Panduan Sholat Dhuha 2 Rakaat: Niat, Bacaan, dan Keutamaannya
Sholat Dhuha adalah salah satu sholat sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Dikerjakan pada waktu pagi hari, sholat ini menjadi pembuka pintu rezeki, pengampunan dosa, dan bentuk syukur seorang hamba kepada Sang Pencipta. Bagi banyak umat Muslim, sholat Dhuha, khususnya yang dikerjakan sebanyak 2 rakaat, menjadi amalan rutin yang tak ingin dilewatkan karena kemudahan dalam pelaksanaannya serta keutamaan yang luar biasa besarnya.
Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang berkaitan dengan niat sholat Dhuha 2 rakaat dan bacaannya. Mulai dari pengertian mendalam, dalil-dalil yang menguatkan, waktu terbaik untuk melaksanakannya, hingga panduan langkah demi langkah yang rinci agar ibadah kita menjadi lebih sempurna dan penuh kekhusyukan.
Memahami Makna dan Kedudukan Sholat Dhuha
Secara etimologis, "Dhuha" berarti "pagi hari" atau "waktu ketika matahari mulai naik dan terasa panasnya". Sholat Dhuha dilaksanakan setelah matahari terbit sepenuhnya hingga menjelang waktu zuhur. Waktu ini adalah saat manusia mulai sibuk dengan aktivitas duniawi. Meluangkan sejenak waktu untuk menghadap Allah di tengah kesibukan inilah yang membuat Sholat Dhuha memiliki nilai yang sangat tinggi.
Rasulullah SAW sendiri sangat menganjurkan sholat ini dan menyebutnya sebagai "Sholat Awwabin", yaitu sholatnya orang-orang yang gemar bertaubat dan kembali kepada Allah. Ini menunjukkan bahwa Sholat Dhuha bukan sekadar ibadah ritual, melainkan juga sebuah manifestasi dari kesadaran seorang hamba yang senantiasa ingin mendekatkan diri kepada Rabb-nya, memohon ampunan, dan bersyukur atas nikmat pagi yang diberikan.
Salah satu hadis yang paling populer mengenai keutamaan Sholat Dhuha adalah hadis tentang sedekah bagi seluruh persendian tubuh. Dari Abu Dzar Al-Ghifari, Rasulullah SAW bersabda:
"Pada setiap pagi, setiap ruas tulang persendian seorang dari kalian wajib disedekahi. Setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan laa ilaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan allahu akbar) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang dari kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat dicukupi dengan dua rakaat sholat Dhuha." (HR. Muslim)
Hadis ini secara gamblang menjelaskan betapa agungnya sholat Dhuha. Tubuh manusia memiliki sekitar 360 persendian, dan setiap sendi tersebut wajib disyukuri setiap harinya. Sholat Dhuha sebanyak 2 rakaat telah mencukupi kewajiban sedekah untuk seluruh sendi tersebut. Ini adalah sebuah kemurahan yang luar biasa dari Allah SWT.
Keutamaan Luar Biasa di Balik Sholat Dhuha
Selain sebagai pengganti sedekah seluruh persendian, Sholat Dhuha menyimpan berbagai keutamaan lain yang dapat menjadi motivasi kuat untuk mengamalkannya secara rutin. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Wasiat Khusus dari Rasulullah SAW: Sholat Dhuha adalah salah satu dari tiga wasiat yang tidak pernah ditinggalkan oleh sahabat Abu Hurairah. Ia berkata, "Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang tidak pernah aku tinggalkan hingga aku mati: puasa tiga hari setiap bulan, sholat Dhuha, dan sholat witir sebelum tidur." (HR. Bukhari dan Muslim). Wasiat langsung dari Nabi ini menunjukkan betapa pentingnya amalan ini.
- Jaminan Kecukupan Rezeki: Salah satu keutamaan yang paling dicari dari Sholat Dhuha adalah kemampuannya menjadi wasilah terbukanya pintu rezeki. Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah SWT berfirman: "Wahai anak Adam, janganlah engkau malas untuk mengerjakan empat rakaat pada awal siang (waktu Dhuha), niscaya Aku akan mencukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya." (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, dan An-Nasa'i). Jaminan kecukupan dari Allah ini mencakup rezeki materi, ketenangan hati, kesehatan, dan kemudahan dalam segala urusan.
- Pengampunan Dosa-Dosa: Sholat Dhuha menjadi salah satu sarana bagi seorang hamba untuk memohon ampunan atas segala dosa yang telah diperbuat. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menjaga sholat Dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad). Ini adalah kabar gembira yang luar biasa bagi siapa saja yang ingin membersihkan diri dari noda dosa.
- Dibangunkan Istana di Surga: Bagi mereka yang konsisten mengerjakan Sholat Dhuha dalam jumlah rakaat yang lebih banyak, Allah menjanjikan ganjaran yang sangat istimewa. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa sholat Dhuha dua belas rakaat, Allah akan membangunkan untuknya istana dari emas di surga." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Meskipun hadis ini memiliki beberapa catatan dari para ulama mengenai kekuatannya, ia tetap menjadi motivasi agung.
Waktu Pelaksanaan Sholat Dhuha
Mengetahui waktu yang tepat untuk melaksanakan Sholat Dhuha adalah kunci agar ibadah kita sah dan afdhal. Waktu Sholat Dhuha terbentang cukup panjang.
Awal Waktu Dhuha
Awal waktu Sholat Dhuha dimulai ketika matahari telah terbit sepenuhnya dan naik setinggi tombak. Para ulama memperkirakan ini sekitar 15 hingga 20 menit setelah waktu syuruq (terbitnya matahari). Dilarang untuk sholat tepat saat matahari terbit karena itu adalah waktu yang dilarang.
Akhir Waktu Dhuha
Batas akhir waktu Sholat Dhuha adalah sesaat sebelum matahari berada tepat di tengah-tengah langit (istiwa'). Ini terjadi sekitar 10 hingga 15 menit sebelum masuk waktu sholat Zuhur. Ketika matahari tepat di puncaknya, itu juga termasuk waktu yang dilarang untuk sholat sunnah.
Waktu Paling Utama (Afdhal)
Waktu yang paling utama untuk melaksanakan Sholat Dhuha adalah ketika matahari sudah terasa panas menyengat. Hal ini didasarkan pada hadis Zaid bin Arqam yang melihat orang-orang melaksanakan sholat Dhuha (di awal waktu), lalu ia berkata, "Tidakkah mereka mengetahui bahwa sholat di selain waktu ini lebih utama? Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, 'Sholatnya orang-orang yang bertaubat (awwabin) adalah ketika anak-anak unta mulai kepanasan'." (HR. Muslim). Waktu ini diperkirakan sekitar jam 9 atau 10 pagi.
Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Dhuha 2 Rakaat
Berikut adalah panduan rinci langkah demi langkah untuk melaksanakan Sholat Dhuha 2 rakaat. Pelaksanaannya sama seperti sholat sunnah lainnya, yang membedakan utamanya adalah niat dan waktu pelaksanaannya.
1. Niat Sholat Dhuha
Niat adalah rukun pertama dan terpenting dalam setiap ibadah. Niat sesungguhnya bersemayam di dalam hati. Namun, melafalkan niat (talaffuzh) diperbolehkan menurut sebagian ulama untuk membantu memantapkan hati dan konsentrasi.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatad dhuhā rak'ataini lillāhi ta'ālā. "Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala."Niat ini diucapkan dalam hati bersamaan dengan gerakan Takbiratul Ihram.
2. Takbiratul Ihram
Berdiri tegak menghadap kiblat, lalu mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) seraya mengucapkan:
اللهُ أَكْبَرُ
Allāhu Akbar. "Allah Maha Besar."Setelah itu, letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di antara dada dan pusar (bersedekap).
3. Membaca Doa Iftitah
Setelah Takbiratul Ihram, disunnahkan membaca doa Iftitah. Ada beberapa versi doa Iftitah, salah satu yang paling umum adalah:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا. إِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.
Allaahu akbar kabīran, walhamdu lillāhi kathīran, wa subhānallāhi bukratan wa aṣīlā. Innī wajjahtu wajhiya lilladzī faṭaras samāwāti wal arḍa ḥanīfan musliman wa mā ana minal musyrikīn. Inna ṣalātī, wa nusukī, wa maḥyāya, wa mamātī lillāhi rabbil ‘ālamīn. Lā syarīka lahū wa bidzālika umirtu wa ana minal muslimīn. "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk golongan orang-orang muslim."4. Membaca Surat Al-Fatihah
Setelah doa Iftitah, bacalah Ta'awudz dan Basmalah, kemudian dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah yang merupakan rukun sholat.
5. Membaca Surat Pendek (Surat yang Dianjurkan)
Setelah selesai membaca Al-Fatihah, disunnahkan untuk membaca surat pendek dari Al-Qur'an. Para ulama menganjurkan membaca surat-surat tertentu yang berkaitan dengan tema pagi dan matahari untuk menambah kekhusyukan.
Pada Rakaat Pertama: Dianjurkan membaca Surat Asy-Syams (Matahari).
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ. وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ. وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰىهَاۖ. وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ. وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰىهَاۖ. وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰىهَاۖ. وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ. فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ. قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ. وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, demi bulan apabila mengiringinya, demi siang apabila menampakkannya, demi malam apabila menutupinya, demi langit serta pembinaannya, demi bumi serta penghamparannya, dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya."Pada Rakaat Kedua: Dianjurkan membaca Surat Ad-Dhuha (Waktu Dhuha).
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَالضُّحٰىۙ. وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ. مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ. وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ. وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ. اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ. وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ. وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ. فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ. وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْۗ. وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu, dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)."Jika belum hafal kedua surat tersebut, Anda dapat membaca surat lain yang dihafal, seperti Surat Al-Kafirun pada rakaat pertama dan Al-Ikhlas pada rakaat kedua, atau surat-surat pendek lainnya.
6. Ruku' dengan Thuma'ninah
Setelah selesai membaca surat pendek, angkat kedua tangan (jika mengikuti pendapat yang menyunnahkannya) lalu takbir dan membungkuk untuk ruku'. Pastikan punggung lurus sejajar dengan kepala. Bacalah tasbih ruku' sebanyak tiga kali:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Subḥāna rabbiyal-'aẓīmi wa biḥamdih. "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."7. I'tidal dengan Thuma'ninah
Bangkit dari ruku' sambil mengangkat kedua tangan dan mengucapkan:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami'allāhu liman ḥamidah. "Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya."Ketika telah berdiri tegak, bacalah:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمٰوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbanā lakal-ḥamdu mil'as-samāwāti wa mil'al-arḍi wa mil'a mā syi'ta min syai'in ba'du. "Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."8. Sujud dengan Thuma'ninah
Turun untuk sujud dengan bertakbir. Pastikan tujuh anggota sujud menempel di lantai: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Bacalah tasbih sujud sebanyak tiga kali:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subḥāna rabbiyal-a'lā wa biḥamdih. "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."9. Duduk di Antara Dua Sujud
Bangkit dari sujud untuk duduk iftirasy (menduduki telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan) sambil bertakbir. Bacalah doa berikut:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ
Rabbighfirlī, warḥamnī, wajburnī, warfa'nī, warzuqnī, wahdinī, wa 'āfinī, wa'fu 'annī. "Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."10. Sujud Kedua
Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan bacaan yang sama.
11. Bangkit untuk Rakaat Kedua
Bangkit dari sujud kedua sambil bertakbir untuk memulai rakaat kedua. Lakukan gerakan dan bacaan seperti pada rakaat pertama, dimulai dari membaca Surat Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan membaca Surat Ad-Dhuha (atau surat lainnya).
12. Tasyahud Akhir
Setelah sujud kedua pada rakaat kedua, duduklah tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di atas lantai). Bacalah doa tasyahud akhir secara lengkap:
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلّٰهِ. اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ.
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
13. Salam
Akhiri sholat dengan mengucapkan salam sambil menoleh ke kanan, lalu ke kiri.
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Assalāmu 'alaikum wa raḥmatullāh. "Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah kepadamu."Doa Mustajab Setelah Sholat Dhuha
Setelah menyelesaikan sholat Dhuha, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak pergi. Luangkanlah waktu sejenak untuk berzikir dan memanjatkan doa. Ada sebuah doa khusus yang masyhur dan sering dibaca setelah sholat Dhuha. Doa ini berisi pengakuan atas keagungan Allah dan permohonan rezeki yang halal dan berkah.
اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَآؤُكَ، وَالْبَهَآءَ بَهَآؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِى اْلأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَآئِكَ وَبَهَآئِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ، آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.
Allāhumma innad-ḍuḥā'a ḍuḥā'uka, wal-bahā'a bahā'uka, wal-jamāla jamāluka, wal-quwwata quwwatuka, wal-qudrata qudratuka, wal-'iṣmata 'iṣmatuka. Allāhumma in kāna rizqī fis-samā'i fa anzilhu, wa in kāna fil-arḍi fa akhrijhu, wa in kāna mu'assiran fa yassirhu, wa in kāna ḥarāman fa ṭahhirhu, wa in kāna ba'īdan fa qarribhu, biḥaqqi ḍuḥā'ika wa bahā'ika wa jamālika wa quwwatika wa qudratika, ātinī mā ātaita 'ibādakash-ṣāliḥīn. "Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku berada di langit, maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sulit, maka mudahkanlah. Jika haram, maka sucikanlah. Jika jauh, maka dekatkanlah. Dengan hak waktu Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."Merenungi makna doa ini akan membuat permohonan kita lebih tulus. Kita mengakui bahwa segala sumber kebaikan berasal dari Allah, lalu kita memohon dengan spesifik agar Allah memudahkan jalan rezeki kita dari segala arah dan membersihkannya dari segala yang haram. Ini adalah adab berdoa yang sangat indah.
Menjadikan Sholat Dhuha Sebagai Kebiasaan
Sholat Dhuha adalah hadiah istimewa dari Allah untuk umat-Nya. Melaksanakannya secara rutin, meskipun hanya dua rakaat, dapat mengubah hari kita menjadi lebih produktif, berkah, dan penuh ketenangan. Kuncinya adalah konsistensi atau istiqamah.
Mulailah dengan niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jangan menjadikannya beban, melainkan sebuah kebutuhan spiritual, sebuah "waktu istirahat" sejenak dari hiruk pikuk dunia untuk berbincang dengan Sang Pencipta. Insya Allah, dengan izin-Nya, kita akan merasakan sendiri keajaiban dan keberkahan yang terpancar dari amalan mulia di pagi hari ini.