Panduan Terlengkap Niat Tarawih Sendiri dan Pelaksanaannya di Rumah

Ilustrasi masjid di malam hari Sebuah gambar siluet masjid dengan kubah dan menara di bawah bulan sabit, melambangkan suasana malam Ramadan yang syahdu untuk beribadah.

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat. Salah satu amalan yang sangat identik dengan bulan suci ini adalah salat Tarawih. Salat sunnah muakkadah yang dikerjakan pada malam-malam Ramadan ini menjadi momen istimewa bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Umumnya, salat Tarawih dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau musala, menciptakan suasana syahdu dan kebersamaan yang kuat.

Namun, terkadang ada situasi dan kondisi yang membuat seseorang tidak dapat melaksanakannya secara berjamaah. Entah karena kesibukan pekerjaan, kondisi kesehatan, jarak yang jauh dari masjid, atau alasan syar'i lainnya. Dalam keadaan seperti ini, muncul pertanyaan penting: bolehkah salat Tarawih dikerjakan sendiri di rumah? Jawabannya adalah tentu saja boleh. Melaksanakan salat Tarawih secara munfarid (sendirian) adalah sah dan tetap mendapatkan pahala yang besar, insya Allah.

Kunci utama dari sahnya ibadah ini, sama seperti ibadah lainnya, terletak pada niat. Oleh karena itu, mengetahui dan memahami lafal niat tarawih sendiri menjadi sangat fundamental. Artikel ini akan menjadi panduan lengkap bagi Anda yang ingin melaksanakan salat Tarawih di rumah, mulai dari niat yang benar, tata cara pelaksanaan yang rinci, hingga amalan penyempurna setelahnya.

Memahami Makna dan Lafal Niat Tarawih Sendiri (Munfarid)

Niat adalah pilar utama dalam setiap ibadah. Ia adalah penentu arah dan tujuan dari sebuah amalan, membedakan antara kebiasaan dengan ibadah yang bernilai pahala. Niat bersemayam di dalam hati, namun melafalkannya (talaffuzh) dianjurkan oleh sebagian ulama untuk membantu memantapkan hati dan konsentrasi.

Ketika Anda hendak melaksanakan salat Tarawih sendirian, niat yang dipanjatkan di dalam hati harus secara spesifik menyatakan bahwa Anda melakukan salat sunnah Tarawih sebagai seorang munfarid. Berikut adalah lafal niat yang bisa Anda gunakan.

Lafal Niat Salat Tarawih 2 Rakaat Sendirian

Salat Tarawih umumnya dikerjakan dalam satuan dua rakaat salam, dua rakaat salam. Berikut adalah lafal niatnya dalam tulisan Arab, Latin, dan terjemahannya.

أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tarawiihi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat salat sunnah Tarawih dua rakaat, menghadap kiblat, tunai karena Allah Ta'ala."

Penjabaran Setiap Kata dalam Niat

Untuk memahami lebih dalam, mari kita bedah setiap bagian dari lafal niat tarawih sendiri tersebut:

  • أُصَلِّى (Ushalli): Berarti "Aku berniat salat". Ini adalah pernyataan awal dari kehendak hati untuk melaksanakan ibadah salat.
  • سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ (Sunnatat tarawiihi): Berarti "sunnah Tarawih". Bagian ini secara spesifik menyebutkan jenis salat yang akan dikerjakan, yaitu salat sunnah Tarawih. Ini yang membedakannya dari salat sunnah lainnya seperti Tahajud atau Hajat.
  • رَكْعَتَيْنِ (Rak'ataini): Berarti "dua rakaat". Ini menegaskan jumlah rakaat yang akan Anda kerjakan dalam satu kali salat sebelum salam.
  • مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (Mustaqbilal qiblati): Berarti "menghadap kiblat". Ini merupakan salah satu syarat sahnya salat, yaitu menghadap ke arah Ka'bah.
  • أَدَاءً (Adaa'an): Berarti "tunai" atau "pada waktunya". Ini menunjukkan bahwa salat Tarawih dikerjakan pada waktu yang telah ditentukan, yaitu pada malam hari di bulan Ramadan setelah salat Isya.
  • لِلهِ تَعَالَى (Lillaahi ta'aalaa): Berarti "karena Allah Ta'ala". Ini adalah bagian terpenting yang menegaskan keikhlasan. Seluruh ibadah yang kita lakukan semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah SWT, bukan karena tujuan duniawi atau pujian manusia.

Dengan memahami setiap komponen niat, hati kita akan lebih mantap dan khusyuk saat memulai salat. Perlu diingat, yang menjadi rukun adalah niat di dalam hati. Lafal yang diucapkan adalah sarana untuk membantu hati agar lebih fokus.

Tata Cara Pelaksanaan Salat Tarawih Sendiri di Rumah

Setelah memantapkan niat tarawih sendiri, langkah selanjutnya adalah melaksanakan salat dengan gerakan dan bacaan yang benar. Secara umum, tata cara salat Tarawih munfarid tidak berbeda dengan salat sunnah lainnya. Perbedaannya hanya terletak pada niat dan jumlah rakaat yang dikerjakan secara berulang. Berikut adalah panduan langkah demi langkahnya.

Langkah 1: Persiapan Awal

Sebelum memulai, pastikan Anda telah melakukan persiapan berikut untuk menunjang kekhusyukan:

  • Berwudhu dengan Sempurna: Sucikan diri dari hadas kecil dengan berwudhu secara tertib dan sempurna.
  • Tempat yang Bersih: Pilih tempat salat yang bersih, tenang, dan bebas dari gangguan. Jauhkan gawai atau hal-hal lain yang dapat memecah konsentrasi.
  • Pakaian yang Suci dan Menutup Aurat: Kenakan pakaian terbaik Anda yang bersih, suci, dan menutup aurat dengan sempurna.
  • Menghadap Kiblat: Pastikan Anda berdiri menghadap arah kiblat dengan benar.

Langkah 2: Pelaksanaan Salat Dua Rakaat Pertama

  1. Takbiratul Ihram: Berdiri tegak, angkat kedua tangan sejajar telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Bersamaan dengan takbir, hadirkan niat di dalam hati seperti yang telah dijelaskan di atas.
  2. Membaca Doa Iftitah: Setelah takbir dan bersedekap, bacalah doa Iftitah. Ada beberapa versi doa Iftitah, Anda bisa memilih yang paling Anda hafal.
  3. Membaca Surat Al-Fatihah: Membaca Al-Fatihah adalah rukun salat. Bacalah dengan tartil, jelas, dan penuh penghayatan.
  4. Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, bacalah surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Karena Anda salat sendiri, Anda memiliki keleluasaan untuk membaca surat apa pun yang Anda hafal. Ini adalah kesempatan emas untuk mengulang hafalan atau membaca surat favorit Anda.
  5. Rukuk: Angkat tangan, bertakbir, lalu membungkuk untuk rukuk. Punggung dan kepala usahakan lurus. Bacalah tasbih rukuk, misalnya "Subhaana rabbiyal 'adziimi wa bihamdih" sebanyak tiga kali atau lebih.
  6. I'tidal: Bangkit dari rukuk sambil mengangkat tangan dan membaca "Sami'allaahu liman hamidah". Setelah berdiri tegak, lanjutkan dengan membaca "Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du".
  7. Sujud Pertama: Bertakbir, lalu turun untuk sujud. Pastikan tujuh anggota badan menyentuh lantai: dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Bacalah tasbih sujud, misalnya "Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih" sebanyak tiga kali atau lebih.
  8. Duduk di Antara Dua Sujud: Bangkit dari sujud untuk duduk iftirasy sambil membaca "Allahu Akbar". Bacalah doa "Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii".
  9. Sujud Kedua: Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan takbir dan bacaan yang sama.
  10. Berdiri untuk Rakaat Kedua: Bangkit dari sujud kedua untuk berdiri mengerjakan rakaat kedua sambil mengucapkan "Allahu Akbar".
  11. Rakaat Kedua: Ulangi gerakan dan bacaan seperti pada rakaat pertama, dimulai dari membaca Al-Fatihah hingga sujud kedua.
  12. Tasyahud Akhir: Setelah sujud kedua di rakaat kedua, duduklah tawarruk (posisi duduk yang berbeda dari duduk di antara dua sujud). Bacalah bacaan tasyahud (tahiyat) akhir hingga selesai, termasuk selawat kepada Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS.
  13. Salam: Akhiri salat dengan menoleh ke kanan sambil mengucapkan "Assalamualaikum wa rahmatullah", lalu menoleh ke kiri dengan ucapan yang sama.

Langkah 3: Mengulangi Salat

Dengan selesainya dua rakaat tersebut, Anda telah menyelesaikan satu set salat Tarawih. Untuk melanjutkan, Anda cukup berdiri kembali, mengulangi proses dari awal dengan niat tarawih sendiri yang baru untuk dua rakaat berikutnya. Lakukan ini terus-menerus hingga mencapai jumlah rakaat yang Anda inginkan, baik itu 8 rakaat maupun 20 rakaat.

Berapa Jumlah Rakaat Tarawih yang Sebaiknya Dikerjakan?

Salah satu topik yang sering dibahas terkait salat Tarawih adalah perbedaan jumlah rakaatnya. Ada dua pendapat utama yang sama-sama memiliki dasar yang kuat dan dianut oleh banyak umat Islam di seluruh dunia, yaitu 8 rakaat dan 20 rakaat. Keduanya tidak termasuk salat Witir sebagai penutup.

Pendapat 8 Rakaat

Pendapat yang menyatakan salat Tarawih berjumlah 8 rakaat (ditambah 3 rakaat Witir, sehingga total menjadi 11 rakaat) bersandar pada hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Beliau menjelaskan tentang salat malam Rasulullah SAW, "Rasulullah SAW tidak pernah menambah (salat malam) di bulan Ramadan atau di luar Ramadan lebih dari sebelas rakaat." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menjadi landasan utama bagi mereka yang mengamalkan Tarawih 8 rakaat. Mereka berpendapat bahwa ini adalah praktik yang paling mendekati apa yang dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW.

Pendapat 20 Rakaat

Sementara itu, pendapat yang mengamalkan salat Tarawih 20 rakaat (ditambah 3 rakaat Witir, total 23 rakaat) didasarkan pada praktik yang dilembagakan pada masa Khalifah Umar bin Khattab RA. Pada masa itu, Sayyidina Umar mengumpulkan umat Islam untuk salat Tarawih berjamaah di belakang satu imam, yaitu Ubay bin Ka'ab, dan mereka melaksanakannya sebanyak 20 rakaat. Praktik ini kemudian diikuti oleh para sahabat dan generasi setelahnya (tabi'in) dan menjadi amalan yang mapan di Makkah dan Madinah selama berabad-abad. Para ulama dari mazhab Hanafi, Syafi'i, dan Hanbali umumnya mendukung pendapat ini, menganggapnya sebagai ijma' (konsensus) para sahabat.

Sikap Terbaik

Ketika Anda melaksanakan salat Tarawih sendirian di rumah, Anda memiliki keleluasaan untuk memilih salah satu dari kedua pendapat ini. Yang terpenting bukanlah memperdebatkan jumlahnya, melainkan kualitas, keikhlasan, dan kekhusyukan dalam melaksanakannya. Baik 8 maupun 20 rakaat adalah amalan yang baik dan memiliki dasar. Pilihlah yang paling membuat hati Anda mantap dan yang bisa Anda kerjakan secara konsisten selama bulan Ramadan. Kuantitas itu penting, tetapi kualitas ibadah jauh lebih utama.

Menyempurnakan Malam dengan Salat Witir

Salat Witir adalah salat sunnah dengan jumlah rakaat ganjil yang berfungsi sebagai penutup salat malam. Rasulullah SAW sangat menganjurkan pelaksanaannya dan hampir tidak pernah meninggalkannya. Setelah menyelesaikan salat Tarawih, sangat dianjurkan untuk menutup rangkaian ibadah malam Anda dengan salat Witir.

Niat Salat Witir

Sama seperti Tarawih, niat Witir juga disesuaikan dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Berikut beberapa contoh niatnya jika dikerjakan sendiri.

Niat Salat Witir 3 Rakaat (dengan satu kali salam)

أُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal witri tsalaatsa raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat salat sunnah Witir tiga rakaat, menghadap kiblat, tunai karena Allah Ta'ala."

Niat Salat Witir 1 Rakaat (jika dipisah)

أُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal witri rak'atan mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat salat sunnah Witir satu rakaat, menghadap kiblat, tunai karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Salat Witir

Salat Witir bisa dikerjakan dengan beberapa cara, yang paling umum adalah 3 rakaat.

  • Cara Pertama (3 Rakaat Langsung): Anda mengerjakan 3 rakaat sekaligus dengan satu kali tasyahud akhir di rakaat ketiga, lalu diakhiri dengan salam. Mirip seperti salat Magrib, tetapi tanpa tasyahud awal.
  • Cara Kedua (Dua Rakaat + Satu Rakaat): Anda salat dua rakaat terlebih dahulu, lalu salam. Setelah itu, berdiri lagi untuk mengerjakan satu rakaat, lalu salam. Cara ini yang lebih sering dipraktikkan.

Setelah Al-Fatihah, dianjurkan untuk membaca surat-surat berikut:

  • Rakaat pertama: Surat Al-A'la
  • Rakaat kedua: Surat Al-Kafirun
  • Rakaat ketiga: Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.

Jika tidak hafal, Anda boleh membaca surat lain yang Anda kuasai. Membaca surat-surat tersebut adalah sunnah, bukan kewajiban.

Doa dan Zikir Setelah Salat Tarawih dan Witir

Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian salat Tarawih dan Witir, jangan terburu-buru beranjak. Luangkan waktu sejenak untuk berzikir dan memanjatkan doa. Momen setelah ibadah adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Anda bisa memulai dengan membaca istighfar, tasbih, tahmid, dan takbir.

Zikir Setelah Witir

Ada zikir khusus yang dianjurkan untuk dibaca setelah salat Witir. Bacalah zikir berikut sebanyak tiga kali, dan pada bacaan ketiga, keraskan dan panjangkan suara Anda:

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

Subhaanal malikil qudduus.

Artinya: "Maha Suci Allah Raja Yang Maha Suci."

Doa Kamilin (Doa Setelah Tarawih)

Ada sebuah doa yang populer dan biasa dibaca setelah salat Tarawih, yang dikenal dengan sebutan Doa Kamilin. Meskipun doa ini tidak secara spesifik berasal dari hadis Nabi, isinya sangat baik dan mencakup permohonan yang komprehensif. Membacanya adalah hal yang baik sebagai wujud munajat kepada Allah SWT.

Isi doa ini sangat panjang, namun intinya adalah memohon kepada Allah agar dijadikan orang-orang yang sempurna imannya, yang menunaikan kewajiban, yang menjaga salat, yang menunaikan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi Allah, yang berharap ampunan-Nya, yang berpegang teguh pada petunjuk-Nya, yang terhindar dari kesia-siaan, yang zuhud di dunia, yang cinta akhirat, yang rida dengan ketetapan-Nya, yang bersyukur atas nikmat-Nya, yang sabar atas cobaan, dan agar kelak di bawah naungan panji Nabi Muhammad SAW pada hari kiamat.

Anda bisa mencari teks lengkap Doa Kamilin dan membacanya. Namun, jika Anda tidak hafal, tidak masalah. Anda bisa berdoa dengan bahasa Anda sendiri, memohon apa pun yang menjadi hajat dan keinginan Anda, baik untuk urusan dunia maupun akhirat. Justru, doa yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam sering kali lebih menyentuh dan khusyuk.

Tips Meraih Khusyuk Saat Salat Tarawih Sendiri

Salah satu tantangan terbesar saat beribadah sendirian adalah menjaga kekhusyukan. Tanpa dorongan energi dari jamaah lain, godaan untuk terburu-buru atau pikiran yang melayang bisa lebih besar. Berikut beberapa tips untuk membantu Anda meraih khusyuk saat melaksanakan salat Tarawih di rumah.

1. Pahami Makna Bacaan Salat

Cobalah untuk tidak hanya melafalkan bacaan salat, tetapi juga memahami artinya. Ketika Anda mengerti apa yang Anda ucapkan saat rukuk, sujud, atau tasyahud, hati Anda akan lebih terhubung. Ini akan mengubah salat dari sekadar gerakan fisik menjadi sebuah dialog spiritual dengan Sang Pencipta.

2. Lakukan dengan Tuma'ninah (Tenang dan Tidak Tergesa-gesa)

Tuma'ninah adalah salah satu rukun salat. Artinya, berhenti sejenak di setiap gerakan hingga tubuh tenang sebelum beralih ke gerakan berikutnya. Hindari salat yang terburu-buru seperti mematuk ayam. Nikmati setiap posisi, rasakan setiap bacaan. Tarawih bukan perlombaan, melainkan waktu untuk istirahat dan berkomunikasi dengan Allah.

3. Variasikan Bacaan Surat

Jika Anda memiliki hafalan beberapa surat, manfaatkan kesempatan salat sendiri ini untuk membacanya secara bervariasi. Ini membantu menjaga pikiran tetap segar dan tidak monoton. Jika hafalan Anda terbatas, itu pun tidak masalah. Mengulang-ulang surat yang sama dengan penuh penghayatan jauh lebih baik daripada membaca banyak surat tanpa kekhusyukan.

4. Anggap Setiap Salat adalah yang Terakhir

Bayangkan jika salat yang sedang Anda kerjakan adalah salat terakhir dalam hidup Anda. Tentu Anda akan berusaha melakukannya dengan sebaik mungkin, dengan konsentrasi penuh dan keikhlasan yang mendalam. Kesadaran akan kefanaan hidup dapat meningkatkan kualitas ibadah secara drastis.

5. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung

Matikan televisi, jauhkan ponsel, dan beri tahu anggota keluarga agar tidak mengganggu Anda selama waktu salat. Menggunakan wewangian di tempat salat juga dapat membantu menciptakan suasana yang lebih tenang dan sakral.

Kesimpulan

Melaksanakan salat Tarawih di rumah secara sendirian bukanlah sebuah kekurangan, melainkan sebuah kesempatan. Kesempatan untuk beribadah dengan lebih personal, lebih intim, dan lebih fleksibel sesuai kemampuan. Kunci utamanya adalah meluruskan dan memantapkan niat tarawih sendiri semata-mata karena Allah SWT.

Dengan memahami niat yang benar, mengikuti tata cara yang sesuai, dan berusaha menjaga kekhusyukan, insya Allah salat Tarawih Anda akan diterima dan bernilai pahala yang melimpah. Ramadan adalah ladang amal yang luas. Jangan biarkan kendala apa pun menghalangi Anda untuk memanen kebaikannya. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kemudahan untuk mengisi malam-malam Ramadan dengan ibadah terbaik.

🏠 Kembali ke Homepage