Pendahuluan: Gerbang Selatan Kalimantan Timur
Terletak di bagian selatan Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Paser adalah sebuah wilayah yang menyimpan kekayaan alam, sejarah, dan budaya yang luar biasa. Dikenal sebagai salah satu kabupaten tertua di provinsi ini, Paser menawarkan lanskap yang beragam, mulai dari pesisir yang tenang, hamparan dataran rendah yang subur, hingga perbukitan yang menjulang. Keberadaan suku asli Paser, dengan adat istiadat dan tradisi yang kuat, menjadikan daerah ini sebagai mozaik kebudayaan yang menarik untuk dijelajahi. Lebih dari sekadar kekayaan alam, Paser adalah cerminan peradaban panjang yang telah membentuk identitasnya selama berabad-abad, menjadikannya salah satu pilar penting dalam narasi sejarah dan pembangunan Kalimantan Timur.
Sebagai gerbang selatan Kaltim, Paser memiliki posisi strategis yang menjadikannya koridor penting bagi pergerakan barang dan jasa, serta interaksi sosial budaya. Wilayah ini tidak hanya berfungsi sebagai jembatan ekonomi dan perdagangan antara Kaltim dengan Kalimantan Selatan dan Tengah, tetapi juga sebagai penjaga tradisi dan kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun. Artikel ini akan membawa Anda menelusuri setiap sudut Paser, mulai dari jejak sejarah Kerajaan Paser yang legendaris, keindahan alam yang memukau, hingga dinamika sosial dan potensi ekonomi yang terus berkembang.
Pemahaman akan Kabupaten Paser tidak lengkap tanpa menilik bagaimana geografinya membentuk peradaban, bagaimana sejarahnya mengukir identitas, dan bagaimana budayanya terus lestari di tengah arus modernisasi. Kita akan melihat bagaimana masyarakat Paser, dengan segala keragamannya, beradaptasi dan berkembang, menjaga harmoni dengan alam dan warisan leluhur mereka. Paser bukan hanya sekedar titik di peta, melainkan sebuah entitas hidup yang terus berdenyut dengan kisah-kisah menarik dan prospek masa depan yang cerah, terutama dengan adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang semakin mendekatkan Paser ke pusat perhatian nasional.
Dari lanskap hutan tropis yang lebat hingga sungai-sungai yang menjadi urat nadi kehidupan, Paser adalah rumah bagi berbagai flora dan fauna endemik yang menambah pesona ekologisnya. Keanekaragaman hayati ini menjadi aset berharga yang memerlukan upaya konservasi berkelanjutan. Sementara itu, denyut ekonomi Paser yang didominasi oleh sektor pertambangan, perkebunan kelapa sawit, dan kehutanan, terus berupaya mencapai keseimbangan antara eksploitasi sumber daya dan pelestarian lingkungan. Melalui penelusuran ini, kita akan mendapatkan gambaran utuh tentang Kabupaten Paser, sebuah permata tersembunyi di jantung Kalimantan Timur.
Geografi dan Topografi: Panorama Alam yang Memukau
Kabupaten Paser memiliki luas wilayah sekitar 11.603,94 kilometer persegi, menjadikannya salah satu kabupaten terluas di Kalimantan Timur. Secara geografis, Paser berbatasan langsung dengan berbagai wilayah lain yang membentuk karakteristiknya. Di sebelah utara, Paser berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Di sebelah timur, Paser berbatasan dengan Selat Makassar, yang memberikan akses penting ke jalur pelayaran internasional serta kekayaan maritim. Batas selatan adalah Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan (Kabupaten Tabalong) dan Provinsi Kalimantan Tengah (Kabupaten Barito Timur).
Topografi Paser sangat bervariasi, mencerminkan kekayaan geologisnya. Wilayah ini didominasi oleh dataran rendah bergelombang di bagian timur yang berdekatan dengan pesisir, serta perbukitan dan pegunungan di bagian barat. Rangkaian perbukitan ini merupakan bagian dari Pegunungan Meratus yang membentang di sebagian besar Pulau Kalimantan. Ketinggiannya bervariasi, dari nol meter di atas permukaan laut di wilayah pesisir hingga lebih dari 1000 meter di beberapa puncak pegunungan.
Iklim di Paser, seperti sebagian besar wilayah Kalimantan, adalah tropis lembap dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Musim kemarau relatif singkat dan tidak terlalu ekstrem, sementara musim penghujan berlangsung lebih panjang. Kondisi iklim ini sangat mendukung pertumbuhan hutan hujan tropis yang lebat, yang menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna endemik. Sungai-sungai besar juga menjadi ciri khas Paser, dengan Sungai Kandilo sebagai salah satu sungai utama yang membelah wilayah ini. Sungai-sungai ini tidak hanya berfungsi sebagai jalur transportasi tradisional dan sumber air bagi masyarakat, tetapi juga menjadi tulang punggung ekosistem air tawar yang kaya.
Kondisi geografis yang beragam ini juga memberikan implikasi pada sektor ekonomi. Dataran rendah yang subur sangat cocok untuk perkebunan kelapa sawit dan karet, sementara wilayah pesisir mendukung sektor perikanan. Keberadaan perbukitan dan hutan juga menyimpan potensi sumber daya mineral, terutama batubara, yang menjadi salah satu komoditas utama Paser. Namun, eksploitasi sumber daya ini juga membawa tantangan tersendiri dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mitigasi bencana alam seperti banjir dan longsor, yang menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
Di bagian timur, pesisir Paser menghadap langsung ke Selat Makassar, sebuah perairan vital yang menghubungkan Laut Jawa dengan Laut Sulawesi. Garis pantai yang panjang ini tidak hanya menyajikan pemandangan indah, tetapi juga potensi perikanan dan pariwisata bahari yang belum sepenuhnya tergali. Beberapa pulau kecil dan gugusan terumbu karang yang sehat dapat ditemukan di sepanjang perairan Paser, menawarkan daya tarik tersendiri bagi kegiatan snorkeling dan diving.
Sungai Kandilo, yang bermuara di Teluk Adang, memainkan peran sentral dalam kehidupan masyarakat Paser. Sungai ini menjadi jalur transportasi utama bagi masyarakat yang tinggal di pedalaman, serta menjadi sumber mata pencarian bagi nelayan tradisional. Di sepanjang tepian sungai, dapat ditemukan pemukiman penduduk yang menggantungkan hidup dari aktivitas sungai. Ekosistem mangrove yang tumbuh subur di muara sungai juga berperan penting sebagai pelindung pantai dari abrasi dan sebagai habitat bagi berbagai jenis biota laut dan burung.
Selain Sungai Kandilo, terdapat pula anak-anak sungai lain yang membentuk jaringan hidrologi kompleks di Paser, seperti Sungai Kaso, Sungai Serai, dan Sungai Rian. Keberadaan sungai-sungai ini memastikan ketersediaan air tawar yang cukup untuk keperluan pertanian, domestik, dan industri. Namun, tantangan terkait pengelolaan limbah dan pencemaran air menjadi isu yang terus diupayakan solusinya oleh berbagai pihak, demi menjaga keberlanjutan sumber daya air ini.
Topografi perbukitan di Paser juga menyajikan panorama alam yang menawan. Beberapa puncak bukit menawarkan pemandangan spektakuler, terutama saat matahari terbit atau terbenam. Hutan tropis yang masih lestari di area perbukitan ini menjadi paru-paru dunia sekaligus rumah bagi beragam satwa liar, termasuk beberapa spesies yang dilindungi. Upaya konservasi hutan dan reboisasi terus digalakkan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem ini dari ancaman deforestasi dan perubahan iklim.
Secara administratif, Kabupaten Paser terbagi menjadi beberapa kecamatan yang masing-masing memiliki karakteristik geografis dan potensi sumber daya yang unik. Kecamatan Tanah Grogot sebagai ibu kota kabupaten, misalnya, merupakan pusat pemerintahan dan ekonomi yang terletak di dataran rendah dekat pesisir. Sementara itu, kecamatan-kecamatan di bagian barat seperti Long Kali atau Kuaro, cenderung memiliki bentang alam perbukitan dan perkebunan yang lebih dominan. Pemahaman akan perbedaan karakteristik geografis ini sangat penting dalam perencanaan pembangunan dan pengembangan potensi di masing-masing wilayah.
Sejarah Paser: Dari Kerajaan hingga Masa Kini
Sejarah Paser tidak dapat dipisahkan dari keberadaan Kerajaan Paser, sebuah entitas politik yang telah berdiri sejak abad ke-16. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Kalimantan Timur, dengan pusat pemerintahan yang berpindah-pindah, salah satunya di daerah Paser Belengkong. Konon, cikal bakal kerajaan ini sudah ada jauh sebelum masuknya Islam, yang kemudian bertransformasi menjadi kesultanan setelah pengaruh Islam menguat di wilayah ini melalui jalur perdagangan dan dakwah.
Nama Paser sendiri diyakini berasal dari kata "Pasir" atau "Pasisir", merujuk pada wilayahnya yang sebagian besar berada di daerah pesisir dan sungai. Kerajaan Paser dikenal sebagai kekuatan maritim yang signifikan, menguasai jalur perdagangan di Selat Makassar dan menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Kesultanan Banjar di selatan dan Kesultanan Kutai Kartanegara di utara. Pengaruh Islam sangat kental dalam tatanan sosial dan hukum kerajaan, dengan banyak ulama dan bangsawan yang turut berperan dalam penyebaran agama.
Salah satu raja Paser yang paling terkenal adalah Sultan Aji Muhammad Alamsyah, yang di bawah pemerintahannya, Kesultanan Paser mencapai puncak kejayaan. Ia dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan tegas, berhasil menjaga kedaulatan wilayahnya serta mengembangkan kehidupan keagamaan dan kebudayaan. Jejak peninggalan Kerajaan Paser masih dapat ditemukan hingga saat ini, termasuk makam-makam raja dan para bangsawan di Paser Belengkong, yang menjadi situs sejarah penting dan tempat ziarah bagi masyarakat lokal.
Pada masa kolonial Belanda, Kesultanan Paser menghadapi berbagai tantangan. Belanda secara bertahap berusaha menguasai wilayah-wilayah strategis di Kalimantan, termasuk Paser yang kaya akan sumber daya alam. Terjadi beberapa kali perlawanan dari rakyat Paser terhadap kolonialisme Belanda, yang menunjukkan semangat juang tinggi dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan. Meskipun pada akhirnya Paser harus mengakui kedaulatan Belanda melalui perjanjian-perjanjian tertentu, semangat perlawanan itu tetap hidup dalam ingatan kolektif masyarakat.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, wilayah Paser menjadi bagian integral dari Republik Indonesia. Proses pembentukan daerah administratif di Paser tidak lepas dari dinamika politik dan pemerintahan pasca-kemerdekaan. Awalnya, Paser merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan, kemudian setelah pemekaran, menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Timur. Pembentukan Kabupaten Paser sendiri merupakan hasil dari kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang bertujuan untuk mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Perjalanan Paser sebagai sebuah kabupaten di era modern ditandai dengan berbagai upaya pembangunan dan pengembangan. Dari wilayah yang awalnya sangat tergantung pada sektor kehutanan dan perikanan tradisional, Paser secara bertahap bertransformasi menjadi daerah yang memiliki potensi besar di sektor pertambangan dan perkebunan. Pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik lainnya terus digalakkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, Paser juga menghadapi tantangan dan peluang baru. Isu-isu lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam menjadi perhatian, mendorong pemerintah dan masyarakat untuk mencari solusi berkelanjutan. Di sisi lain, potensi pengembangan pariwisata dan industri kreatif mulai dilirik sebagai alternatif untuk diversifikasi ekonomi. Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur juga membuka babak baru bagi Paser, menempatkannya di jalur strategis pembangunan nasional dan regional.
Sejarah Paser adalah cerminan dari ketahanan dan adaptasi. Dari sebuah kerajaan yang berjaya, melalui masa-masa sulit kolonialisme, hingga menjadi bagian dari negara kesatuan yang modern, Paser terus berupaya menemukan identitasnya dan berkontribusi pada kemajuan bangsa. Warisan sejarah ini menjadi fondasi kuat bagi generasi penerus untuk membangun masa depan yang lebih baik, dengan tetap menghormati nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan oleh para leluhur.
Warisan sejarah Kerajaan Paser tidak hanya berupa makam atau situs bersejarah, tetapi juga tercermin dalam seni dan budaya masyarakatnya. Kisah-kisah heroik para raja dan tokoh lokal seringkali diabadikan dalam bentuk syair, tarian, atau cerita rakyat yang masih diceritakan hingga kini. Peran para tokoh agama dan bangsawan juga sangat signifikan dalam membentuk karakter masyarakat Paser yang dikenal agamis dan memegang teguh adat istiadat.
Pada masa perang kemerdekaan, banyak pejuang Paser yang turut serta dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Kisah perjuangan mereka, meski tidak selalu terekspos secara luas, merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah nasional. Semangat kepahlawanan ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Paser untuk terus berjuang demi kemajuan daerah dan bangsa.
Periode Orde Baru membawa Paser pada era pembangunan yang lebih terstruktur. Pembangunan jalan Trans Kalimantan yang melintasi Paser, misalnya, membuka akses ke wilayah-wilayah terpencil dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Program transmigrasi juga membawa beragam suku bangsa lain ke Paser, menciptakan masyarakat yang lebih heterogen dan multikultural, namun tetap hidup dalam harmoni di bawah naungan adat Paser yang terbuka.
Di era reformasi, Paser aktif dalam melaksanakan otonomi daerah, memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya dan menentukan arah pembangunan. Hal ini mendorong Paser untuk lebih mandiri dalam perencanaan dan pelaksanaan program-program pembangunan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal. Proses demokrasi lokal juga semakin menguat dengan pemilihan kepala daerah secara langsung, memberikan ruang bagi partisipasi aktif masyarakat dalam menentukan pemimpinnya.
Tantangan sejarah Paser saat ini adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi yang pesat dengan pelestarian lingkungan dan budaya. Dengan posisinya yang strategis dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, Paser berada di persimpangan jalan menuju modernitas. Membangun infrastruktur modern tanpa mengorbankan warisan alam dan budaya adalah tugas besar yang diemban oleh seluruh elemen masyarakat Paser. Penataan ruang yang berkelanjutan, pengembangan energi terbarukan, serta promosi pariwisata berbasis budaya dan ekologi adalah beberapa strategi yang sedang dan akan terus dikembangkan untuk memastikan Paser tumbuh secara harmonis dan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), Paser kini menghadapi sorotan dan potensi pertumbuhan yang luar biasa. Ini bukan hanya tentang pembangunan fisik, tetapi juga tentang pengembangan sumber daya manusia dan penguatan identitas lokal di tengah arus globalisasi. Sejarah telah membentuk Paser menjadi tangguh dan adaptif, dan bekal ini akan menjadi modal utama dalam menyongsong masa depan yang cerah, menjaga agar Paser tetap menjadi "Bumi Daya Taka" yang berarti "tanah harapan" bagi seluruh masyarakatnya.
Masyarakat dan Kebudayaan Paser: Melestarikan Warisan Leluhur
Masyarakat Kabupaten Paser didominasi oleh Suku Paser sebagai suku asli, yang terbagi menjadi beberapa sub-suku seperti Paser Balik, Paser Adang, Paser Telake, dan lainnya. Selain itu, Paser juga menjadi rumah bagi berbagai suku pendatang dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Bugis, Jawa, Banjar, Sunda, dan Dayak dari sub-suku lain, yang hidup berdampingan dalam harmoni. Keanekaragaman etnis ini menciptakan mozaik kebudayaan yang kaya dan dinamis, di mana tradisi lokal Paser tetap menjadi pilar utama.
Bahasa Paser adalah bahasa asli yang digunakan oleh Suku Paser, yang memiliki beberapa dialek sesuai dengan sub-sukunya. Meskipun bahasa Indonesia menjadi bahasa komunikasi sehari-hari, upaya pelestarian bahasa Paser terus dilakukan, terutama melalui pendidikan lokal dan penggunaan dalam upacara adat. Bahasa ini kaya akan kosa kata yang mencerminkan hubungan erat masyarakat dengan alam dan tradisi mereka.
Adat Istiadat Suku Paser sangat kuat dan masih dipraktikkan hingga kini. Sistem kekerabatan dan musyawarah mufakat menjadi landasan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan sosial. Upacara-upacara adat seperti pernikahan, kelahiran, kematian, hingga panen raya, dilaksanakan dengan tata cara yang khas dan penuh makna filosofis. Salah satu upacara adat yang terkenal adalah Nyalang, sebuah ritual syukuran atau tolak bala yang biasanya dilakukan di sungai atau tempat-tempat sakral, untuk memohon keselamatan dan kelimpahan rezeki kepada Tuhan Yang Maha Esa dan leluhur.
Kesenian Tradisional Paser juga sangat beragam. Salah satu yang paling dikenal adalah Tari Jepen, sebuah tarian pergaulan yang diiringi musik gambus dan ketipung. Tari Jepen Paser memiliki ciri khas gerakan yang energik namun tetap anggun, mencerminkan kegembiraan dan kebersamaan. Selain Jepen, ada juga tarian lain seperti Tari Topeng, Tari Gantar, dan berbagai tarian ritual yang hanya ditampilkan pada upacara tertentu. Alat musik tradisional yang sering digunakan antara lain gambus, ketipung, suling, dan gong.
Kerajinan Tangan masyarakat Paser juga patut diapresiasi. Mereka piawai dalam membuat anyaman dari rotan dan bambu, seperti tikar, topi, tas, hingga keranjang. Ukiran kayu dengan motif-motif khas Paser yang terinspirasi dari alam dan kepercayaan lokal juga menjadi salah satu produk unggulan. Kain tenun tradisional, meskipun tidak sepopuler di daerah lain, juga memiliki motif dan warna yang unik, seringkali digunakan dalam upacara adat.
Sastra Lisan Paser juga sangat kaya, meliputi cerita rakyat, legenda, mitos, dan syair-syair yang diwariskan secara turun-temurun. Kisah tentang asal-usul tempat, pahlawan lokal, atau pesan moral seringkali disampaikan melalui bentuk tutur yang menarik. Upaya pendokumentasian dan revitalisasi sastra lisan ini penting untuk menjaga agar tidak punah di tengah gempuran budaya modern.
Nilai-nilai luhur seperti gotong royong, musyawarah, dan penghormatan terhadap alam merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Paser. Mereka memiliki kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam, seperti sistem pertanian tradisional yang ramah lingkungan dan kepercayaan terhadap penjaga hutan atau sungai. Kearifan ini menjadi benteng dalam menghadapi eksploitasi berlebihan terhadap lingkungan.
Meskipun modernisasi dan globalisasi tak terhindarkan, masyarakat Paser terus berupaya melestarikan warisan leluhur mereka. Lembaga adat dan pemerintah daerah bekerja sama dalam mengadakan festival budaya, workshop, dan pendidikan tentang tradisi Paser. Generasi muda didorong untuk mengenal dan mencintai budayanya, sehingga identitas Paser tetap kuat di masa depan. Harmonisasi antara tradisi dan kemajuan menjadi kunci bagi keberlanjutan kebudayaan Paser yang megah.
Di bidang kuliner, Paser juga memiliki beberapa hidangan khas yang menggugah selera. Salah satunya adalah Pais Ikan, yaitu ikan yang dibumbui dengan rempah-rempah khas lalu dibungkus daun pisang dan dibakar atau dikukus. Ada pula Abon Ikan Gabus, olahan ikan gabus yang kering dan gurih, cocok sebagai lauk atau oleh-oleh. Makanan ringan seperti Amplang, kerupuk dari olahan ikan, juga populer di Paser dan sekitarnya. Penggunaan bahan-bahan lokal seperti singkong, ubi, dan berbagai jenis ikan air tawar atau laut menjadi ciri khas masakan Paser.
Pakaian adat Suku Paser juga memiliki keunikan tersendiri, dengan motif dan warna yang mencerminkan alam Kalimantan. Untuk kaum pria, biasanya mengenakan baju lengan panjang atau rompi dengan hiasan manik-manik, celana panjang, serta ikat kepala. Sementara wanita mengenakan baju kurung atau kebaya dengan hiasan yang lebih detail, dilengkapi kain sarung atau rok, serta perhiasan tradisional. Pakaian adat ini sering dikenakan dalam upacara-upacara resmi atau pertunjukan seni budaya.
Filosofi hidup masyarakat Paser sangat kental dengan nilai kekeluargaan dan kebersamaan. Konsep "Belu" atau "persatuan" sangat dijunjung tinggi, yang menggambarkan pentingnya hidup rukun dan saling membantu antar sesama. Penghargaan terhadap orang tua dan sesepuh juga menjadi bagian tak terpisahkan dari etika sosial. Mereka percaya bahwa menjaga harmoni sosial akan membawa keberkahan dan ketenteraman dalam kehidupan bermasyarakat.
Prosesi pernikahan adat Paser, misalnya, melibatkan serangkaian tahapan yang rumit dan sarat makna. Mulai dari peminangan, penentuan hari baik, hingga upacara akad nikah dan resepsi, semuanya diiringi dengan ritual-ritual tradisional. Pemberian mahar (uang jujuran) juga menjadi bagian penting yang diatur sesuai dengan adat setempat, mencerminkan status sosial dan kemampuan mempelai pria.
Sistem kepercayaan tradisional sebelum masuknya Islam di Paser juga menarik untuk dipelajari. Masyarakat Paser pada awalnya menganut animisme dan dinamisme, yang percaya pada roh nenek moyang dan kekuatan alam. Meskipun Islam telah menjadi agama mayoritas, beberapa elemen kepercayaan tradisional masih terintegrasi dalam bentuk kearifan lokal atau ritual tertentu yang tidak bertentangan dengan ajaran agama, menunjukkan kemampuan budaya Paser untuk menyerap dan beradaptasi.
Masa depan kebudayaan Paser sangat bergantung pada partisipasi aktif generasi muda. Berbagai program seperti pembinaan sanggar seni, pelatihan kerajinan, dan festival budaya yang melibatkan sekolah-sekolah, terus digalakkan. Tujuannya adalah agar nilai-nilai luhur dan kekayaan budaya Paser tidak hanya menjadi kenangan, tetapi terus hidup dan berkembang, menjadi identitas yang dibanggakan oleh setiap warga Paser, serta menjadi daya tarik bagi wisatawan dan peneliti budaya dari luar daerah.
Potensi Ekonomi dan Sumber Daya Alam: Penggerak Pembangunan Paser
Kabupaten Paser dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang melimpah, menjadikannya salah satu daerah dengan potensi ekonomi yang signifikan di Kalimantan Timur. Sektor-sektor utama yang menjadi tulang punggung perekonomian Paser meliputi pertambangan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan kehutanan. Kombinasi sektor-sektor ini tidak hanya memberikan kontribusi besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi ribuan masyarakat.
Pertambangan
Sektor pertambangan, terutama batubara, adalah motor penggerak ekonomi utama Paser. Cadangan batubara yang melimpah tersebar di beberapa kecamatan, menjadikannya lokasi operasional bagi beberapa perusahaan tambang besar. Aktivitas pertambangan ini tidak hanya menghasilkan komoditas ekspor bernilai tinggi tetapi juga memicu pertumbuhan sektor pendukung lainnya, seperti transportasi, logistik, dan jasa. Meskipun demikian, sektor ini juga menghadapi tantangan besar terkait isu lingkungan, seperti rehabilitasi lahan pasca-tambang dan pengelolaan dampak sosial bagi masyarakat sekitar.
Selain batubara, Paser juga memiliki potensi mineral lain yang belum sepenuhnya tergali, seperti bijih besi dan batu bara muda (lignit). Studi kelayakan dan eksplorasi terus dilakukan untuk mengidentifikasi potensi-potensi baru yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Pemerintah daerah berupaya keras untuk memastikan bahwa kegiatan pertambangan dilakukan sesuai dengan standar lingkungan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat lokal, melalui program-program Corporate Social Responsibility (CSR) dan pemberdayaan masyarakat.
Perkebunan
Sektor perkebunan menjadi primadona setelah pertambangan. Kelapa sawit mendominasi lanskap perkebunan Paser, dengan ribuan hektar lahan yang dikelola oleh perusahaan swasta maupun perkebunan rakyat. Perkebunan kelapa sawit ini tidak hanya menghasilkan minyak kelapa sawit mentah (CPO) tetapi juga membuka peluang industri hilir seperti pengolahan CPO menjadi produk turunan lainnya. Selain kelapa sawit, karet juga merupakan komoditas perkebunan penting yang telah lama menjadi mata pencarian bagi masyarakat Paser.
Diversifikasi komoditas perkebunan juga mulai digalakkan, dengan pengembangan komoditas lain seperti lada, kakao, dan kopi di beberapa wilayah yang sesuai. Program peremajaan perkebunan rakyat dan peningkatan kapasitas petani menjadi fokus pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Integrasi antara perkebunan dan peternakan juga dipertimbangkan untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Pertanian
Meskipun bukan yang terbesar, sektor pertanian tetap memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan lokal. Komoditas seperti padi, jagung, dan ubi kayu ditanam di lahan-lahan pertanian yang tersebar di Paser. Irigasi sederhana dan penggunaan pupuk organik mulai diterapkan untuk meningkatkan hasil panen dan menjaga kesuburan tanah. Petani lokal juga aktif dalam mengembangkan hortikultura, seperti sayuran dan buah-buahan, untuk pasar lokal.
Pemerintah daerah memberikan dukungan melalui penyediaan benih unggul, pelatihan pertanian modern, dan akses ke pasar yang lebih luas. Peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui pengolahan pasca-panen juga menjadi perhatian, misalnya dengan mengubah hasil pertanian menjadi produk olahan yang memiliki daya jual lebih tinggi dan tahan lama.
Perikanan
Dengan garis pantai yang panjang dan banyak sungai, sektor perikanan menawarkan potensi besar. Perikanan tangkap di laut dan sungai, serta budidaya ikan air tawar (seperti patin, lele, nila) dan udang, merupakan kegiatan ekonomi penting bagi masyarakat pesisir dan pinggir sungai. Produk perikanan Paser tidak hanya untuk konsumsi lokal tetapi juga diekspor ke daerah lain.
Pengembangan budidaya perikanan berkelanjutan, seperti tambak udang ramah lingkungan atau keramba jaring apung, terus didorong. Pembentukan kelompok nelayan dan koperasi perikanan juga membantu meningkatkan daya saing dan kesejahteraan para pelaku sektor ini. Upaya menjaga kelestarian ekosistem laut dan sungai dari pencemaran juga menjadi agenda prioritas untuk keberlanjutan sektor perikanan.
Kehutanan
Hutan Paser menyimpan kekayaan kayu dan non-kayu yang luar biasa. Meskipun penebangan hutan secara legal melalui Hak Pengusahaan Hutan (HPH) telah diatur ketat, fokus saat ini adalah pada pengelolaan hutan lestari, reboisasi, dan pengembangan hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti rotan, madu hutan, dan tanaman obat-obatan. Hutan juga berperan vital sebagai paru-paru dunia dan penjaga keanekaragaman hayati.
Pengembangan ekowisata berbasis hutan juga menjadi salah satu strategi untuk memberikan nilai ekonomi pada hutan tanpa merusaknya. Pelibatan masyarakat adat dalam pengelolaan hutan dan pengawasan ilegal logging menjadi kunci keberhasilan program kehutanan yang berkelanjutan. Hutan mangrove di wilayah pesisir juga dijaga kelestariannya karena perannya sebagai penahan abrasi dan habitat alami bagi biota laut.
Pariwisata
Meskipun belum menjadi sektor dominan, pariwisata memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Keindahan alam Paser, mulai dari pantai, air terjun, hingga kekayaan budaya, menawarkan daya tarik tersendiri. Pengelolaan objek wisata yang lebih profesional, promosi yang gencar, dan peningkatan fasilitas pendukung pariwisata akan mendorong pertumbuhan sektor ini di masa mendatang.
Industri Pengolahan dan Jasa
Seiring dengan berkembangnya sektor primer, industri pengolahan juga mulai tumbuh, terutama yang terkait dengan hasil perkebunan (pabrik kelapa sawit), perikanan (pengolahan ikan), dan kehutanan. Sektor jasa, seperti perdagangan, perhotelan, dan transportasi, juga berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan investasi di Paser. Keberadaan IKN juga diproyeksikan akan memicu pertumbuhan sektor jasa dan industri di Paser secara signifikan.
Pemerintah Kabupaten Paser terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif, menyederhanakan perizinan, dan membangun infrastruktur pendukung untuk menarik lebih banyak investor. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan posisi strategis, Paser optimis dapat terus meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan menjadi salah satu lokomotif ekonomi di Kalimantan Timur.
Pariwisata di Tanah Paser: Menguak Keindahan yang Tersembunyi
Paser, dengan kekayaan alam dan budayanya, memiliki potensi pariwisata yang menjanjikan. Meskipun belum sepopuler destinasi lain di Indonesia, Paser menawarkan pengalaman otentik bagi wisatawan yang mencari ketenangan, petualangan, dan kedalaman budaya. Destinasi wisata di Paser dapat dikategorikan menjadi wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan.
Wisata Alam
Keindahan alam Paser sangat beragam dan memukau:
- Pantai Paser: Memiliki garis pantai yang menghadap Selat Makassar, Paser memiliki beberapa pantai yang indah, meskipun belum banyak yang dikembangkan secara komersial. Pantai di sekitar Kecamatan Tanah Grogot menawarkan pemandangan matahari terbit yang memesona. Pasir putih yang lembut dan ombak yang tenang menjadikannya tempat ideal untuk bersantai dan menikmati keindahan laut. Beberapa lokasi pesisir juga cocok untuk kegiatan memancing atau sekadar menikmati seafood segar dari nelayan lokal.
- Air Terjun Doyam Seriam: Ini adalah salah satu air terjun paling terkenal di Paser. Terletak di tengah hutan yang rimbun, air terjun ini menawarkan suasana sejuk dan damai. Aliran air yang jatuh dari ketinggian menciptakan kolam alami yang jernih, sangat cocok untuk berenang atau sekadar menikmati keheningan alam. Akses menuju lokasi ini memerlukan sedikit petualangan, menjadikannya menarik bagi para pencinta alam dan trekking.
- Gua Losan: Menyajikan petualangan speleologi yang menarik. Gua ini memiliki stalaktit dan stalagmit yang indah serta formasi batuan kapur yang unik. Beberapa bagian gua masih alami dan belum banyak tersentuh, memberikan pengalaman eksplorasi yang mendalam. Keberadaan gua ini juga menjadi habitat bagi beberapa jenis kelelawar dan biota gua lainnya.
- Danau-Danau Alami: Paser memiliki beberapa danau dan embung yang bisa dimanfaatkan untuk rekreasi, memancing, atau sebagai tempat piknik keluarga. Danau-danau ini seringkali dikelilingi oleh pepohonan rindang dan menawarkan ketenangan dari hiruk pikuk perkotaan. Pemandangan matahari terbenam di tepi danau menjadi momen yang indah untuk dinikmati.
- Hutan Mangrove: Di daerah pesisir, terdapat ekosistem hutan mangrove yang masih lestari. Hutan ini tidak hanya penting secara ekologis sebagai penahan abrasi dan habitat bagi berbagai biota, tetapi juga memiliki potensi sebagai ekowisata. Wisatawan dapat menjelajahi hutan mangrove dengan perahu, mengamati burung-burung, atau belajar tentang pentingnya ekosistem ini.
Wisata Budaya
Jejak sejarah dan kekayaan budaya Paser menawarkan pengalaman yang mendalam:
- Makam Raja-Raja Paser di Paser Belengkong: Situs ini adalah peninggalan penting dari Kerajaan Paser, menjadi bukti sejarah peradaban Islam di wilayah ini. Wisatawan dapat berziarah, mempelajari sejarah para raja, dan mengagumi arsitektur makam yang unik. Lokasi ini seringkali menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya lokal.
- Rumah Adat Paser: Beberapa rumah adat tradisional Paser masih dapat ditemukan dan dilestarikan, berfungsi sebagai museum mini atau pusat kegiatan adat. Di sini, pengunjung bisa belajar tentang arsitektur tradisional, peralatan rumah tangga kuno, dan kehidupan sehari-hari Suku Paser.
- Pertunjukan Seni dan Upacara Adat: Jika berkunjung pada waktu yang tepat, wisatawan dapat menyaksikan pertunjukan Tari Jepen, musik gambus, atau upacara adat seperti Nyalang. Ini adalah kesempatan emas untuk merasakan langsung kekayaan budaya Paser yang otentik dan interaktif.
- Pusat Kerajinan Tradisional: Mengunjungi sentra-sentra kerajinan tangan lokal, seperti pengrajin anyaman atau ukiran kayu, memberikan kesempatan untuk melihat proses pembuatannya dan membeli oleh-oleh khas Paser yang unik.
Wisata Buatan dan Kuliner
Untuk melengkapi pengalaman, Paser juga memiliki:
- Pusat Kuliner Lokal: Menjelajahi pasar tradisional atau rumah makan lokal untuk mencicipi hidangan khas Paser seperti Pais Ikan, Abon Ikan Gabus, atau berbagai olahan seafood segar. Pengalaman kuliner ini akan melengkapi petualangan Anda di Paser.
- Taman Kota dan Ruang Terbuka Hijau: Di ibu kota kabupaten, Tanah Grogot, terdapat taman kota yang nyaman untuk bersantai sore atau berolahraga. Ruang terbuka hijau ini menjadi tempat berkumpul masyarakat dan seringkali menjadi lokasi event-event lokal.
Pengembangan pariwisata di Paser memerlukan pendekatan yang berkelanjutan, dengan melibatkan masyarakat lokal dan menjaga kelestarian lingkungan serta budaya. Peningkatan infrastruktur pariwisata, seperti akomodasi dan aksesibilitas, serta promosi yang lebih gencar, diharapkan dapat membawa Paser menjadi destinasi pariwisata unggulan di Kalimantan Timur, menarik lebih banyak pengunjung untuk menguak pesona tersembunyi tanah ini.
Sebagai daerah penyangga IKN, Paser memiliki peluang besar untuk mengembangkan pariwisata yang terintegrasi dengan pengembangan ibu kota baru. Potensi ekowisata dan agrowisata dapat menjadi daya tarik tambahan bagi para pekerja dan penduduk IKN yang mencari destinasi liburan singkat. Konsep pariwisata berkelanjutan yang mengedepankan kelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat lokal akan menjadi kunci keberhasilan Paser di masa depan.
Masa Depan Paser: Tantangan dan Peluang di Era Baru
Masa depan Kabupaten Paser berada di persimpangan yang menarik, terutama dengan adanya penetapan Provinsi Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN). Posisi Paser yang strategis sebagai gerbang selatan Kaltim dan berdekatan dengan wilayah IKN, membawa beragam tantangan sekaligus peluang besar untuk pertumbuhan dan pembangunan.
Peluang Pengembangan
- Peningkatan Investasi dan Ekonomi: Kedekatan dengan IKN akan menarik investasi lebih besar, tidak hanya di sektor pertambangan dan perkebunan, tetapi juga di sektor jasa, industri pengolahan, dan pariwisata. Paser dapat menjadi wilayah penyangga utama untuk kebutuhan logistik, tenaga kerja, dan pasokan bahan pangan bagi IKN. Pembangunan infrastruktur baru, seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara, akan semakin meningkatkan konektivitas Paser dengan IKN dan daerah lain.
- Pengembangan Infrastruktur: Pembangunan IKN akan mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Paser, termasuk peningkatan kualitas jalan, jaringan telekomunikasi, fasilitas kesehatan, dan pendidikan. Ini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Proyek-proyek besar yang mendukung IKN, seperti bendungan dan pasokan energi, juga akan memberikan dampak positif bagi Paser.
- Pertumbuhan Sektor Pariwisata: Dengan peningkatan aksesibilitas dan jumlah penduduk di IKN, potensi pariwisata Paser akan semakin terangkat. Keindahan alam dan kekayaan budaya Paser dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun internasional. Pengembangan ekowisata, agrowisata, dan wisata budaya yang terintegrasi dengan paket wisata IKN akan membuka peluang baru bagi masyarakat lokal.
- Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM): Dengan masuknya investasi dan teknologi baru, akan ada kebutuhan akan SDM yang terampil. Ini menjadi peluang bagi Paser untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi, mempersiapkan generasi muda agar siap bersaing di pasar kerja yang lebih luas dan kompleks. Program beasiswa dan kemitraan dengan institusi pendidikan tinggi juga dapat ditingkatkan.
- Diversifikasi Ekonomi: Ketergantungan pada batubara dan kelapa sawit dapat dikurangi melalui diversifikasi ekonomi ke sektor-sektor lain yang lebih berkelanjutan, seperti industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan, ekonomi kreatif, dan teknologi hijau. Ini akan menciptakan lapangan kerja yang lebih beragam dan mengurangi risiko ekonomi akibat fluktuasi harga komoditas.
Tantangan yang Harus Dihadapi
- Dampak Lingkungan: Peningkatan aktivitas ekonomi dan pembangunan berpotensi menimbulkan tekanan lebih besar terhadap lingkungan. Pengelolaan limbah, deforestasi, dan polusi harus menjadi perhatian utama agar pembangunan berjalan selaras dengan kelestarian alam. Implementasi kebijakan pembangunan berkelanjutan sangat krusial.
- Perubahan Sosial dan Budaya: Arus pendatang dan modernisasi yang cepat akibat IKN dapat menyebabkan pergeseran nilai-nilai sosial dan budaya lokal. Penting untuk menjaga identitas Suku Paser dan kearifan lokal agar tidak tergerus oleh budaya asing. Program-program pelestarian budaya dan pendidikan multikultural harus diperkuat.
- Kesenjangan Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi yang pesat berisiko menciptakan kesenjangan antara kelompok masyarakat yang siap dengan perubahan dan yang belum. Pemerintah perlu memastikan bahwa manfaat pembangunan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk masyarakat adat dan pedesaan, melalui program pemberdayaan dan bantuan yang tepat sasaran.
- Penataan Ruang dan Urbanisasi: Peningkatan populasi dan aktivitas ekonomi akan mendorong urbanisasi. Perencanaan tata ruang yang matang dan berkelanjutan sangat penting untuk menghindari masalah seperti permukiman kumuh, kemacetan, dan krisis air bersih. Pengembangan kota-kota baru dan pusat pertumbuhan ekonomi harus dilakukan secara terencana.
- Kesiapan Pemerintah Daerah dan Masyarakat: Pemerintah daerah perlu memperkuat kapasitas birokrasi dan regulasi untuk mengelola pertumbuhan yang cepat. Masyarakat juga perlu disiapkan untuk menghadapi perubahan, melalui peningkatan literasi, keterampilan, dan pemahaman tentang peluang yang ada.
Untuk menyongsong masa depan yang cerah, Kabupaten Paser perlu merumuskan strategi pembangunan yang komprehensif dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, sektor swasta, dan akademisi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan perencanaan yang matang, komitmen yang kuat, dan partisipasi aktif dari seluruh elemen, Paser dapat tumbuh menjadi daerah yang maju, sejahtera, dan tetap lestari di jantung Kalimantan Timur.
Pembangunan IKN bukan hanya akan membawa dampak ekonomi, tetapi juga sosial-politik. Paser harus mampu memposisikan diri sebagai mitra strategis bagi IKN, bukan hanya sebagai 'daerah belakang' atau penyangga pasif. Ini berarti proaktif dalam menawarkan potensi, membangun kemitraan yang saling menguntungkan, dan memastikan bahwa setiap kebijakan IKN juga mempertimbangkan dampak positif bagi daerah-daerah sekitarnya, termasuk Paser.
Aspek keamanan dan ketertiban masyarakat juga akan menjadi tantangan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan mobilitas. Peningkatan kapasitas aparat keamanan serta partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan yang kondusif akan sangat diperlukan. Edukasi mengenai pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama dan suku juga harus terus digalakkan untuk mencegah potensi konflik sosial.
Meningkatnya kebutuhan akan energi juga akan menjadi peluang bagi Paser untuk mengembangkan sumber energi terbarukan. Potensi energi surya, biomassa dari limbah perkebunan, atau bahkan mikrohidro dari sungai-sungai kecil, bisa menjadi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mendukung agenda pembangunan hijau.
Dalam sektor pangan, Paser dapat menjadi lumbung pangan bagi IKN. Pengembangan pertanian modern, peternakan, dan perikanan yang efisien dan berkelanjutan akan sangat vital. Dukungan terhadap petani lokal, penyediaan akses permodalan, dan penggunaan teknologi tepat guna akan membantu meningkatkan produksi dan kualitas pangan. Hal ini sekaligus dapat menciptakan kemandirian pangan bagi daerah dan IKN.
Pendidikan dan kesehatan adalah dua pilar penting dalam menghadapi masa depan. Paser harus berinvestasi lebih besar dalam peningkatan fasilitas pendidikan dari PAUD hingga perguruan tinggi, serta peningkatan kompetensi guru dan tenaga medis. Ketersediaan layanan kesehatan yang berkualitas dan merata akan menjadi penentu kualitas SDM Paser di masa mendatang. Dengan demikian, Paser tidak hanya menjadi penopang IKN secara fisik, tetapi juga sebagai sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat adalah fondasi utama untuk menghadapi segala perubahan. Penguatan kelembagaan lokal, peningkatan partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan, serta pemberantasan korupsi akan memastikan bahwa pembangunan berjalan di jalur yang benar dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh warga Paser.
Kesimpulan: Paser, Bumi Daya Taka yang Menjanjikan
Dari penelusuran panjang tentang Kabupaten Paser, dapat disimpulkan bahwa wilayah ini adalah sebuah permata yang kaya akan dimensi: geografis yang beragam, sejarah yang berakar kuat, budaya yang luhur, dan potensi ekonomi yang menjanjikan. Sebagai "Bumi Daya Taka" atau Tanah Harapan, Paser benar-benar merefleksikan julukannya tersebut. Ia adalah tanah tempat peradaban kuno bertemu dengan dinamika modernisasi, tempat alam lestari beriringan dengan ambisi pembangunan, dan tempat beragam suku bangsa hidup dalam keharmonisan.
Paser tidak hanya menawarkan keindahan alam yang menenangkan, mulai dari pantai, air terjun, hingga hutan yang lebat, tetapi juga menghadirkan kekayaan sejarah melalui jejak Kerajaan Paser yang pernah berjaya. Kebudayaan Suku Paser yang kuat, dengan adat istiadat, tarian, musik, dan kearifan lokalnya, menjadi benteng identitas yang tak lekang oleh waktu, memberikan warna tersendiri bagi mozaik kebudayaan Indonesia.
Di bidang ekonomi, Paser adalah lokomotif penting bagi Kalimantan Timur, dengan sektor pertambangan, perkebunan, pertanian, dan perikanan sebagai tulang punggungnya. Potensi ini kini diperkuat dengan posisi strategisnya sebagai daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), yang membuka gerbang bagi investasi, pembangunan infrastruktur, dan pertumbuhan di berbagai sektor. Peluang-peluang ini adalah harapan baru bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah.
Namun, perjalanan Paser ke depan tidak luput dari tantangan. Isu-isu lingkungan, perubahan sosial budaya akibat urbanisasi, serta kebutuhan akan peningkatan kualitas sumber daya manusia, harus diantisipasi dan dikelola dengan bijaksana. Diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa pembangunan yang terjadi adalah pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berpihak pada kepentingan generasi mendatang.
Pada akhirnya, Paser adalah kisah tentang ketahanan, adaptasi, dan harapan. Ia adalah bukti bahwa di tengah modernisasi, warisan leluhur dapat tetap hidup; bahwa pembangunan ekonomi dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan; dan bahwa keberagaman adalah kekuatan. Dengan segala potensi dan tantangannya, Paser siap menyongsong masa depan yang lebih cerah, menjadi bagian integral dari kemajuan Indonesia, sambil tetap menjaga nilai-nilai luhur yang telah mengukir identitasnya selama berabad-abad. Mengunjungi Paser adalah menyelami bagian dari kekayaan Indonesia yang otentik dan tak terlupakan.
Perjalanan Paser yang panjang, dari kesultanan tradisional hingga menjadi kabupaten modern yang berorientasi ke depan, mengajarkan bahwa pembangunan adalah proses berkelanjutan yang memerlukan visi jangka panjang. Dengan berpegang teguh pada prinsip "Bumi Daya Taka," Paser akan terus berupaya menjadi pusat pertumbuhan yang seimbang, tempat di mana manusia, alam, dan budaya dapat berkembang harmonis. Ini adalah komitmen yang harus terus dijaga dan diperkuat oleh setiap generasi Paser.
Kita telah melihat bagaimana setiap aspek dari Paser, mulai dari struktur geologisnya hingga denyut nadinya dalam kesenian tradisional, saling terkait membentuk sebuah ekosistem yang kompleks dan berharga. Setiap sungai yang mengalir, setiap bukit yang menjulang, setiap kisah yang diceritakan, adalah potongan puzzle yang membentuk gambaran utuh tentang keagungan Paser. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk terus mendukung upaya pelestarian dan pengembangan Paser, agar ia tetap menjadi sumber inspirasi dan harapan bagi Indonesia.