Makna dan Pentingnya Dzikir Setelah Sholat
Sholat adalah tiang agama, sebuah kewajiban utama yang menjadi pembeda antara seorang muslim dan yang bukan. Ia adalah momen intim seorang hamba dengan Sang Khaliq, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Namun, hubungan spiritual ini tidak seharusnya terputus begitu salam diucapkan. Justru, setelah sholat adalah waktu yang sangat mustajab dan penuh berkah untuk melanjutkan dialog batin melalui wirid dan dzikir setelah sholat NU. Amalan ini merupakan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah an-Nahdliyah, yang sanad keilmuannya bersambung hingga Rasulullah SAW.
Dzikir secara harfiah berarti 'mengingat'. Dalam konteks ibadah, dzikir adalah segala bentuk aktivitas lisan maupun hati yang bertujuan untuk mengingat keagungan Allah SWT. Melaksanakan dzikir setelah sholat fardhu adalah wujud kesadaran bahwa ibadah kita belumlah sempurna. Kita memohon ampun atas segala kekurangan dalam sholat, mensyukuri nikmat taufik untuk dapat melaksanakannya, dan terus membasahi lisan dengan Asma Allah yang mulia. Ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah kebutuhan ruhani untuk menjaga hati agar tetap terhubung dengan sumber segala ketenangan.
Di kalangan warga Nahdliyin, rangkaian dzikir setelah sholat ini sering disebut sebagai wirid. Wirid ini memiliki urutan yang khas, disusun berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad SAW yang shahih. Para kiai dan ulama NU telah merangkainya sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah paket spiritual yang komprehensif: dimulai dengan istighfar, dilanjutkan dengan pujian, tauhid, tasbih, tahmid, takbir, hingga ditutup dengan doa. Setiap bacaan memiliki makna mendalam dan fadhilah (keutamaan) yang luar biasa, menjadikannya sebuah amalan yang sangat dianjurkan (sunnah mu'akkadah) untuk dilestarikan.
Urutan Lengkap Bacaan Dzikir Setelah Sholat Fardhu
Berikut adalah urutan wirid dan dzikir yang lazim diamalkan di kalangan Nahdlatul Ulama setelah melaksanakan sholat fardhu lima waktu. Rangkaian ini disusun secara sistematis untuk memandu kita dari permohonan ampun hingga munajat doa.
1. Istighfar dan Permohonan Ampun (3 Kali)
Langkah pertama setelah salam adalah merendahkan diri di hadapan Allah dengan memohon ampunan. Ini adalah adab yang mulia, mengakui bahwa sholat kita mungkin masih jauh dari kesempurnaan, terdapat kelalaian, atau pikiran yang tidak fokus.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullahal 'adziim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.
"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."
Bacaan istighfar ini diulang sebanyak tiga kali. Di dalamnya terkandung pengakuan akan keesaan Allah (tauhid), pengakuan atas dua Asmaul Husna yang agung (Al-Hayyu dan Al-Qayyum), serta komitmen untuk kembali kepada-Nya (taubat). Ini adalah pembuka yang membersihkan hati sebelum melantunkan pujian-pujian selanjutnya.
2. Pujian Pembuka dan Kalimat Tauhid
Setelah memohon ampun, kita melanjutkan dengan memuji Allah dan mengikrarkan kembali kalimat tauhid. Ini adalah fondasi dari seluruh amalan.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir.
"Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Kalimat ini dibaca sebanyak tiga kali (beberapa riwayat menyebutkan sepuluh kali, terutama setelah sholat Maghrib dan Subuh). Kalimat ini adalah intisari dari akidah Islam. Di dalamnya kita mengakui kedaulatan mutlak Allah, bahwa segala kekuasaan dan pujian hanya pantas untuk-Nya, dan Dia-lah yang mengendalikan siklus kehidupan dan kematian. Ini adalah peneguhan iman yang kokoh.
3. Doa Memohon Pertolongan dan Keselamatan
Selanjutnya, kita memanjatkan doa singkat namun padat makna, yang berisi permohonan agar Allah memberikan keselamatan dan pertolongan dalam beribadah.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, wa ilaika ya'uudus salaam, fa hayyinaa rabbanaa bis salaam, wa adkhilnal jannata daaros salaam, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalaita yaa dzal jalaali wal ikraam.
"Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Maha Pemberi Keselamatan), dan dari-Mu lah keselamatan, dan kepada-Mu lah kembalinya keselamatan. Maka hidupkanlah kami wahai Tuhan kami dengan selamat, dan masukkanlah kami ke dalam surga, negeri keselamatan. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi, wahai Dzat pemilik segala Keagungan dan Kemuliaan."
Doa ini mengagungkan salah satu nama Allah, yaitu As-Salaam. Kita memohon agar esensi dari nama tersebut terwujud dalam kehidupan kita di dunia dan mengantarkan kita ke negeri keselamatan (surga) di akhirat. Ini adalah permohonan ketenangan dan kedamaian yang hakiki.
4. Membaca Ayat Kursi (Singgasana)
Salah satu pilar utama dalam amalan dzikir setelah sholat NU adalah membaca Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah ayat 255). Ayat ini disebut sebagai ayat teragung dalam Al-Qur'an karena kandungannya yang luar biasa dalam menjelaskan sifat-sifat Allah SWT.
اللهُ لَآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ، لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ، لَهُ مَا فِى السَّمَاوَاتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُوْدُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya'uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Keutamaan membaca Ayat Kursi setelah sholat sangatlah besar. Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa barangsiapa yang membacanya setiap selesai sholat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian. Ini adalah janji yang luar biasa, menunjukkan betapa agungnya kandungan ayat ini sebagai benteng perlindungan dan kunci kebahagiaan abadi. Merenungi setiap kalimatnya akan menambah keyakinan kita pada kekuasaan, ilmu, dan keagungan Allah yang tak terbatas.
5. Rangkaian Tasbih, Tahmid, dan Takbir
Ini adalah inti dari dzikir bilangan yang sangat masyhur dan dianjurkan langsung oleh Rasulullah SAW. Rangkaian ini terdiri dari tiga kalimat mulia yang diulang masing-masing sebanyak 33 kali.
a. Tasbih (Subhanallah) - 33 Kali
سُبْحَانَ اللهِ
Subhanallah
"Maha Suci Allah"
Dengan mengucapkan "Subhanallah", kita sedang melakukan tanzih, yaitu menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan, kelemahan, dan dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi keagungan-Nya. Kita mengakui bahwa Allah sempurna, terbebas dari sifat-sifat makhluk seperti lelah, lupa, atau butuh bantuan. Ini adalah bentuk pengagungan yang membersihkan pikiran kita dari gambaran yang salah tentang Tuhan.
b. Tahmid (Alhamdulillah) - 33 Kali
اَلْحَمْدُ لِلهِ
Alhamdulillah
"Segala Puji bagi Allah"
Setelah menyucikan Allah, kita memuji-Nya. "Alhamdulillah" adalah ungkapan syukur dan pengakuan bahwa segala bentuk pujian yang hakiki hanya milik Allah. Baik itu pujian atas nikmat yang kita terima, maupun pujian atas kesempurnaan Dzat dan sifat-Nya. Setiap tarikan nafas, setiap detak jantung, setiap kemudahan yang kita rasakan, semuanya adalah anugerah yang layak disambut dengan pujian tak terhingga kepada-Nya.
c. Takbir (Allahu Akbar) - 33 Kali
اَللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
"Allah Maha Besar"
Kalimat "Allahu Akbar" adalah proklamasi kebesaran Allah di atas segalanya. Ia lebih besar dari masalah kita, lebih besar dari kekhawatiran kita, lebih besar dari ambisi kita, dan lebih besar dari alam semesta beserta isinya. Mengucapkan takbir adalah cara untuk menempatkan segala sesuatu pada porsinya yang sebenarnya, dan menyadari bahwa hanya Allah-lah Yang Maha Besar, tempat kita bergantung dan berserah diri.
Gabungan ketiga dzikir ini (Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar) sebanyak 33 kali memiliki fadhilah yang sangat agung. Rasulullah SAW bersabda bahwa amalan ini dapat menghapus dosa-dosa seseorang meskipun sebanyak buih di lautan. Ini adalah sebuah anugerah luar biasa, sebuah 'diskon' pahala yang Allah berikan kepada hamba-Nya melalui amalan yang ringan di lisan namun berat di timbangan.
6. Kalimat Tauhid Penyempurna Seratus
Setelah menyelesaikan rangkaian Tasbih, Tahmid, dan Takbir (33+33+33 = 99), disunnahkan untuk menggenapkannya menjadi seratus dengan membaca kalimat tahlil yang agung.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir.
"Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Membaca kalimat ini sebagai penutup dzikir bilangan seratus menegaskan kembali inti dari ajaran Islam, yaitu tauhid. Kita menutup rangkaian dzikir ini dengan fondasi yang paling utama, mengesakan Allah dalam segala aspek-Nya.
7. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas
Amalan berikutnya yang juga sangat dianjurkan adalah membaca tiga surat terakhir dari Al-Qur'an, yang dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat (surat-surat perlindungan).
- Surat Al-Ikhlas: Menegaskan kemurnian tauhid dan keesaan Allah.
- Surat Al-Falaq: Memohon perlindungan dari kejahatan makhluk di waktu gelap.
- Surat An-Nas: Memohon perlindungan dari bisikan jahat setan, baik dari golongan jin maupun manusia.
Ketiga surat ini dibaca masing-masing satu kali. Khusus setelah sholat Subuh dan Maghrib, dianjurkan untuk membacanya masing-masing sebanyak tiga kali. Ini adalah bentuk permohonan perlindungan total kepada Allah dari segala marabahaya, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
Penutup: Doa Setelah Dzikir
Setelah seluruh rangkaian wirid dan dzikir selesai dilantunkan, inilah saatnya untuk mengangkat tangan dan memanjatkan doa. Ini adalah puncak dari dialog kita dengan Allah. Doa adalah otaknya ibadah (ad-du'a mukhkhul 'ibadah). Setelah hati kita lembut karena berdzikir, maka inilah waktu yang paling tepat untuk menyampaikan segala hajat dan permohonan.
Bacaan doa setelah sholat sangat bervariasi. Tidak ada doa yang baku dan wajib, setiap orang bisa berdoa sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, bahkan dengan bahasa Indonesia. Namun, para ulama NU telah mengajarkan sebuah rangkaian doa yang komprehensif, mencakup permohonan ampunan, keselamatan dunia-akhirat, dan kebaikan bagi umat Islam secara umum. Berikut adalah contoh doa yang sering dibaca:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin, hamday yuwaafii ni'amahuu wa yukaafi'u maziidah. Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yambaghii lijalaali wajhikal kariimi wa 'azhiimi sulthaanik. Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا. وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
Allaahummaghfir lanaa dzunuubanaa wa liwaalidiinaa warhamhumaa kamaa rabbayaanaa shighaaraa. Wa lijamii'il muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, al-ahyaa'i minhum wal amwaat.
"Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, dan dosa kedua orang tua kami, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka telah mendidik kami di waktu kecil. Dan (ampunilah) seluruh kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat."
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar.
"Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka."
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ, وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihii wa sallam, wal hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin.
"Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Dengan ditutupnya rangkaian dzikir dengan doa yang khusyuk, maka sempurnalah ibadah kita. Kita telah menunaikan kewajiban sholat, menyempurnakannya dengan dzikir untuk mengingat Allah, dan menutupnya dengan doa untuk memohon segala kebaikan. Inilah jalan spiritual yang diajarkan para ulama, sebuah jalan yang menghubungkan syariat (sholat) dengan hakikat (mengingat Allah dalam hati).
Kesimpulan: Melestarikan Warisan Spiritual
Rangkaian dzikir setelah sholat NU bukanlah sekadar kumpulan bacaan tanpa makna. Ia adalah sebuah kurikulum spiritual singkat yang dirancang untuk menjaga koneksi seorang hamba dengan Tuhannya pasca-sholat. Setiap kalimatnya memiliki landasan dalil yang kuat, makna yang dalam, dan fadhilah yang besar. Mengamalkannya secara rutin (istiqamah) bukan hanya akan mendatangkan pahala dan ampunan, tetapi juga memberikan ketenangan jiwa, kekuatan iman, dan keberkahan dalam hidup.
Melestarikan amalan ini berarti kita turut menjaga warisan berharga dari para ulama salafus shalih, yang telah membimbing umat dengan penuh keikhlasan. Jadikanlah setiap selesai sholat sebagai momen emas untuk berdzikir dan berdoa, karena pada saat itulah, pintu langit sedang terbuka lebar, dan Allah sangat dekat dengan hamba-Nya yang bermunajat.