Tidak Hafal Doa Qunut? Ini Panduan Lengkap Bacaan Penggantinya
Shalat adalah tiang agama dan merupakan ibadah paling fundamental bagi seorang Muslim. Di dalam shalat, terdapat rukun, sunnah, dan berbagai adab yang menyempurnakannya. Salah satu amalan sunnah yang sering menjadi pembahasan adalah Doa Qunut, khususnya dalam Shalat Subuh. Banyak di antara kita yang mungkin belum hafal doa ini secara lengkap. Pertanyaan pun muncul: "Jika tidak hafal doa qunut, apakah shalatnya tetap sah? Dan, apa yang bisa dibaca sebagai penggantinya?"
Kabar baiknya, Islam adalah agama yang memberikan kemudahan (yusran). Para ulama telah memberikan berbagai solusi bagi Muslim yang menghadapi kesulitan ini. Artikel ini akan mengupas tuntas persoalan tersebut, mulai dari pemahaman mendalam tentang hukum Doa Qunut, berbagai alternatif bacaan pengganti yang shahih, hingga langkah-langkah praktis yang bisa Anda lakukan saat shalat. Tujuannya adalah agar kita semua dapat beribadah dengan tenang, khusyuk, dan penuh keyakinan, tanpa merasa terbebani oleh ketidakhafalan.
Memahami Hakikat dan Hukum Doa Qunut
Sebelum membahas bacaan penggantinya, sangat penting bagi kita untuk memahami apa itu Doa Qunut dan bagaimana kedudukannya dalam fiqih Islam. Pemahaman ini akan menjadi landasan yang kuat dalam mengamalkan ibadah sesuai dengan tuntunan.
1. Apa Itu Doa Qunut?
Secara bahasa, kata "Qunut" (القنوت) memiliki beberapa makna, di antaranya adalah ketaatan, berdiri lama, diam, dan doa. Dalam konteks istilah syar'i, Doa Qunut adalah doa khusus yang dibaca pada waktu tertentu di dalam shalat, yaitu saat berdiri setelah bangkit dari ruku' (i'tidal) pada rakaat terakhir.
Terdapat beberapa jenis Qunut yang dikenal dalam literatur fiqih:
- Qunut Subuh: Ini adalah qunut yang paling umum dikenal di masyarakat, khususnya di Indonesia. Dibaca pada rakaat kedua Shalat Subuh setelah i'tidal.
- Qunut Witir: Dibaca pada rakaat terakhir Shalat Witir, biasanya dilakukan pada pertengahan hingga akhir bulan Ramadan.
- Qunut Nazilah: Dibaca ketika umat Islam sedang menghadapi musibah besar, bencana alam, peperangan, atau penindasan. Qunut Nazilah bisa dibaca di setiap shalat fardhu lima waktu. Doanya bersifat lebih situasional, memohon pertolongan dan perlindungan Allah dari malapetaka yang sedang terjadi.
2. Perbedaan Pendapat Ulama Mengenai Hukum Qunut Subuh
Hukum melaksanakan Qunut Subuh merupakan salah satu persoalan khilafiyah (adanya perbedaan pendapat) di kalangan para ulama mazhab. Perbedaan ini bersumber dari perbedaan mereka dalam memahami dan menilai status hadis-hadis yang berkaitan dengan Qunut. Mengetahui hal ini penting agar kita bisa bersikap toleran dan tidak mudah menyalahkan amalan orang lain yang berbeda pandangan.
Pendapat Mazhab Syafi'i dan Maliki
Mayoritas ulama dari Mazhab Syafi'i dan sebagian dari Mazhab Maliki berpendapat bahwa hukum Qunut Subuh adalah Sunnah Mu'akkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Jika seseorang sengaja meninggalkannya, shalatnya tetap sah namun ia kehilangan keutamaan. Namun, jika ia lupa atau tidak sengaja meninggalkannya, dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi sebelum salam.
Landasan utama mereka adalah hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, yang menyatakan:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa melakukan qunut pada shalat Subuh sampai beliau meninggal dunia."
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ad-Daruquthni, dan Al-Baihaqi. Meskipun status kesahihan hadis ini diperdebatkan oleh ulama dari mazhab lain, para ulama Syafi'iyah menganggapnya sebagai dalil yang kuat untuk melegitimasi praktik Qunut Subuh secara terus-menerus.
Pendapat Mazhab Hanafi dan Hanbali
Di sisi lain, mayoritas ulama dari Mazhab Hanafi dan Hanbali berpendapat bahwa Qunut Subuh tidak disyariatkan secara rutin. Menurut mereka, qunut yang dilakukan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Qunut Nazilah yang bersifat temporer, bukan amalan tetap setiap Subuh.
Mereka berdalil dengan hadis lain, salah satunya dari Abu Malik Al-Asyja'i yang bertanya kepada ayahnya, "Wahai ayahku, engkau pernah shalat di belakang Rasulullah, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Apakah mereka melakukan qunut pada shalat Subuh?" Ayahnya menjawab, "Wahai anakku, itu adalah perkara yang diada-adakan (bid'ah)." (HR. Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh sebagian ulama hadis).
Karena adanya perbedaan dalil dan interpretasi inilah, kita menemukan praktik yang berbeda di berbagai belahan dunia Islam. Keduanya memiliki dasar argumen yang kuat dari para mujtahid masing-masing, dan keduanya harus dihormati.
Solusi Utama: Bacaan Pengganti Doa Qunut Jika Tidak Hafal
Inti dari pembahasan kita adalah di sini. Bagi Anda yang mengikuti pendapat disunnahkannya Qunut Subuh namun belum menghafal doanya, jangan khawatir. Fiqih Islam menawarkan kelapangan yang luar biasa. Prinsip dasarnya adalah: setiap doa yang mengandung pujian kepada Allah dan permohonan kebaikan sudah cukup untuk menggantikan lafal Doa Qunut yang spesifik.
Berikut adalah beberapa alternatif terbaik yang bisa Anda baca, dari yang paling dianjurkan hingga yang paling sederhana.
Alternatif 1: Doa-Doa Sapu Jagat dari Al-Qur'an
Menggunakan doa yang termaktub dalam Al-Qur'an adalah pilihan yang sangat baik, karena Al-Qur'an adalah sebaik-baiknya perkataan. Doa-doa ini umumnya singkat, padat makna, dan mencakup permohonan kebaikan dunia dan akhirat.
a. Doa Paling Populer: Rabbana Atina Fid-Dunya Hasanah
Ini adalah doa yang paling sering direkomendasikan oleh para ulama sebagai pengganti Qunut. Doa ini sangat agung maknanya dan mencakup seluruh aspek kebaikan.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbanā, ātinā fid-dun-yā ḥasanah, wa fil-ākhirati ḥasanah, wa qinā ‘ażāban-nār.
"Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Al-Baqarah: 201)
Makna Mendalam: Kata "hasanah" (kebaikan) di dunia mencakup segala hal positif: kesehatan, rezeki yang halal, ilmu yang bermanfaat, keluarga yang sakinah, dan lingkungan yang baik. Sementara "hasanah" di akhirat mencakup kemudahan saat hisab, naungan di hari kiamat, melewati sirath dengan selamat, dan puncaknya adalah masuk surga. Doa ini adalah permohonan yang komprehensif dan sempurna.
b. Doa Memohon Keteguhan Hati
Doa ini juga sangat baik dibaca sebagai pengganti Qunut, terutama untuk memohon istiqamah dalam iman.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Rabbanā lā tuzig qulụbanā ba‘da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladunka raḥmah, innaka antal-wahhāb.
"Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali 'Imran: 8)
Makna Mendalam: Ini adalah permohonan agar Allah menjaga hati kita dari penyimpangan setelah mendapatkan hidayah. Ini adalah doa yang sangat penting di zaman yang penuh fitnah, memohon agar kita senantiasa berada di jalan yang lurus.
Alternatif 2: Doa-Doa Singkat dari Hadis Nabi
Selain dari Al-Qur'an, kita juga bisa menggunakan doa-doa singkat yang diajarkan langsung oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Doa-doa ini juga memiliki keutamaan yang besar.
a. Doa Memohon Ampunan dan Kesejahteraan
Doa ini sangat mudah dihafal dan mencakup lima permohonan esensial dalam hidup seorang hamba.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاهْدِنِي، وَعَافِنِي، وَارْزُقْنِي
Allāhummaghfirlī, warḥamnī, wahdinī, wa ‘āfinī, warzuqnī.
"Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, berilah aku petunjuk, berilah aku kesehatan (kesejahteraan), dan berilah aku rezeki."
Makna Mendalam: Doa ini mencakup: maghfirah (ampunan atas dosa), rahmah (kasih sayang Allah), hidayah (petunjuk ke jalan yang benar), 'afiyah (kesehatan dan keselamatan dari segala keburukan), dan rizq (rezeki yang halal dan berkah). Lima pilar kebahagiaan dunia dan akhirat.
Alternatif 3: Berdoa dengan Bahasa Sendiri
Bagaimana jika doa-doa di atas pun belum hafal? Para ulama memberikan keringanan lebih lanjut. Diperbolehkan bagi seseorang yang tidak mampu berdoa dalam bahasa Arab untuk berdoa menggunakan bahasanya sendiri (misalnya, bahasa Indonesia) pada saat posisi qunut.
Penting untuk dicatat bahwa kebolehan ini berlaku untuk bagian doa dalam shalat, bukan untuk bacaan-bacaan wajib seperti Surat Al-Fatihah atau takbiratul ihram. Tentu, berdoa dalam bahasa Arab sesuai tuntunan adalah yang paling utama (afdhal), namun Islam tidak memberatkan umatnya di luar kemampuannya.
Contoh doa dalam bahasa Indonesia yang bisa dipanjatkan:
- "Ya Allah, berikanlah aku petunjuk-Mu, sehatkanlah badanku, dan lindungilah aku dari segala keburukan."
- "Ya Tuhanku, ampunilah segala dosaku, dosa kedua orang tuaku, dan berikanlah kami semua kebaikan di dunia dan di akhirat."
- "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu hidayah, ampunan, dan rezeki yang berkah."
Kunci utama saat berdoa dengan bahasa sendiri adalah kekhusyukan dan ketulusan hati. Allah Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati setiap hamba-Nya, terlepas dari bahasa yang digunakan.
Alternatif 4: Mengulang Bagian Qunut yang Sudah Dihafal
Jika Anda sudah mulai menghafal Doa Qunut namun baru hafal sebagian kecil, misalnya hanya kalimat pertama, maka itu sudah cukup. Anda bisa membaca bagian yang sudah Anda hafal tersebut.
Misalnya, Anda baru hafal:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ
Allāhummahdinī fīman hadait.
"Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk."
Membaca satu kalimat ini dengan niat melakukan qunut sudah lebih baik daripada tidak membaca apa-apa. Ini adalah bentuk usaha Anda dalam mengamalkan sunnah sesuai dengan kemampuan yang ada saat itu.
Alternatif 5: Berdiam Sejenak
Ini adalah solusi paling minimalis menurut sebagian ulama, khususnya dalam Mazhab Syafi'i. Jika seseorang sama sekali tidak hafal doa apapun, baik dari Al-Qur'an, hadis, bahkan tidak mampu merangkai kata dalam bahasa sendiri, ia bisa cukup berdiri sejenak setelah i'tidal (kira-kira selama durasi membaca Doa Qunut) dengan niat melakukan qunut, lalu melanjutkan ke sujud. Sikap berdiri (qiyam) itu sendiri sudah dianggap sebagai bagian dari pelaksanaan sunnah qunut. Meskipun tidak ada lafal doa yang terucap, niat dan perbuatannya sudah terhitung sebagai usaha menjalankan sunnah.
Langkah Praktis Saat Shalat: Kapan dan Bagaimana Membacanya?
Mengetahui bacaan pengganti saja tidak cukup, kita juga perlu tahu cara mempraktikkannya dengan benar dalam urutan shalat. Berikut adalah panduan langkah demi langkah:
- Bangkit dari Ruku': Pada rakaat kedua Shalat Subuh (atau rakaat terakhir Shalat Witir), bangkitlah dari posisi ruku' sambil membaca "Sami'allāhu liman ḥamidah."
- Posisi I'tidal: Setelah berdiri tegak sempurna (i'tidal), bacalah "Rabbanā lakal-ḥamdu mil'as-samāwāti wa mil'al-arḍi wa mil'a mā syi'ta min syai'im ba'd."
- Mengangkat Tangan: Setelah itu, angkatlah kedua tangan Anda seperti saat takbiratul ihram. Ini adalah posisi untuk berdoa qunut.
- Membaca Doa Pengganti: Pada posisi inilah Anda membaca salah satu doa pengganti yang telah kita bahas di atas. Pilihlah yang paling Anda hafal dan pahami maknanya agar lebih khusyuk.
- Menurunkan Tangan: Setelah selesai berdoa, turunkan kembali kedua tangan Anda. Sebagian ulama menganjurkan untuk mengusap wajah, namun sebagian lain menganggap hadisnya lemah. Ini adalah pilihan, dan meninggalkannya tidak mengurangi keabsahan shalat.
- Lanjut ke Sujud: Setelah selesai, langsung bertakbir (Allahu Akbar) dan turun untuk melakukan sujud seperti biasa.
Bagaimana Jika Terlupa Sama Sekali? Solusi Sujud Sahwi
Manusia adalah tempatnya lupa. Sangat mungkin suatu saat kita lupa melakukan qunut atau membaca doa penggantinya, dan baru teringat setelah telanjur sujud atau bahkan setelah selesai shalat. Apa yang harus dilakukan?
Dalam Mazhab Syafi'i, yang menganggap Qunut Subuh sebagai Sunnah Ab'adh (bagian dari sunnah yang sangat dianjurkan), jika seseorang lupa mengerjakannya, maka ia disunnahkan untuk melakukan Sujud Sahwi.
Apa itu Sujud Sahwi?
Sujud Sahwi adalah dua sujud yang dilakukan untuk "menambal" kekurangan dalam shalat yang disebabkan oleh kelupaan, baik itu lupa meninggalkan rukun secara tidak sengaja, meninggalkan sunnah ab'adh, atau ragu-ragu dalam jumlah rakaat.
Cara Melakukan Sujud Sahwi
Sujud Sahwi dilakukan sebelum salam akhir. Berikut tata caranya:
- Setelah selesai membaca tasyahud (tahiyat) akhir dan sebelum mengucapkan salam.
- Lakukan sujud seperti sujud biasa sambil bertakbir. Di dalam sujud, bacalah:
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو
Subḥāna man lā yanāmu wa lā yashū.
"Maha Suci Dzat yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa."
- Bangkit dari sujud untuk duduk di antara dua sujud (duduk iftirasy), lalu bertakbir.
- Lakukan sujud kedua, membaca bacaan yang sama.
- Bangkit dari sujud kedua, lalu langsung mengucapkan salam untuk mengakhiri shalat.
Penting: Jika Anda shalat berjamaah sebagai makmum, Anda wajib mengikuti imam. Jika imam tidak melakukan qunut, maka Anda tidak boleh qunut sendiri. Jika imam lupa qunut dan ia melakukan sujud sahwi, Anda wajib ikut sujud sahwi. Jika imam tidak qunut dan tidak sujud sahwi (karena mengikuti mazhab yang berbeda), maka Anda pun tidak perlu melakukan sujud sahwi. Persatuan dalam jamaah lebih diutamakan.
Ikhtiar Terbaik: Berusaha Menghafal Doa Qunut yang Lengkap
Meskipun tersedia banyak alternatif, alangkah baiknya jika kita memiliki niat dan usaha untuk menghafal lafal Doa Qunut yang asli, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada cucunya, Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhuma. Mengamalkan doa dengan lafal yang diajarkan langsung oleh Nabi tentu memiliki keutamaan dan keberkahan tersendiri.
Berikut adalah teks lengkap Doa Qunut beserta terjemahan dan penjelasan maknanya untuk membantu proses menghafal.
Teks Lengkap Doa Qunut dan Maknanya
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ
Allāhummahdinī fīman hadait.
"Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk."
Ini adalah permohonan hidayah yang mencakup hidayah ilmu (mengetahui kebenaran) dan hidayah taufiq (kemampuan untuk mengamalkan kebenaran tersebut).
وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ
Wa ‘āfinī fīman ‘āfait.
"Dan berilah aku keselamatan (kesejahteraan) sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri keselamatan."
Permohonan 'afiyah yang mencakup keselamatan dari penyakit fisik, penyakit hati (seperti iri, dengki, sombong), dan keselamatan dari fitnah dunia dan azab akhirat.
وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ
Wa tawallanī fīman tawallait.
"Dan uruslah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau urus."
Memohon agar Allah menjadi Wali kita, yang senantiasa menolong, melindungi, dan mengatur segala urusan kita dengan cara yang terbaik.
وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ
Wa bārik lī fīmā a‘ṭait.
"Dan berkahilah untukku apa yang telah Engkau berikan."
Memohon barakah (keberkahan) atas segala nikmat yang telah Allah berikan, baik itu harta, keluarga, ilmu, maupun waktu. Berkah berarti nikmat tersebut membawa kebaikan dan ketaatan.
وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ
Wa qinī syarra mā qaḍait.
"Dan lindungilah aku dari keburukan apa yang telah Engkau takdirkan."
Sebuah permohonan perlindungan dari dampak buruk sebuah takdir, sambil tetap beriman bahwa setiap takdir Allah mengandung hikmah.
فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ
Fa innaka taqḍī wa lā yuqḍā ‘alaik.
"Sesungguhnya Engkaulah yang mentakdirkan dan bukan Engkau yang ditakdirkan."
Penegasan akan kekuasaan mutlak Allah sebagai satu-satunya penentu takdir.
وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ
Wa innahū lā yażillu man wālait.
"Dan sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau beri kekuasaan (urus)."
Siapapun yang berada di bawah perlindungan Allah tidak akan pernah terhina.
وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ
Wa lā ya‘izzu man ‘ādait.
"Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi."
Kemuliaan sejati hanyalah milik mereka yang dekat dengan Allah.
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
Tābarakta rabbanā wa ta‘ālait.
"Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami, dan Maha Tinggi."
Pujian penutup yang mengagungkan kebesaran Allah.
Kesimpulan Akhir
Ketidakhafalan Doa Qunut bukanlah sebuah halangan untuk melaksanakan shalat dengan sempurna. Agama Islam melalui panduan para ulamanya telah memberikan berbagai jalan keluar yang mudah dan berdasar. Inti dari ibadah adalah ketulusan dan kesungguhan kita untuk terhubung dengan Allah. Apakah itu melalui doa Qunut yang lengkap, doa sapu jagat dari Al-Qur'an, atau bahkan permohonan tulus dalam bahasa kita sendiri, Allah Maha Mendengar dan Maha Menerima.
Gunakanlah alternatif yang paling sesuai dengan kemampuan Anda saat ini, dan jangan biarkan hal tersebut mengurangi kekhusyukan shalat Anda. Sembari terus mempraktikkan doa pengganti, niatkan dan mulailah ikhtiar untuk menghafal Doa Qunut yang asli secara bertahap. Semoga Allah senantiasa memberikan kita kemudahan dalam beribadah dan menerima setiap amal kita.