Panduan Lengkap Dzikir Setelah Sholat

Sholat adalah tiang agama, sebuah momen suci di mana seorang hamba berkomunikasi langsung dengan Rabb-nya. Setelah salam diucapkan, menandai berakhirnya rangkaian gerakan dan bacaan sholat, bukan berarti hubungan itu terputus. Justru, terbuka sebuah gerbang istimewa untuk melanjutkan dialog batin, memperkuat ikatan, dan memanen pahala melalui amalan yang sangat dicintai Allah: dzikir setelah sholat. Ini bukan sekadar rutinitas penutup, melainkan esensi dari kelanjutan ibadah itu sendiri, sebuah jembatan emas yang menghubungkan khusyuknya sholat dengan kesibukan duniawi yang menanti.

Banyak di antara kita mungkin tergesa-gesa bangkit setelah sholat, seolah dikejar oleh waktu. Padahal, beberapa menit yang kita luangkan untuk berdzikir adalah investasi akhirat yang paling menguntungkan. Di saat itulah, pintu-pintu ampunan terbuka lebar, rahmat Allah turun berlimpah, dan hati yang gundah menemukan ketenangannya. Rasulullah ﷺ tidak pernah meninggalkan amalan ini. Beliau mengajarkan kepada umatnya rangkaian kalimat-kalimat mulia yang ringan di lisan, namun berat di timbangan amal. Artikel ini akan mengajak kita untuk menyelami lebih dalam lautan hikmah di balik dzikir setelah sholat, mengupas tuntas bacaannya sesuai sunnah, memahami maknanya, dan merasakan keutamaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Makna dan Keutamaan Dzikir: Lebih dari Sekadar Ucapan

Secara harfiah, "dzikir" berarti "mengingat". Namun dalam konteks ibadah, maknanya jauh lebih luas. Dzikir adalah aktivitas hati, lisan, dan pikiran yang terpusat pada keagungan Allah. Ia adalah bentuk pujian, pengagungan, permohonan ampun, dan ungkapan rasa syukur yang tak terhingga. Ketika kita melakukannya setelah sholat, kita seolah berkata, "Ya Allah, dialog formal kami dalam sholat telah usai, namun hati ini masih ingin terus bersama-Mu, lisan ini masih basah menyebut nama-Mu, dan jiwa ini masih merindukan kedekatan dengan-Mu."

Keutamaan yang Dijanjikan

Mengapa amalan ini begitu ditekankan? Karena di dalamnya terkandung fadhilah atau keutamaan yang luar biasa. Rasulullah ﷺ dalam berbagai haditsnya telah menjelaskan ganjaran bagi mereka yang istiqamah dalam berdzikir setelah sholat.

  1. Pengampunan Dosa: Ini adalah salah satu keutamaan terbesar. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu menjadi kabar gembira bagi kita semua. Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang bertasbih (mengucapkan 'Subhanallah') setelah setiap sholat sebanyak 33 kali, bertahmid (mengucapkan 'Alhamdulillah') sebanyak 33 kali, dan bertakbir (mengucapkan 'Allahu Akbar') sebanyak 33 kali, maka jumlahnya 99 kali, kemudian ia menggenapkannya menjadi 100 dengan membaca 'Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadir', maka akan diampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan." (HR. Muslim). Bayangkan, sebuah amalan yang hanya memakan waktu beberapa menit dapat menghapus dosa yang mungkin telah menumpuk.
  2. Mendatangkan Ketenangan Hati: Di tengah hiruk pikuk kehidupan yang seringkali menimbulkan kecemasan dan kegelisahan, dzikir adalah penawarnya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "...Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28). Momen setelah sholat adalah waktu yang sangat tepat untuk mencari ketenangan ini. Saat kita fokus memuji-Nya, beban pikiran seolah terangkat dan digantikan dengan kedamaian yang mendalam.
  3. Pahala Setara Sedekah Orang Kaya: Kaum fakir dari kalangan Muhajirin pernah datang kepada Rasulullah ﷺ dan mengeluh, "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah pergi dengan derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi. Mereka sholat sebagaimana kami sholat, mereka puasa sebagaimana kami puasa, namun mereka memiliki kelebihan harta sehingga bisa bersedekah, sementara kami tidak." Maka Rasulullah ﷺ memberikan solusi yang menakjubkan, yaitu dengan mengajarkan dzikir tasbih, tahmid, dan takbir setelah sholat, seraya bersabda bahwa amalan tersebut memiliki pahala yang besar. Ini menunjukkan bahwa dzikir adalah sedekah bagi jiwa yang bisa dilakukan oleh siapa saja.
  4. Perlindungan dari Gangguan Setan: Dzikir adalah benteng bagi seorang mukmin. Dengan senantiasa membasahi lisan dengan asma Allah, kita membangun perisai tak kasat mata yang melindungi diri dari bisikan dan godaan setan. Terutama dengan membaca ayat-ayat perlindungan seperti Ayat Kursi dan Surat Al-Mu'awwidzatain (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) setelah sholat, kita meletakkan diri dalam penjagaan Allah hingga waktu sholat berikutnya.
  5. Jalan Menuju Surga: Rasulullah ﷺ memberikan jaminan yang luar biasa bagi siapa saja yang merutinkan bacaan Ayat Kursi setelah sholat. Dari Abu Umamah, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa membaca Ayat Kursi setiap selesai sholat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian." (HR. An-Nasa'i, dishahihkan oleh Al-Albani). Ini adalah motivasi terbesar, bahwa konsistensi dalam amalan sederhana ini dapat berbuah ganjaran abadi di surga-Nya.

Tuntunan Dzikir Langkah demi Langkah Sesuai Sunnah

Berikut adalah urutan dzikir yang disunnahkan oleh Rasulullah ﷺ, yang dapat kita amalkan setelah selesai menunaikan sholat fardhu. Rangkaian ini disusun berdasarkan hadits-hadits yang shahih, menjadi panduan yang jelas dan otentik.

Langkah 1: Istighfar (Permohonan Ampun)

Amalan pertama yang dicontohkan oleh Nabi ﷺ setelah salam adalah beristighfar sebanyak tiga kali. Ini mengandung hikmah yang mendalam; bahwa sesempurna apapun sholat kita, pasti ada kekurangan dan kelalaian di dalamnya. Maka, kita memulai dzikir dengan merendahkan diri dan memohon ampunan kepada Allah.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ

Astaghfirullah. (Dibaca 3 kali)

"Aku memohon ampun kepada Allah."

Setelah itu, dilanjutkan dengan bacaan:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.

"Ya Allah, Engkau adalah As-Salaam (Maha Pemberi Keselamatan), dan dari-Mulah keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Rabb yang memiliki keagungan dan kemuliaan."

Langkah 2: Kalimat Tauhid

Selanjutnya adalah melafalkan kalimat tauhid yang menegaskan keesaan dan kekuasaan mutlak Allah SWT. Ini adalah fondasi dari seluruh keyakinan seorang muslim.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadiir. Allahumma laa maani'a limaa a'thaita, wa laa mu'thiya limaa mana'ta, wa laa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu.

"Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (untuk menyelamatkan diri dari siksa-Mu)."

Langkah 3: Wirid Inti (Tasbih, Tahmid, Takbir)

Ini adalah bagian inti dari dzikir setelah sholat yang memiliki keutamaan luar biasa dalam menghapus dosa. Ada beberapa variasi dalam jumlah hitungan yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ, namun yang paling masyhur adalah 33 kali untuk setiap bacaan.

سُبْحَانَ اللهِ

Subhanallah (Dibaca 33 kali)

"Maha Suci Allah."

اَلْحَمْدُ لِلهِ

Alhamdulillah (Dibaca 33 kali)

"Segala puji bagi Allah."

اَللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar (Dibaca 33 kali)

"Allah Maha Besar."

Sunnahnya adalah menghitung dzikir ini dengan menggunakan ruas-ruas jari tangan kanan. Hal ini sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Jari-jemari kita akan menjadi saksi di hari kiamat atas amalan dzikir yang kita lakukan.

Langkah 4: Penggenap Seratus

Setelah menyelesaikan rangkaian tasbih, tahmid, dan takbir yang berjumlah 99, dzikir ini digenapkan menjadi 100 dengan bacaan berikut, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadiir.

"Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Langkah 5: Membaca Ayat Kursi

Ayat ke-255 dari Surat Al-Baqarah ini dikenal sebagai "Ayat Kursi" atau ayat singgasana. Ia adalah ayat paling agung dalam Al-Qur'an karena di dalamnya terkandung penjelasan yang paling lengkap mengenai sifat-sifat keesaan, kekuasaan, ilmu, dan kebesaran Allah SWT. Keutamaannya, seperti yang telah disebutkan, adalah menjadi salah satu kunci pembuka pintu surga.

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya'uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

Langkah 6: Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas

Tiga surat terakhir dalam Al-Qur'an ini memiliki keutamaan sebagai pelindung. Disunnahkan untuk membacanya masing-masing satu kali setelah sholat Dzuhur, Ashar, dan Isya. Khusus setelah sholat Subuh dan Maghrib, disunnahkan untuk membacanya masing-masing sebanyak tiga kali.

Surat Al-Ikhlas (1 kali, atau 3 kali setelah Subuh & Maghrib)

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، اللهُ الصَّمَدُ، لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

"Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Surat Al-Falaq (1 kali, atau 3 kali setelah Subuh & Maghrib)

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ، وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ، وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."

Surat An-Nas (1 kali, atau 3 kali setelah Subuh & Maghrib)

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ، مَلِكِ النَّاسِ، إِلَهِ النَّاسِ، مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ، الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ، مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia."

Menghayati Makna Dzikir: Dari Lisan ke Hati

Mengamalkan dzikir setelah sholat akan menjadi jauh lebih bermakna ketika kita tidak hanya melafalkannya di lisan, tetapi juga meresapinya dalam hati dan pikiran. Dzikir yang khusyuk bukanlah tentang kecepatan menyelesaikan hitungan, melainkan tentang kualitas kehadiran hati saat mengucapkannya.

Menyelami Samudra Makna di Setiap Kalimat

Variasi Dzikir dan Fleksibilitas dalam Sunnah

Perlu diketahui bahwa ajaran Islam memberikan kemudahan. Selain wirid 33 kali, terdapat riwayat shahih lainnya yang menyebutkan variasi hitungan dzikir setelah sholat. Mengetahui hal ini dapat membuat kita lebih fleksibel dalam beramal, terutama saat waktu terbatas.

Variasi Hitungan Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Memilih salah satu dari variasi ini, baik yang 33 kali maupun yang 10 kali, semuanya termasuk dalam koridor sunnah. Yang terpenting adalah konsistensi (istiqamah) dalam mengamalkannya.

Penutup: Menjadikan Dzikir Bagian Tak Terpisahkan

Dzikir setelah sholat adalah hadiah dari Allah yang diberikan melalui lisan Rasul-Nya. Ia adalah momen emas untuk mengisi kembali energi spiritual, membersihkan noda dosa, dan melapangkan hati. Jangan biarkan kesibukan dunia merampas kesempatan berharga ini. Luangkanlah beberapa menit untuk duduk tenang, merenung, dan memuji-Nya.

Jadikanlah amalan ini sebagai kebiasaan yang melekat, bukan sebagai beban. Mulailah dengan perlahan, pahami maknanya, dan rasakan efek positifnya dalam jiwa. InsyaAllah, dengan menjaga dzikir setelah sholat, kita tidak hanya akan mendapatkan pahala yang melimpah, tetapi juga ketenangan hidup di dunia dan jalan yang dimudahkan menuju surga-Nya di akhirat. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah untuk dapat mengamalkannya dengan istiqamah.

🏠 Kembali ke Homepage