Mengupas Tuntas Ikhfa Haqiqi: Pengertian, Huruf, dan Contoh Rinci
Membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar (tartil) adalah dambaan setiap muslim. Salah satu pilar utama untuk mencapai bacaan yang tartil adalah dengan memahami dan menerapkan ilmu tajwid. Ilmu tajwid merupakan disiplin ilmu yang mempelajari cara melafalkan huruf-huruf Al-Qur'an sesuai dengan hak dan mustahaknya, yaitu sifat-sifatnya dan hukum-hukum bacaan yang menyertainya. Di antara sekian banyak hukum tajwid, hukum yang berkaitan dengan Nun Sukun (نْ) dan Tanwin (ـًـــٍـــٌ) memegang peranan sangat penting karena kemunculannya yang sangat sering dalam Al-Qur'an. Salah satu hukum yang paling sering ditemui adalah Ikhfa Haqiqi.
Artikel ini akan membawa Anda menyelami lebih dalam tentang Ikhfa Haqiqi, mulai dari pengertian dasarnya, huruf-huruf yang menyebabkannya, cara membacanya, hingga puluhan contoh konkret yang diambil langsung dari ayat-ayat Al-Qur'an. Pemahaman yang komprehensif ini akan menjadi bekal berharga untuk meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur'an kita sehari-hari.
Memahami Konsep Dasar Nun Sukun dan Tanwin
Sebelum melangkah ke Ikhfa Haqiqi, penting untuk menyegarkan kembali ingatan kita tentang apa itu Nun Sukun dan Tanwin. Keduanya adalah "aktor utama" yang menyebabkan lahirnya empat hukum bacaan utama: Idzhar, Idgham, Iqlab, dan Ikhfa.
- Nun Sukun (نْ): Adalah huruf Nun yang memiliki tanda baca sukun (mati) di atasnya. Ia tidak berharakat fathah, kasrah, maupun dhammah. Bunyi aslinya adalah "n" yang jelas.
- Tanwin (ـًـــٍـــٌ): Adalah tanda baca yang terdiri dari fathatain (ً), kasratain (ٍ), dan dhammatain (ٌ). Meskipun secara tulisan tidak tampak huruf Nun, secara bunyi ia menghasilkan suara Nun Sukun di akhir kata. Contoh: بَيْتًا (baitan) terdengar seperti "baitan", بَيْتٍ (baitin) terdengar seperti "baitin", dan بَيْتٌ (baitun) terdengar seperti "baitun".
Ketika salah satu dari Nun Sukun atau Tanwin ini bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah setelahnya, maka terjadilah hukum-hukum tajwid tertentu. Ikhfa Haqiqi adalah salah satunya, dan merupakan hukum yang memiliki jumlah huruf paling banyak.
Apa Itu Ikhfa Haqiqi?
Secara etimologi (bahasa), Ikhfa (إخفاء) berarti "menyembunyikan" atau "menyamarkan". Sedangkan Haqiqi (حقيقي) berarti "sebenarnya" atau "sesungguhnya". Jadi, secara istilah dalam ilmu tajwid, Ikhfa Haqiqi adalah menyamarkan atau menyembunyikan bunyi Nun Sukun atau Tanwin ketika bertemu dengan salah satu dari 15 huruf Ikhfa.
Bagaimana cara menyamarkan ini? Cara membacanya adalah dengan memadukan antara hukum Idzhar (membaca jelas) dan Idgham (meleburkan). Bunyi "n" dari Nun Sukun atau Tanwin tidak dibaca dengan jelas seperti pada Idzhar, namun juga tidak sepenuhnya melebur ke huruf berikutnya seperti pada Idgham. Posisinya berada di tengah-tengah. Pembaca harus mengeluarkan suara dengung (ghunnah) dari rongga hidung (khaisyum) selama kurang lebih 2 harakat (ketukan), sambil mempersiapkan organ bicara (mulut dan lidah) untuk melafalkan huruf Ikhfa yang ada di depannya. Inilah kunci dari bacaan Ikhfa yang fasih: dengung yang samar menuju makhraj huruf berikutnya.
Huruf-Huruf Ikhfa Haqiqi
Terdapat 15 huruf hijaiyah yang menyebabkan terjadinya hukum Ikhfa Haqiqi. Huruf-huruf ini adalah sisa dari huruf-huruf Idzhar (6 huruf), Idgham (6 huruf), dan Iqlab (1 huruf). Ke-15 huruf tersebut dapat dihafal melalui rangkuman dalam bait syair berikut: "صِفْ ذَا ثَنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سَمَا - دُمْ طَيِّبًا زِدْ فِي تُقًى ضَعْ ظَالِمًا". Huruf-huruf tersebut adalah:
- ت (Ta)
- ث (Tsa)
- ج (Jim)
- د (Dal)
- ذ (Dzal)
- ز (Zai)
- س (Sin)
- ش (Syin)
- ص (Shad)
- ض (Dhad)
- ط (Tha)
- ظ (Zha)
- ف (Fa)
- ق (Qaf)
- ك (Kaf)
Contoh Rinci Ikhfa Haqiqi untuk Setiap Huruf
Untuk memahami secara mendalam, mari kita bedah satu per satu contoh Ikhfa Haqiqi untuk ke-15 huruf tersebut, baik yang diawali oleh Nun Sukun maupun Tanwin.
1. Huruf ت (Ta)
Saat Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan huruf Ta (ت), bunyi 'n' disamarkan sambil mempersiapkan lidah untuk menyentuh pangkal gigi seri atas (makhraj huruf Ta). Dengung yang dihasilkan cenderung tipis (tarqiq).
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu ت
مِنْ تَحْتِهَا
Min tahtihaa
Bunyi 'n' pada lafaz "min" tidak dibaca jelas, melainkan disamarkan dan didengungkan selama 2 harakat sebelum masuk ke huruf "ta".
وَأَنْتُمْ
Wa angtum
Bunyi 'n' pada "an" disamarkan dengan dengung, mulut langsung bersiap mengucapkan huruf "tum".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu ت
جَنَّاتٍ تَجْرِي
Jannaatin tajrii
Bunyi 'n' dari tanwin kasratain pada "jannaatin" disamarkan dan didengungkan sebelum menyambung ke lafaz "tajrii".
يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ
Yauma-idzin tuhadditsu
Bunyi 'n' pada tanwin "idzin" dibaca samar dengan ghunnah sebelum masuk ke huruf "tu".
2. Huruf ث (Tsa)
Ketika bertemu dengan Tsa (ث), bunyi 'n' disamarkan sambil mempersiapkan ujung lidah untuk sedikit keluar di antara gigi seri atas dan bawah (makhraj huruf Tsa).
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu ث
مِنْ ثَمَرَةٍ
Min tsamaratin
Bunyi 'n' pada "min" disamarkan dengan dengung, lidah sudah siap di posisi makhraj "tsa".
وَالْأُنْثَىٰ
Wal-ungtsaa
Bunyi 'n' pada "un" disamarkan dan didengungkan sebelum masuk ke pengucapan huruf "tsa".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu ث
قَوْلًا ثَقِيلًا
Qoulan tsaqiilaa
Bunyi 'n' dari fathatain pada "qoulan" disamarkan dengan dengung sebelum melafalkan "tsaqiilaa".
مَاءً ثَجَّاجًا
Maa-an tsajjaajaa
Tanwin pada "maa-an" dibaca samar dengan ghunnah sebelum bertemu huruf "tsa".
3. Huruf ج (Jim)
Saat bertemu Jim (ج), bunyi 'n' disamarkan sambil mempersiapkan bagian tengah lidah untuk menempel ke langit-langit (makhraj huruf Jim).
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu ج
مَنْ جَاءَ
Man jaa-a
Bunyi 'n' pada "man" tidak dibaca "man" dengan jelas, tetapi "mang" yang samar dan berdengung, langsung menyambung ke "jaa-a".
أَنْجَيْنَاكُمْ
Anjainaakum
Bunyi 'n' pada "an" disamarkan dengan ghunnah, lidah bersiap ke makhraj Jim.
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu ج
فَصَبْرٌ جَمِيلٌ
Fashabrun jamiil
Bunyi 'n' dari dhammatain pada "shabrun" disamarkan dan didengungkan sebelum masuk ke kata "jamiil".
شَيْئًا جَنَّاتِ
Syai-an jannaati
Tanwin fathatain pada "syai-an" dibaca ikhfa dengan dengung ketika bertemu huruf "jim".
4. Huruf د (Dal)
Ketika bertemu dengan Dal (د), bunyi 'n' disamarkan sambil mempersiapkan ujung lidah untuk menempel ke pangkal gigi seri atas, mirip seperti huruf Ta.
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu د
مِنْ دُونِهِ
Min duunihi
Bunyi 'n' pada "min" disamarkan dengan dengung sebelum melafalkan "duunihi".
عِنْدَ
'Inda
Bunyi 'n' pada lafaz "'in" dibaca samar dengan ghunnah sebelum masuk ke huruf "da".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu د
قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ
Qinwaanun daaniyah
Bunyi 'n' dari tanwin pada "qinwaanun" disamarkan dan didengungkan sebelum bertemu huruf "dal".
كَأْسًا دِهَاقًا
Ka'san dihaaqoo
Tanwin fathatain pada "ka'san" dibaca ikhfa saat bertemu huruf "dal".
5. Huruf ذ (Dzal)
Saat bertemu dengan Dzal (ذ), bunyi 'n' disamarkan sambil mempersiapkan ujung lidah untuk sedikit keluar di antara gigi seri atas dan bawah, seperti huruf Tsa.
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu ذ
مِنْ ذُرِّيَّةٍ
Min dzurriyyatin
Bunyi 'n' pada "min" disamarkan dengan ghunnah sebelum melafalkan huruf "dzal".
لِيُنْذِرَ
Liyundzira
Bunyi 'n' pada "yun" dibaca samar, lidah bersiap ke makhraj "dzal".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu ذ
ظِلًّا ذَلِيلًا
Dzhillan dzaliilaa
Bunyi 'n' dari tanwin fathatain pada "dzhillan" disamarkan dengan dengung.
شَيْءٍ ذَٰلِكَ
Syai-in dzaalika
Tanwin kasratain pada "syai-in" dibaca ikhfa saat bertemu "dzal".
6. Huruf ز (Zai)
Saat bertemu Zai (ز), bunyi 'n' disamarkan sambil mempersiapkan ujung lidah mendekati bagian belakang gigi seri bawah, menghasilkan suara desisan.
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu ز
أَنْزَلَ
Anzala
Bunyi 'n' pada "an" disamarkan dan didengungkan sebelum masuk ke huruf "zai".
مِنْ زَوَالٍ
Min zawaalin
Bunyi 'n' pada "min" dibaca samar dengan ghunnah sebelum melafalkan "zawaalin".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu ز
نَفْسًا زَكِيَّةً
Nafsan zakiyyatan
Bunyi 'n' pada tanwin "nafsan" disamarkan dengan dengung sebelum bertemu "zai".
يَوْمَئِذٍ زُرْقًا
Yaumaidzin zurqan
Tanwin kasratain pada "yaumaidzin" dibaca ikhfa saat bertemu huruf "zai".
7. Huruf س (Sin)
Ketika bertemu Sin (س), bunyi 'n' disamarkan sambil mempersiapkan posisi lidah seperti saat akan mengucapkan huruf Zai, dengan suara desisan yang lebih tajam.
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu س
الْإِنْسَانُ
Al-insaanu
Bunyi 'n' pada "in" disamarkan dengan dengung sebelum masuk ke huruf "sin".
مِنْ سُوءٍ
Min suu-in
Bunyi 'n' pada "min" dibaca samar, mempersiapkan mulut untuk mengucapkan huruf "sin".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu س
رَجُلٌ سَلَمًا
Rajulun salaman
Bunyi 'n' dari tanwin pada "rajulun" disamarkan dan didengungkan sebelum bertemu huruf "sin".
قَوْلًا سَدِيدًا
Qoulan sadiidaa
Tanwin fathatain pada "qoulan" dibaca ikhfa saat bertemu "sin".
8. Huruf ش (Syin)
Saat bertemu Syin (ش), bunyi 'n' disamarkan sambil mengangkat bagian tengah lidah menuju langit-langit, menyebarkan udara di dalam mulut.
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu ش
مِنْ شَرِّ
Min syarri
Bunyi 'n' pada "min" disamarkan dengan dengung, mulut bersiap melafalkan huruf "syin".
أَنْشَرَهُ
Ansya rahu
Bunyi 'n' pada "an" dibaca samar dengan ghunnah sebelum masuk ke huruf "syin".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu ش
عَذَابٌ شَدِيدٌ
'Adzaabun syadiid
Bunyi 'n' dari tanwin pada "'adzaabun" disamarkan dan didengungkan sebelum bertemu huruf "syin".
جَنَّةٍ شَرْقِيٍّ
Jannatin syarqiyyin
Tanwin kasratain pada "jannatin" dibaca ikhfa saat bertemu "syin".
9. Huruf ص (Shad)
Ketika bertemu Shad (ص), bunyi 'n' disamarkan dengan dengung yang tebal (tafkhim), karena Shad adalah huruf isti'la. Posisi lidah belakang terangkat.
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu ص
مَنْصُورًا
Manshuuraa
Bunyi 'n' pada "man" disamarkan dengan dengung tebal, mulut membulat bersiap mengucapkan "sho".
عَنْ صَلَاتِهِمْ
'An shalaatihim
Bunyi 'n' pada "'an" dibaca ikhfa tebal sebelum masuk ke huruf "shad".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu ص
رِيحًا صَرْصَرًا
Riihan sharsharaa
Bunyi 'n' dari tanwin pada "riihan" disamarkan dengan dengung yang tebal.
عَمَلًا صَالِحًا
'Amalan shaalihan
Tanwin fathatain pada "'amalan" dibaca ikhfa tebal saat bertemu "shad".
10. Huruf ض (Dhad)
Saat bertemu Dhad (ض), bunyi 'n' disamarkan dengan dengung tebal (tafkhim). Sisi lidah bersiap menekan gigi geraham atas.
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu ض
مِنْ ضَعْفٍ
Min dha'fin
Bunyi 'n' pada "min" disamarkan dengan dengung tebal sebelum melafalkan huruf "dhad".
مَنْضُودٍ
Mandhuudin
Bunyi 'n' pada "man" dibaca ikhfa tebal, lidah bersiap ke makhraj "dhad".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu ض
قَوْمًا ضَالِّينَ
Qouman dhaalliin
Bunyi 'n' dari tanwin "qouman" disamarkan dengan dengung tebal.
وُجُوهٌ ضَاحِكَةٌ
Wujuuhun dhaahikatun
Tanwin dhammatain pada "wujuuhun" dibaca ikhfa tebal saat bertemu "dhad".
11. Huruf ط (Tha)
Ketika bertemu Tha (ط), bunyi 'n' disamarkan dengan dengung sangat tebal (paling tebal di antara huruf Ikhfa). Ujung lidah bersiap menekan pangkal gigi seri atas dengan kuat.
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu ط
مِنْ طِينٍ
Min thiinin
Bunyi 'n' pada "min" disamarkan dengan dengung tebal, mulut siap mengucapkan "tha" yang kuat.
يَنْطِقُونَ
Yanthiquuna
Bunyi 'n' pada "yan" dibaca ikhfa sangat tebal sebelum masuk ke huruf "tha".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu ط
كَلِمَةً طَيِّبَةً
Kalimatan thayyibatan
Bunyi 'n' dari tanwin pada "kalimatan" disamarkan dengan dengung tebal.
صَعِيدًا طَيِّبًا
Sha'iidan thayyiban
Tanwin fathatain pada "sha'iidan" dibaca ikhfa tebal saat bertemu "tha".
12. Huruf ظ (Zha)
Saat bertemu Zha (ظ), bunyi 'n' disamarkan dengan dengung tebal (tafkhim). Ujung lidah bersiap keluar sedikit di antara gigi seri atas dan bawah, seperti Dzal tapi dengan pangkal lidah terangkat.
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu ظ
يَنْظُرُونَ
Yanzhuruuna
Bunyi 'n' pada "yan" disamarkan dengan dengung tebal, mulut siap melafalkan "zha".
مِنْ ظَهِيرٍ
Min zhahiirin
Bunyi 'n' pada "min" dibaca ikhfa tebal sebelum masuk ke huruf "zha".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu ظ
ظِلًّا ظَلِيلًا
Dzhillan zhalillaa
Bunyi 'n' dari tanwin "dzhillan" disamarkan dengan dengung tebal sebelum bertemu "zha".
قَرْيَةٍ ظَالِمٍ
Qaryatin zhaalimin
Tanwin kasratain pada "qaryatin" dibaca ikhfa tebal saat bertemu "zha".
13. Huruf ف (Fa)
Ketika bertemu Fa (ف), bunyi 'n' disamarkan sambil mempersiapkan gigi seri atas untuk menyentuh bibir bawah bagian dalam (makhraj huruf Fa).
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu ف
إِنْ فَاتَكُمْ
In faatakum
Bunyi 'n' pada "in" disamarkan dengan dengung, bibir langsung bersiap ke posisi "fa".
يُنْفِقُونَ
Yunfiquuna
Bunyi 'n' pada "yun" dibaca samar dengan ghunnah sebelum masuk ke huruf "fa".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu ف
خَالِدًا فِيهَا
Khaalidan fiihaa
Bunyi 'n' dari tanwin "khaalidan" disamarkan dengan dengung sebelum bertemu "fa".
أَجْرٌ فِيهِ
Ajrun fiihi
Tanwin dhammatain pada "ajrun" dibaca ikhfa saat bertemu "fa".
14. Huruf ق (Qaf)
Saat bertemu Qaf (ق), bunyi 'n' disamarkan dengan dengung tebal (tafkhim). Pangkal lidah bersiap menyentuh langit-langit lunak di bagian belakang.
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu ق
مِنْ قَبْلُ
Min qablu
Bunyi 'n' pada "min" disamarkan dengan dengung tebal, seolah berbunyi "ming", sebelum melafalkan "qaf".
يَنْقَلِبُونَ
Yanqalibuuna
Bunyi 'n' pada "yan" dibaca ikhfa tebal, pangkal lidah terangkat untuk bersiap melafalkan "qaf".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu ق
سَمِيعٌ قَرِيبٌ
Samii'un qariib
Bunyi 'n' dari tanwin "samii'un" disamarkan dengan dengung tebal sebelum bertemu "qaf".
شَيْءٍ قَدِيرٌ
Syai-in qadiir
Tanwin kasratain pada "syai-in" dibaca ikhfa tebal saat bertemu "qaf".
15. Huruf ك (Kaf)
Ketika bertemu Kaf (ك), bunyi 'n' disamarkan dengan dengung tipis (tarqiq). Pangkal lidah bersiap menyentuh langit-langit, sedikit lebih ke depan dari makhraj Qaf.
Contoh Nun Sukun (نْ) Bertemu ك
مِنْ كُلِّ
Min kulli
Bunyi 'n' pada "min" disamarkan, seolah berbunyi "ming" tipis, sebelum masuk ke huruf "kaf".
إِنْ كُنْتُمْ
In kuntum
Bunyi 'n' pada "in" dan "kun" keduanya dibaca ikhfa sebelum bertemu "kaf" dan "ta".
Contoh Tanwin (ـًـــٍـــٌ) Bertemu ك
يَوْمَئِذٍ كَثِيرَةٌ
Yaumaidzin katsiiratun
Bunyi 'n' dari tanwin "yaumaidzin" disamarkan dengan dengung sebelum bertemu "kaf".
رِزْقًا كَرِيمًا
Rizqan kariimaa
Tanwin fathatain pada "rizqan" dibaca ikhfa saat bertemu "kaf".
Tingkatan (Martabat) Ikhfa Haqiqi
Meskipun cara membacanya secara umum sama (samar disertai dengung), para ulama tajwid membagi Ikhfa Haqiqi ke dalam tiga tingkatan berdasarkan jarak makhraj huruf Ikhfa dengan makhraj huruf Nun (ujung lidah). Tingkatan ini memengaruhi kadar kesamaran dan ketebalan dengung.
1. Ikhfa Aqrab (Paling Dekat)
Terjadi ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan huruf yang makhrajnya paling dekat dengan makhraj Nun. Hurufnya ada 3: ت (Ta), د (Dal), ط (Tha). Pada tingkatan ini, bunyi Nun Sukun nyaris melebur sempurna (mirip Idgham), dan dengungnya (ghunnah) terdengar lebih sedikit dibandingkan bunyi samarnya.
2. Ikhfa Ab'ad (Paling Jauh)
Terjadi ketika Nun Sukun atau Tanwin bertemu dengan huruf yang makhrajnya paling jauh dari makhraj Nun. Hurufnya ada 2: ق (Qaf) dan ك (Kaf). Pada tingkatan ini, bunyi samar Nun masih sangat terasa (mirip Idzhar), dan suara dengungnya (ghunnah) lebih dominan dan lebih panjang.
3. Ikhfa Ausath (Pertengahan)
Ini adalah tingkatan pertengahan, di mana jarak makhraj hurufnya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari makhraj Nun. Hurufnya adalah 10 sisanya: ث, ج, ذ, ز, س, ش, ص, ض, ظ, ف. Pada tingkatan ini, kadar kesamaran dan dengungnya seimbang.
Kesalahan Umum dalam Membaca Ikhfa Haqiqi
Untuk menyempurnakan bacaan, penting untuk menghindari beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat melafalkan Ikhfa Haqiqi:
- Membacanya seperti Idzhar: Melafalkan bunyi 'n' dengan sangat jelas sebelum masuk ke huruf Ikhfa. Contoh: membaca "man-ja-a" вместо "mang-jaa-a".
- Membacanya seperti Idgham: Meleburkan bunyi 'n' sepenuhnya ke huruf berikutnya tanpa menyisakan samar dan dengung.
- Memanjangkan bibir (monyong): Terutama saat bertemu huruf-huruf tipis. Gerakan bibir harus mengikuti huruf setelah Ikhfa, bukan saat mendengung.
- Menempelkan Lidah: Menempelkan ujung lidah ke langit-langit saat mendengung. Seharusnya, lidah dalam posisi mengambang, bersiap menuju makhraj huruf berikutnya.
- Panjang Dengung yang Tidak Konsisten: Terkadang dibaca terlalu pendek, terkadang terlalu panjang. Panjang ghunnah idealnya adalah sekitar 2 harakat.
Kesimpulan: Kunci Menguasai Ikhfa Haqiqi
Ikhfa Haqiqi, dengan 15 hurufnya, merupakan salah satu hukum tajwid yang paling sering kita jumpai saat membaca Al-Qur'an. Menguasainya tidak hanya akan memperindah bacaan, tetapi juga merupakan bagian dari upaya kita untuk membaca Kalamullah dengan cara terbaik, sedekat mungkin dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.
Kunci utama dalam mempraktikkan Ikhfa Haqiqi adalah: (1) Kenali ke-15 hurufnya, (2) Pahami konsep "samar di antara jelas dan lebur", (3) Latih ghunnah (dengung) dengan panjang yang pas, dan (4) Persiapkan mulut untuk melafalkan huruf setelahnya selama proses dengung.
Tentu saja, cara terbaik untuk menyempurnakan bacaan adalah dengan belajar langsung (talaqqi) kepada seorang guru yang mumpuni. Teruslah berlatih dengan melihat contoh-contoh Ikhfa Haqiqi dalam mushaf, mendengarkan bacaan para qari, dan mempraktikkannya dalam shalat dan tilawah harian. Semoga Allah SWT memudahkan kita dalam mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid. Aamiin.