Ilustrasi Tasbih dan Hati

Panduan Lengkap Dzikir Harian

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang serba cepat, jiwa manusia seringkali merasa lelah, hampa, dan gelisah. Kita mencari ketenangan di berbagai tempat, namun seringkali melupakan sumber ketenangan yang paling hakiki. Islam menawarkan sebuah solusi yang indah dan mendalam, sebuah amalan yang menjadi penghubung langsung antara hamba dengan Sang Pencipta: dzikir. Mengingat Allah adalah nafas bagi ruh, cahaya bagi hati, dan benteng bagi jiwa.

Dzikir harian bukanlah sekadar rutinitas mengucapkan serangkaian kalimat. Ia adalah proses menghidupkan hati, menyucikan jiwa, dan membangun kesadaran penuh akan kehadiran Allah dalam setiap detik kehidupan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28)

Ayat ini adalah janji pasti dari Allah. Di saat dunia menawarkan ketenangan semu yang cepat sirna, dzikir menawarkan ketentraman sejati yang berakar kuat di dalam hati. Artikel ini akan menjadi panduan lengkap bagi Anda untuk mengamalkan dzikir harian, mulai dari dzikir pagi, petang, hingga setelah shalat, agar hari-hari kita senantiasa diwarnai dengan keberkahan dan kedamaian.

Makna dan Keutamaan Dzikir

Secara bahasa, dzikir (ذِكْر) berarti 'mengingat' atau 'menyebut'. Dalam konteks syariat, dzikir adalah segala bentuk aktivitas lisan maupun hati yang bertujuan untuk mengingat keagungan Allah, mensucikan-Nya, memuji-Nya, dan mengesakan-Nya. Dzikir adalah ibadah yang paling mudah dilakukan, tidak terikat oleh waktu dan tempat khusus, namun memiliki ganjaran yang luar biasa besar di sisi Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang perumpamaan orang yang berdzikir dan yang tidak:

"Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabbnya dan orang yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dan orang yang mati." (HR. Bukhari)

Dzikir adalah tanda kehidupan sebuah hati. Hati yang lalai dari mengingat Allah adalah hati yang mati, kering, dan mudah terserang penyakit spiritual. Sebaliknya, hati yang basah dengan dzikir adalah hati yang subur, hidup, damai, dan kokoh. Keutamaan dzikir sangatlah banyak, di antaranya:

Dzikir Pagi (Al-Ma'tsurat Pagi)

Dzikir pagi adalah amalan yang dibaca setelah shalat Subuh hingga terbit matahari. Ia adalah perisai untuk memulai hari, memohon perlindungan, keberkahan, dan kemudahan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mengawali hari dengan mengingat-Nya akan menjadikan seluruh aktivitas kita bernilai ibadah.

1. Membaca Ayat Kursi (1 kali)

Ayat Kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an. Barangsiapa membacanya di pagi hari, ia akan dilindungi dari gangguan jin hingga petang hari.

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.

Artinya: "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar." (QS. Al-Baqarah: 255)

2. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas (3 kali)

Tiga surat ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat, yaitu surat-surat perlindungan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa membacanya tiga kali di waktu pagi dan petang akan mencukupi segala sesuatu.

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ مَلِكِ النَّاسِۙ اِلٰهِ النَّاسِۙ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Dibaca masing-masing 3 kali.

3. Sayyidul Istighfar (1 kali)

Ini adalah raja dari semua doa permohonan ampun. Keutamaannya sangat besar, barangsiapa membacanya dengan yakin di pagi hari lalu ia meninggal pada hari itu, maka ia termasuk penghuni surga.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana 'abduka, wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu, a'uudzu bika min syarri maa shana'tu, abuu-u laka bini'matika 'alayya, wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas perjanjian-Mu dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sungguh, tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau."

4. Dzikir Pembuka Hari (1 kali)

Dzikir ini adalah pernyataan tauhid dan penyerahan diri di awal hari, mengakui bahwa segala kekuasaan dan pujian hanya milik Allah.

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Ashbahnaa wa ashbahal mulku lillah, walhamdulillah, laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir. Rabbi as-aluka khaira maa fii haadzal yaum wa khaira maa ba'dahu, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzal yaum wa syarri maa ba'dahu. Rabbi a'uudzu bika minal kasali wa suu-il kibar. Rabbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin naari wa 'adzaabin fil qabri.

Artinya: "Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa di neraka dan siksa di dalam kubur."

5. Dzikir Perlindungan dari Segala Mudharat (3 kali)

Sebuah dzikir singkat namun penuh kekuatan. Barangsiapa membacanya 3 kali di pagi hari, tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakannya hingga petang.

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bismillahilladzi laa yadhurru ma'asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa-i wa huwas samii'ul 'aliim.

Artinya: "Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang dapat memberi mudharat di bumi dan di langit. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

6. Dzikir Keridhaan (3 kali)

Pernyataan ridha kepada Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi, akan mendatangkan keridhaan Allah pada hari kiamat.

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Radhiitu billaahi rabbaa, wa bil islaami diinaa, wa bimuhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama nabiyyaa.

Artinya: "Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai Nabiku."

7. Dzikir Tasbih yang Agung (3 kali)

Tasbih ini memiliki bobot pahala yang sangat besar, sebanding dengan berdzikir dari pagi hingga waktu dhuha. Nilainya sebanyak jumlah ciptaan-Nya, keridhaan-Nya, berat 'Arsy-Nya, dan tinta kalimat-Nya.

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

Subhanallahi wa bihamdih, 'adada khalqih, wa ridhaa nafsih, wa zinata 'arsyih, wa midaada kalimaatih.

Artinya: "Maha Suci Allah, aku memuji-Nya sebanyak jumlah makhluk-Nya, sesuai keridhaan diri-Nya, seberat timbangan 'Arsy-Nya, dan sebanyak tinta kalimat-Nya."

8. Dzikir Tauhid dan Pahala (10 atau 100 kali)

Membaca dzikir ini 100 kali dalam sehari pahalanya seperti memerdekakan 10 budak, dicatat 100 kebaikan, dihapus 100 kesalahan, dan menjadi pelindung dari setan. Membacanya 10 kali di pagi hari juga memiliki keutamaan yang besar.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

Artinya: "Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Dzikir Petang (Al-Ma'tsurat Petang)

Dzikir petang dibaca setelah shalat Ashar hingga terbenam matahari. Amalan ini menjadi penutup hari, memohon ampunan atas segala khilaf yang terjadi sepanjang hari, serta memohon perlindungan untuk malam yang akan datang.

Bacaan dzikir petang sebagian besar sama dengan dzikir pagi, hanya mengubah beberapa kata untuk menyesuaikan waktunya. Misalnya, kata "أَصْبَحْنَا" (kami memasuki waktu pagi) diganti dengan "أَمْسَيْنَا" (kami memasuki waktu petang).

1. Membaca Ayat Kursi (1 kali)

Barangsiapa membacanya di petang hari, ia akan dilindungi dari gangguan jin hingga pagi hari.

2. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas (3 kali)

Dibaca kembali di waktu petang untuk perlindungan sepanjang malam.

3. Sayyidul Istighfar (1 kali)

Barangsiapa membacanya dengan yakin di petang hari lalu ia meninggal pada malam itu, maka ia termasuk penghuni surga.

4. Dzikir Penutup Hari (1 kali)

Adaptasi dari dzikir pembuka hari, sebagai bentuk penyerahan diri di waktu senja.

أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Amsainaa wa amsal mulku lillah, walhamdulillah, laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir. Rabbi as-aluka khaira maa fii haadzihil lailah wa khaira maa ba'dahaa, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzihil lailah wa syarri maa ba'dahaa. Rabbi a'uudzu bika minal kasali wa suu-il kibar. Rabbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin naari wa 'adzaabin fil qabri.

Artinya: "Kami telah memasuki waktu petang dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa di neraka dan siksa di dalam kubur."

5. Dzikir Perlindungan dari Segala Mudharat (3 kali)

Dibaca kembali 3 kali di waktu petang untuk perlindungan sempurna hingga pagi menjelang.

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

6. Dzikir Perlindungan dari Kejahatan Makhluk (3 kali)

Dzikir ini sangat dianjurkan dibaca saat memasuki waktu malam atau saat berada di tempat asing untuk memohon perlindungan Allah.

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

A'uudzu bikalimaatillaahit taammaati min syarri maa khalaq.

Artinya: "Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya."

Dzikir Setelah Shalat Fardhu

Setelah menunaikan shalat fardhu, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak pergi. Duduk sejenak untuk berdzikir adalah salah satu amalan yang sangat dicintai Allah. Waktu setelah shalat adalah waktu yang mustajab untuk berdoa, dan dzikir adalah pembuka terbaik untuk doa-doa kita.

1. Istighfar (3 kali)

Hal pertama yang diucapkan setelah salam adalah memohon ampunan. Ini sebagai tanda kerendahan hati kita, mengakui bahwa shalat yang kita kerjakan mungkin masih jauh dari sempurna.

أَسْتَغْفِرُ الله

Astaghfirullah.

Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah."

2. Doa Pujian dan Keselamatan

Setelah istighfar, dilanjutkan dengan pujian kepada Allah sebagai sumber segala kedamaian dan keberkahan.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.

Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah As-Salaam (Maha Pemberi Keselamatan), dan dari-Mu lah keselamatan. Maha Berkah Engkau, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan."

3. Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Ini adalah wirid yang paling masyhur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa barangsiapa yang membacanya, dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.

سُبْحَانَ اللهِ

Subhanallah (Maha Suci Allah)

Dibaca 33 kali.


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ

Alhamdulillah (Segala Puji bagi Allah)

Dibaca 33 kali.


اَللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar (Allah Maha Besar)

Dibaca 33 kali.

4. Penutup dengan Kalimat Tauhid

Untuk menggenapkan hitungan menjadi 100, rangkaian dzikir di atas ditutup dengan kalimat tauhid berikut.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

Artinya: "Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

5. Membaca Ayat Kursi dan Al-Mu'awwidzat

Dianjurkan juga untuk membaca Ayat Kursi (sekali) setelah setiap shalat fardhu. Keutamaannya, tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian. Dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas (masing-masing sekali). Khusus setelah shalat Subuh dan Maghrib, ketiganya dibaca sebanyak tiga kali.

Menjadikan Dzikir Sebagai Gaya Hidup

Selain dzikir yang terikat waktu (muqayyad) seperti dzikir pagi, petang, dan setelah shalat, seorang muslim dianjurkan untuk senantiasa membasahi lisannya dengan dzikir mutlak (tidak terikat waktu) di setiap kesempatan. Di saat berjalan, bekerja, berkendara, atau bahkan beristirahat, lisan bisa terus berdzikir.

Beberapa dzikir ringan yang bisa menjadi sahabat harian kita:

Kunci utama agar dzikir menjadi efektif adalah kehadiran hati (khusyu'). Cobalah untuk tidak hanya mengucapkannya di lisan, tetapi juga merenungkan maknanya di dalam hati. Pahami setiap kalimat pujian, permohonan, dan pengagungan yang kita ucapkan. Dengan konsistensi (istiqomah) dan kehadiran hati, dzikir akan berubah dari sekadar rutinitas menjadi sebuah kebutuhan jiwa, sumber kekuatan, dan penyejuk kalbu yang tiada tara.

Jadikanlah dzikir sebagai nafas kehidupan, maka Allah akan menjadikan ketenangan sebagai pakaian bagi jiwa kita. Semoga Allah senantiasa membimbing lisan dan hati kita untuk selalu mengingat-Nya.

🏠 Kembali ke Homepage