Dzikir Pagi Latin: Panduan Lengkap dan Keutamaannya
Memulai hari dengan mengingat Allah adalah cara terbaik untuk meraih keberkahan, ketenangan, dan perlindungan. Dzikir pagi, atau yang dikenal dengan Al-Ma'tsurat pagi, merupakan amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Amalan ini laksana perisai yang menjaga seorang hamba dari segala keburukan hingga petang tiba. Bagi kita yang masih dalam tahap belajar membaca Al-Quran, kehadiran bacaan dzikir pagi dalam tulisan latin menjadi jembatan yang sangat membantu untuk tetap bisa mengamalkannya dengan istiqamah.
Artikel ini menyajikan kumpulan bacaan dzikir pagi yang lengkap, disajikan dalam tulisan latin yang mudah diikuti, disertai terjemahan dalam Bahasa Indonesia, serta penjelasan mendalam mengenai makna dan keutamaan yang terkandung di dalamnya. Tujuannya adalah agar kita tidak hanya melafalkan, tetapi juga meresapi setiap kalimat pujian dan permohonan kepada Sang Pencipta, sehingga dzikir ini menjadi lebih bermakna dan berdampak dalam kehidupan sehari-hari.
Kumpulan Bacaan Dzikir Pagi Latin
1. Membaca Ta'awudz, Basmalah, dan Ayat Kursi (1 kali)
Memulai rangkaian dzikir dengan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, dilanjutkan dengan menyebut nama-Nya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kemudian membaca Ayat Kursi yang agung.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
A'uudzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiim. Bismillaahir-rohmaanir-rohiim. Allaahu laa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, man dzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai’im min 'ilmihii illaa bimaa syaa’, wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal ardh, wa laa ya’uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'azhiim.
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Agung." (QS. Al-Baqarah: 255)
Ayat Kursi adalah ayat paling agung dalam Al-Quran. Kandungannya merangkum esensi tauhid dan kebesaran Allah. Membacanya di pagi hari menjadi benteng perlindungan. Kalimat "Al-Hayyul Qayyum" (Yang Maha Hidup dan Terus Menerus Mengurus) menegaskan bahwa Allah tidak pernah lalai, tidak pernah lelah, dan selalu hadir mengawasi serta mengatur seluruh alam semesta. Ini memberikan ketenangan luar biasa bahwa kita berada dalam penjagaan Dzat yang tidak pernah tidur. "Wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal ardh" (Kursi-Nya meliputi langit dan bumi) adalah gambaran betapa luasnya kekuasaan dan ilmu Allah, membuat segala masalah kita terasa kecil di hadapan-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda, barangsiapa membacanya di pagi hari, maka ia akan dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore hari.
2. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas (masing-masing 3 kali)
Tiga surat ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat, yaitu surat-surat yang berisi permohonan perlindungan. Dibaca tiga kali di waktu pagi dan petang untuk mendapatkan perlindungan yang sempurna.
Surat Al-Ikhlas
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Qul huwallaahu ahad. Allaahush-shomad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.
"Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"
Surat Al-Falaq
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Qul a'uudzu birobbil-falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin-naffaatsaati fil-'uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'"
Surat An-Nas
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ مَلِكِ النَّاسِۙ اِلٰهِ النَّاسِۙ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Qul a'uudzu birobbin-naas. Malikin-naas. Ilaahin-naas. Min syarril-waswaasil-khonnaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin-naas. Minal-jinnati wan-naas.
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'"
Membaca tiga surat ini sebanyak tiga kali di pagi dan petang akan mencukupi seseorang dari segala sesuatu. Maksud 'mencukupi' di sini sangatlah luas, mencakup perlindungan dari sihir, 'ain (pandangan mata jahat), hasad (dengki), bisikan setan, hingga mara bahaya fisik. Surat Al-Ikhlas meneguhkan pondasi tauhid kita, setara dengan sepertiga Al-Quran. Surat Al-Falaq adalah permohonan perlindungan dari kejahatan yang datang dari luar diri kita, seperti kejahatan makhluk, kegelapan malam, sihir, dan kedengkian. Sementara itu, Surat An-Nas adalah permohonan perlindungan dari kejahatan yang datang dari dalam diri, yaitu bisikan jahat yang merusak hati dan pikiran, baik dari jin maupun manusia. Kombinasi ketiganya adalah paket perlindungan yang komprehensif.
3. Doa Memasuki Waktu Pagi (1 kali)
Ini adalah doa penegasan bahwa kita memulai hari dengan kesadaran penuh bahwa segala kekuasaan, pujian, dan kebaikan adalah milik Allah semata.
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillaah, wal-hamdu lillaah, laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir. Robbi as-aluka khoiro maa fii haadzal-yaumi wa khoiro maa ba'dahu, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzal-yaumi wa syarri maa ba'dahu. Robbi a'uudzu bika minal kasali wa suu-il kibar. Robbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin-naari wa 'adzaabin fil-qobri.
"Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan siksa kubur."
Doa ini adalah sebuah deklarasi pagi seorang hamba. Kita mengakui bahwa saat fajar menyingsing, kekuasaan mutlak tetap di tangan Allah. Kita tidak memiliki daya dan upaya. Pengakuan ini melahirkan tawakal. Kemudian, doa ini berlanjut dengan permohonan yang sangat komprehensif: meminta kebaikan hari ini dan setelahnya, serta berlindung dari keburukan hari ini dan setelahnya. Ini mencakup segala aspek, baik urusan dunia maupun akhirat. Permohonan perlindungan dari "kemalasan" sangatlah relevan, karena malas adalah pangkal dari banyak keburukan dan kegagalan. Perlindungan dari "kejelekan di hari tua" (pikun, menjadi beban) menunjukkan visi jangka panjang seorang muslim. Doa ini ditutup dengan permohonan perlindungan dari siksa terberat: api neraka dan azab kubur, mengingatkan kita pada tujuan akhir kehidupan.
4. Sayyidul Istighfar (1 kali)
Disebut sebagai "Raja dari Istighfar" karena kandungannya yang begitu lengkap, mencakup pengakuan, pujian, dan permohonan ampunan yang tulus.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Allaahumma anta robbii laa ilaaha illaa anta, kholaqtanii wa anaa 'abduka, wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatho'tu. A'uudzu bika min syarri maa shona'tu. Abuu-u laka bini'matika 'alayya, wa abuu-u bidzambii, faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta.
"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau."
Keutamaan doa ini sangat luar biasa. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa barangsiapa yang membacanya di pagi hari dengan penuh keyakinan, lalu ia meninggal pada hari itu, maka ia termasuk penghuni surga. Doa ini dimulai dengan pengakuan total akan rububiyah (ketuhanan) dan uluhiyah (hak disembah) Allah. Kalimat "Aku akan setia pada perjanjianku... semampuku" menunjukkan kerendahan hati kita sebagai manusia yang lemah, yang berusaha taat namun menyadari keterbatasan diri. Puncaknya adalah dua pengakuan: mengakui limpahan nikmat Allah yang tak terhitung ("abuu-u laka bini'matika 'alayya") dan mengakui tumpukan dosa kita ("wa abuu-u bidzambii"). Kombinasi pengakuan nikmat dan dosa inilah yang membuat istighfar ini begitu kuat dan tulus, sehingga menjadi pembuka pintu ampunan Allah yang Maha Luas.
5. Doa Penyerahan Diri di Waktu Pagi (1 kali)
Sebuah doa yang ringkas namun sarat makna, menyerahkan seluruh awal dan akhir aktivitas kita pada hari itu kepada Allah.
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
Allaahumma bika ash-bahnaa, wa bika amsaynaa, wa bika nahyaa, wa bika namuutu wa ilaikan-nusyuur.
"Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk)."
Doa ini adalah bentuk penyerahan diri total. Frasa "bika" yang diulang-ulang (dengan-Mu) adalah penegasan bahwa tidak ada satu momen pun dalam hidup kita yang lepas dari kuasa dan kehendak Allah. Kita bisa bangun di pagi hari hanya karena izin-Nya. Kita bisa hidup sepanjang hari karena rahmat-Nya. Kita akan mati atas ketetapan-Nya. Ini menumbuhkan kesadaran bahwa kita adalah makhluk yang sepenuhnya bergantung kepada Sang Khaliq. Kalimat penutup "wa ilaikan-nusyuur" (dan kepada-Mu lah kebangkitan) menjadi pengingat harian bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, dan tujuan akhir kita adalah kembali kepada-Nya. Dzikir ini melatih hati untuk senantiasa merasa diawasi dan dibimbing oleh Allah dalam setiap detik kehidupan.
6. Doa Syukur Atas Nikmat Pagi (1 kali)
Sebuah ungkapan rasa syukur yang mendalam, mengakui bahwa setiap nikmat yang kita rasakan di pagi hari datangnya murni dari Allah.
اَللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
Allaahumma maa ash-baha bii min ni'matin au bi-ahadin min kholqika fa minka wahdaka laa syariika lak, fa lakal-hamdu wa lakasy-syukru.
"Ya Allah, nikmat apapun yang ada padaku di pagi ini atau pada salah seorang dari makhluk-Mu, maka itu semua datangnya dari-Mu semata, tiada sekutu bagi-Mu. Maka bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu segala syukur."
Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa barangsiapa yang mengucapkan doa ini di pagi hari, maka ia telah menunaikan syukurnya untuk hari itu. Ini adalah doa yang luar biasa. Kita sering lupa bahwa nikmat sekecil apapun, seperti detak jantung, hembusan nafas, dan kemampuan untuk membuka mata, semuanya adalah pemberian dari Allah. Doa ini melatih kita untuk 'menisbatkan' atau mengembalikan semua nikmat kepada sumbernya yang hakiki, yaitu Allah. Dengan mengakuinya, kita telah memuji-Nya (al-hamdu) dan bersyukur kepada-Nya (asy-syukru). Ini adalah cara sederhana namun sangat powerful untuk memulai hari dengan hati yang penuh rasa terima kasih, yang pada gilirannya akan membuat Allah menambah nikmat-Nya kepada kita.
7. Doa Memohon Kesehatan dan Keselamatan (3 kali)
Permohonan kepada Allah untuk menjaga kesehatan fisik dan spiritual kita, yaitu kesehatan badan, pendengaran, dan penglihatan.
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
Allaahumma 'aafinii fii badanii, allaahumma 'aafinii fii sam'ii, allaahumma 'aafinii fii bashorii, laa ilaaha illaa anta.
"Ya Allah, berikanlah kesehatan pada badanku. Ya Allah, berikanlah kesehatan pada pendengaranku. Ya Allah, berikanlah kesehatan pada penglihatanku. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau."
Doa ini mengajarkan kita untuk tidak meremehkan nikmat kesehatan. Kita secara spesifik meminta 'afiyah (kesehatan, keselamatan, kesejahteraan) untuk tiga komponen utama: badan, pendengaran, dan penglihatan. Badan yang sehat memungkinkan kita untuk beribadah dan bekerja. Pendengaran yang sehat memungkinkan kita untuk mendengar ilmu, nasihat, dan lantunan ayat suci. Penglihatan yang sehat memungkinkan kita untuk membaca Al-Quran dan menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah. Meminta kesehatan pada tiga hal ini berarti kita memohon agar dianugerahi perangkat terbaik untuk menjalankan ketaatan. Pengulangan sebanyak tiga kali menunjukkan betapa penting dan seriusnya permohonan ini. Kalimat tauhid di akhir doa menjadi penegas bahwa hanya kepada Allah-lah kita memohon perlindungan dan kesehatan.
8. Doa Perlindungan dari Kekufuran dan Kefakiran (3 kali)
Setelah memohon kesehatan, kita berlindung dari dua penyakit berbahaya yang bisa merusak dunia dan akhirat: kekufuran dan kefakiran.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
Allaahumma innii a'uudzu bika minal-kufri wal-faqri, wa a'uudzu bika min 'adzaabil-qobri, laa ilaaha illaa anta.
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau."
Doa ini menggandengkan dua hal yang seringkali saling berkaitan: kekufuran (hilangnya iman) dan kefakiran (kemiskinan yang mendekatkan pada kekufuran). Kefakiran yang ekstrem dapat membuat seseorang putus asa, menyalahkan takdir, bahkan melakukan perbuatan haram. Oleh karena itu, kita memohon kepada Allah agar dijauhkan dari keduanya. Perlindungan dari kekufuran adalah permohonan terpenting agar kita tetap berada di jalan Islam hingga akhir hayat. Setelah berlindung dari penyakit hati (kufur) dan penyakit dunia (fakir), kita kembali diingatkan pada akhirat dengan memohon perlindungan dari azab kubur, yaitu gerbang pertama menuju kehidupan abadi. Doa ini adalah permohonan paket keselamatan dunia dan akhirat.
9. Dzikir Tawakal (7 kali)
Sebuah kalimat penyerahan diri yang agung. Siapa yang membacanya dengan tulus, Allah akan mencukupi segala urusannya.
حَسْبِيَ اللهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ، عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
Hasbiyallaahu laa ilaaha illaa huwa, 'alaihi tawakkaltu wa huwa robbul-'arsyil-'azhiim.
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan 'Arsy yang agung."
Keutamaan dzikir ini disebutkan dalam hadits: "Barangsiapa yang mengucapkannya di pagi dan petang hari sebanyak tujuh kali, maka Allah akan mencukupkan baginya urusan dunia dan akhiratnya." Kata "Hasbiya" berarti 'cukuplah bagiku'. Ini adalah pernyataan keyakinan penuh bahwa dengan adanya Allah, kita tidak butuh yang lain. Saat kita menghadapi masalah, kecemasan, atau kesulitan, dzikir ini menjadi penguat bahwa penolong kita adalah Allah, Tuhan yang menguasai 'Arsy yang agung. 'Arsy adalah makhluk Allah yang terbesar, dan Allah adalah Tuhan yang menguasainya. Ini memberikan gambaran betapa Maha Kuasanya pelindung kita. Mengulanginya sebanyak tujuh kali memperkuat penanaman rasa tawakal ini di dalam hati, melepaskan segala beban dan menyerahkannya kepada Yang Maha Mampu.
10. Doa Perlindungan dari Segala Mudharat (3 kali)
Sebuah doa singkat untuk memohon perlindungan agar tidak ada sesuatu pun yang dapat membahayakan kita di hari itu.
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Bismillaahilladzii laa yadhurru ma'asmihii syai-un fil-ardhi wa laa fis-samaa-i wa huwas-samii'ul-'aliim.
"Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya, tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat memberi mudharat, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidaklah seorang hamba membaca doa ini di pagi dan sore hari sebanyak tiga kali, melainkan tidak akan ada sesuatu pun yang membahayakannya." Doa ini adalah perisai ampuh. Kita memulai dengan "Bismillah" (Dengan nama Allah), seolah-olah kita sedang menempelkan stempel ilahi pada diri kita sebagai tanda perlindungan. Keyakinannya adalah bahwa ketika nama Allah yang agung disebut, maka segala kekuatan jahat, baik yang terlihat maupun tidak, baik yang berasal dari bumi (hewan berbisa, orang jahat) maupun dari langit (bala, musibah), menjadi tidak berdaya. Kalimat "wa huwas-samii'ul-'aliim" menegaskan bahwa Allah Maha Mendengar doa kita dan Maha Mengetahui segala potensi bahaya yang mengancam kita, sehingga perlindungan-Nya menjadi sempurna.
11. Doa Keridhaan (3 kali)
Sebuah deklarasi keridhaan terhadap tiga pondasi utama keimanan: Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi.
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Rodhiitu billaahi robbaa, wa bil-islaami diinaa, wa bimuhammadin shollallaahu 'alaihi wa sallama nabiyyaa.
"Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad ﷺ sebagai Nabiku."
Dalam sebuah hadits disebutkan, barangsiapa yang mengucapkan kalimat ini tiga kali di pagi dan petang, maka menjadi hak bagi Allah untuk meridhoinya pada hari kiamat. Ini adalah imbalan yang luar biasa. Keridhaan Allah adalah puncak tertinggi dari segala harapan seorang hamba. Dengan mengucapkan doa ini, kita tidak hanya menyatakan keimanan, tetapi juga kepuasan dan kebahagiaan hati atas tiga pilar ini. "Aku ridha Allah sebagai Tuhanku" berarti aku puas dengan segala takdir, aturan, dan perintah-Nya. "Aku ridha Islam sebagai agamaku" berarti aku bahagia dan bangga dengan syariat dan jalan hidup yang telah ditetapkan. "Aku ridha Muhammad ﷺ sebagai Nabiku" berarti aku menerima dan mencintai semua ajaran dan sunnahnya. Keridhaan hamba yang tulus ini akan dibalas dengan keridhaan dari Allah.
12. Tasbih yang Setara dengan Dzikir Berjam-jam (3 kali)
Sebuah bacaan tasbih yang ringkas namun pahalanya sangat berat, sebanding dengan berdzikir dalam waktu yang lama.
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Subhaanallaahi wa bihamdih, 'adada kholqih, wa ridhoo nafsih, wa zinata 'arsyih, wa midaada kalimaatih.
"Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, sebanyak jumlah makhluk-Nya, sejauh keridhaan-Nya, seberat timbangan 'Arsy-Nya, dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya."
Dzikir ini diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada istri beliau, Juwairiyah, yang berdzikir sangat lama setelah shalat subuh. Rasulullah ﷺ memberitahukan bahwa empat kalimat ini jika dibaca tiga kali, pahalanya akan menandingi dzikir yang telah dilakukan Juwairiyah dari subuh hingga waktu dhuha. Mengapa demikian? Karena dzikir ini menggunakan 'pengali' yang tak terhingga. Kita memahasucikan Allah sebanyak jumlah makhluk-Nya (yang tidak ada yang tahu jumlahnya selain Allah), sejauh keridhaan-Nya (yang tak berbatas), seberat 'Arsy-Nya (makhluk terbesar), dan sebanyak tinta kalimat-Nya (yang tak akan pernah habis). Ini adalah cara cerdas dalam berdzikir, memaksimalkan pahala dengan lafal yang ringkas namun maknanya mencakup segala sesuatu. Ini mengajarkan kita untuk memuji Allah dengan pujian yang paling agung dan tak terhingga.
13. Doa Memohon Ilmu, Rezeki, dan Amal yang Diterima (1 kali)
Doa yang sangat penting dibaca setelah shalat subuh, memohon tiga hal fundamental untuk kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allaahumma innii as-aluka 'ilman naafi'an, wa rizqon thoyyiban, wa 'amalan mutaqobbalan.
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima."
Doa ini merupakan 'roadmap' seorang muslim untuk menjalani harinya. Tiga permohonan ini saling berkaitan. Pertama, kita memohon "ilmu yang bermanfaat", bukan sekadar ilmu yang banyak. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mendekatkan diri kepada Allah dan membawa maslahat bagi sesama. Kedua, dengan ilmu tersebut, kita berusaha mencari "rezeki yang baik (thayyib)". Rezeki yang thayyib bukan hanya halal, tapi juga didapat dengan cara yang baik dan digunakan untuk kebaikan. Ketiga, puncak dari ilmu dan rezeki adalah "amal yang diterima". Amal menjadi buah dari ilmu, dan rezeki menjadi penunjang untuk beramal. Percuma memiliki ilmu tinggi dan harta melimpah jika amalan kita tidak diterima di sisi Allah. Doa ini adalah permohonan paket lengkap untuk memulai hari dengan tujuan yang jelas: mencari ilmu, rezeki, dan amal yang diridhai Allah.
14. Tasbih dan Tahmid (100 kali)
Dzikir ringan di lisan namun berat di timbangan, menghapuskan dosa-dosa meskipun sebanyak buih di lautan.
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaanallaahi wa bihamdih.
"Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya."
Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa mengucapkan 'Subhanallahi wa bihamdih' seratus kali dalam sehari, maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." Ini adalah amalan yang sangat mudah dengan ganjaran yang luar biasa. "Subhanallah" adalah bentuk penyucian, menafikan segala sifat kekurangan dari Allah. "Wa bihamdih" adalah bentuk penetapan, menetapkan segala sifat kesempurnaan dan pujian bagi-Nya. Menggabungkan keduanya adalah bentuk pengagungan yang sempurna. Mengulanginya seratus kali di pagi hari akan membersihkan catatan amal kita dari dosa-dosa kecil yang mungkin kita lakukan tanpa sadar, mempersiapkan kita memulai hari dengan lembaran yang bersih dan hati yang ringan.
15. Tahlil (10 kali atau 100 kali)
Kalimat tauhid yang menjadi kunci surga. Mengucapkannya dengan rutin akan memberikan banyak sekali keutamaan.
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir.
"Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu."
Ini adalah kalimat paling utama setelah Al-Quran. Banyak riwayat yang menyebutkan keutamaannya. Membacanya sepuluh kali setelah subuh, Allah akan mencatat baginya sepuluh kebaikan, menghapus sepuluh keburukan, mengangkatnya sepuluh derajat, dan itu setara dengan memerdekakan sepuluh budak, serta menjadi pelindung dari setan hingga sore hari. Bagi yang membacanya seratus kali dalam sehari, pahalanya setara dengan memerdekakan sepuluh budak, dicatat seratus kebaikan, dihapus seratus kesalahan, dan menjadi benteng dari setan pada hari itu hingga sore. Tidak ada yang datang pada hari kiamat dengan amalan yang lebih baik darinya, kecuali orang yang mengamalkannya lebih banyak. Dzikir ini adalah penegasan ulang paling fundamental dari keimanan kita setiap pagi.
Adab dan Waktu Terbaik Berdzikir Pagi
Waktu terbaik untuk membaca dzikir pagi adalah setelah melaksanakan shalat Subuh hingga matahari terbit. Namun, jika terlewat, masih bisa dibaca hingga matahari akan bergeser ke barat (menjelang waktu Dzhuhur). Untuk meraih kekhusyukan dan manfaat maksimal, ada beberapa adab yang sebaiknya diperhatikan:
- Ikhlas: Niatkan dzikir ini semata-mata untuk mencari ridha Allah, bukan untuk tujuan duniawi atau pamer.
- Dalam Keadaan Suci: Usahakan untuk berdzikir dalam keadaan memiliki wudhu.
- Menghadap Kiblat: Jika memungkinkan, duduklah menghadap kiblat karena ini adalah arah terbaik dalam beribadah.
- Tadabbur (Merenungkan Makna): Jangan hanya melafalkan di lisan. Berusahalah untuk memahami dan meresapi setiap arti dari kalimat dzikir yang diucapkan. Inilah kunci agar dzikir dapat memberikan ketenangan dan kekuatan pada jiwa.
- Suara Lirih: Berdzikirlah dengan suara yang pelan atau lirih, cukup untuk didengar oleh diri sendiri. Ini membantu menjaga kekhusyukan dan keikhlasan.
- Istiqamah (Konsisten): Kunci dari sebuah amalan adalah konsistensi. Amalan yang sedikit namun rutin lebih dicintai Allah daripada amalan yang banyak namun hanya sesekali. Jadikan dzikir pagi sebagai kebiasaan yang tidak terpisahkan dari rutinitas harian Anda.
Penutup: Memulai Hari dengan Perisai Iman
Dzikir pagi bukanlah sekadar rangkaian kata-kata. Ia adalah nutrisi bagi ruh, perisai bagi jasad, dan cahaya bagi akal. Dengan mengamalkannya setiap hari, kita seolah sedang melaporkan diri kepada Sang Pencipta, menyerahkan segala urusan kita kepada-Nya, dan memohon kekuatan serta perlindungan untuk menjalani hari. Kehadiran bacaan dalam tulisan latin semoga menjadi kemudahan bagi kita semua untuk tidak pernah meninggalkan amalan mulia ini. Mari kita basahi lisan kita setiap pagi dengan mengingat-Nya, agar hati kita senantiasa tenang, langkah kita terbimbing, dan hari-hari kita dipenuhi dengan keberkahan.