Kandang postal menawarkan ruang gerak yang lebih baik, mendukung perilaku alami ayam petelur.
Sektor peternakan ayam petelur global terus berevolusi, didorong oleh kebutuhan efisiensi produksi dan tuntutan publik terhadap peningkatan kesejahteraan hewan. Di tengah perdebatan panjang antara sistem kandang baterai (cage system) dan sistem non-kandang (cage-free), model kandang postal atau deep litter system telah muncul sebagai solusi komprehensif yang menjembatani kedua kepentingan tersebut.
Kandang postal adalah sistem pemeliharaan di mana ayam dibiarkan bergerak bebas di lantai kandang yang telah dilapisi sekam (litter). Sistem ini tidak hanya mempromosikan perilaku alami ayam—seperti menggaruk tanah, membersihkan diri dengan debu (dust bathing), dan bersosialisasi—tetapi juga menawarkan keuntungan manajemen yang signifikan, terutama dalam konteks iklim tropis seperti Indonesia. Untuk mencapai keberhasilan maksimal dalam sistem ini, diperlukan pemahaman mendalam mengenai desain arsitektur, manajemen litter yang ketat, biosekuriti, dan kontrol iklim mikro yang presisi.
Artikel ini akan mengupas tuntas setiap aspek penting dari kandang postal modern, mulai dari filosofi dasarnya, detail konstruksi, manajemen operasional harian, hingga analisis ekonomi yang mendukung keputusan investasi.
Konsep kandang postal berakar pada praktik pemeliharaan tradisional, namun diadaptasi dengan teknologi modern untuk mengoptimalkan kebersihan dan kepadatan. Prinsip utamanya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan ayam mengekspresikan perilaku alaminya secara maksimal.
Kandang postal adalah unit pemeliharaan ayam petelur di mana keseluruhan atau sebagian besar lantai kandang ditutupi dengan material alas (litter). Material ini berfungsi menyerap kelembaban, mengikat amonia, dan menjadi media fermentasi yang menghasilkan panas, membantu menjaga suhu lingkungan tetap stabil.
Keputusan memilih sistem kandang sangat mempengaruhi investasi awal, biaya operasional, dan kualitas hidup ayam. Perbandingan berikut menunjukkan kelebihan fundamental sistem postal:
Secara tradisional, sistem postal dianggap memiliki tantangan biosekuriti yang lebih tinggi karena kontak langsung ayam dengan kotoran. Namun, dengan manajemen modern (biosekuriti ketat, sanitasi yang benar), risiko ini dapat diminimalkan. Keuntungan kesehatan yang didapatkan dari ayam yang tidak stres seringkali menutupi potensi risiko kontaminasi.
Desain adalah pondasi keberhasilan sistem postal. Kesalahan dalam perencanaan ruang atau pemilihan material dapat menyebabkan masalah kronis pada kelembaban litter dan kualitas udara.
Lokasi harus kering, memiliki drainase yang baik, dan jauh dari pemukiman padat (memenuhi standar zonasi peternakan). Aksesibilitas jalan untuk transportasi pakan dan telur juga harus dipertimbangkan. Jarak minimal 500 meter dari peternakan unggas lain sangat disarankan untuk mengurangi risiko penularan penyakit regional.
Kandang harus dibangun membujur dari timur ke barat (Longitudinal Axis). Orientasi ini meminimalkan paparan sinar matahari langsung ke dalam kandang (khususnya pada tengah hari), mengurangi panas radiasi, dan memungkinkan ventilasi silang (cross-ventilation) yang maksimal sepanjang hari.
Kepadatan yang tepat adalah faktor penentu kesehatan litter. Kepadatan terlalu tinggi akan mempercepat kelembaban kotoran, sementara terlalu rendah mungkin tidak efisien secara ekonomi.
Standar ideal untuk ayam petelur sistem postal berkisar antara 6 hingga 9 ekor per meter persegi. Kepadatan 7 ekor/m² sering dijadikan patokan aman untuk memastikan ruang gerak yang cukup dan manajemen litter yang optimal. Dalam sistem semi-intensif (sebagian area digunakan untuk pakan/minum), kepadatan dapat sedikit ditingkatkan, namun harus disertai dengan sistem ventilasi yang sangat baik.
Lantai kandang harus memiliki fondasi beton yang kuat, namun disarankan untuk ditinggikan (panggung) sekitar 50 hingga 100 cm dari permukaan tanah. Ketinggian ini membantu:
Atap harus tinggi (minimal 3 meter di titik terendah) dan memiliki sudut kemiringan yang curam untuk membuang panas secepat mungkin. Penggunaan material isolator panas (misalnya, atap berserat asbes gelombang besar atau atap metal yang dilapisi insulasi busa poliuretan) sangat dianjurkan. Model atap monitor atau atap berbukit sangat efektif untuk mengeluarkan udara panas dan lembap melalui celah di puncak atap.
Di iklim tropis, kandang postal umumnya mengadopsi sistem terbuka (open house system). Dinding hanya dibangun setinggi 30-50 cm dari lantai (tembok penahan) untuk mencegah air hujan masuk. Bagian atas dibiarkan terbuka total, ditutup hanya dengan tirai yang dapat digulung (terpal atau jaring) untuk manajemen angin dan suhu ekstrem malam hari.
Ventilasi yang efisien adalah kunci untuk mengelola kelembaban dan kadar amonia dalam sistem postal.
Manajemen sekam (litter) adalah tantangan terbesar dan sekaligus penentu utama keberhasilan sistem postal. Sekam yang buruk (basah, padat, atau berbau amonia) akan memicu penyakit pernapasan dan koksidiosis, menurunkan kesehatan kaki ayam, dan mengurangi produksi telur.
Material sekam harus memiliki daya serap tinggi, cepat kering, dan tidak beracun bagi ayam. Pilihan material yang umum digunakan meliputi:
Kelembaban sekam yang ideal adalah antara 20% hingga 30%. Jika kelembaban melebihi 35%, risiko jamur, bakteri, dan koksidiosis akan meningkat drastis. Indikator visual kelembaban adalah ketika sekam mulai menggumpal dan terasa dingin atau basah saat digenggam.
Pengelolaan sekam dilakukan dengan proses "membalik" (stirring) atau menggemburkan secara rutin (minimal 3 kali seminggu, idealnya setiap hari) di area yang basah (biasanya di sekitar tempat minum). Tujuannya adalah memaparkan kotoran baru ke oksigen, yang memicu proses fermentasi aerobik, mengeringkan material, dan melepaskan amonia.
Sistem postal modern seringkali mengadopsi manajemen 'deep litter' di mana sekam yang menumpuk tidak pernah diganti secara total selama satu siklus produksi (hingga 1.5 tahun). Keberhasilan sistem ini bergantung pada aktivitas mikroba.
Mikroorganisme di dalam sekam aktif menguraikan kotoran, menghasilkan panas (termogenik) dan CO2. Panas ini membantu mengeringkan lapisan atas sekam. Untuk mempercepat proses ini, kadang ditambahkan agen biokontrol atau EM4 (Effective Microorganisms) ke dalam sekam secara berkala. Penambahan kapur pertanian (calcium carbonate) juga dapat membantu menaikkan pH sekam, yang mengurangi produksi amonia volatil, namun harus digunakan dengan hati-hati agar tidak mengganggu keseimbangan mikroba.
Berbeda dengan kandang baterai yang modular, sistem postal memerlukan peralatan yang dirancang untuk penggunaan di lantai, memastikan setiap ayam memiliki akses yang sama terhadap pakan dan air.
Pemberian pakan pada sistem postal dapat dilakukan secara manual atau otomatis, dengan pertimbangan utama memastikan ruang pakan (trough space) yang memadai, yaitu minimal 10-15 cm per ekor.
Sistem ini menggunakan rantai atau auger (spiral) untuk mendistribusikan pakan dari silo ke dalam pan feeder yang tersebar di lantai kandang. Keuntungannya adalah mengurangi tenaga kerja dan memastikan pakan selalu tersedia, meminimalkan persaingan dan stres.
Menggunakan palung pakan panjang. Walaupun murah, sistem ini menuntut tenaga kerja lebih banyak dan sering kali memicu penumpukan pakan yang tumpah ke sekam (feed wastage), yang harus dihindari karena pakan yang basah di sekam dapat membusuk dan memicu penyakit.
Air bersih adalah elemen penting. Sistem drinking yang paling direkomendasikan untuk postal modern adalah sistem puting (nipple drinker) karena mengurangi tumpahan air ke litter secara signifikan.
Kotak sarang adalah komponen krusial dalam sistem postal. Tanpa kotak sarang yang menarik, ayam akan bertelur di lantai (floor eggs), yang meningkatkan kontaminasi bakteri pada cangkang dan memerlukan kerja ekstra untuk pembersihan.
Kotak sarang harus diletakkan di area yang lebih gelap, tenang, dan mudah diakses, biasanya di sepanjang dinding. Rasio ideal adalah 1 kotak sarang untuk 4-5 ekor ayam.
Kotak sarang harus dilapisi dengan material yang nyaman dan bersih (misalnya, sekam bersih atau alas sintetis yang mudah dicuci). Ukuran standar kotak sarang individual adalah sekitar 30x30x30 cm.
Tangkringan atau perch sangat penting untuk perilaku alami ayam. Ayam secara naluriah mencari tempat yang lebih tinggi untuk beristirahat di malam hari. Penyediaan tangkringan dapat:
Operasional harian dalam sistem postal lebih kompleks dan memerlukan perhatian detail yang berbeda dibandingkan dengan kandang baterai. Ketelatenan dalam observasi menjadi kunci.
Pencahayaan adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kapan ayam mencapai puncak produksi, berapa lama mereka bertahan di puncak tersebut, dan total massa telur yang dihasilkan.
Ayam membutuhkan minimal 14 hingga 16 jam cahaya per hari selama periode bertelur (laying period). Program pencahayaan harus konsisten. Pada kandang terbuka, ini berarti suplementasi cahaya buatan harus dipastikan saat fajar dan senja untuk mencapai total durasi yang diperlukan.
Intensitas cahaya harus memadai (20-40 lux di permukaan pakan) tetapi tidak berlebihan, yang dapat memicu kanibalisme. Lampu harus tersebar merata untuk mencegah ayam berkumpul di satu titik, yang akan meningkatkan kepadatan lokal.
Di sistem postal, pengumpulan telur harus dilakukan secara berkala dan sering (minimal 4-6 kali sehari). Ini penting untuk mencegah ayam mematuk atau memecahkan telur, dan untuk menjaga kebersihan telur.
Telur yang diletakkan di lantai (floor eggs) memiliki risiko kontaminasi bakteri yang jauh lebih tinggi. Telur ini harus dipisahkan dari telur kotak sarang, dibersihkan (jika perlu menggunakan metode dry cleaning seperti amplas halus), dan dijual ke pasar yang berbeda, atau diproses dengan segera, bukan untuk penyimpanan jangka panjang.
Pada awal masa bertelur (sekitar umur 18-22 minggu), perlu dilakukan pelatihan. Petugas harus sering berjalan di sekitar kandang untuk mendorong ayam yang terlihat ingin bertelur di lantai agar pindah ke kotak sarang. Menghabiskan waktu di kandang saat jam-jam puncak bertelur (pagi hari) sangat membantu.
Meskipun sistem terbuka mengandalkan ventilasi alami, kandang postal dapat menjadi sangat panas jika manajemen udara buruk, terutama karena adanya proses fermentasi di sekam yang menghasilkan panas internal.
Kontak langsung antara ayam dan kotoran meningkatkan risiko transmisi penyakit tertentu. Oleh karena itu, biosekuriti dan program kesehatan harus dijalankan dengan protokol yang sangat ketat.
Koksidiosis, yang disebabkan oleh parasit Eimeria, adalah ancaman utama di sistem postal karena parasit berkembang biak di lingkungan yang lembab dan terkontaminasi kotoran. Pencegahan dilakukan melalui:
Sistem postal, karena sifatnya yang kontak dengan tanah, memerlukan program deworming (obat cacing) yang lebih rutin dibandingkan sistem baterai. Selain itu, program vaksinasi standar (ND, AI, Gumboro) harus dilaksanakan dengan disiplin tinggi.
Penerapan konsep zonasi mutlak diperlukan. Zona Merah (kandang), Zona Kuning (area pakan/gudang), dan Zona Hijau (kantor/luar). Setiap perpindahan dari zona kuning ke merah harus melibatkan disinfeksi penuh (mandi kaki, ganti baju dan sepatu kandang).
Idealnya, seluruh populasi kandang harus masuk bersamaan dan keluar bersamaan. Setelah satu siklus produksi selesai, kandang harus dikosongkan total, disanitasi menyeluruh (termasuk pembongkaran dan disinfeksi sekam lama), dan diistirahatkan minimal 2-4 minggu sebelum batch baru masuk. Praktik ini memutus siklus hidup patogen.
Sekam yang dalam menyediakan tempat berlindung yang ideal bagi tikus dan serangga (kumbang kotoran). Tikus adalah vektor utama penyakit, sementara serangga dapat membawa penyakit dan merusak struktur. Program pengendalian hama harus agresif dan berkelanjutan, menggunakan perangkap dan racun yang aman bagi ayam.
Walaupun sistem postal sering dikaitkan dengan biaya investasi awal yang lebih rendah dibanding sistem baterai modern (bertingkat otomatis), efisiensi operasionalnya bergantung pada manajemen yang sangat baik.
Kandang postal membutuhkan investasi yang lebih besar per unit luas untuk bangunan itu sendiri (karena lantai harus ditinggikan) dan untuk fasilitas pendukung seperti kotak sarang dan tangkringan. Namun, biaya untuk unit kandang (cage equipment) nol.
Investasi yang perlu dipertimbangkan:
Sistem postal memiliki beberapa biaya operasional yang berbeda:
Di pasar global, telur dari sistem non-kandang (termasuk postal/floor system) seringkali dihargai lebih tinggi karena persepsi konsumen terhadap kesejahteraan hewan. Di beberapa pasar premium, perbedaan harga jual dapat menutup biaya operasional yang sedikit lebih tinggi.
Selain itu, produk sampingan dari kandang postal—yaitu kotoran yang sudah terfermentasi menjadi pupuk organik—memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi dan lebih mudah dipasarkan daripada kotoran ayam baterai yang basah dan berbau menyengat. Ini menjadi sumber pendapatan sampingan yang signifikan.
Untuk mengatasi tantangan manajemen sekam dan biosekuriti, peternakan postal modern mulai mengintegrasikan teknologi digital.
Penggunaan sensor nirkabel (wireless sensors) untuk memonitor parameter kunci secara real-time sangat penting:
Meskipun postal tradisional menggunakan sistem terbuka, peternakan skala besar yang modern sering menggabungkannya dengan konsep kandang tertutup (Close House Floor System).
Dalam sistem ini, ventilasi sepenuhnya dikontrol menggunakan kipas tekanan negatif atau positif, yang memastikan aliran udara seragam, suhu konstan, dan pembuangan amonia yang cepat. Kontrol iklim yang presisi dalam close house postal menghasilkan produktivitas yang sangat stabil, meskipun biaya investasi awal jauh lebih tinggi karena adanya dinding, insulasi, dan sistem kipas yang masif.
Meskipun sistem postal mengurangi stres ruang, kepadatan yang lebih tinggi dan interaksi sosial yang intens dapat memicu perilaku agresif, terutama feather pecking (mematuk bulu) dan kanibalisme.
Untuk menjaga ayam tetap sibuk dan mengurangi kebosanan (yang memicu mematuk), penting untuk menyediakan pengayaan lingkungan:
Kanibalisme dipicu oleh kepadatan tinggi, cahaya terlalu terang, suhu panas, atau defisiensi nutrisi. Jika terjadi, tindakan cepat harus diambil:
Output utama sistem postal adalah sekam yang diperkaya kotoran. Pengelolaan limbah ini menentukan kebersihan lingkungan peternakan secara keseluruhan.
Kotoran postal yang telah melalui proses fermentasi di lantai (seperti yang dijelaskan dalam Deep Litter System) sudah mendekati status kompos. Setelah siklus panen, sekam dikeluarkan dan ditumpuk. Panas yang dihasilkan oleh fermentasi alami telah membunuh banyak patogen dan biji gulma.
Proses pematangan lebih lanjut (curing) dapat dilakukan dengan membiarkan tumpukan kotoran ini di bawah naungan, membalikkannya secara berkala, dan memastikan kelembaban optimal. Hasil akhirnya adalah pupuk organik berkualitas tinggi yang kaya akan nitrogen, fosfor, dan kalium, yang menjadi nilai tambah ekonomi yang signifikan.
Dalam skala yang sangat besar, kotoran ayam yang kering dari sistem postal dapat dipertimbangkan sebagai bahan baku untuk digester biogas atau pembakaran biomassa. Kandungan metana yang dihasilkan dari fermentasi anaerobik kotoran dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik atau pemanas, yang berkontribusi pada kemandirian energi peternakan.
Proses transisi dari kandang pembesaran (grower) ke kandang produksi (layer) dalam sistem postal harus dilakukan dengan cermat untuk meminimalkan gangguan dan stres.
Sanitasi kandang awal adalah proses multi-tahap:
Pullet (ayam remaja siap bertelur) yang masuk ke kandang postal harus segera dilatih untuk mengenal lokasi pakan, air, dan yang paling penting, kotak sarang. Memindahkan pullet yang sudah terbiasa dengan lingkungan kandang baterai ke sistem postal memerlukan periode adaptasi intensif di mana pengawasan perilaku ayam sangat ditingkatkan. Keberhasilan adaptasi menentukan persentase telur lantai di masa depan.
Peternakan di Indonesia menghadapi tantangan kelembaban tinggi dan suhu ekstrem. Kedua faktor ini adalah musuh utama sistem postal.
Kelembaban relatif (RH) yang tinggi (di atas 70%) membuat penguapan air dari sekam menjadi sulit, bahkan dengan ventilasi yang baik. Hal ini meningkatkan risiko sekam basah dan bau amonia.
Solusi: Meningkatkan kecepatan aliran udara melalui kandang, bahkan di malam hari. Menggunakan kandang yang lebih tinggi (high-rise structure) untuk memaksimalkan perbedaan suhu antara udara luar dan udara di dalam kandang, sehingga meningkatkan daya dorong udara panas ke atas.
Suhu di atas 30°C menyebabkan ayam mengalami stres panas, yang menurunkan konsumsi pakan, mengurangi ukuran telur, dan pada akhirnya menurunkan FCR.
Solusi: Selain orientasi kandang timur-barat dan atap isolasi, penggunaan sistem pendingin pasif (seperti pad pendingin/cooling pad jika menggunakan close house) atau sistem pengkabutan (fogging system) di area terbuka menjadi vital. Pemberian elektrolit dan vitamin C dalam air minum saat suhu puncak juga membantu mitigasi efek stres panas.
Kandang postal adalah sebuah model peternakan yang menuntut keseimbangan antara desain struktur yang kokoh, manajemen operasional yang teliti, dan fokus yang tidak pernah putus pada kualitas sekam. Meskipun sistem ini memerlukan pengawasan harian yang lebih intensif dibandingkan sistem baterai otomatis, keuntungannya dalam hal kesejahteraan hewan, potensi nilai tambah produk, dan kemudahan pengelolaan limbah menjadikannya pilihan yang sangat relevan dan berkelanjutan.
Seiring meningkatnya kesadaran konsumen global terhadap etika pangan, adopsi sistem non-kandang, termasuk kandang postal yang dimodifikasi, diprediksi akan terus meningkat. Peternak yang menguasai manajemen lantai dan integrasi teknologi untuk kontrol iklim mikro akan menjadi pemimpin dalam industri peternakan ayam petelur di masa depan, menghasilkan telur berkualitas tinggi sambil menjamin lingkungan hidup yang layak bagi ternaknya.
Keberhasilan dalam kandang postal tidak hanya diukur dari jumlah telur yang dihasilkan, tetapi juga dari kondisi kesehatan ayam, rendahnya tingkat kematian, dan kemampuan peternak untuk mempertahankan kualitas udara dan sekam sepanjang siklus produksi.