I. Pendahuluan: Mengapa Menyampul Adalah Praktik Vital
Menyampul, sebuah praktik yang sering kali dianggap sepele, sejatinya merupakan sebuah seni dan ilmu konservasi yang memiliki akar sejarah yang panjang. Lebih dari sekadar membungkus, kegiatan menyampul adalah investasi jangka panjang untuk melindungi aset intelektual dan material kita dari degradasi lingkungan, kerusakan fisik, dan sentuhan waktu.
Di Indonesia, tradisi menyampul sangat kental, terutama menjelang tahun ajaran baru, di mana buku-buku pelajaran wajib dibungkus rapi. Namun, ruang lingkup menyampul jauh melampaui buku sekolah. Ia mencakup perlindungan dokumen arsip, pemulihan naskah kuno, hingga penciptaan sampul keras (hardcover) yang elegan untuk skripsi, tesis, atau koleksi pribadi yang berharga. Memahami teknik dan bahan yang tepat adalah kunci untuk memastikan benda yang dilindungi dapat bertahan melintasi generasi.
Penyampulan adalah lapisan pertahanan pertama terhadap kerusakan mekanis dan lingkungan.
II. Filosofi dan Fungsi Utama Penyampulan
Keputusan untuk menyampul sebuah objek didasarkan pada tiga pilar utama: konservasi, estetika, dan fungsionalitas. Setiap pilar ini memainkan peran krusial dalam menentukan jenis bahan dan metode yang akan digunakan.
A. Konservasi dan Preservasi
Fungsi konservasi adalah alasan paling mendasar. Sampul bertindak sebagai penghalang fisik terhadap faktor-faktor kerusakan eksternal. Faktor-faktor ini meliputi abrasi (gesekan), kelembapan, debu, kotoran tangan, tumpahan cairan, dan radiasi UV ringan. Sampul yang baik, terutama yang dirancang untuk keperluan arsip, harus bersifat netral pH (non-asam) agar tidak mentransfer zat kimia berbahaya yang dapat mempercepat kerusakan kertas aslinya.
- Perlindungan Mekanis: Sampul mengurangi keausan pada tepi, sudut, dan tulang punggung buku yang paling sering mengalami tekanan saat dibawa atau dibuka.
- Penghalang Lingkungan: Plastik atau kain yang rapat mencegah penetrasi debu, spora jamur, dan serangga yang merusak serat selulosa kertas.
- Stabilitas Struktural: Untuk buku-buku tua atau naskah dengan jahitan yang mulai rapuh, sampul keras (hardcover) memberikan dukungan struktural yang menahan lembaran agar tetap menyatu.
B. Estetika dan Identifikasi
Sampul juga berfungsi sebagai pakaian luar yang memberikan daya tarik visual. Dalam konteks koleksi pribadi, sampul seragam memberikan kesan rapi dan terorganisir. Dalam konteks perpustakaan, sampul yang jelas dan berwarna (atau transparan) memudahkan identifikasi subjek dan klasifikasi. Penyampulan dengan bahan yang menarik, seperti kain linen atau kulit sintetis bertekstur, juga meningkatkan nilai persepsi dari objek tersebut.
C. Fungsionalitas dan Durabilitas
Buku atau dokumen yang sering digunakan memerlukan durabilitas yang tinggi. Buku pelajaran yang dibawa setiap hari, atau manual kerja yang diakses berulang kali, akan cepat rusak tanpa perlindungan. Sampul yang kuat memastikan frekuensi penggunaan yang tinggi tidak secara signifikan mengurangi umur dokumen tersebut. Teknik penyampulan non-permanen (seperti sampul plastik jinjing) juga memungkinkan sampul tersebut diganti ketika sudah kotor atau robek, meninggalkan sampul asli buku dalam kondisi prima.
III. Mengenal Jenis-Jenis Bahan Penyampul
Pemilihan bahan adalah langkah pertama dan paling krusial. Setiap bahan memiliki kelebihan, kekurangan, dan kegunaan spesifik yang harus disesuaikan dengan kebutuhan proteksi objek.
A. Bahan Berbasis Plastik (Polimer Sintetis)
Plastik adalah pilihan paling populer karena sifatnya yang transparan, kedap air, dan relatif murah. Namun, tidak semua plastik diciptakan sama; kualitas polimer sangat mempengaruhi umur panjang buku.
1. Sampul Plastik Bening (PP - Polypropylene)
- Karakteristik: Ini adalah jenis yang paling umum digunakan untuk buku sekolah dan novel. Biasanya dijual dalam bentuk gulungan atau lembaran siap potong. PP memiliki kejernihan optik yang baik dan relatif stabil.
- Keunggulan: Murah, mudah diaplikasikan, dan memberikan perlindungan yang sangat baik terhadap cairan dan debu.
- Perhatian: Untuk penggunaan jangka panjang (arsip), pastikan plastik tersebut bebas PVC, karena PVC dapat mengeluarkan zat kimia seiring waktu yang dapat merusak kertas.
2. Sampul Laminasi (Film Adhesive)
- Karakteristik: Berupa lapisan tipis polimer (biasanya BOPP - Biaxially Oriented Polypropylene) yang dilapisi perekat sensitif panas (thermal lamination) atau perekat sensitif tekanan (cold lamination).
- Keunggulan: Memberikan perlindungan permanen dan sangat tahan air. Ideal untuk sampul buku yang sudah dicetak (cover asli) dan kartu identitas.
- Perhatian: Proses ini bersifat permanen. Jika dilakukan pada naskah atau buku langka, nilai kolektornya bisa berkurang drastis.
3. Sampul Plastik Khusus (Mylar/Polyester Film)
- Karakteristik: Digunakan secara eksklusif dalam konservasi arsip. Mylar (merek dagang untuk film polyester) adalah plastik inert (tidak bereaksi) dan sangat stabil.
- Keunggulan: Tidak akan menguning, rapuh, atau melepaskan asam. Mencegah sentuhan langsung tangan pada dokumen yang sangat sensitif.
- Kegunaan: Melindungi peta, foto, dan manuskrip langka.
B. Bahan Berbasis Kertas
1. Kertas Kraft Cokelat
Kertas kraft adalah pilihan tradisional untuk menyampul buku agar sampul aslinya tidak terlihat atau rusak. Kertas ini kuat karena proses pembuatannya mempertahankan serat selulosa yang panjang. Ini memberikan lapisan tambahan yang menyerap dampak fisik.
2. Kertas Kado atau Seni
Digunakan untuk tujuan estetika atau personalisasi. Walaupun cantik, kertas kado standar seringkali tipis dan tidak memberikan perlindungan fisik yang signifikan seperti kertas kraft atau plastik tebal. Biasanya digunakan sebagai lapisan pertama sebelum ditutup dengan sampul plastik bening.
C. Bahan Berbasis Kain dan Serat
1. Bookcloth (Kain Buku)
Merupakan bahan utama dalam pembuatan sampul keras. Kain kanvas, linen, atau katun yang diperkuat dengan lapisan resin atau akrilik (untuk ketahanan air dan jamur). Bookcloth memberikan tekstur yang elegan, profesional, dan sangat tahan lama.
2. Kulit dan Kulit Sintetis
Digunakan untuk penjilidan mewah (binding). Kulit asli memberikan daya tahan luar biasa dan penuaan yang indah (patina), tetapi mahal dan memerlukan perawatan khusus. Kulit sintetis (seperti PU atau PVC) menawarkan tampilan serupa dengan harga lebih terjangkit.
IV. Peralatan Esensial untuk Menyampul yang Profesional
Keberhasilan sebuah proyek penyampulan, dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, sangat bergantung pada penggunaan alat yang tepat. Alat yang tumpul atau tidak sesuai dapat merusak bahan dan menghasilkan hasil akhir yang berantakan.
Akurasi pemotongan dan pengeleman sangat bergantung pada alat yang berkualitas.
A. Alat Pemotong dan Pengukur
- Gunting (Scissors): Harus tajam dan nyaman digenggam. Digunakan untuk pemotongan awal dan penyesuaian sudut.
- Cutter (Utility Knife) atau Pisau X-Acto: Penting untuk memotong plastik atau kertas tebal dengan garis lurus yang presisi. Gunakan mata pisau yang baru untuk menghindari robekan.
- Penggaris Baja (Metal Ruler): Penggaris plastik dapat rusak oleh cutter. Penggaris baja menjamin garis potong yang lurus dan aman.
- Alas Potong (Cutting Mat): Melindungi meja kerja dan membantu pisau meluncur dengan mulus, memperpanjang umur mata pisau.
B. Bahan Perekat
Pemilihan perekat bergantung pada durasi dan kekuatan yang diinginkan:
- Double Tape (Pita Perekat Dua Sisi): Pilihan terbaik untuk aplikasi cepat dan bersih, terutama saat merekatkan lipatan kertas sampul ke bagian dalam buku. Pilih jenis yang kuat dan bebas asam jika memungkinkan.
- Lem Kertas atau Lem PVA (Polyvinyl Acetate): Lem PVA (sering disebut lem putih tukang kayu) adalah standar industri untuk penjilidan buku. Fleksibel saat kering dan memiliki daya rekat kuat. Penting: gunakan lem yang bersifat netral pH untuk konservasi.
- Perekat Semprot (Spray Adhesive): Digunakan dalam proyek sampul keras yang lebih besar. Memberikan cakupan yang merata tanpa meninggalkan gumpalan, tetapi harus digunakan di area berventilasi baik.
C. Alat Pembantu Finishing
- Pensil atau Pena Gel: Untuk menandai dan menggaris tanpa merusak permukaan sampul asli.
- Bone Folder (Alat Pelipat Tulang): Alat kecil, biasanya terbuat dari tulang atau plastik keras, digunakan untuk menekan dan melipat kertas secara tajam. Ini sangat penting untuk menciptakan lipatan bersih dan mengeluarkan gelembung udara.
- Kain atau Spons Halus: Digunakan untuk meratakan plastik perekat dan memastikan kontak penuh, mencegah timbulnya gelembung udara.
V. Teknik Menyampul Dasar: Sampul Plastik Non-Permanen
Teknik ini adalah yang paling sering dipraktikkan, terutama untuk buku-buku yang perlu dilindungi dalam waktu singkat hingga menengah, seperti buku teks pelajaran.
A. Persiapan Awal
Pastikan buku dalam kondisi bersih dan kering. Debu atau remah yang tertinggal di antara sampul buku dan plastik akan terlihat jelas dan dapat mengganggu proses pelekatan.
Langkah 1: Pengukuran dan Pemotongan Bahan
- Buka buku dan letakkan di atas lembaran plastik pelindung.
- Ukur lebar plastik: Beri kelebihan sekitar 3 hingga 5 cm dari tepi kiri dan kanan sampul (untuk dilipat ke dalam).
- Ukur panjang plastik: Beri kelebihan sekitar 3 cm di bagian atas dan bawah tulang punggung buku.
- Potong plastik menggunakan cutter dan penggaris baja untuk memastikan tepi yang sempurna dan lurus.
Langkah 2: Penentuan Posisi dan Pelekatan Awal
Jika menggunakan plastik yang memiliki lapisan pelindung perekat (self-adhesive):
- Kupas sedikit lapisan pelindung (sekitar 2 cm) di salah satu sisi plastik, biasanya sisi yang paling panjang.
- Posisikan tepi buku dengan sangat hati-hati pada plastik yang sudah dikupas. Penempatan awal ini sangat penting, karena kesalahan di sini akan berakibat pada seluruh permukaan sampul.
- Tempelkan area awal ini ke sampul, pastikan tidak ada udara yang terperangkap.
Langkah 3: Proses Pelekatan Utama (Mencegah Gelembung)
Proses ini memerlukan kesabaran dan teknik meratakan yang tepat:
- Sambil menarik sisa lapisan pelindung secara perlahan dari bawah, gunakan kain lembut, kartu kredit, atau bone folder untuk meratakan plastik dari tengah ke tepi luar.
- Kerjakan per bagian, tarik hanya sedikit demi sedikit pelindung perekat. Tekanan yang konsisten dan merata dari pusat ke luar akan mendorong udara keluar dan mencegah gelembung besar.
- Ulangi proses ini hingga seluruh permukaan sampul depan (cover depan) tertutup sempurna.
- Lakukan hal yang sama persis untuk sampul belakang. Pastikan tulang punggung buku (spine) dibiarkan lentur, tidak ditarik terlalu kencang.
Langkah 4: Penanganan Sudut dan Lipatan
Ini adalah bagian yang paling rentan dan memerlukan detail:
- Potong Sudut: Dengan menggunakan gunting, buat potongan diagonal pada empat sudut buku. Potonglah sejajar dengan sudut buku, tetapi sisakan jarak sekitar 2 mm dari sudut agar plastik benar-benar menutupi tepi sampul.
- Lipat Tepi Panjang: Lipat tepi plastik yang berlebihan (3 cm di bagian atas dan bawah) ke dalam sampul. Tekan lipatan dengan kuat.
- Lipat Tepi Lebar (Flaps): Lipat sisa kelebihan plastik (3–5 cm) di sisi kiri dan kanan (tempat buku terbuka) ke dalam sampul. Ini adalah flap yang akan menempel pada halaman pertama dan terakhir buku.
- Finishing Sudut Dalam: Jika masih ada kelebihan plastik yang membuat sudut dalam terlihat tebal, potong sedikit lagi agar lipatan terlihat rapi dan tidak mengganggu saat buku ditutup.
VI. Teknik Menengah: Menyampul dengan Kertas Kraft dan Kombinasi Plastik
Teknik ini bertujuan untuk menyembunyikan sampul asli buku, yang mungkin sudah rusak atau tidak sesuai, sambil memberikan lapisan perlindungan fisik yang tebal.
A. Persiapan Kertas Kraft
- Pengukuran Kraft: Ukur kertas kraft. Tambahkan kelebihan 4–5 cm di sekeliling keseluruhan buku (termasuk tulang punggung) untuk dilipat ke dalam.
- Penempatan dan Pembentukan Punggung: Posisikan buku di tengah kertas. Tekan kertas kraft di sekitar tulang punggung buku agar mendapatkan lipatan yang jelas. Ini memastikan kertas tidak robek saat buku dibuka.
- Pemotongan Sudut: Sama seperti teknik plastik, potonglah sudut-sudut kraft secara diagonal.
B. Penempelan Permanen
Kertas kraft sering direkatkan secara permanen pada sampul asli buku untuk stabilitas maksimum.
- Perekatan Tengah: Oleskan lem PVA tipis-tipis atau gunakan double tape pada seluruh permukaan sampul asli buku. Rekatkan kertas kraft yang sudah dipotong di atasnya. Ratakan dengan tangan atau bone folder untuk memastikan tidak ada kerutan.
- Lipatan Dalam: Oleskan lem atau double tape pada lipatan kertas kraft yang berlebihan. Lipat rapi ke bagian dalam sampul (di mana biasanya ada halaman kosong pertama dan terakhir).
C. Pelapisan Akhir (Jika Diperlukan)
Setelah kertas kraft menempel dan kering, sampul ini dapat dilapisi lagi dengan plastik bening (non-perekat atau perekat) untuk perlindungan terhadap cairan dan kotoran. Karena permukaan kertas kraft sudah keras dan rata, aplikasi plastik bening akan lebih mudah dan menghasilkan hasil yang lebih mulus.
VII. Teknik Lanjut: Penjilidan Hardcover (Sampul Keras)
Penjilidan hardcover adalah proses kompleks yang mengubah dokumen lunak (softcover) atau kumpulan halaman lepas menjadi buku dengan sampul kaku. Ini adalah metode yang digunakan untuk skripsi, tesis, dan buku perpustakaan.
A. Komponen Sampul Keras
Sampul keras terdiri dari tiga bagian utama, yang disebut 'papan' atau 'board', yang dilapisi oleh satu lembar kain (bookcloth) atau kertas tebal.
- Dua Papan Samping (Covers): Karton tebal (sekitar 2.5 mm) untuk sampul depan dan belakang.
- Satu Papan Tulang Punggung (Spine Board): Karton yang lebih tipis atau tebal, tergantung ketebalan buku, dan lebarnya sama persis dengan ketebalan blok halaman buku.
- Bahan Pelapis (Covering Material): Kain buku (Bookcloth), vinyl, atau kulit.
B. Tahap Konstruksi Sampul
Langkah 1: Memotong Papan (Board)
Ukur dimensi blok halaman buku. Papan sampul harus lebih besar sekitar 3 mm di setiap sisi (atas, bawah, sisi luar) daripada blok halaman. Tulang punggung harus sama persis dengan ketebalan buku.
Langkah 2: Menyiapkan Kain Pelapis
- Bentangkan bahan pelapis (misalnya, bookcloth) dengan sisi yang akan terlihat menghadap ke bawah.
- Letakkan papan-papan di atas kain dengan urutan: Papan Samping Kiri, Papan Tulang Punggung, Papan Samping Kanan.
- Jarak antara Papan Samping dan Tulang Punggung harus dijaga konsisten, biasanya 6 mm hingga 8 mm. Jarak ini disebut 'gutter' dan memungkinkan buku untuk dibuka dan ditutup dengan fleksibel.
Langkah 3: Perekatan dan Pembentukan
- Oleskan lem PVA yang sudah diencerkan secara merata pada bagian belakang kain pelapis yang akan menempel pada karton.
- Angkat papan-papan tersebut dan letakkan dengan hati-hati di atas kain, memastikan jarak gutter tetap terjaga.
- Potong kelebihan kain di sekeliling papan, sisakan sekitar 1,5 hingga 2 cm margin.
- Gunting sudut kain secara diagonal, sisakan sedikit kain agar tidak ada karton yang terlihat saat dilipat.
- Lipat margin kain ke dalam dan rekatkan dengan kuat ke papan. Gunakan bone folder untuk memastikan lipatan rapi dan lem menempel sempurna. Biarkan sampul kering sepenuhnya di bawah tekanan untuk mencegah bengkok.
C. Pemasangan Blok Buku (Casing In)
Setelah sampul kering, saatnya memasang blok halaman buku yang telah dijahit atau dilem (binding) ke dalam sampul keras.
- Persiapan Endpapers: Endpapers (kertas tebal yang menghubungkan blok buku ke sampul) harus sudah disiapkan.
- Pengeleman Endpapers: Oleskan lem PVA tipis pada permukaan luar endpaper pertama dan terakhir.
- Penyatuan: Letakkan blok buku secara presisi di tengah-tengah sampul keras. Tutup sampul dan tekan dengan kuat.
- Pengepresan: Letakkan buku di bawah alat pengepres atau tumpukan buku berat selama minimal 24 jam. Pengepresan ini sangat penting untuk mencegah sampul melengkung dan memastikan daya rekat maksimal antara endpapers dan papan sampul.
VIII. Konservasi Arsip: Menyampul Bahan Sensitif
Ketika menyampul bertujuan untuk konservasi jangka panjang, terutama pada dokumen bersejarah, foto, atau naskah langka, pendekatan harus sangat berbeda dari sekadar membungkus buku sekolah. Fokusnya adalah pada 'non-intervensi' dan 'reversibilitas'.
A. Pentingnya Bahan Bebas Asam (Acid-Free)
Kertas modern sering mengandung asam yang akan menyebabkan 'penuaan cokelat' (browning) dan kerapuhan. Dalam konservasi, setiap bahan yang menyentuh dokumen harus memiliki pH netral (sekitar 7.0) atau bersifat basa (alkaline) untuk menetralkan potensi asam di udara atau dari dokumen itu sendiri.
- Penyimpanan dalam Folder: Dokumen sensitif sebaiknya tidak dilem atau direkatkan ke sampul. Mereka harus disimpan dalam folder arsip atau amplop yang terbuat dari kertas manila bebas asam.
- Pita Perekat Khusus: Jika perekatan absolut diperlukan (misalnya untuk memperbaiki robekan kecil), hanya gunakan pita perekat khusus konservasi seperti pita berbasis selulosa yang dapat dilepas kembali (reversible) tanpa merusak serat kertas.
B. Teknik Penyelubungan Mylar
Mylar atau film polyester adalah standar emas untuk melindungi dokumen yang sering ditangani (seperti peta atau cetakan). Karena sifatnya yang inert, ia tidak akan bereaksi dengan bahan organik dokumen. Teknik ini melibatkan pembungkusan dokumen di antara dua lembar Mylar yang disegel di tepinya, menciptakan semacam "kantong" pelindung.
C. Kondisi Lingkungan
Sampul arsip terbaik pun tidak akan berfungsi jika lingkungan penyimpanan tidak stabil. Kelembaban relatif harus dijaga di antara 45% hingga 55%, dan suhu harus stabil. Kotak penyimpanan yang kokoh (archival boxes) bertindak sebagai sampul sekunder yang melindungi dari perubahan iklim mikro.
IX. Seni dan Personalitas dalam Penyampulan
Menyampul bukan hanya tentang perlindungan; ia juga merupakan media ekspresi kreatif. Ada berbagai cara untuk menambahkan sentuhan pribadi pada karya yang Anda lindungi.
A. Penggunaan Warna dan Pola
Pemilihan warna dan pola sampul dapat memberikan identitas pada koleksi. Di perpustakaan, warna sering digunakan untuk mengklasifikasikan subjek (misalnya, biru untuk sains, merah untuk sastra). Secara pribadi, pemilihan motif yang unik (batik, geometris, atau minimalis) membuat buku menjadi lebih menarik dan mudah dikenali.
B. Labeling dan Penandaan
Label adalah elemen fungsional dan estetika. Menggunakan label yang dicetak rapi (bukan tulisan tangan cepat) memberikan kesan profesional. Untuk sampul kertas kraft, menambahkan label tulang punggung yang tebal dan kontras warna akan memudahkan identifikasi saat buku berada di rak.
C. Teknik Penjilidan Ornamen
Dalam penjilidan hardcover tingkat lanjut, ornamen seperti hot stamping (pencetakan emas atau perak dengan panas) pada tulang punggung dan sampul, atau penggunaan bahan penutup yang memiliki tekstur unik (kayu tipis, beludru), dapat mengubah buku biasa menjadi barang koleksi.
X. Mengatasi Tantangan Umum dalam Menyampul
Bahkan para ahli pun menghadapi kesulitan saat menyampul. Berikut adalah beberapa masalah umum dan solusi untuk menghadapinya.
A. Mengatasi Gelembung Udara pada Plastik Perekat
Gelembung udara adalah musuh utama penyampulan plastik perekat. Gelembung muncul karena aplikasi yang terlalu cepat atau tekanan yang tidak merata.
- Solusi Pencegahan: Selalu mulai meratakan dari tengah ke luar. Tarik lapisan pelindung perekat secara bertahap (maksimal 5 cm sekaligus).
- Solusi Perbaikan Kecil: Untuk gelembung kecil, Anda dapat menusuknya dengan jarum sangat halus dan menekan udara keluar menggunakan bone folder.
- Solusi Perbaikan Besar: Jika gelembung besar, angkat sebagian plastik dengan hati-hati hingga gelembung hilang, lalu tempelkan kembali sambil meratakannya perlahan. Jika gagal, lebih baik mengulangi dari awal daripada membiarkan gelembung yang mengganggu.
B. Menghindari Kerutan pada Tulang Punggung
Jika plastik atau kertas sampul ditarik terlalu kencang saat menutup buku, kerutan atau tegangan akan muncul pada tulang punggung (spine). Ini akan merusak sampul saat buku dibuka.
Solusi: Saat menyampul, pastikan bahan pelapis mengikuti kontur tulang punggung tanpa menariknya kencang. Biarkan ada sedikit kelonggaran (sekitar 1–2 mm) di kedua sisi tulang punggung, terutama pada buku yang tebal, agar bahan pelapis dapat 'bernafas' saat buku dibuka.
C. Menangani Buku dengan Dimensi Tidak Standar
Buku dengan ketebalan ekstrem (sangat tipis atau sangat tebal) atau ukuran yang sangat besar memerlukan penyesuaian teknik.
- Buku Tebal: Memerlukan gutter yang lebih besar dalam penjilidan hardcover. Dalam sampul plastik, lipatan harus lebih dalam (lebih dari 5 cm) untuk memastikan sampul terpegang kuat meskipun buku sering dibuka lebar.
- Buku Tipis: Rentan melengkung saat menggunakan perekat cair (lem PVA). Pastikan pengeringan dilakukan di bawah tekanan yang sangat merata dan stabil.
XI. Etika dan Kesalahan dalam Konservasi dan Penyampulan
Terdapat batasan etika dalam menyampul, terutama ketika melibatkan bahan yang bernilai sejarah atau moneter tinggi. Seorang konservator yang baik harus selalu mengutamakan integritas material asli.
A. Prinsip Reversibilitas
Dalam konservasi profesional, prinsip utamanya adalah reversibilitas. Artinya, setiap intervensi (termasuk penambahan sampul atau perekat) harus dapat dibatalkan di masa depan tanpa merusak bahan asli. Oleh karena itu, hindari penggunaan perekat yang sangat kuat atau permanen pada naskah yang tidak tergantikan.
B. Menghindari Pemangkasan (Trimming)
Jangan pernah memangkas tepi halaman buku atau dokumen, bahkan jika itu terlihat tidak rata, demi tujuan menyampul yang lebih rapi. Pemangkasan menghilangkan bukti sejarah (misalnya, watermark atau tanda jilidan asli) dan mengurangi nilai arsip.
C. Sampul Sebagai Identitas
Untuk buku-buku cetakan pertama atau edisi khusus, sampul luar (dust jacket) adalah bagian integral dari nilai buku tersebut. Jika Anda menyampul, sampul tambahan (seperti plastik Mylar) harus melindungi dust jacket, bukan menggantinya, dan harus dapat dilepas tanpa merusak dust jacket asli.
XII. Penutup: Warisan dari Sebuah Sampul
Aktivitas menyampul, baik dilakukan dengan tangan terampil seorang penjilid buku profesional maupun oleh seorang siswa di meja dapur, adalah sebuah tindakan penghormatan terhadap pengetahuan dan warisan. Setiap kali kita menyampul, kita tidak hanya memperpanjang umur fisik sebuah benda, tetapi juga menjamin bahwa ide, cerita, dan data yang terkandung di dalamnya akan terus tersedia untuk dibaca dan dipelajari oleh generasi mendatang.
Kualitas sebuah sampul diukur dari daya tahannya, akurasi pemotongannya, dan keindahan penyelesaiannya. Dengan menguasai berbagai teknik dan memahami sifat-sifat bahan pelapis, siapa pun dapat bertransformasi dari sekadar pembungkus biasa menjadi seorang pelestari yang berdedikasi, memastikan bahwa setiap halaman terlindungi dengan baik dari perjalanan waktu yang tak terhindarkan. Praktik menyampul adalah manifestasi nyata dari pepatah, "Apa yang kita hargai, kita jaga."