Memahami Ilmu Tajwid Secara Menyeluruh
Membaca Al-Qur'an adalah sebuah ibadah mulia yang mendatangkan pahala dan ketenangan. Namun, untuk menyempurnakan ibadah ini, kita dianjurkan untuk membacanya sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan. Ilmu yang mengatur tata cara membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar inilah yang disebut sebagai Ilmu Tajwid. Mempelajarinya bukan hanya tentang memperindah bacaan, tetapi juga tentang menjaga kemurnian makna kalam ilahi agar tidak berubah akibat kesalahan pengucapan.
Secara bahasa, tajwid berarti "memperbagus" atau "membuat menjadi baik". Sedangkan secara istilah, tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya (makhraj) dengan memberikan hak-hak dan mustahak-nya. Hak huruf adalah sifat-sifat asli yang melekat pada huruf tersebut, seperti jahr, hams, atau isti'la. Mustahak huruf adalah sifat-sifat yang timbul karena kondisi tertentu, seperti hukum bacaan idgham, ikhfa', atau qalqalah. Tujuan utamanya adalah melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an persis seperti yang diajarkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Urgensi dan Hukum Mempelajari Tajwid
Para ulama membagi hukum mempelajari tajwid menjadi dua. Pertama, Fardhu Kifayah, yaitu kewajiban kolektif bagi umat Islam untuk mempelajari teori-teori ilmu tajwid. Artinya, jika sudah ada sebagian orang dalam suatu komunitas yang mempelajarinya hingga menjadi ahli, maka gugurlah kewajiban bagi yang lain. Kedua, Fardhu 'Ain, yaitu kewajiban individu bagi setiap Muslim dan Muslimah untuk mempraktikkan tajwid ketika membaca Al-Qur'an. Ini berarti, setiap orang yang membaca Al-Qur'an wajib berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan kaidah-kaidah tajwid agar bacaannya benar dan terhindar dari kesalahan fatal (lahn jali) yang dapat mengubah makna.
Dasar-Dasar Ilmu Tajwid: Makharijul Huruf
Fondasi utama dari ilmu tajwid adalah mengenal Makharijul Huruf, yaitu tempat-tempat keluarnya huruf hijaiyah. Kesalahan dalam menempatkan organ bicara saat melafalkan huruf akan menghasilkan bunyi yang tidak sempurna dan bisa jadi mengubah huruf itu sendiri. Secara umum, makhraj terbagi menjadi lima bagian utama.
1. Al-Jauf (الجَوْفُ) - Rongga Mulut dan Tenggorokan
Al-Jauf adalah rongga yang membentang dari tenggorokan hingga mulut. Ini adalah tempat keluarnya huruf-huruf Mad (panjang), yaitu:
- Alif (ا) yang didahului harakat fathah. Contoh: قَالَ
- Waw sukun (وْ) yang didahului harakat dhammah. Contoh: يَقُوْلُ
- Ya' sukun (يْ) yang didahului harakat kasrah. Contoh: قِيْلَ
2. Al-Halq (الحَلْقُ) - Tenggorokan
Tenggorokan terbagi menjadi tiga bagian, masing-masing mengeluarkan dua huruf:
- Aqshal Halq (Pangkal Tenggorokan): Hamzah (ء) dan Ha' (هـ).
- Wasathul Halq (Tengah Tenggorokan): 'Ain (ع) dan Ha' (ح).
- Adnal Halq (Ujung Tenggorokan): Ghain (غ) dan Kha' (خ).
3. Al-Lisan (اللِّسَانُ) - Lidah
Lidah adalah organ yang paling banyak menghasilkan huruf. Terdapat 10 makhraj khusus di lidah yang mengeluarkan 18 huruf:
- Pangkal Lidah (Aqsha al-Lisan):
- Menyentuh langit-langit lunak: Huruf Qaf (ق).
- Sedikit lebih ke depan dari makhraj Qaf: Huruf Kaf (ك).
- Tengah Lidah (Wasath al-Lisan):
- Menyentuh langit-langit di atasnya: Huruf Jim (ج), Syin (ش), dan Ya' (ي) (bukan Ya' mad).
- Sisi/Tepi Lidah (Hafah al-Lisan):
- Sisi lidah (kiri atau kanan) bertemu dengan gigi geraham atas: Huruf Dhad (ض).
- Ujung sisi lidah hingga penghabisannya bertemu dengan gusi gigi seri atas: Huruf Lam (ل).
- Ujung Lidah (Tharaf al-Lisan):
- Ujung lidah bertemu gusi dua gigi seri atas: Huruf Nun (ن).
- Punggung ujung lidah sedikit lebih ke dalam dari makhraj Nun: Huruf Ra' (ر).
- Ujung lidah bertemu pangkal dua gigi seri atas: Huruf Ta' (ت), Dal (د), dan Tha' (ط).
- Ujung lidah bertemu ujung dua gigi seri atas: Huruf Tsa' (ث), Dzal (ذ), dan Zha' (ظ).
- Ujung lidah berada di antara gigi seri atas dan bawah (lebih dekat ke bawah): Huruf Sin (س), Zai (ز), dan Shad (ص).
4. Asy-Syafatan (الشَّفَتَانِ) - Dua Bibir
Dua bibir menjadi tempat keluarnya empat huruf melalui dua makhraj:
- Bibir bawah bagian dalam bertemu dengan ujung gigi seri atas: Huruf Fa' (ف).
- Antara dua bibir (atas dan bawah):
- Dengan bibir tertutup: Huruf Ba' (ب) dan Mim (م).
- Dengan bibir sedikit terbuka (membulat): Huruf Waw (و) (bukan Waw mad).
5. Al-Khaisyum (الخَيْشُوْمُ) - Rongga Hidung
Ini bukanlah tempat keluar huruf, melainkan tempat keluarnya sifat ghunnah (dengung), yang menyertai huruf Nun (ن) dan Mim (م) dalam keadaan tertentu, terutama ketika bertasydid ( نَّ / مَّ ).
Mengenal Sifatul Huruf
Setelah mengetahui makhraj, penting untuk memahami Sifatul Huruf atau karakteristik setiap huruf. Sifat inilah yang membedakan huruf-huruf yang keluar dari makhraj yang sama atau berdekatan. Sifat huruf terbagi dua: yang memiliki lawan dan yang tidak memiliki lawan.
Sifat yang Memiliki Lawan Kata
| Sifat | Lawan Sifat | Penjelasan & Huruf |
|---|---|---|
| Al-Hams (الهَمْسُ) Samar/Napas berdesis |
Al-Jahr (الجَهْرُ) Jelas/Napas tertahan |
Hams: Udara mengalir saat huruf diucapkan. Hurufnya: فَحَثَّهُ شَخْصٌ سَكَتَ (ف, ح, ث, ه, ش, خ, ص, س, ك, ت). Jahr: Udara tertahan saat huruf diucapkan. Hurufnya: Sisa dari huruf Hams. |
| Asy-Syiddah (الشِّدَّةُ) Kuat/Suara tertahan |
Ar-Rakhawah (الرَّخَاوَةُ) Lunak/Suara terlepas |
Syiddah: Aliran suara tertahan sempurna. Hurufnya: أَجِدْ قَطٍ بَكَتْ (ء, ج, د, ق, ط, ب, ك, ت). Rakhawah: Aliran suara berjalan bebas. Hurufnya: Selain huruf Syiddah & Tawassuth. Di antaranya ada At-Tawassuth (التَّوَسُّطُ) / Bainiyyah: Aliran suara tertahan sebagian. Hurufnya: لِنْ عُمَرْ (ل, ن, ع, م, ر). |
| Al-Isti'la (الاسْتِعْلَاءُ) Terangkat |
Al-Istifal (الاسْتِفَالُ) Menurun |
Isti'la: Pangkal lidah terangkat ke langit-langit, menghasilkan suara tebal (tafkhim). Hurufnya: خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ (خ, ص, ض, غ, ط, ق, ظ). Istifal: Pangkal lidah menurun, menghasilkan suara tipis (tarqiq). Hurufnya: Sisa dari huruf Isti'la. |
| Al-Ithbaq (الإِطْبَاقُ) Tertutup/Lekat |
Al-Infitah (الانْفِتَاحُ) Terbuka |
Ithbaq: Lidah melekat atau hampir melekat pada langit-langit, suara sangat tebal. Hurufnya: ص, ض, ط, ظ. Infitah: Ada rongga antara lidah dan langit-langit. Hurufnya: Sisa dari huruf Ithbaq. |
| Al-Idzlaq (الإِذْلَاقُ) Lancar/Ujung |
Al-Ishmat (الإِصْمَاتُ) Tertahan/Berat |
Idzlaq: Huruf yang diucapkan dengan mudah dan lancar dari ujung lidah/bibir. Hurufnya: فَرَّ مِنْ لُبٍّ (ف, ر, م, ن, ل, ب). Ishmat: Huruf yang pengucapannya lebih berat. Hurufnya: Sisa dari huruf Idzlaq. |
Sifat yang Tidak Memiliki Lawan Kata
- Ash-Shafir (الصَّفِيْرُ): Suara desis tajam seperti siulan yang keluar dari sela-sela gigi. Hurufnya: ص, ز, س.
- Al-Qalqalah (القَلْقَلَةُ): Pantulan suara yang kuat pada huruf sukun. Hurufnya: قُطْبُ جَدٍّ (ق, ط, ب, ج, د).
- Al-Lin (اللِّيْنُ): Pengucapan yang lembut dan mudah. Terjadi pada Waw sukun (وْ) dan Ya' sukun (يْ) yang didahului harakat fathah.
- Al-Inhiraf (الِانْحِرَافُ): Suara sedikit condong atau miring dari makhrajnya. Hurufnya: ل, ر.
- At-Takrir (التَّكْرِيْرُ): Getaran pada ujung lidah. Sifat ini hanya dimiliki huruf Ra' (ر), namun harus dihindari secara berlebihan.
- At-Tafasysyi (التَّفَشِّي): Menyebarnya udara di dalam mulut saat mengucapkan huruf. Hurufnya: ش.
- Al-Istithalah (الِاسْتِطَالَةُ): Memanjangnya suara di sepanjang sisi lidah. Hurufnya: ض.
Hukum Nun Sukun (نْ) dan Tanwin (ــًــٍــٌ)
Ini adalah salah satu bab terpenting dalam tajwid. Ketika Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan huruf hijaiyah, akan timbul empat hukum bacaan.
1. Idzhar Halqi (إِظْهَار حَلْقِي)
Idzhar berarti jelas. Bacaan menjadi jelas tanpa dengung jika Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu dari enam huruf tenggorokan (huruf halqi): ء, هـ, ع, ح, غ, خ. Nun sukun dibaca sesuai makhrajnya dengan jelas.
مِنْهُمْ - عَذَابٌ أَلِيْمٌ - مِنْ خَيْرٍ
Contoh: min-hum, 'adzābun alīm, min khairin.2. Idgham (إِدْغَام)
Idgham berarti meleburkan atau memasukkan. Nun sukun atau Tanwin dileburkan ke huruf berikutnya. Idgham terbagi dua:
- Idgham Bi Ghunnah (dengan dengung): Terjadi jika bertemu dengan huruf ي, ن, م, و (disingkat يَنْمُوْ). Huruf Nun sukun/Tanwin melebur sambil didengungkan selama 2 harakat.
مَنْ يَقُوْلُ - خَيْرًا يَرَهُ
Contoh: may yaqūlu (bukan man yaqūlu), khairay yarah. - Idgham Bila Ghunnah (tanpa dengung): Terjadi jika bertemu dengan huruf ل dan ر. Huruf Nun sukun/Tanwin melebur sempurna tanpa dengung.
مِنْ لَدُنْهُ - غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
Contoh: mil ladunhu (bukan min ladunhu), ghafūrur rahīm.
Pengecualian: Jika Nun sukun bertemu huruf Idgham dalam satu kata, maka dibaca Idzhar (jelas), disebut Idzhar Wajib/Mutlaq. Contoh: الدُّنْيَا, قِنْوَانٌ, صِنْوَانٌ, بُنْيَانٌ.
3. Iqlab (إِقْلَاب)
Iqlab berarti mengubah. Hukum ini terjadi jika Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan satu huruf, yaitu Ba' (ب). Cara membacanya adalah dengan mengubah bunyi Nun sukun/Tanwin menjadi Mim (م) sukun, disertai dengung (ghunnah) dan bibir sedikit direnggangkan.
مِنْ بَعْدِ - سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ
Contoh: mim ba'di, samī'um bashīr.4. Ikhfa' Haqiqi (إِخْفَاء حَقِيْقِي)
Ikhfa' berarti menyamarkan. Terjadi jika Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan 15 huruf sisa, yaitu: ت, ث, ج, د, ذ, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ف, ق, ك. Cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi Nun sukun di antara Idzhar dan Idgham, disertai dengung, dan posisi lidah sudah bersiap ke makhraj huruf setelahnya.
مِنْ قَبْلِكُمْ - رِيْحًا صَرْصَرًا - وَأَنْتُمْ
Contoh: ming qablikum, rīhan sharsharā, wa angtum.Hukum Mim Sukun (مْ)
Ketika Mim sukun bertemu dengan huruf hijaiyah, ada tiga hukum yang berlaku:
1. Ikhfa' Syafawi (إِخْفَاء شَفَوِي)
Terjadi jika Mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf Ba' (ب). Cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi Mim sukun di bibir sambil didengungkan.
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ
Contoh: tarmīhim bihijārah.2. Idgham Mitslain/Mutamatsilain (إِدْغَام مِثْلَيْن)
Terjadi jika Mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf Mim (م) juga. Cara membacanya adalah dengan meleburkan Mim pertama ke Mim kedua disertai dengung yang sempurna.
وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ
Contoh: wa lakum mā kasabtum.3. Idzhar Syafawi (إِظْهَار شَفَوِي)
Terjadi jika Mim sukun (مْ) bertemu dengan semua huruf hijaiyah selain Mim (م) dan Ba' (ب). Cara membacanya adalah dengan mengucapkan Mim sukun secara jelas di bibir tanpa dengung. Perlu hati-hati agar tidak memantul, terutama saat bertemu Waw (و) dan Fa' (ف).
لَكُمْ دِيْنُكُمْ - عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ
Contoh: lakum dīnukum, 'alaihim waladh dhāllīn.Hukum Bacaan Mad (المَدّ)
Mad secara bahasa berarti "memanjangkan". Dalam tajwid, mad adalah memanjangkan suara pada huruf mad atau huruf lin. Mad terbagi menjadi dua kategori besar: Mad Asli dan Mad Far'i.
1. Mad Asli / Mad Thabi'i (مَدّ طَبِيْعِي)
Ini adalah mad dasar yang menjadi pokok bagi mad lainnya. Panjangnya adalah 2 harakat (satu alif). Terjadi apabila:
- Huruf berharakat Fathah bertemu Alif (ـَـ ا).
- Huruf berharakat Kasrah bertemu Ya' sukun (ـِـ يْ).
- Huruf berharakat Dhammah bertemu Waw sukun (ـُـ وْ).
قَالَ - يَقُوْلُ - قِيْلَ
2. Mad Far'i (مَدّ فَرْعِي)
Ini adalah mad cabang yang panjangnya lebih dari 2 harakat, disebabkan oleh adanya hamzah (ء) atau sukun (ـْـ) setelah huruf mad.
A. Mad yang Disebabkan Hamzah
- Mad Wajib Muttasil: Huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata. Wajib dibaca panjang 4 atau 5 harakat. Contoh: جَاءَ - السَّمَاءُ.
- Mad Jaiz Munfasil: Huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Boleh dibaca panjang 2, 4, atau 5 harakat. Contoh: يَا أَيُّهَا - قُوْا أَنْفُسَكُمْ.
- Mad Silah Thawilah: Terjadi pada ha' dhamir (kata ganti هُ / هِ) yang terletak di antara dua huruf hidup, dan huruf kedua adalah hamzah. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat. Contoh: عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ.
- Mad Badal: Setiap hamzah yang dibaca panjang. Biasanya terjadi karena ada dua hamzah berkumpul, yang pertama hidup dan kedua sukun, lalu hamzah kedua diganti menjadi huruf mad yang sesuai. Panjangnya 2 harakat. Contoh: آمَنُوْا (asalnya: أَأْمَنُوْا), إِيْمَانًا (asalnya: إِئْمَانًا).
B. Mad yang Disebabkan Sukun
- Mad 'Aridh lis Sukun: Huruf mad bertemu dengan huruf hidup yang disukunkan karena waqaf (berhenti). Boleh dibaca 2, 4, atau 6 harakat. Contoh: يَعْلَمُوْنَ (ketika berhenti dibaca ya'lamūūn).
- Mad Lin: Huruf Waw sukun atau Ya' sukun yang didahului fathah, bertemu huruf hidup yang disukunkan karena waqaf. Boleh dibaca 2, 4, atau 6 harakat. Contoh: خَوْفٌ (ketika berhenti dibaca khaūūf), قُرَيْشٍ (ketika berhenti dibaca quraisy).
- Mad Lazim: Huruf mad bertemu dengan sukun asli (bukan karena waqaf). Wajib dibaca paling panjang, yaitu 6 harakat. Mad Lazim terbagi empat:
- Mad Lazim Kalimi Mutsaqqal: Bertemu sukun asli yang bertasydid dalam satu kata. Contoh: الضَّالِّيْنَ - الْحَاقَّةُ.
- Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf: Bertemu sukun asli yang tidak bertasydid dalam satu kata. Hanya ada satu contoh di Al-Qur'an: آلْآنَ (di Surah Yunus).
- Mad Lazim Harfi Mutsaqqal: Terjadi pada huruf muqatha'ah (potongan huruf di awal surah) yang dieja dan terjadi idgham. Contoh: الۤمّۤ (dieja: Alif Lāām Mīīm. Terjadi idgham mim sukun pada lam ke mim berikutnya).
- Mad Lazim Harfi Mukhaffaf: Terjadi pada huruf muqatha'ah yang dieja dan tidak terjadi idgham. Contoh: نۤ - قۤ - صۤ (dieja: Nūūn, Qāāf, Shāād).
Hukum Tafkhim dan Tarqiq
Tafkhim (tebal) dan Tarqiq (tipis) adalah hukum yang secara khusus sering melekat pada huruf Lam (ل) pada lafaz Allah (الله) dan huruf Ra' (ر).
1. Hukum Lam (ل) pada Lafaz Allah
- Tafkhim (tebal): Dibaca tebal jika didahului harakat fathah atau dhammah. Contoh: هُوَ اللهُ - رَسُوْلُ اللهِ.
- Tarqiq (tipis): Dibaca tipis jika didahului harakat kasrah. Contoh: بِسْمِ اللهِ - لِلهِ.
2. Hukum Ra' (ر)
- Tafkhim (tebal): Ra' dibaca tebal jika:
- Berharakat fathah atau dhammah. Contoh: رَحْمَةً - رُزِقُوْا.
- Sukun, didahului fathah atau dhammah. Contoh: أَرْسَلَ - مُرْسَلُوْنَ.
- Sukun karena waqaf, didahului huruf sukun (selain Ya'), dan sebelumnya lagi ada fathah atau dhammah. Contoh: وَالْعَصْرْ - الْفَجْرْ.
- Sukun, didahului kasrah 'aridhah (kasrah tidak asli, seperti pada hamzah washal). Contoh: ارْجِعِيْ.
- Sukun, didahului kasrah asli, namun setelahnya ada huruf isti'la. Contoh: قِرْطَاسٍ - مِرْصَادًا.
- Tarqiq (tipis): Ra' dibaca tipis jika:
- Berharakat kasrah. Contoh: رِجَالٌ.
- Sukun, didahului kasrah asli, dan setelahnya bukan huruf isti'la. Contoh: فِرْعَوْنَ.
- Sukun karena waqaf, dan didahului Ya' sukun. Contoh: خَبِيْرْ.
Qalqalah (قَلْقَلَة)
Qalqalah adalah memantulkan suara pada saat huruf-huruf qalqalah dalam keadaan sukun. Hurufnya ada lima, terkumpul dalam kalimat قُطْبُ جَدٍّ (ق, ط, ب, ج, د). Ada dua jenis utama qalqalah:
- Qalqalah Sughra (kecil): Terjadi jika huruf qalqalah sukun di tengah kata atau kalimat. Pantulannya lebih ringan. Contoh: يَقْطَعُوْنَ - يَدْعُوْنَ.
- Qalqalah Kubra (besar): Terjadi jika huruf qalqalah berada di akhir kata dan disukunkan karena waqaf (berhenti). Pantulannya lebih kuat dan jelas. Contoh: الْفَلَقِ (dibaca: al-falaq), مَسَدٍ (dibaca: masad).
Beberapa ulama menambahkan Qalqalah Akbar (paling besar), yaitu jika huruf qalqalah di akhir kata bertasydid dan diwaqafkan, seperti pada وَتَبَّ (dibaca: wa tabb). Pantulannya menjadi yang paling kuat.
Waqaf dan Ibtida' (الوَقْف وَالابْتِدَاء)
Waqaf adalah berhenti sejenak saat membaca Al-Qur'an, sedangkan Ibtida' adalah memulai kembali bacaan setelah berhenti. Memahami cara berhenti dan memulai yang benar sangat penting untuk menjaga keutuhan makna ayat.
Tanda-tanda waqaf yang sering ditemukan dalam mushaf Al-Qur'an antara lain:
- م (Waqaf Lazim): Harus berhenti. Jika diteruskan bisa merusak makna.
- لا (Waqaf Mamnu'): Dilarang berhenti. Jika terpaksa berhenti karena napas, harus mengulang dari kata sebelumnya yang sesuai.
- قلي (Al-Waqfu Aula): Berhenti lebih utama daripada melanjutkan.
- صلي (Al-Washlu Aula): Melanjutkan bacaan lebih utama daripada berhenti.
- ج (Waqaf Jaiz): Boleh berhenti, boleh juga melanjutkan.
- ∴ ∴ (Waqaf Mu'anaqah): Boleh berhenti di salah satu dari dua tanda titik tiga tersebut, tetapi tidak boleh berhenti di keduanya.