Dzikir Petang Sesuai Sunnah

Ilustrasi waktu petang Sebuah bulan sabit berwarna emas dengan bintang di sampingnya, di dalam lingkaran biru tua, melambangkan ketenangan di waktu petang. Ilustrasi bulan sabit dan bintang sebagai simbol petang hari

Setiap pergantian waktu dalam Islam memiliki makna spiritual yang mendalam. Peralihan dari siang menuju malam, yang kita kenal sebagai waktu petang, adalah momen istimewa untuk merenung, bersyukur, dan memohon perlindungan kepada Allah SWT. Rasulullah Muhammad SAW telah mengajarkan umatnya sebuah amalan mulia untuk mengisi waktu ini, yaitu dzikir petang. Dzikir petang bukanlah sekadar rangkaian kata-kata, melainkan sebuah perisai bagi seorang muslim, benteng yang melindunginya dari berbagai keburukan, serta jembatan yang menghubungkan hatinya langsung kepada Sang Pencipta.

Mengamalkan dzikir petang secara rutin sesuai tuntunan sunnah merupakan wujud ketaatan dan cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW. Amalan ini menjadi bukti bahwa kita senantiasa ingin mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik saat memulai hari dengan dzikir pagi, maupun saat mengakhirinya dengan dzikir petang. Dengan lisan yang basah karena menyebut asma-Nya, seorang hamba menyerahkan segala urusannya, memohon ampunan atas dosa yang telah lalu, dan meminta kekuatan untuk menghadapi malam yang akan datang. Artikel ini akan memandu Anda secara rinci mengenai bacaan-bacaan dzikir petang yang shahih, lengkap dengan makna dan faedah agung yang terkandung di dalamnya.

Waktu Utama Membaca Dzikir Petang

Mengetahui waktu yang tepat untuk mengamalkan dzikir petang adalah langkah awal yang penting. Para ulama menjelaskan bahwa waktu petang (Al-Masa') memiliki rentang yang cukup luas. Secara umum, waktu terbaik untuk memulai dzikir petang adalah setelah pelaksanaan shalat Ashar hingga terbenamnya matahari. Ini adalah waktu inti di mana suasana alam pun mulai berubah, dari terang menjadi temaram, mengingatkan kita pada kebesaran Allah yang mengatur peredaran siang dan malam.

Namun, terdapat kelonggaran bagi mereka yang memiliki udzur atau kesibukan. Sebagian ulama memperluas rentang waktunya hingga masuk waktu Isya, atau bahkan hingga pertengahan malam. Fleksibilitas ini menunjukkan kemudahan dalam syariat Islam. Kendati demikian, menyegerakan amalan ini di awal waktunya, yaitu setelah shalat Ashar, adalah yang paling utama (afdhal) karena meneladani semangat para salafus shalih dalam bersegera melakukan kebaikan. Intinya adalah konsistensi. Menjadikan dzikir petang sebagai kebiasaan yang tak terlewatkan setiap hari adalah tujuan utamanya, sebagai bentuk penjagaan spiritual harian kita.

Keutamaan Agung Mengamalkan Dzikir Petang

Dzikir petang bukanlah amalan tanpa makna. Di balik setiap kalimatnya tersimpan fadhilah atau keutamaan yang luar biasa, yang dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Berikut adalah beberapa keutamaan agung dari rutin mengamalkan dzikir petang:

  • Perlindungan dari Segala Macam Bahaya: Banyak bacaan dzikir petang yang secara spesifik berisi permohonan perlindungan. Dengan membacanya, seorang hamba secara sadar menempatkan dirinya di bawah penjagaan Allah dari segala keburukan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, seperti gangguan jin, sihir, 'ain (penyakit mata), hingga kejahatan manusia dan marabahaya lainnya di malam hari.
  • Mendapatkan Keridhaan Allah: Salah satu dzikir petang berisi ikrar keridhaan seorang hamba kepada Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi. Rasulullah menjanjikan bahwa siapa yang mengucapkannya dengan tulus, maka ia berhak mendapatkan keridhaan Allah di hari kiamat. Ini adalah pencapaian tertinggi seorang hamba.
  • Pengampunan Dosa: Beberapa lafadz dzikir, seperti tasbih "Subhanallah wa bihamdih" yang dibaca seratus kali, memiliki keutamaan dapat menghapuskan dosa-dosa meskipun sebanyak buih di lautan. Dzikir petang menjadi sarana evaluasi diri di penghujung hari dan memohon ampunan atas segala khilaf yang telah dilakukan.
  • Dicukupi Urusannya oleh Allah: Dengan membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas sebanyak tiga kali, seorang hamba akan dicukupi segala kebutuhannya dan dilindungi dari segala sesuatu yang dapat membahayakannya. Ini adalah bentuk tawakal total, di mana kita menyerahkan perlindungan diri kepada Dzat Yang Maha Melindungi.
  • Benteng dari Gangguan Setan: Membaca Ayat Kursi di waktu petang akan membuat seorang hamba senantiasa dalam penjagaan Allah, dan setan tidak akan bisa mendekatinya hingga pagi hari. Ini adalah perisai gaib yang sangat kuat bagi jiwa dan raga seorang mukmin.

Bacaan Lengkap Dzikir Petang Sesuai Sunnah

Berikut adalah kumpulan bacaan dzikir petang yang shahih, diambil dari Al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Dianjurkan untuk membacanya dengan tartil (perlahan), penuh penghayatan, dan memahami maknanya.

1. Membaca Ayat Kursi (1 Kali)

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.

Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS. Al-Baqarah: 255)

Penjelasan Faedah: Ayat Kursi disebut sebagai ayat teragung di dalam Al-Qur'an. Keagungannya terletak pada kandungannya yang memaparkan sifat-sifat kesempurnaan Allah SWT secara komprehensif. Membacanya di waktu petang memiliki keutamaan luar biasa. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka'ab, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga pagi." (HR. Al-Hakim, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani). Perlindungan ini bersifat menyeluruh, mencakup perlindungan dari gangguan jin, setan, sihir, dan segala bentuk kejahatan. Dengan merenungi maknanya, kita mengakui keesaan, kehidupan yang kekal, kekuasaan mutlak, dan ilmu Allah yang tak terbatas, sehingga menumbuhkan rasa aman dan tawakal yang mendalam di dalam hati.

2. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas (Masing-masing 3 Kali)

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ. ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ.

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ. مِن شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ. وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ. مَلِكِ ٱلنَّاسِ. إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ. مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ. ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ. مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ.

(Al-Ikhlas) Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yụlad. Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.
(Al-Falaq) Qul a'ụżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad.
(An-Nas) Qul a'ụżu birabbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās. Minal-jinnati wan-nās.

Artinya: (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
(Al-Ikhlas) "Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia'."
(Al-Falaq) "Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki'."
(An-Nas) "Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

Penjelasan Faedah: Ketiga surat ini dikenal dengan sebutan Al-Mu'awwidzat, yaitu surat-surat yang berisi permohonan perlindungan. Rasulullah SAW sangat menganjurkan pembacaannya. Dari Abdullah bin Khubaib radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku, "Bacalah Qul Huwallahu Ahad (Al-Ikhlas) dan Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas) saat petang dan pagi hari sebanyak tiga kali, maka itu mencukupimu dari segala sesuatu." (HR. Tirmidzi dan Abu Daud, dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani). Makna "mencukupimu" di sini sangatlah luas, mencakup perlindungan dari segala hal yang tidak diinginkan, baik urusan dunia maupun akhirat, serta menjadi sebab terpenuhinya kebutuhan seorang hamba. Surat Al-Ikhlas meneguhkan tauhid, sementara Al-Falaq dan An-Nas adalah doa perlindungan spesifik dari kejahatan eksternal (makhluk, sihir, hasad) dan internal (bisikan setan).

3. Doa Memasuki Waktu Petang (1 Kali)

أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Amsaynaa wa amsal mulku lillaah, walhamdu lillaah, laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir. Rabbi as-aluka khayra maa fii haadzihil laylati wa khayra maa ba’dahaa, wa a’uudzu bika min syarri maa fii haadzihil laylati wa syarri maa ba’dahaa. Rabbi a’uudzu bika minal kasali wa suu-il kibar. Rabbi a’uudzu bika min ‘adzaabin fin naari wa ‘adzaabin fil qabri.

Artinya: "Kami telah memasuki waktu petang dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa di neraka dan siksa di dalam kubur."

Penjelasan Faedah: Ini adalah dzikir pembuka yang sangat komprehensif. Dzikir ini dimulai dengan pengakuan total bahwa segala kekuasaan di alam semesta ini mutlak milik Allah. Kita mengawali petang dengan memuji-Nya dan meneguhkan kembali kalimat tauhid. Kemudian, doa ini berlanjut dengan permohonan yang mencakup seluruh aspek kebaikan untuk malam yang akan datang dan malam-malam selanjutnya. Di sisi lain, kita juga memohon perlindungan dari segala bentuk keburukan. Permohonan perlindungan dari "kemalasan" menunjukkan betapa Islam mencela sifat tidak produktif, sementara doa perlindungan dari "kejelekan di hari tua" (seperti pikun, lemah, dan menjadi beban) menunjukkan pandangan jauh ke depan. Doa ini ditutup dengan permohonan perlindungan dari azab terberat, yaitu siksa neraka dan siksa kubur, yang merupakan tujuan utama keselamatan seorang mukmin. (HR. Muslim).

4. Doa Penyerahan Diri di Waktu Petang (1 Kali)

اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ

Allaahumma bika amsaynaa, wa bika ashbahnaa, wa bika nahyaa, wa bika namuutu, wa ilaykal mashiir.

Artinya: "Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang, dan dengan rahmat-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu-lah tempat kembali (bagi semua makhluk)."

Penjelasan Faedah: Dzikir ini mengandung makna penyerahan diri dan ketergantungan total kepada Allah SWT. Setiap frasa "bika" (dengan-Mu) menegaskan bahwa tidak ada daya dan upaya yang kita miliki kecuali atas pertolongan Allah. Kita bisa melalui hari hingga petang karena izin-Nya, kita bisa berharap bertemu pagi esok juga karena izin-Nya. Kehidupan dan kematian kita sepenuhnya berada dalam genggaman-Nya. Kalimat penutup "wa ilaykal mashiir" (dan kepada-Mu-lah tempat kembali) adalah pengingat yang kuat tentang akhirat. Dzikir ini melatih hati untuk senantiasa sadar bahwa setiap detik kehidupan kita berada dalam pengawasan dan kekuasaan Allah, sehingga menumbuhkan sikap tawakal yang sejati. (HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

5. Sayyidul Istighfar (Raja Permohonan Ampun) (1 Kali)

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana ‘abduka, wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’uudzu bika min syarri maa shana’tu. Abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u laka bidzanbii, faghfirlii fa-innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau."

Penjelasan Faedah: Doa ini disebut "Sayyidul Istighfar" atau rajanya istighfar karena kandungan maknanya yang sangat agung dan lengkap. Ia mencakup pengakuan terhadap rububiyyah dan uluhiyyah Allah, pengakuan diri sebagai hamba yang diciptakan, komitmen untuk menaati perintah Allah, permohonan perlindungan dari keburukan perbuatan sendiri, serta pengakuan atas nikmat sekaligus dosa. Ini adalah bentuk ketundukan dan kerendahan hati yang paling puncak di hadapan Allah. Keutamaannya sangat besar, sebagaimana sabda Nabi SAW, "Barangsiapa mengucapkannya di waktu petang dengan penuh keyakinan lalu ia meninggal pada malam itu, maka ia akan masuk surga." (HR. Bukhari). Ini adalah jaminan luar biasa yang menunjukkan betapa Allah mencintai hamba-Nya yang tulus dalam bertaubat.

6. Doa Memohon 'Afiyah (Kesehatan dan Keselamatan) (3 Kali)

اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Allaahumma ‘aafinii fii badanii, allaahumma ‘aafinii fii sam’ii, allaahumma ‘aafinii fii basharii, laa ilaaha illaa anta.

Artinya: "Ya Allah, berikanlah aku 'afiyah (kesehatan dan keselamatan) pada badanku. Ya Allah, berikanlah aku 'afiyah pada pendengaranku. Ya Allah, berikanlah aku 'afiyah pada penglihatanku. Tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau."

Penjelasan Faedah: 'Afiyah adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang maknanya sangat luas, mencakup kesehatan fisik, keselamatan dari segala penyakit, musibah, dan fitnah, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam doa ini, kita secara spesifik memohon 'afiyah untuk tiga komponen vital dalam kehidupan: badan, pendengaran, dan penglihatan. Ketiganya adalah nikmat terbesar yang memungkinkan kita untuk beribadah dan menjalani hidup. Dengan memohon 'afiyah, kita meminta agar Allah menjaga fungsi organ-organ ini agar senantiasa sehat dan digunakan dalam ketaatan, bukan kemaksiatan. Mengulanginya tiga kali menunjukkan betapa penting dan besarnya kebutuhan kita terhadap nikmat 'afiyah ini setiap saat. (HR. Abu Daud, dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani).

7. Doa Berlindung dari Kekufuran, Kefakiran, dan Siksa Kubur (3 Kali)

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ، وَالْفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Allaahumma innii a’uudzu bika minal kufri, wal faqri, wa a’uudzu bika min ‘adzaabil qabri, laa ilaaha illaa anta.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau."

Penjelasan Faedah: Dzikir ini merupakan kelanjutan dari doa memohon 'afiyah, dibaca setelahnya. Di sini, kita memohon perlindungan dari tiga hal yang sangat berbahaya. Pertama, kekufuran, yang merupakan dosa terbesar dan pembatal keimanan. Kedua, kefakiran, yaitu kemiskinan yang dapat menjerumuskan seseorang pada kekufuran atau perbuatan haram. Rasulullah SAW menyandingkan keduanya untuk menunjukkan betapa dekatnya kefakiran dengan kekufuran. Ketiga, siksa kubur, yaitu azab pertama yang akan dihadapi manusia setelah kematian. Memohon perlindungan dari ketiganya menunjukkan kesadaran seorang hamba akan bahaya terbesar yang mengancam agama dan akhiratnya. (HR. Abu Daud, dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani).

8. Doa Memohon Ampunan dan 'Afiyah yang Menyeluruh (1 Kali)

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

Allaahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhirah. Allaahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dunyaaya wa ahlii wa maalii. Allaahummastur ‘auraatii wa aamin rau’aatii. Allaahummahfazhnii min bayni yadayya, wa min khalfii, wa ‘an yamiinii, wa ‘an syimaalii, wa min fauqii, wa a’uudzu bi’azhamatika an ughtaala min tahtii.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ampunan dan 'afiyah di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ampunan dan 'afiyah dalam urusan agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari arah depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu agar aku tidak disambar dari bawahku."

Penjelasan Faedah: Ini adalah doa perlindungan yang paling lengkap dan menyeluruh. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan doa ini di waktu pagi maupun petang. Doa ini mencakup:
1. Permohonan Al-'Afwu (ampunan) dan Al-'Afiyah (keselamatan) secara umum untuk dunia dan akhirat.
2. Permohonan ampunan dan 'afiyah secara spesifik untuk empat pilar kehidupan: agama (agar selamat dari kesesatan), dunia (agar selamat dari musibah), keluarga (agar mereka dijaga), dan harta (agar berkah dan halal).
3. Permohonan agar Allah menutupi aib-aib kita dan menenangkan hati dari segala ketakutan dan kekhawatiran.
4. Permohonan perlindungan total dari segala penjuru: depan, belakang, kanan, kiri, atas, dan bawah. Ini artinya kita memohon agar dijaga dari segala jenis bahaya yang datang dari arah manapun, baik yang fisik maupun non-fisik. Perlindungan dari "bawah" ditafsirkan sebagai perlindungan dari bahaya seperti tanah longsor, atau dibenamkan ke dalam bumi, atau tipu daya licik yang tak terduga. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

9. Doa Perlindungan dengan Kalimat Allah yang Sempurna (3 Kali)

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

A’uudzu bikalimaatillaahit taammaati min syarri maa khalaq.

Artinya: "Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan."

Penjelasan Faedah: Dzikir ini adalah perisai ampuh dari segala macam gangguan makhluk. "Kalimat-kalimat Allah yang sempurna" bisa berarti Al-Qur'an atau sifat-sifat Allah yang sempurna, yang tidak memiliki cacat atau kekurangan. Dengan berlindung menggunakan kalimat-Nya, kita sedang berlindung dengan sesuatu yang paling agung. Keutamaannya dijelaskan dalam hadits, "Barangsiapa yang singgah di suatu tempat lalu ia mengucapkan (dzikir ini), niscaya tidak akan ada sesuatu pun yang membahayakannya hingga ia beranjak dari tempat itu." (HR. Muslim). Meskipun hadits ini menyebutkan saat singgah di suatu tempat, para ulama menganjurkannya untuk dibaca pada dzikir pagi dan petang sebagai bentuk perlindungan harian dari segala keburukan makhluk, termasuk binatang berbisa, serangga berbahaya, dan kejahatan manusia serta jin. Membacanya tiga kali di waktu petang akan memberikan perlindungan sepanjang malam.

10. Doa Perlindungan dengan Nama Allah (3 Kali)

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bismillaahilladzii laa yadhurru ma’asmihii syai-un fil ardhi wa laa fis samaa-i wa huwas samii’ul ‘aliim.

Artinya: "Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Penjelasan Faedah: Ini adalah dzikir yang menunjukkan keyakinan penuh akan kekuatan Asma Allah. Dengan menyebut nama-Nya, seorang hamba meyakini bahwa tidak ada satu pun kekuatan di langit maupun di bumi yang bisa mendatangkan mudharat tanpa seizin-Nya. Ini adalah benteng dari racun, sihir, dan segala marabahaya yang tak terduga. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang hamba membaca di waktu pagi dan petang (dzikir ini) sebanyak tiga kali, lalu ia terkena bahaya sesuatu." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, dinilai hasan shahih). "As-Samii'" berarti Allah Maha Mendengar doa kita, dan "Al-'Aliim" berarti Allah Maha Mengetahui keadaan kita dan segala potensi bahaya yang mengancam, sehingga perlindungan-Nya sempurna.

11. Doa Ikrar Ridha kepada Allah, Islam, dan Nabi Muhammad (3 Kali)

رَضِيتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Radhiitu billaahi rabbaa, wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyyaa.

Artinya: "Aku ridha Allah sebagai Rabbku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai Nabiku."

Penjelasan Faedah: Kalimat ini adalah ikrar dan pondasi keimanan seorang muslim. Mengucapkannya bukan sekadar di lisan, tapi harus diiringi keyakinan hati. "Ridha Allah sebagai Rabb" berarti kita menerima segala aturan, takdir, dan syariat-Nya dengan lapang dada. "Ridha Islam sebagai agama" berarti kita meyakini Islam adalah satu-satunya jalan kebenaran dan kebahagiaan. "Ridha Muhammad sebagai Nabi" berarti kita menerima semua yang beliau ajarkan, menaati perintahnya, dan menjauhi larangannya. Keutamaan bagi yang mengucapkannya dengan tulus sangatlah besar. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengucapkan (dzikir ini) ketika pagi dan petang, maka menjadi hak bagi Allah untuk meridhoinya pada hari kiamat." (HR. Ahmad dan Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani). Mendapatkan keridhaan Allah adalah puncak dari segala cita-cita seorang hamba.

12. Doa Memohon Pertolongan Allah (1 Kali)

يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

Yaa Hayyu Yaa Qayyuum, bi-rahmatika astaghiits, ashlih lii sya’nii kullahu, wa laa takilnii ilaa nafsii tharfata ‘ain.

Artinya: "Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri meskipun hanya sekejap mata."

Penjelasan Faedah: Dzikir ini adalah bentuk pengakuan atas kelemahan diri dan permohonan pertolongan total kepada Allah. Kita bertawassul (menjadikan perantara) dengan dua nama Allah yang agung, "Al-Hayyu" (Yang Maha Hidup) dan "Al-Qayyum" (Yang Maha Mengurus makhluk-Nya). Kemudian kita memohon agar Allah memperbaiki "seluruh urusan kita," baik urusan dunia, agama, keluarga, maupun akhirat. Puncak dari doa ini adalah permohonan agar "jangan diserahkan kepada diri sendiri meskipun sekejap mata." Ini adalah kesadaran tertinggi bahwa jika kita dilepaskan dari pertolongan Allah sedetik saja, kita pasti akan celaka, jatuh dalam kesalahan, dan dikuasai hawa nafsu. Doa ini diajarkan Rasulullah kepada putrinya Fatimah, menunjukkan betapa pentingnya doa ini untuk diamalkan. (HR. An-Nasa'i, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).

13. Tasbih dan Tahmid (100 Kali)

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaanallaahi wa bihamdih.

Artinya: "Maha Suci Allah, aku memuji-Nya."

Penjelasan Faedah: Dzikir yang singkat namun memiliki bobot pahala yang sangat besar. "Subhanallah" adalah bentuk penyucian Allah dari segala sifat kekurangan, sementara "wa bihamdih" adalah pujian atas segala kesempurnaan-Nya. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan 'Subhanallahi wa bihamdih' di waktu pagi dan petang hari sebanyak seratus kali, maka tidak ada seorangpun yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan yang lebih baik darinya, kecuali orang yang mengucapkan seperti itu atau lebih banyak." (HR. Muslim). Dalam riwayat lain, beliau bersabda, "...maka akan diampuni kesalahannya meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Bukhari dan Muslim). Ini adalah amalan ringan yang menjadi sarana efektif untuk menggugurkan dosa-dosa kecil yang kita lakukan sepanjang hari.

14. Tahlil (10 Kali)

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ, وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir.

Artinya: "Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dan Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Penjelasan Faedah: Ini adalah kalimat tauhid, kalimat terbaik yang pernah diucapkan oleh para Nabi. Mengucapkannya sebanyak sepuluh kali di waktu petang memiliki keutamaan yang sangat besar. Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda bahwa barangsiapa yang membacanya sepuluh kali setelah shalat Maghrib dan Subuh, Allah akan mencatat baginya sepuluh kebaikan, menghapus sepuluh keburukan, mengangkatnya sepuluh derajat, dan menjadi pelindung dari setan hingga pagi (atau petang) berikutnya, serta pahalanya setara dengan memerdekakan empat budak dari keturunan Ismail. (HR. Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib). Pahalanya yang luar biasa ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan kalimat tauhid di sisi Allah.

Adab dalam Berdzikir

Untuk meraih kesempurnaan pahala dan faedah dari dzikir, hendaknya kita memperhatikan adab-adab berikut:

Ikhlas: Niatkan dzikir semata-mata untuk mencari ridha Allah, bukan karena tujuan duniawi atau ingin dipuji orang lain.

Khusyu' dan Tadabbur: Hadirkan hati saat berdzikir. Usahakan untuk memahami dan merenungi makna dari setiap kalimat yang diucapkan. Hindari membaca dengan tergesa-gesa seolah hanya ingin menyelesaikan tugas.

Suci dari Hadats: Meskipun dzikir boleh dibaca dalam keadaan tidak memiliki wudhu, namun melakukannya dalam keadaan suci adalah lebih utama dan lebih sempurna.

Mencari Tempat yang Tenang: Carilah tempat yang kondusif, yang jauh dari kebisingan dan gangguan, agar dapat lebih fokus dan khusyu' dalam berdzikir kepada Allah.

Istiqamah: Konsistensi adalah kunci. Berusahalah untuk merutinkan dzikir petang setiap hari, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari aktivitas harian, layaknya makan dan minum bagi tubuh kita. Jiwa kita pun butuh nutrisi, dan dzikir adalah nutrisi terbaiknya.

Demikianlah panduan lengkap mengenai dzikir petang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Menjadikannya sebagai amalan harian adalah investasi terbaik untuk kebahagiaan dan keselamatan kita di dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita taufik dan kemudahan untuk selalu membasahi lisan kita dengan mengingat-Nya.

🏠 Kembali ke Homepage