Mengenal Lebih Dekat Bacaan Ratib Al Haddad
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang serba cepat, jiwa manusia seringkali merindukan ketenangan dan kedekatan dengan Sang Pencipta. Salah satu wasilah atau perantara yang telah teruji oleh waktu untuk meraih ketentraman batin adalah melalui amalan dzikir dan wirid. Di antara sekian banyak rangkaian dzikir yang diwariskan oleh para ulama salaf, bacaan Ratib Al Haddad menempati posisi yang istimewa. Wirid ini bukan sekadar kumpulan doa, melainkan sebuah benteng spiritual yang kokoh, sumber cahaya bagi hati yang gelap, dan penawar bagi jiwa yang gundah.
Ratib Al Haddad disusun oleh seorang ulama besar dari Hadramaut, Yaman, yaitu Al-Imam Al-Qutb Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Beliau adalah seorang pembaharu, pendidik, dan sufi yang ilmunya meluas dan pengaruhnya terasa hingga kini. Keistimewaan Ratib ini terletak pada sumbernya yang murni, di mana setiap kalimatnya diambil langsung dari Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah SAW. Imam Al-Haddad dengan kearifannya merangkai ayat-ayat pilihan dan doa-doa ma'tsur menjadi sebuah untaian wirid yang ringkas, padat makna, namun memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa dahsyat.
Artikel ini akan mengupas secara mendalam mengenai bacaan Ratib Al Haddad, mulai dari sejarah penyusunannya, keutamaan-keutamaan yang terkandung di dalamnya, hingga panduan lengkap bacaannya yang disertai dengan tulisan Arab, Latin, dan terjemahan. Tujuannya adalah agar kita tidak hanya mampu melafalkan, tetapi juga meresapi setiap makna yang terkandung, sehingga amalan ini benar-benar menjadi penyejuk hati dan penerang jalan kehidupan.
Sejarah dan Latar Belakang Penyusunan Ratib Al Haddad
Untuk memahami kedalaman sebuah karya, penting bagi kita untuk mengenal konteks dan sosok di baliknya. Ratib Al Haddad tidak lahir dari ruang hampa. Ia adalah buah dari keprihatinan, keilmuan yang mendalam, dan kasih sayang seorang ulama besar kepada umatnya. Penyusunnya, Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad, hidup di sebuah zaman yang penuh dengan tantangan akidah di negerinya, Hadramaut.
Beliau melihat adanya pergeseran pemahaman keagamaan di masyarakat, di mana sebagian mulai terpengaruh oleh paham-paham yang menyimpang dari akidah Ahlussunnah wal Jama'ah. Dengan dilandasi rasa tanggung jawab dan cinta kepada umat, beliau merasa perlu untuk menyusun sebuah amalan harian yang dapat menjadi perisai akidah. Amalan ini haruslah ringkas agar mudah diistiqomahkan oleh semua kalangan, dari orang awam hingga para penuntut ilmu, namun isinya harus padat dan bersumber dari inti ajaran Islam, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah.
Atas dasar ilham dan petunjuk dari Allah SWT, beliau menyusun wirid ini. Diceritakan bahwa beliau menyusunnya pada suatu malam Lailatul Qadar. Hal ini menambah keberkahan dan nilai spiritual dari Ratib ini. Nama "Al-Haddad" sendiri merujuk kepada nama keluarga beliau. Ratib ini kemudian menyebar luas dari Hadramaut ke seluruh penjuru dunia, termasuk Nusantara, dibawa oleh para murid dan pedagang yang menjadikannya sebagai amalan harian yang tak terpisahkan.
Struktur bacaan Ratib Al Haddad sengaja dirancang untuk mencakup pilar-pilar utama dalam dzikir. Dimulai dengan puji-pujian kepada Allah, pengakuan atas keesaan dan kebesaran-Nya, permohonan ampunan, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, hingga doa-doa perlindungan dari segala macam keburukan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Inilah yang membuatnya menjadi sebuah paket spiritual yang sangat lengkap untuk diamalkan setiap hari.
Keutamaan dan Fadhilah Mengamalkan Ratib Al Haddad
Setiap amalan yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah pasti memiliki keutamaan yang agung. Begitu pula dengan bacaan Ratib Al Haddad. Para ulama dan orang-orang saleh yang mengamalkannya telah merasakan banyak sekali fadhilah dan manfaat, baik yang bersifat spiritual maupun material. Berikut adalah beberapa di antara keutamaan-keutamaan tersebut:
1. Benteng Perlindungan yang Kokoh
Salah satu keutamaan yang paling masyhur dari Ratib Al Haddad adalah sebagai perisai atau benteng perlindungan. Dengan izin Allah, orang yang rutin membacanya akan dilindungi dari berbagai macam kejahatan dan marabahaya. Ini mencakup perlindungan dari gangguan jin dan syaitan, sihir, 'ain (pandangan mata jahat), hingga kejahatan manusia. Ayat-ayat seperti Ayat Kursi dan dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah yang terkandung di dalamnya sudah sangat dikenal memiliki fadhilah sebagai pelindung.
2. Memperkuat Iman dan Akidah
Setiap kalimat dalam Ratib ini adalah penegasan atas pilar-pilar akidah Ahlussunnah wal Jama'ah. Lafaz tahlil, tasbih, tahmid, dan takbir yang diulang-ulang akan senantiasa mengingatkan pembacanya akan keesaan dan keagungan Allah SWT. Ini akan mengakar kuat dalam hati, menjadikannya lebih tegar dalam menghadapi godaan dan keraguan yang dapat menggoyahkan iman.
3. Mendatangkan Ketenangan Jiwa
Di dalam Al-Qur'an disebutkan, "Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28). Membaca Ratib Al Haddad adalah salah satu bentuk dzikrullah yang paling efektif. Rangkaian dzikir dan doanya mampu meredakan kegelisahan, menghilangkan stres, dan menghadirkan kedamaian serta ketenangan yang mendalam di dalam hati. Ia bagaikan air sejuk yang menyirami jiwa yang kering.
4. Dimudahkan Urusan dan Dilapangkan Rezeki
Dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui dzikir, seorang hamba sesungguhnya sedang membuka pintu-pintu rahmat-Nya. Banyak pengamal Ratib ini yang merasakan urusan duniawi mereka menjadi lebih mudah dan lancar. Rezeki datang dari arah yang tidak disangka-sangka, dan setiap kesulitan seolah menemukan jalan keluarnya. Ini adalah buah dari tawakal dan penyerahan diri secara total kepada Sang Maha Pemberi Rezeki.
5. Diberkahi Umur dan Waktu
Membiasakan diri dengan amalan yang teratur seperti Ratib Al Haddad akan membawa keberkahan dalam hidup. Waktu yang terasa singkat akan menjadi lebih produktif, dan umur yang dijalani akan dipenuhi dengan kebaikan dan amal saleh. Keberkahan inilah yang membuat hidup terasa lebih bermakna dan bernilai di sisi Allah SWT.
6. Meraih Husnul Khatimah (Akhir yang Baik)
Tujuan akhir dari setiap muslim adalah wafat dalam keadaan iman dan Islam, atau yang dikenal dengan husnul khatimah. Imam Al-Haddad sendiri menyatakan bahwa salah satu fadhilah utama dari Ratib ini adalah, dengan izin Allah, siapa saja yang mengistiqomahkannya akan dianugerahi akhir yang baik. Lidah yang terbiasa basah dengan dzikrullah di dunia diharapkan akan mudah pula mengucapkannya di saat sakaratul maut menjemput.
Bacaan Ratib Al Haddad Lengkap: Arab, Latin, dan Terjemahan
Berikut adalah panduan lengkap bacaan Ratib Al Haddad. Dianjurkan untuk membacanya dengan khusyuk, memahami maknanya, dan menghadirkan hati sepenuhnya kepada Allah SWT. Waktu yang paling utama untuk membacanya adalah setelah shalat Isya atau setelah shalat Maghrib.
Pembukaan dengan Al-Fatihah
Setiap amalan agung selalu dimulai dengan Ummul Kitab, Surah Al-Fatihah. Surat ini adalah intisari dari Al-Qur'an, berisi pujian, pengakuan, dan permohonan paling mendasar dari seorang hamba kepada Tuhannya. Kita menghadiahkan Al-Fatihah kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya, serta kepada penyusun Ratib ini, Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad dan seluruh leluhurnya.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ. آمِيْنِ
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillāhi rabbil 'ālamīn. Ar-rahmānir-rahīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn. Ihdinash-shirāthal mustaqīm. Shirāthal-ladzīna an'amta 'alaihim ghairil maghdhūbi 'alaihim waladh-dhāllīn. Āmīn.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Amin.
Ayat Kursi
Dilanjutkan dengan Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255), ayat paling agung dalam Al-Qur'an. Ayat ini menjelaskan dengan sempurna tentang keesaan, kekuasaan, dan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu. Membacanya adalah bentuk perlindungan diri dari segala gangguan, terutama dari syaitan.
اَللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ. لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ. لَهُ مَا فِي السَّموَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ. مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ. وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ. وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّموَاتِ وَالأَرْضَ. وَلاَ يَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Allāhu lā ilāha illā huwal hayyul qayyūm. Lā ta'khudzuhū sinatuw wa lā naūm. Lahū mā fis-samāwāti wa mā fil ardh. Man dzal-ladzī yasyfa'u 'indahū illā bi idznih. Ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum. Wa lā yuhīthūna bi syai'im min 'ilmihī illā bi mā syā'. Wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal ardh. Wa lā ya'ūduhū hifzhuhumā wa huwal 'aliyyul 'azhīm.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Akhir Surat Al-Baqarah
Dua ayat terakhir dari Surat Al-Baqarah (285-286) ini memiliki keutamaan yang luar biasa. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang membacanya di malam hari, maka itu akan mencukupinya (dari segala keburukan). Ayat ini berisi penegasan iman kaum mukminin dan doa yang penuh kerendahan hati.
آمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ. كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ. لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ. وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا. لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا. رَبَّnَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا. رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ. وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
Āmanar-rasūlu bi mā unzila ilaihi mir rabbihī wal mu'minūn. Kullun āmana billāhi wa malā'ikatihī wa kutubihī wa rusulih. Lā nufarriqu baina ahadim mir rusulih. Wa qālū sami'nā wa atha'nā ghufrānaka rabbanā wa ilaikal mashīr. Lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā. Lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat. Rabbanā lā tu'ākhidznā in nasīnā au akhtha'nā. Rabbanā wa lā tahmil 'alainā ishran kamā hamaltahū 'alal-ladzīna min qablinā. Rabbanā wa lā tuhammilnā mā lā thāqata lanā bih. Wa'fu 'annā waghfir lanā warhamnā anta maulānā fanshurnā 'alal qaumil kāfirīn.
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
Rangkaian Tasbih, Tahmid, dan Tahlil
Ini adalah inti dari dzikir, kalimat-kalimat yang paling dicintai oleh Allah SWT. Mengucapkannya akan memberatkan timbangan amal kebaikan di akhirat kelak.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (3x)
Lā ilāha illallāh wahdahū lā syarīka lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyī wa yumīt wa huwa 'alā kulli syai'in qadīr. (3x)
Tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Dibaca 3 kali)
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ (3x)
Subhānallāh wal hamdulillāh wa lā ilāha illallāh wallāhu akbar. (3x)
Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar. (Dibaca 3 kali)
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ (3x)
Subhānallāhi wa bihamdihī, subhānallāhil 'azhīm. (3x)
Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung. (Dibaca 3 kali)
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ (3x)
Rabbanaghfir lanā wa tub 'alainā, innaka antat-tawwābur-rahīm. (3x)
Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Dibaca 3 kali)
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ (3x)
Allāhumma shalli 'alā Muhammad, Allāhumma shalli 'alaihi wa sallim. (3x)
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepadanya. (Dibaca 3 kali)
Doa-doa Perlindungan
Bagian ini berisi serangkaian doa untuk memohon perlindungan kepada Allah dari segala bentuk keburukan, baik yang datang dari makhluk-Nya maupun dari dalam diri sendiri.
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (3x)
A'ūdzu bi kalimātillāhit-tāmmāti min syarri mā khalaq. (3x)
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya. (Dibaca 3 kali)
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ (3x)
Bismillāhil-ladzī lā yadhurru ma'asmihī syai'un fil ardhi wa lā fis-samā'i wa huwas-samī'ul 'alīm. (3x)
Dengan nama Allah, yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat memberi mudharat, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Dibaca 3 kali)
رَضِيْنَا بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا (3x)
Radhīnā billāhi rabbā, wa bil islāmi dīnā, wa bi Muhammadin nabiyyā. (3x)
Kami ridha Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi. (Dibaca 3 kali)
بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْخَيْرُ وَالشَّرُّ بِمَشِيْئَةِ اللهِ (3x)
Bismillāh wal hamdulillāh, wal khairu wasy-syarru bi masyī'atillāh. (3x)
Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah, kebaikan dan keburukan adalah dengan kehendak Allah. (Dibaca 3 kali)
آمَنَّا بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، تُبْنَا إِلَى اللهِ بَاطِنًا وَظَاهِرًا (3x)
Āmannā billāhi wal yaumil ākhir, tubnā ilallāhi bāthinan wa zhāhirā. (3x)
Kami beriman kepada Allah dan hari akhir, kami bertaubat kepada Allah lahir dan batin. (Dibaca 3 kali)
يَا رَبَّنَا وَاعْفُ عَنَّا وَامْحُ الَّذِي كَانَ مِنَّا (3x)
Yā rabbanā wa'fu 'annā wamhul-ladzī kāna minnā. (3x)
Wahai Tuhan kami, maafkanlah kami dan hapuskanlah apa-apa (dosa) yang ada pada kami. (Dibaca 3 kali)
Dzikir Memohon Kemuliaan dan Kekuatan
Dzikir ini ditujukan untuk memohon kemuliaan, kekuatan, dan penjagaan dari Allah SWT, serta menegaskan posisi kita sebagai hamba yang senantiasa berada dalam naungan-Nya.
يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ، أَمِتْنَا عَلَى دِيْنِ الإِسْلاَمِ (7x)
Yā dzal jalāli wal ikrām, amitnā 'alā dīnil Islām. (7x)
Wahai Tuhan Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan, wafatkanlah kami dalam agama Islam. (Dibaca 7 kali)
يَا قَوِيُّ يَا مَتِيْنُ، إِكْفِ شَرَّ الظَّالِمِيْنَ (3x)
Yā qawiyyu yā matīn, ikfi syarradh-dhālimīn. (3x)
Wahai Yang Maha Kuat, wahai Yang Maha Kokoh, lindungilah kami dari kejahatan orang-orang yang zalim. (Dibaca 3 kali)
أَصْلَحَ اللهُ أُمُوْرَ الْمُسْلِمِيْنَ، صَرَفَ اللهُ شَرَّ الْمُؤْذِيْنَ (3x)
Ashlahallāhu umūral muslimīn, sharafallāhu syarral mu'dzīn. (3x)
Semoga Allah memperbaiki urusan kaum muslimin dan semoga Allah menjauhkan kejahatan orang-orang yang suka menyakiti. (Dibaca 3 kali)
Penutup Ratib
Bagian akhir dari Ratib ini berisi dzikir-dzikir agung yang merangkum pujian, permohonan ampun, serta doa-doa kebaikan yang komprehensif untuk diri sendiri, keluarga, dan seluruh umat Islam.
يَا عَلِيُّ يَا كَبِيْرُ، يَا عَلِيْمُ يَا قَدِيْرُ، يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ، يَا لَطِيْفُ يَا خَبِيْرُ (3x)
Yā 'aliyyu yā kabīr, yā 'alīmu yā qadīr, yā samī'u yā bashīr, yā lathīfu yā khabīr. (3x)
Wahai Yang Maha Tinggi, wahai Yang Maha Besar, wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Kuasa, wahai Yang Maha Mendengar, wahai Yang Maha Melihat, wahai Yang Maha Lembut, wahai Yang Maha Waspada. (Dibaca 3 kali)
يَا فَارِجَ الْهَمِّ يَا كَاشِفَ الْغَمِّ، يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ (3x)
Yā fārijal hammi yā kāsyifal ghamm, yā man li 'abdihī yaghfiru wa yarham. (3x)
Wahai Dzat yang melegakan kesedihan, wahai yang menghilangkan kesusahan, wahai Dzat yang mengampuni dan menyayangi hamba-Nya. (Dibaca 3 kali)
أَسْتَغْفِرُ اللهَ رَبَّ الْبَرَايَا، أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْخَطَايَا (4x)
Astaghfirullāh rabbal barāyā, astaghfirullāh minal khathāyā. (4x)
Aku memohon ampun kepada Allah, Tuhan semua makhluk. Aku memohon ampun kepada Allah dari segala kesalahan. (Dibaca 4 kali)
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (50x atau 100x)
Lā ilāha illallāh. (50x atau 100x)
Tidak ada Tuhan selain Allah. (Dibaca 50 atau 100 kali)
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ، وَمَجَّدَ وَعَظَّمَ، وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ الْمُطَهَّرِيْنَ، وَأَصْحَابِهِ الْمُهْتَدِيْنَ، وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Muhammadur Rasūlullāh, shallallāhu 'alaihi wa ālihī wa sallam, wa syarrafa wa karrama, wa majjada wa 'adhdhama, wa radhiyallāhu ta'ālā 'an ahli baitihil muthahharīn, wa ash-hābihil muhtadīn, wat-tābi'īna lahum bi ihsānin ilā yaumid-dīn.
Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepadanya dan keluarganya, juga memuliakan, mengagungkan, dan menghormatinya. Dan semoga Allah meridhai keluarga beliau yang disucikan, para sahabatnya yang mendapat petunjuk, dan para pengikut mereka dengan baik hingga hari kiamat.
Menghidupkan Ratib Al Haddad dalam Keseharian
Membaca Ratib Al Haddad bukanlah sekadar ritual mekanis. Ia adalah dialog spiritual seorang hamba dengan Tuhannya. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan. Pertama, hendaknya dibaca dalam keadaan suci dari hadas, menghadap kiblat jika memungkinkan. Kedua, bacalah dengan tartil, tidak tergesa-gesa, sambil berusaha merenungkan makna dari setiap kalimat yang diucapkan. Ketiga, hadirkan hati dan fokuskan pikiran hanya kepada Allah SWT, tinggalkan sejenak urusan duniawi.
Mengistiqomahkan atau merutinkan bacaan Ratib Al Haddad setiap hari akan membentuk sebuah kebiasaan spiritual yang positif. Ia akan menjadi pengingat harian kita akan hakikat hidup, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Di pagi hari, ia bisa menjadi pembuka hari yang penuh berkah, dan di malam hari, ia menjadi penutup yang menenangkan, membersihkan jiwa dari segala noda yang mungkin melekat sepanjang hari.
Pada akhirnya, Ratib Al Haddad adalah warisan berharga dari seorang waliyullah yang cintanya kepada umat begitu besar. Mengamalkannya berarti kita menyambungkan sanad spiritual kita kepada beliau dan juga kepada Rasulullah SAW. Semoga kita semua dimampukan oleh Allah SWT untuk senantiasa melantunkan dzikir-dzikir agung ini, menjadikannya cahaya dalam kehidupan kita, benteng yang melindungi kita, dan bekal terbaik untuk menghadap-Nya kelak. Amin ya Rabbal 'Alamin.