Dzikir dan Doa Setelah Sholat Dhuha: Kunci Pembuka Pintu Rezeki dan Keberkahan
Ketika mentari mulai beranjak naik, memancarkan sinarnya yang hangat dan lembut, terbukalah sebuah waktu yang istimewa. Itulah waktu Dhuha, sebuah momen penuh berkah yang disambut oleh hamba-hamba-Nya yang taat dengan sholat sunnah dua rakaat atau lebih. Namun, keistimewaan waktu Dhuha tidak berhenti saat salam diucapkan. Justru, saat itulah gerbang langit terbuka lebar, menanti untaian dzikir dan doa yang tulus dari hati seorang hamba. Berdzikir dan berdoa setelah sholat Dhuha bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah dialog mendalam dengan Sang Pencipta, sebuah kunci untuk membuka pintu-pintu rezeki, ampunan, dan keberkahan yang tak terhingga.
Amalan ini laksana menyiram tanaman iman yang baru saja kita pupuk dengan sholat. Sholat Dhuha itu sendiri adalah wujud syukur atas nikmat pagi, nikmat kehidupan, dan nikmat setiap sendi yang masih berfungsi di tubuh kita. Maka, dzikir setelahnya adalah kelanjutan dari rasa syukur itu, sebuah pengakuan atas keagungan Allah SWT dan permohonan agar hari yang akan dijalani senantiasa berada dalam naungan dan ridha-Nya. Mari kita selami bersama, setahap demi setahap, untaian wirid dan doa yang dianjurkan, serta makna mendalam yang terkandung di dalamnya.
Fondasi Spiritual: Keutamaan Sholat Dhuha
Sebelum kita membahas dzikirnya, penting untuk memahami betapa agungnya fondasi yang kita bangun, yaitu sholat Dhuha itu sendiri. Sholat ini memiliki banyak sebutan mulia, salah satunya adalah "Shalatul Awwabin", yaitu sholatnya orang-orang yang senantiasa kembali (bertaubat) kepada Allah. Ini menandakan bahwa mereka yang mengerjakannya adalah jiwa-jiwa yang selalu ingin dekat dengan Rabb-nya.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar, bahwa setiap pagi, setiap ruas tulang di tubuh kita wajib bersedekah. Bacaan tasbih adalah sedekah, tahmid adalah sedekah, tahlil adalah sedekah, takbir adalah sedekah, amar ma'ruf nahi munkar adalah sedekah. Lalu, beliau bersabda, "Dan semua itu dapat dicukupi dengan dua rakaat sholat Dhuha." (HR. Muslim). Betapa luar biasanya! Dengan dua rakaat yang ringan, kita telah menunaikan hak sedekah atas 360 sendi dalam tubuh kita, sebuah wujud syukur yang tak ternilai harganya.
Keutamaan lainnya adalah sebagai wasiat khusus dari Rasulullah SAW. Abu Hurairah berkata, "Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat sholat Dhuha, dan sholat witir sebelum tidur." (HR. Bukhari dan Muslim). Wasiat ini menunjukkan betapa penting dan berharganya amalan ini di mata Rasulullah. Dengan mendirikan Dhuha, kita tidak hanya beribadah, tetapi juga menghidupkan sunnah dan wasiat dari kekasih Allah. Inilah yang membuat hati menjadi lebih siap, lebih khusyuk, dan lebih merendah saat memulai untaian dzikir setelahnya.
Urutan Dzikir Umum Setelah Sholat
Setelah menyelesaikan sholat Dhuha dengan salam, jangan terburu-buru beranjak. Ambil waktu sejenak untuk menenangkan diri dan memulai dzikir. Rangkaian dzikir ini pada dasarnya sama dengan dzikir setelah sholat fardhu, yang merupakan dasar dari wirid harian seorang muslim. Ini adalah langkah pertama untuk menyucikan lisan dan hati sebelum memanjatkan doa-doa yang lebih spesifik.
1. Istighfar: Membuka dengan Permohonan Ampunan
Langkah pertama dan utama adalah memohon ampunan kepada Allah. Dosa adalah penghalang utama terkabulnya doa dan terhambatnya rezeki. Dengan beristighfar, kita seolah-olah membersihkan wadah hati kita agar siap menerima curahan rahmat dari Allah.
Astaghfirullahal 'adziim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih. "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), dan aku bertaubat kepada-Nya."أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Bacalah istighfar ini sebanyak tiga kali dengan penuh penghayatan. Rasakan setiap kata yang terucap. Ketika menyebut "Al-'Adzim" (Yang Maha Agung), sadari betapa kecilnya diri kita di hadapan-Nya. Saat mengucapkan "Al-Hayyul Qayyum" (Yang Maha Hidup dan Terus Menerus Mengurus), yakini bahwa segala urusan kita berada dalam genggaman-Nya. Dan saat melafalkan "wa atuubu ilaih" (dan aku bertaubat kepada-Nya), tanamkan tekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Istighfar di pagi hari adalah pembersih jiwa, mempersiapkan kita untuk memulai hari dengan lembaran yang lebih bersih.
2. Dzikir Tasbih, Tahmid, dan Takbir: Tiga Serangkai Pujian Agung
Setelah memohon ampunan, lisan kita dibasahi dengan pujian-pujian tertinggi kepada Allah SWT. Rangkaian ini dikenal memiliki keutamaan yang sangat besar, bahkan dapat menghapus dosa sebanyak buih di lautan. Dzikir ini adalah pengakuan total atas kesempurnaan, kemurahan, dan kebesaran Allah.
- Tasbih (سُبْحَانَ اللهِ) - Subhanallah (33 kali)
Artinya: "Maha Suci Allah". Dengan mengucapkannya, kita menyucikan Allah dari segala bentuk kekurangan, sifat yang tidak layak, dan dari segala sekutu. Kita mengakui bahwa Allah adalah Zat yang sempurna, terlepas dari segala anggapan dan prasangka makhluk-Nya. - Tahmid (اَلْحَمْدُ لِلهِ) - Alhamdulillah (33 kali)
Artinya: "Segala puji bagi Allah". Ini adalah ungkapan syukur universal. Bukan hanya atas nikmat yang kita terima, tetapi kita memuji Allah atas segala sesuatu, karena semua yang datang dari-Nya, baik yang kita anggap baik maupun buruk, pada hakikatnya adalah kebaikan dan mengandung hikmah. Ini adalah pengakuan bahwa Allah adalah sumber segala kebaikan. - Takbir (اَللهُ أَكْبَرُ) - Allahu Akbar (33 kali)
Artinya: "Allah Maha Besar". Ini adalah proklamasi bahwa Allah lebih besar dari segala masalah kita, lebih besar dari segala keinginan kita, lebih besar dari segala ketakutan kita, dan lebih besar dari apapun yang ada di alam semesta. Takbir mengkerdilkan segala urusan duniawi dan membesarkan Allah di dalam hati.
Setelah menyelesaikan hitungan 99 tersebut, sempurnakan menjadi seratus dengan membaca dzikir penyempurna berikut:
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir. "Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan milik-Nya lah segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Ini adalah kalimat tauhid, inti dari ajaran Islam. Dengan membacanya, kita menegaskan kembali syahadat kita, bahwa segala kekuasaan, pujian, dan kekuatan hanyalah milik Allah semata. Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa yang membaca dzikir ini setelah sholat, dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan (HR. Muslim).
Bacaan Khusus dan Dzikir Pilihan Setelah Sholat Dhuha
Setelah dzikir dasar, ada beberapa bacaan dan dzikir pilihan yang sangat dianjurkan, terutama karena waktu Dhuha identik dengan waktu dibukanya pintu rezeki dan keberkahan. Amalan-amalan ini berfungsi sebagai 'daya ungkit' spiritual untuk permohonan kita.
1. Membaca Ayat Kursi: Perisai Pelindung Diri
Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255) adalah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur'an. Membacanya setelah sholat, termasuk sholat Dhuha, memiliki keutamaan yang luar biasa. Salah satunya adalah mendapatkan perlindungan Allah SWT dari segala macam keburukan, gangguan jin, dan setan hingga waktu berikutnya. Dengan membacanya di pagi hari, kita seolah memohon penjagaan ilahi untuk seluruh aktivitas kita sepanjang hari.
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan не tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
2. Sayyidul Istighfar: Rajanya Permohonan Ampunan
Jika istighfar biasa adalah pembuka, maka Sayyidul Istighfar adalah puncaknya permohonan ampun. Rasulullah SAW menyebutnya sebagai "pemimpin para istighfar". Keutamaannya sangat dahsyat. Barangsiapa membacanya di pagi hari dengan penuh keyakinan lalu ia meninggal pada hari itu, maka ia termasuk penghuni surga. Membacanya setelah Dhuha adalah momen yang tepat untuk meraih keutamaan agung ini.
Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana 'abduka, wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu. A'uudzu bika min syarri maa shana'tu. Abuu'u laka bini'matika 'alayya, wa abuu'u bidzanbii, faghfirlii fainnahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta. "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas janji-Mu dan ikrar-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan perbuatanku. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sungguh, tiada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau."اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Doa ini adalah sebuah pengakuan total. Kita mengakui Allah sebagai Rabb, mengakui diri sebagai hamba, mengakui segala nikmat-Nya, sekaligus mengakui segala dosa dan kekurangan kita. Ini adalah puncak ketundukan seorang hamba di hadapan Sang Khaliq.
3. Dzikir Pembuka Rezeki: Mengetuk Pintu Langit
Ada dzikir spesifik yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yang berkaitan erat dengan rezeki. Diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW menganjurkan untuk membaca dzikir berikut ini seratus kali di waktu pagi.
Subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil 'adziim, astaghfirullah. "Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung, aku memohon ampun kepada Allah."سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُbْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ
Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa dengan membacanya 100 kali sebelum sholat subuh (atau di waktu pagi), maka dunia akan datang kepadanya dalam keadaan tunduk dan hina. Membacanya setelah sholat Dhuha sangat relevan, karena kita berada dalam momentum memohon kelapangan rezeki. Dzikir ini menggabungkan tasbih, tahmid, dan istighfar, tiga pilar utama dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Puncak Permohonan: Doa Ma'tsur Setelah Sholat Dhuha
Inilah inti dan mahkota dari rangkaian wirid setelah sholat Dhuha. Sebuah doa yang sangat populer, indah, dan komprehensif, mencakup segala aspek permohonan rezeki dan kemudahan. Doa ini adalah ekspresi kepasrahan total, di mana kita mengembalikan segala keindahan, kekuatan, dan kekuasaan hanya kepada Allah, lalu memohon agar Dia mencurahkan rezeki-Nya dari sumber mana pun yang Dia kehendaki.
Allahumma innad-duhaa'a duhaa'uka, wal bahaa'a bahaa'uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal 'ismata 'ismatuka.اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَآؤُكَ، وَالْبَهَآءَ بَهَآؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ.
اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِى الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ، آتِنِيْ مَا أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.
Allahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assaran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa thahhirhu, wa in kaana ba'iidan fa qarribhu, bi haqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita 'ibaadakash-shalihin. "Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha ini adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu.
Ya Allah, jika rezekiku berada di langit, maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar, maka mudahkanlah. Jika haram, maka sucikanlah. Jika jauh, maka dekatkanlah. Dengan hak dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."
Membedah Makna Doa Dhuha
Mari kita renungkan setiap kalimat dalam doa agung ini:
- Bagian Pertama: Pengakuan Total
"Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha ini adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu..."
Ini adalah adab tertinggi dalam berdoa. Sebelum meminta, kita memuji dan mengembalikan segala sesuatu kepada Pemiliknya. Kita mengakui bahwa waktu yang istimewa ini, keindahan pagi, kekuatan yang kita miliki untuk beribadah, semuanya adalah milik Allah dan berasal dari-Nya. Ini menumbuhkan rasa rendah hati yang mendalam. - Bagian Kedua: Permohonan Rezeki dari Segala Penjuru
"Jika rezekiku berada di langit, maka turunkanlah..." Ini bisa berarti rezeki yang bersifat non-materi seperti inspirasi, ide, hidayah, atau hujan yang menyuburkan bumi. "...jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah." Ini merujuk pada hasil bumi, pekerjaan, bisnis, atau apa pun sumber rezeki yang kita usahakan di dunia. Kita memohon agar Allah membukakan jalan bagi usaha kita. - Bagian Ketiga: Permohonan Kemudahan dan Kesucian
"Jika sukar, maka mudahkanlah..." Ini adalah doa bagi setiap kesulitan yang kita hadapi dalam mencari nafkah atau dalam urusan apa pun. Kita memohon campur tangan Allah untuk melancarkan jalan kita. "...jika haram, maka sucikanlah." Ini adalah permohonan yang sangat penting. Kita tidak hanya meminta rezeki yang banyak, tetapi yang terpenting adalah rezeki yang halal dan berkah. Kita memohon agar Allah menjauhkan kita dari sumber yang haram dan membersihkan harta kita dari syubhat. - Bagian Keempat: Permohonan Kedekatan dan Tawassul
"Jika jauh, maka dekatkanlah..." Rezeki bisa jadi sudah ditakdirkan untuk kita, namun jalannya terasa jauh dan berliku. Dengan doa ini, kita memohon agar Allah memperpendek jarak dan mempercepat datangnya kesempatan baik. Lalu kita bertawassul, "Dengan hak dhuha-Mu, keagungan-Mu...". Kita memohon kepada Allah dengan perantaraan sifat-sifat-Nya yang mulia dan waktu yang Dia berkahi. Ini adalah bentuk pengagungan yang menunjukkan betapa kita berharap pada rahmat-Nya. - Bagian Kelima: Cita-cita Tertinggi
"...berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih." Ini adalah penutup yang sempurna. Kita tidak hanya meminta materi, tetapi kita bercita-cita untuk mendapatkan karunia terbaik yang Allah berikan kepada para wali dan orang-orang shalih, yaitu iman yang kokoh, ilmu yang bermanfaat, akhlak yang mulia, dan ridha-Nya di dunia dan akhirat.
Meningkatkan Kekhusyukan: Kunci Dzikir yang Bermakna
Membaca rangkaian dzikir dan doa ini secara rutin adalah hal yang baik, namun akan jauh lebih dahsyat dampaknya jika diiringi dengan kehadiran hati (khusyuk). Berikut beberapa tips untuk meningkatkan kualitas dzikir kita:
- Pahami Maknanya (Tadabbur): Jangan biarkan lisan bergerak tanpa diikuti oleh hati. Luangkan waktu untuk mempelajari arti dari setiap dzikir dan doa yang Anda baca. Saat Anda mengucapkan "Alhamdulillah", bayangkanlah nikmat napas, kesehatan, dan iman. Saat Anda berdoa memohon rezeki, hadirkanlah kebutuhan dan harapan Anda di hadapan Allah.
- Ciptakan Lingkungan yang Kondusif: Carilah tempat yang tenang setelah sholat. Hindari gangguan dari ponsel atau percakapan lain. Beberapa menit yang hening dan fokus akan jauh lebih berkualitas daripada berdzikir lama di tengah keramaian.
- Gunakan Tasbih atau Jari Tangan: Menghitung dzikir dengan jari tangan adalah sunnah, namun menggunakan tasbih juga diperbolehkan untuk membantu konsentrasi. Fokus pada setiap butiran tasbih atau ruas jari sebagai representasi dari satu pujian agung kepada Allah.
- Lakukan dengan Istiqomah: Konsistensi adalah kunci. Amalan yang sedikit tetapi rutin jauh lebih dicintai Allah daripada amalan yang banyak tetapi hanya sesekali. Jadikan dzikir setelah Dhuha sebagai bagian tak terpisahkan dari rutinitas pagi Anda, layaknya sarapan untuk jiwa.
Penutup: Meraih Pagi yang Penuh Berkah
Sholat Dhuha dan rangkaian dzikir setelahnya adalah sebuah paket spiritual lengkap untuk memulai hari. Ia adalah kombinasi sempurna antara syukur, permohonan ampun, pujian, dan harapan. Dengan mengamalkannya, kita tidak hanya menunaikan sebuah sunnah, tetapi kita sedang membangun hubungan yang lebih intim dengan Allah SWT, Sang Pemberi Rezeki dan Pengatur segala urusan.
Jadikanlah momen setelah sholat Dhuha sebagai waktu emas Anda, di mana Anda menumpahkan segala isi hati kepada-Nya. Insya Allah, dengan izin dan ridha-Nya, hari-hari yang kita jalani akan terasa lebih ringan, rezeki akan terasa lebih lapang dan berkah, dan hati akan senantiasa diliputi ketenangan. Semoga kita semua dimampukan untuk senantiasa istiqomah dalam mengamalkan ibadah yang mulia ini.