Niat Sholat Isya: Panduan Terlengkap

Ilustrasi Sholat Isya Ilustrasi masjid di malam hari dengan bulan sabit dan bintang, melambangkan waktu Sholat Isya.

Sholat Isya merupakan salah satu dari lima sholat fardhu yang wajib ditunaikan oleh setiap Muslim yang telah baligh dan berakal. Sholat ini dilaksanakan pada malam hari, setelah hilangnya cahaya merah di ufuk barat (megasore) hingga terbit fajar. Sebagaimana ibadah lainnya, kunci utama sahnya Sholat Isya adalah niat. Niat menjadi pembeda antara suatu ibadah dengan ibadah lainnya, serta membedakan antara kebiasaan dengan ibadah. Tanpa niat yang benar, seluruh rangkaian gerakan dan bacaan sholat tidak akan memiliki nilai di sisi Allah SWT.

Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan komprehensif segala hal yang berkaitan dengan niat sholat Isya. Mulai dari lafadz niat untuk sholat sendiri (munfarid), menjadi imam, hingga menjadi makmum. Tidak hanya itu, kita akan menyelami makna di balik setiap kata dalam niat, memahami hakikat niat yang sesungguhnya, serta panduan lengkap tata cara pelaksanaan Sholat Isya dari awal hingga akhir.

Memahami Hakikat Niat dalam Ibadah

Sebelum membahas lafadz spesifik, sangat penting untuk memahami konsep niat itu sendiri. Niat (النية) secara bahasa berarti 'maksud' atau 'kehendak'. Secara istilah syar'i, niat adalah kehendak yang terbersit di dalam hati untuk melakukan suatu ibadah demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tempat niat adalah di dalam hati, bukan di lisan. Mengucapkan niat dengan lisan (talaffuzh) dihukumi sunnah oleh sebagian ulama Syafi'iyah untuk membantu menguatkan apa yang ada di dalam hati.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits agung ini menjadi landasan utama dalam setiap ibadah. Ia menegaskan bahwa nilai sebuah amal perbuatan sangat bergantung pada tujuan dan maksud pelakunya. Dalam konteks Sholat Isya, niat di dalam hati harus mencakup tiga unsur pokok:

  1. Qashdul Fi’li (Menyengaja perbuatan): Hati berniat untuk melakukan perbuatan "sholat".
  2. Ta’yin (Menentukan jenis sholat): Hati menentukan sholat yang akan dikerjakan, yaitu "Isya".
  3. Qashdul Fardhiyyah (Menyengaja kefardhuan): Hati menegaskan bahwa sholat Isya yang dikerjakan adalah sholat "fardhu".

Ketiga unsur ini harus hadir di dalam hati sesaat sebelum atau bersamaan dengan takbiratul ihram. Lafadz yang diucapkan hanyalah alat bantu. Jika hati seseorang berniat Sholat Isya tetapi lisannya keliru mengucapkan "Sholat Maghrib", maka sholatnya tetap sah sebagai Sholat Isya karena yang menjadi patokan adalah niat di dalam hati.

Lafadz Niat Sholat Isya Lengkap

Berikut adalah bacaan atau lafadz niat sholat Isya yang dibedakan berdasarkan posisi seseorang dalam sholat: apakah ia sholat sendirian (munfarid), menjadi imam, atau menjadi makmum dalam sholat berjamaah.

1. Niat Sholat Isya Sendiri (Munfarid)

Ketika seseorang melaksanakan Sholat Isya seorang diri, baik laki-laki maupun perempuan, maka lafadz niatnya adalah sebagai berikut:

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'isyaa'i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aala.

"Aku niat sholat fardhu Isya empat rakaat menghadap kiblat, tunai, karena Allah Ta'ala."

Mari kita bedah makna dari setiap kata dalam lafadz niat ini untuk pemahaman yang lebih dalam:

2. Niat Sholat Isya Sebagai Imam

Bagi seseorang yang memimpin sholat berjamaah (imam), terdapat tambahan kata "imaaman" dalam lafadz niatnya untuk menunjukkan posisinya.

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'isyaa'i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an imaaman lillaahi ta'aala.

"Aku niat sholat fardhu Isya empat rakaat menghadap kiblat, tunai, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."

Kata imaaman (إِمَامًا) yang berarti "sebagai imam" menjadi pembeda utama. Berniat menjadi imam adalah syarat sah bagi seorang imam agar sholat jamaahnya sah dan ia mendapatkan pahala memimpin sholat. Tanpa niat ini, ia hanya akan mendapatkan pahala sholat sendirian meskipun secara fisik ia berada di depan makmum.

3. Niat Sholat Isya Sebagai Makmum

Bagi seseorang yang mengikuti imam dalam sholat berjamaah (makmum), lafadz niatnya juga disesuaikan dengan menambahkan kata "ma'muuman".

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'isyaa'i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an ma'muuman lillaahi ta'aala.

"Aku niat sholat fardhu Isya empat rakaat menghadap kiblat, tunai, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."

Kata ma'muuman (مَأْمُوْمًا) yang berarti "sebagai makmum" adalah wajib diniatkan di dalam hati. Niat ini menegaskan ikatan seorang makmum kepada imamnya. Tanpa niat menjadi makmum, sholatnya tidak sah sebagai sholat berjamaah. Ia harus mengikuti seluruh gerakan imam dan tidak boleh mendahuluinya.

Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Isya (4 Rakaat)

Setelah memahami dan menetapkan niat sholat Isya di dalam hati, langkah selanjutnya adalah melaksanakan sholat dengan gerakan dan bacaan yang benar (thuma'ninah). Berikut adalah urutan tata cara Sholat Isya dari awal hingga akhir.

Rakaat Pertama

  1. Berdiri Tegak Menghadap Kiblat

    Posisikan tubuh tegak lurus, pandangan mata ke tempat sujud. Fokuskan hati dan pikiran untuk menghadap Allah SWT.

  2. Takbiratul Ihram

    Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga seraya mengucapkan "Allahu Akbar" (الله أكبر). Saat mengucapkan takbir inilah, niat yang sudah disiapkan di dalam hati dihadirkan dan ditegaskan. Takbir ini disebut "ihram" karena setelah melakukannya, hal-hal lain di luar sholat menjadi haram untuk dilakukan (seperti berbicara, makan, minum).

  3. Membaca Doa Iftitah

    Setelah takbir, kedua tangan bersedekap di atas dada (tangan kanan di atas tangan kiri). Disunnahkan membaca doa iftitah. Salah satu bacaan yang populer adalah:

    "Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin."
  4. Membaca Surat Al-Fatihah

    Membaca Surat Al-Fatihah merupakan rukun sholat. Setiap ayat dibaca dengan tartil dan jelas, dimulai dengan Ta'awudz (A'uudzu billaahi minasy-syaithaanir-rajiim) dan Basmalah (Bismillaahir-rahmaanir-rahiim).

  5. Membaca Surat Pendek

    Setelah selesai membaca Al-Fatihah (dan mengucapkan "Aamiin"), disunnahkan untuk membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Pada rakaat pertama dan kedua, dianjurkan membaca surat yang agak panjang.

  6. Ruku' dengan Thuma'ninah

    Mengangkat kedua tangan seraya bertakbir "Allahu Akbar", lalu membungkukkan badan hingga punggung lurus, kedua telapak tangan memegang lutut. Pandangan tetap ke arah tempat sujud. Dalam posisi ruku', bacalah tasbih minimal tiga kali:

    "Subhaana rabbiyal 'azhiimi wa bihamdih." (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya).
  7. I'tidal dengan Thuma'ninah

    Bangkit dari ruku' sambil mengangkat kedua tangan dan membaca:

    "Sami'allaahu liman hamidah." (Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya).

    Setelah berdiri tegak, lanjutkan dengan membaca:

    "Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du." (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu).
  8. Sujud Pertama dengan Thuma'ninah

    Turun untuk sujud diiringi takbir "Allahu Akbar". Pastikan tujuh anggota sujud menempel di lantai: dahi (dan hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Dalam sujud, bacalah tasbih minimal tiga kali:

    "Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih." (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya).
  9. Duduk di Antara Dua Sujud (Duduk Iftirasy)

    Bangkit dari sujud sambil bertakbir "Allahu Akbar" dan duduk dengan posisi iftirasy (menduduki telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan). Bacalah doa:

    "Rabbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, warzuqnii, wahdinii, wa'aafinii, wa'fu 'annii." (Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku).
  10. Sujud Kedua dengan Thuma'ninah

    Kembali melakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan takbir dan bacaan tasbih yang sama.

  11. Bangkit untuk Rakaat Kedua

    Bangkit dari sujud kedua sambil mengucapkan "Allahu Akbar" untuk memulai rakaat kedua. Boleh duduk istirahat sejenak sebelum berdiri jika dirasa perlu.

Rakaat Kedua

Gerakan dan bacaan pada rakaat kedua sama persis dengan rakaat pertama, mulai dari membaca Al-Fatihah hingga sujud kedua. Perbedaannya terletak pada akhir rakaat kedua.

  1. Membaca Al-Fatihah.
  2. Membaca surat pendek (disunnahkan lebih pendek dari rakaat pertama).
  3. Ruku'.
  4. I'tidal.
  5. Sujud pertama.
  6. Duduk di antara dua sujud.
  7. Sujud kedua.
  8. Duduk Tasyahud Awal

    Setelah sujud kedua, duduklah dengan posisi iftirasy (sama seperti duduk di antara dua sujud) untuk membaca tasyahud awal (tahiyat awal).

    "Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad."
  9. Bangkit untuk Rakaat Ketiga

    Setelah selesai tasyahud awal, bangkit berdiri untuk rakaat ketiga sambil mengucapkan "Allahu Akbar" dan mengangkat kedua tangan.

Rakaat Ketiga

Pada rakaat ketiga, gerakannya sama, namun yang dibaca setelah takbir berdiri hanyalah Surat Al-Fatihah saja, tanpa membaca surat pendek lainnya.

  1. Membaca Al-Fatihah (tanpa surat pendek).
  2. Ruku'.
  3. I'tidal.
  4. Sujud pertama.
  5. Duduk di antara dua sujud.
  6. Sujud kedua.
  7. Bangkit untuk Rakaat Keempat

    Langsung bangkit berdiri untuk rakaat keempat sambil mengucapkan "Allahu Akbar".

Rakaat Keempat

Rakaat keempat sama seperti rakaat ketiga, yaitu hanya membaca Surat Al-Fatihah. Perbedaannya terletak pada bagian akhir sholat.

  1. Membaca Al-Fatihah (tanpa surat pendek).
  2. Ruku'.
  3. I'tidal.
  4. Sujud pertama.
  5. Duduk di antara dua sujud.
  6. Sujud kedua.
  7. Duduk Tasyahud Akhir

    Setelah sujud kedua, duduklah dengan posisi tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di atas lantai). Bacaan tasyahud akhir sama dengan tasyahud awal, namun ditambahkan dengan shalawat Ibrahimiyah.

    "Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad, wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad. Kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa ibraahiim, wa 'alaa aali sayyidinaa ibraahiim. Wa baarik 'alaa sayyidinaa muhammad, wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad. Kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa ibraahiim, wa 'alaa aali sayyidinaa ibraahiim. Fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid."
  8. Salam

    Menoleh ke kanan hingga pipi kanan terlihat dari belakang sambil mengucapkan "Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaah". Kemudian menoleh ke kiri hingga pipi kiri terlihat dari belakang sambil mengucapkan salam yang sama. Dengan salam, berakhirlah rangkaian Sholat Isya.

Waktu Pelaksanaan Sholat Isya

Mengetahui waktu sholat yang benar sangatlah penting. Sholat yang dikerjakan sebelum waktunya tidak sah, dan menundanya hingga keluar waktu tanpa udzur syar'i adalah dosa.

Awal Waktu Sholat Isya

Waktu Isya dimulai setelah waktu Maghrib berakhir. Tandanya adalah ketika hilangnya mega merah (syafaq al-ahmar) di ufuk barat. Ini adalah pendapat mayoritas ulama. Saat langit di arah barat sudah benar-benar gelap, maka waktu Isya telah masuk.

Akhir Waktu Sholat Isya

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai akhir waktu Sholat Isya:

Waktu yang paling utama (afdhal) untuk mengerjakan Sholat Isya adalah dengan mengakhirkannya sedikit, kira-kira hingga sepertiga malam pertama. Hal ini didasarkan pada hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW terkadang mengakhirkan sholat Isya.

Keutamaan Sholat Isya

Sholat Isya memiliki banyak keutamaan yang luar biasa, terutama jika dikerjakan secara berjamaah di masjid.

  1. Pahala Seperti Sholat Setengah Malam

    Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang melaksanakan sholat Isya secara berjamaah, maka ia seperti sholat setengah malam. Dan barangsiapa melaksanakan sholat Subuh secara berjamaah, maka ia seperti sholat satu malam penuh." (HR. Muslim). Ini menunjukkan betapa besarnya pahala yang Allah sediakan bagi hamba-Nya yang menjaga sholat Isya berjamaah.

  2. Pembeda Antara Mukmin dan Munafik

    Sholat Isya dan Subuh dikenal sebagai sholat yang paling berat bagi orang-orang munafik. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah sholat Isya dan sholat Subuh. Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak." (HR. Bukhari dan Muslim).

  3. Cahaya Sempurna di Hari Kiamat

    Orang-orang yang berjalan di kegelapan malam menuju masjid untuk menunaikan sholat Isya dan Subuh akan mendapatkan balasan cahaya yang sempurna pada hari kiamat. "Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Niat Sholat Isya dalam Kondisi Khusus (Jamak dan Qashar)

Dalam kondisi tertentu seperti bepergian jauh (safar), Islam memberikan kemudahan (rukhsah) berupa jamak (menggabungkan dua sholat) dan qashar (meringkas sholat). Sholat Isya dapat dijamak dengan Sholat Maghrib.

1. Jamak Takhir (Maghrib dan Isya dikerjakan di waktu Isya)

Jika seorang musafir memilih untuk mengerjakan Sholat Maghrib dan Isya di waktu Isya, maka ia harus berniat jamak takhir di dalam hatinya saat waktu Maghrib tiba. Niat sholatnya adalah sebagai berikut:

Niat Sholat Maghrib (saat dikerjakan di waktu Isya)

أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal maghribi tsalaatsa raka'aatin majmuu'an bil-'isyaa'i jam'a ta'khiirin lillaahi ta'aala.

"Aku niat sholat fardhu Maghrib tiga rakaat dijamak dengan Isya dengan jamak takhir karena Allah Ta'ala."

Niat Sholat Isya (setelah Sholat Maghrib)

Setelah selesai Sholat Maghrib, langsung berdiri untuk Sholat Isya. Niat Sholat Isya bisa diqashar (diringkas menjadi 2 rakaat) jika memenuhi syarat safar.

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا وَمَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'isyaa'i rak'ataini qashran wa majmuu'an bil-maghribi jam'a ta'khiirin lillaahi ta'aala.

"Aku niat sholat fardhu Isya dua rakaat, qashar dan dijamak dengan Maghrib dengan jamak takhir karena Allah Ta'ala."

Jika tidak diqashar, maka niatnya tetap 4 rakaat dengan mengganti "rak'ataini qashran" menjadi "arba'a raka'aatin".

Penting untuk dipahami bahwa inti dari niat ada di hati. Lafadz ini adalah panduan. Yang terpenting adalah hati menyengaja untuk menjamak dan mengqashar sholat karena Allah.

Kesimpulannya, niat sholat Isya adalah pilar fundamental yang menentukan sah dan diterimanya ibadah kita. Memahami setiap lafadznya, menghadirkan maknanya di dalam hati, dan melaksanakannya dengan tata cara yang benar adalah jalan untuk meraih kekhusyukan dan pahala yang sempurna. Semoga panduan ini memberikan manfaat dan membantu kita semua dalam menyempurnakan ibadah sholat kita kepada Allah SWT.

🏠 Kembali ke Homepage