kapan waktu yang dilarang untuk Sholat Hajat?
Seperti sholat sunnah lainnya, Sholat Hajat dilarang dikerjakan pada waktu-waktu terlarang, yaitu: setelah sholat Subuh hingga matahari terbit, saat matahari tepat di atas kepala (tengah hari) hingga sedikit tergelincir ke barat, dan setelah sholat Ashar hingga matahari terbenam.
Bagaimana jika hajat saya belum terkabul juga?
Teruslah berbaik sangka kepada Allah. Ada tiga cara Allah menjawab doa: 1) Mengabulkannya segera di dunia. 2) Menundanya dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik atau menghindarkan kita dari musibah yang setara. 3) Menjadikannya sebagai tabungan pahala di akhirat kelak. Jadi, tidak ada doa yang sia-sia. Teruslah istiqomah dalam berdoa dan melakukan Sholat Hajat, seraya terus memperbaiki diri dan berikhtiar secara lahiriah.
Apakah harus membaca surat atau doa tertentu?
Bacaan surat seperti Ayat Kursi dan Al-Ikhlas serta doa khusus setelah sholat adalah anjuran yang memiliki dasar dan keutamaan. Namun, jika Anda tidak hafal, Anda tetap bisa melaksanakan Sholat Hajat dengan membaca surat apa pun yang Anda hafal dan berdoa dengan bahasa Anda sendiri setelah sholat. Intinya adalah kekhusyukan dan kesungguhan.
Apa bedanya Sholat Hajat, Tahajud, dan Istikharah?
Ketiganya sering dilakukan di malam hari, namun tujuannya berbeda. Sholat Tahajud adalah sholat sunnah mutlak di malam hari untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sholat Hajat tujuannya spesifik untuk memohon agar suatu keinginan atau kebutuhan dikabulkan. Sholat Istikharah tujuannya adalah untuk memohon petunjuk kepada Allah ketika dihadapkan pada beberapa pilihan yang membingungkan.
Penutup: Kunci Utama Adalah Keyakinan
Sholat Hajat 2 rakaat adalah senjata ampuh bagi setiap mukmin. Ia adalah bukti bahwa kita tidak pernah sendirian dalam menghadapi lika-liku kehidupan. Allah SWT selalu membuka pintu-Nya lebar-lebar bagi hamba yang mau datang memohon kepada-Nya. Kunci utamanya terletak pada keyakinan, keikhlasan, dan kesabaran.
Jangan pernah meremehkan kekuatan dua rakaat yang didirikan di keheningan malam dengan hati yang penuh harap. Lakukanlah dengan istiqomah, iringi dengan usaha maksimal, dan serahkan hasilnya pada skenario terbaik dari Allah SWT. Karena sesungguhnya, Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan doa hamba-Nya yang tulus.