Mengapa Dzikir Pagi Sangat Penting?
Setiap pagi adalah lembaran baru yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada kita. Mengawali hari dengan mengingat-Nya adalah cara terbaik untuk mensyukuri nikmat kehidupan, memohon perlindungan, serta membuka pintu-pintu keberkahan. Amalan dzikir pagi, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bukanlah sekadar rutinitas lisan, melainkan sebuah perisai ghaib yang menjaga seorang hamba dari segala keburukan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Dalam banyak pembahasan, termasuk yang sering diulas di Rumaysho, dzikir pagi diposisikan sebagai benteng pertahanan utama seorang muslim. Ibnul Qayyim rahimahullah bahkan mengumpamakan dzikir pagi dan petang seperti baju besi; semakin tebal baju besi itu, maka pemiliknya akan semakin aman dari serangan musuh. Bahkan jika musuh berhasil mengenainya, serangannya tidak akan membahayakan. Dzikir adalah sumber kekuatan ruhiyah yang membuat hati tenang, pikiran jernih, dan jiwa senantiasa terhubung dengan Sang Pencipta.
Oleh karena itu, meluangkan sedikit waktu setelah shalat Subuh hingga terbitnya matahari untuk merutinkan amalan ini adalah sebuah investasi akhirat yang sangat menguntungkan. Berikut ini adalah panduan lengkap bacaan dzikir pagi yang disarikan dari dalil-dalil yang shahih, beserta penjelasan dan keutamaannya.
1. Membaca Ayat Kursi
Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255) adalah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur'an. Membacanya di pagi hari menjadi sebab seseorang berada dalam penjagaan Allah hingga petang.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta`khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai`im min 'ilmihii illaa bimaa syaa`, wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya`uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
(QS. Al-Baqarah: 255)
Keutamaan dan Penjelasan Mendalam
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membacanya (Ayat Kursi) ketika pagi, maka ia akan dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore. Dan barangsiapa yang membacanya ketika sore, maka ia akan dilindungi dari (gangguan) jin hingga pagi.” (HR. Al-Hakim, dishahihkan oleh Syekh Al-Albani).
Penjelasan kandungan Ayat Kursi sangatlah luas. Di dalamnya terkandung nama-nama dan sifat-sifat Allah yang paling mulia.
- Allahu laa ilaaha illaa huwa: Ini adalah kalimat tauhid, penegasan bahwa hanya Allah satu-satunya Dzat yang berhak disembah, menafikan segala bentuk sesembahan selain-Nya.
- Al-Hayyul Qayyum: Al-Hayyu (Maha Hidup) menunjukkan kehidupan yang sempurna, tidak didahului oleh ketiadaan dan tidak akan berakhir dengan kebinasaan. Al-Qayyum (Maha Berdiri Sendiri dan Mengurus Makhluk-Nya) menunjukkan kesempurnaan kuasa-Nya, bahwa Dia tidak butuh pada siapapun, sementara seluruh makhluk bergantung kepada-Nya.
- Laa ta`khudzuhuu sinatuw wa laa nauum: Penegasan kesempurnaan sifat Qayyum-Nya, bahwa Dia tidak pernah lalai sedikitpun. Rasa kantuk (sinah) dan tidur (naum) adalah sifat kekurangan bagi makhluk, dan Allah Maha Suci dari itu.
- Wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh: Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Ini menunjukkan betapa agung dan luasnya kekuasaan Allah, yang bahkan Kursi-Nya saja sudah seluas itu, apalagi 'Arsy-Nya dan Dzat-Nya Yang Maha Agung.
2. Membaca Tiga Surat Perlindungan (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas)
Tiga surat ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat, yaitu surat-surat yang berisi permohonan perlindungan. Membacanya sebanyak tiga kali di waktu pagi dan petang akan mencukupi seseorang dari segala sesuatu.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾
"Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿٥﴾
"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki." (QS. Al-Falaq: 1-5)
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ﴿١﴾ مَلِكِ النَّاسِ ﴿٢﴾ إِلَٰهِ النَّاسِ ﴿٣﴾ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ﴿٤﴾ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ ﴿٥﴾ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ﴿٦﴾
"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia." (QS. An-Nas: 1-6)
Keutamaan dan Penjelasan Mendalam
Dari Abdullah bin Khubaib radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku, "Bacalah Qul Huwallahu Ahad (surat Al-Ikhlas) dan Al-Mu’awwidzatain (surat Al-Falaq dan An-Naas) di waktu sore dan pagi hari sebanyak tiga kali, maka itu akan mencukupimu dari segala sesuatu." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, hadits hasan shahih).
Makna "mencukupimu dari segala sesuatu" (تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ) sangatlah luas. Para ulama menjelaskan bahwa ia mencukupi dari segala keburukan, baik itu gangguan setan, sihir, 'ain (penyakit mata), kejahatan manusia, binatang buas, dan segala hal yang dapat membahayakan seorang hamba di hari itu.
Surat Al-Ikhlas adalah intisari tauhid. Kandungannya setara dengan sepertiga Al-Qur'an karena ia murni membahas tentang sifat-sifat Allah. Membacanya adalah pengakuan tulus akan keesaan dan kesempurnaan Allah.
Surat Al-Falaq adalah permohonan perlindungan dari kejahatan eksternal atau kejahatan yang datang dari luar diri kita. Ini mencakup kejahatan semua makhluk, kejahatan gelapnya malam yang sering menjadi waktu bagi para pelaku kejahatan, kejahatan sihir, dan kejahatan hasad (dengki) dari orang lain.
Surat An-Nas adalah permohonan perlindungan dari kejahatan internal, yaitu bisikan setan (waswas) yang merupakan musuh terbesar manusia. Dalam surat ini kita berlindung kepada Allah dengan tiga sifat-Nya (Rabb, Malik, Ilaah) untuk menghadapi satu musuh, yaitu waswas setan. Ini menunjukkan betapa berbahayanya musuh internal ini.
3. Doa Induk di Pagi Hari
Ini adalah salah satu doa utama yang dibaca di pagi hari, berisi pengakuan total bahwa segala kekuasaan dan pujian hanya milik Allah.
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah, wal hamdu lillah, laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai`in qadiir. Robbi as`aluka khoiro maa fii haadzal yaumi wa khoiro maa ba'dah, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzal yaumi wa syarri maa ba'dah. Robbi a'uudzu bika minal kasali wa suu`il kibar. Robbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin naari wa 'adzaabin fil qobri.
"Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan siksa kubur."
(HR. Muslim no. 2723)
Keutamaan dan Penjelasan Mendalam
Doa ini adalah paket lengkap permohonan seorang hamba di awal hari. Dimulai dengan pengakuan tauhid yang agung, "Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah", yang berarti kita memasuki pagi hari dalam keadaan mengakui bahwa kita dan seluruh kerajaan alam semesta ini adalah milik Allah. Ini menanamkan rasa tawakal dan kepasrahan total.
Selanjutnya, kita memohon kebaikan hari ini dan sesudahnya. Kebaikan (khair) ini mencakup segala hal: kebaikan dalam urusan agama (seperti kemudahan beribadah, menuntut ilmu) dan kebaikan dalam urusan dunia (seperti rezeki yang halal, kesehatan, keselamatan). Sebaliknya, kita berlindung dari kejahatan hari ini dan sesudahnya, yang juga mencakup segala hal, mulai dari dosa dan maksiat, hingga musibah dan bencana.
Permohonan perlindungan dari kemalasan (al-kasal) sangatlah penting, karena malas adalah pangkal dari segala keburukan dan kegagalan. Ia menghalangi seseorang dari melakukan ketaatan dan mencari rezeki. Perlindungan dari kejelakan di hari tua (suu-il kibar) adalah permohonan agar kita tidak menjadi pikun, lemah tak berdaya, atau menjadi beban bagi orang lain di masa senja. Terakhir, doa ini ditutup dengan permohonan perlindungan dari azab terberat, yaitu siksa neraka dan siksa kubur, menunjukkan orientasi utama seorang muslim adalah keselamatan di akhirat.
4. Sayyidul Istighfar (Raja Permohonan Ampun)
Ini adalah doa istighfar yang paling utama. Membacanya di pagi hari dengan penuh keyakinan adalah salah satu sebab terbesar masuk surga.
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma anta robbii laa ilaaha illaa anta, kholaqtanii wa anaa 'abduka, wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatho'tu, a'uudzu bika min syarri maa shona'tu, abuu`u laka bini'matika 'alayya, wa abuu`u bi dzanbii, faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.
"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas perjanjian dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau."
(HR. Bukhari no. 6306)
Keutamaan dan Penjelasan Mendalam
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda mengenai doa ini, “Barangsiapa mengucapkannya di siang hari dengan penuh keyakinan lalu ia mati pada hari itu sebelum sore, maka ia termasuk penduduk surga. Dan barangsiapa mengucapkannya di malam hari dengan penuh keyakinan lalu ia mati sebelum pagi, maka ia termasuk penduduk surga.”
Disebut Sayyidul Istighfar (rajanya istighfar) karena kandungan maknanya yang sangat dalam dan komprehensif.
- Pengakuan Tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah: "Engkau adalah Tuhanku, tidak ada sesembahan yang hak selain Engkau."
- Pengakuan Penciptaan dan Status sebagai Hamba: "Engkau menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu." Ini adalah puncak ketundukan.
- Komitmen pada Perjanjian: "Aku berada di atas perjanjian dan janji-Mu semampuku." Perjanjian ini adalah untuk senantiasa taat kepada Allah, sesuai dengan kemampuan kita sebagai manusia.
- Permohonan Perlindungan dari Keburukan Diri Sendiri: "Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku." Ini adalah pengakuan bahwa sumber keburukan seringkali datang dari hawa nafsu kita sendiri.
- Pengakuan Ganda: "Aku mengakui nikmat-Mu... dan aku mengakui dosaku." Ini adalah adab tertinggi dalam berdoa. Kita mengakui lautan nikmat Allah yang tak terhingga, dan di sisi lain mengakui tumpukan dosa kita yang juga banyak. Dengan menggabungkan dua pengakuan ini, kita menunjukkan betapa kita sangat butuh ampunan-Nya.
5. Doa Ridha Kepada Allah, Islam, dan Nabi Muhammad
Sebuah ikrar sederhana namun penuh makna yang menegaskan pondasi keimanan seorang muslim. Ganjarannya adalah keridhaan Allah di hari kiamat.
رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Rodhiitu billaahi robbaa, wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama nabiyyaa.
"Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai Nabiku."
(HR. Abu Daud, Tirmidzi, dishahihkan oleh Syekh Al-Albani)
Keutamaan dan Penjelasan Mendalam
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan kalimat tersebut (di pagi hari) sebanyak tiga kali, maka menjadi hak atas Allah untuk meridhoinya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad).
Keridhaan Allah adalah puncak tertinggi dari segala cita-cita seorang mukmin. Apa makna dari "ridha" dalam doa ini?
- Ridha Allah sebagai Rabb: Berarti kita menerima dengan sepenuh hati segala ketetapan-Nya (takdir), baik yang kita sukai maupun yang tidak kita sukai. Kita juga menerima segala perintah dan larangan-Nya tanpa protes. Kita meyakini Dia-lah satu-satunya Pencipta, Pengatur, dan Pemberi rezeki.
- Ridha Islam sebagai Dien: Berarti kita menerima seluruh ajaran Islam, baik akidah, ibadah, muamalah, maupun akhlaknya, sebagai satu-satunya jalan hidup yang benar dan sempurna. Tidak ada keraguan sedikit pun di dalam hati terhadap syariat Islam.
- Ridha Muhammad sebagai Nabi: Berarti kita menerima beliau sebagai utusan Allah, membenarkan semua yang beliau sampaikan, mentaati semua yang beliau perintahkan, menjauhi semua yang beliau larang, dan beribadah kepada Allah hanya dengan cara yang beliau ajarkan (ittiba'us sunnah).
6. Doa Meminta Ilmu, Rezeki, dan Amal yang Diterima
Doa ini secara spesifik memohon tiga pilar kebaikan dunia dan akhirat yang sangat penting untuk memulai hari.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
Allahumma innii as-aluka 'ilman naafi'an, wa rizqon thoyyiban, wa 'amalan mutaqobbalan.
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima."
(HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syekh Al-Albani)
Keutamaan dan Penjelasan Mendalam
Doa ini biasa dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam setelah salam shalat Subuh. Ini menunjukkan betapa pentingnya memulai aktivitas harian dengan memohon tiga hal ini.
Ilmu yang Bermanfaat ('Ilman Naafi'an): Permohonan ini didahulukan karena ilmu adalah pondasi dari segalanya. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu syar'i yang membuahkan rasa takut kepada Allah, membimbing kepada amal shalih, dan menjauhkan dari keburukan. Bukan sekadar ilmu yang hanya menjadi wawasan tanpa diamalkan. Dengan ilmu yang bermanfaat, seseorang bisa membedakan mana rezeki yang halal dan mana yang haram, serta tahu bagaimana cara beramal agar diterima.
Rezeki yang Baik (Rizqon Thoyyiban): Rezeki yang baik bukan hanya berarti halal, tetapi juga yang didapat dengan cara yang baik dan digunakan untuk hal yang baik pula. Rezeki yang baik akan mendatangkan keberkahan, ketenangan jiwa, dan menjadi bekal untuk ketaatan, bukan malah melalaikan dari Allah.
Amal yang Diterima ('Amalan Mutaqobbalan): Ini adalah tujuan akhir dari ilmu dan rezeki. Apa gunanya banyak ilmu dan rezeki jika amal ibadah kita tidak diterima oleh Allah? Syarat diterimanya amal ada dua: ikhlas karena Allah semata, dan sesuai dengan tuntunan (ittiba') Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Permohonan ini adalah doa agar Allah membimbing kita untuk memenuhi kedua syarat tersebut dalam setiap amalan kita.
7. Tasbih dan Tahmid Sebanyak 100 Kali
Amalan lisan yang sangat ringan namun memiliki timbangan yang sangat berat di sisi Allah.
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaanallaahi wa bihamdih.
"Maha Suci Allah, aku memuji-Nya."
Keutamaan dan Penjelasan Mendalam
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa mengucapkan 'Subhanallahi wa bihamdih' di pagi dan sore hari sebanyak seratus kali, maka tidak ada yang datang pada hari kiamat dengan yang lebih baik dari apa yang ia bawa, kecuali seseorang yang datang dengan yang semisal atau lebih dari itu." (HR. Muslim no. 2692).
Dalam riwayat lain, beliau bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkannya seratus kali dalam sehari, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Bukhari dan Muslim).
Makna Subhanallah (Tasbih) adalah menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan, aib, dan dari segala hal yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Sementara wa bihamdih (Tahmid) adalah menetapkan segala sifat kesempurnaan bagi Allah, memuji-Nya atas segala nikmat dan karunia-Nya. Kalimat ini menggabungkan antara penyucian (tanzih) dan pujian (tahmid), menjadikannya kalimat yang sangat dicintai oleh Allah. Merutinkannya sebanyak 100 kali di pagi hari adalah sebab diampuninya dosa-dosa kecil dan mengangkat derajat seorang hamba.
8. Tahlil: Kalimat Tauhid yang Agung
Ini adalah kalimat tauhid murni yang memiliki banyak keutamaan luar biasa, terutama jika dibaca di pagi hari.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai`in qadiir.
"Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(HR. Bukhari no. 3293, Muslim no. 2691)
Keutamaan dan Penjelasan Mendalam
Keutamaan membaca kalimat ini bervariasi tergantung jumlahnya:
- Dibaca 1 kali: Ini adalah dzikir yang termasuk dalam doa induk di pagi hari.
- Dibaca 10 kali: Rasulullah bersabda, "Barangsiapa membacanya sepuluh kali di pagi hari, maka akan dicatat baginya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, ia mendapatkan pahala seperti memerdekakan seorang budak, dan ia akan dilindungi dari setan pada hari itu hingga sore." (HR. Ahmad, dishahihkan).
- Dibaca 100 kali: Rasulullah bersabda, "Barangsiapa membacanya seratus kali dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh budak, dicatat baginya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, dan ia akan terlindungi dari setan pada hari itu hingga sore. Tidak ada seorang pun yang datang dengan yang lebih baik dari apa yang ia bawa, kecuali seseorang yang beramal lebih banyak darinya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Penutup: Konsistensi Adalah Kunci
Amalan dzikir pagi yang telah diuraikan di atas adalah paket lengkap yang diajarkan oleh teladan terbaik kita, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Membaca dan merenungi maknanya setiap hari akan memberikan dampak luar biasa pada kehidupan seorang muslim. Hati menjadi lebih tenang, jiwa menjadi lebih kuat, hari-hari dipenuhi keberkahan, dan yang terpenting, kita mendapatkan perlindungan langsung dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Mungkin pada awalnya terasa berat atau butuh waktu, namun dengan niat yang ikhlas dan tekad yang kuat, insyaAllah akan menjadi sebuah kebiasaan yang ringan dan bahkan dirindukan. Sebagaimana yang sering ditekankan dalam kajian-kajian, termasuk di Rumaysho dzikir pagi, istiqomah atau konsistensi dalam beramal, meskipun sedikit, jauh lebih dicintai oleh Allah daripada amalan banyak yang hanya dilakukan sesekali. Semoga Allah memudahkan kita semua untuk senantiasa membasahi lisan kita dengan dzikir di waktu pagi dan petang.