Dalam menjalani kehidupan, interaksi dengan sesama manusia adalah sebuah keniscayaan. Kita bertemu dengan berbagai macam karakter dan kepribadian. Sebagian besar membawa kebaikan, tawa, dan pelajaran berharga. Namun, tak dapat dipungkiri, terkadang kita dihadapkan pada individu-individu yang memiliki niat buruk, hati yang pendengki, lisan yang tajam, atau perbuatan yang zalim. Ancaman ini bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari fitnah yang merusak nama baik, hasad yang menghalangi rezeki, hingga kejahatan fisik yang mengancam keselamatan jiwa dan raga.
Menghadapi situasi semacam ini tentu menimbulkan kegelisahan, ketakutan, dan kekhawatiran yang mendalam. Sebagai manusia biasa, kita memiliki keterbatasan dalam menjaga diri. Kita tidak pernah tahu apa yang tersembunyi di dalam hati seseorang atau rencana apa yang mereka susun di belakang kita. Di sinilah letak pentingnya sandaran spiritual. Sebagai seorang hamba yang beriman, senjata terkuat dan perisai paling kokoh yang kita miliki adalah doa. Doa adalah jembatan komunikasi langsung dengan Sang Maha Pelindung, Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang genggaman-Nya meliputi segala sesuatu dan pengetahuan-Nya menembus apa yang tersembunyi.
Memahami Hakikat Perlindungan Melalui Doa
Sebelum kita menyelami lafadz-lafadz doa perlindungan, sangat penting untuk memahami filosofi di baliknya. Mengapa doa menjadi begitu krusial? Karena doa adalah pengakuan akan kelemahan diri dan pengakuan akan kemahakuatan Allah. Ketika kita mengangkat tangan dan memohon, kita sedang menyatakan, "Ya Allah, aku lemah dan tidak berdaya tanpa pertolongan-Mu. Aku tidak mampu melindungi diriku sendiri dari kejahatan yang tidak aku ketahui. Hanya Engkau-lah sebaik-baik Penjaga dan Pelindung."
Sikap tawadhu' (rendah hati) inilah yang mengundang datangnya rahmat dan pertolongan Allah. Doa bukan sekadar ritual mengucapkan kata-kata, melainkan sebuah dialog jiwa yang penuh keyakinan (yakin). Keyakinan bahwa setiap permohonan didengar, setiap kegelisahan dipahami, dan setiap kejahatan dapat ditangkal atas izin-Nya. Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu'." (QS. Ghafir: 60). Ayat ini adalah jaminan mutlak bahwa pintu pertolongan selalu terbuka bagi mereka yang mau mengetuknya melalui doa.
Perlindungan yang datang melalui doa bekerja dengan cara yang terkadang tidak kita sadari. Bisa jadi Allah memalingkan niat jahat seseorang dari kita, atau menciptakan situasi yang membuat rencana buruk mereka gagal total. Bisa jadi pula Allah memberikan kita ilham dan kekuatan untuk menghadapi orang tersebut dengan bijaksana, atau bahkan melembutkan hati orang yang membenci kita. Inilah keajaiban doa; ia bekerja di ranah gaib yang tidak terjangkau oleh logika manusia, diatur langsung oleh Sang Sutradara Kehidupan.
Kumpulan Doa Mustajab untuk Terhindar dari Orang Jahat
Berikut adalah beberapa doa yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang dapat menjadi benteng kita dari segala bentuk kejahatan manusia. Amalkan dengan hati yang khusyuk, penuh pengharapan, dan keyakinan penuh akan pertolongan Allah.
1. Doa Nabi Musa 'alaihissalam Saat Menghadapi Firaun
Doa ini dipanjatkan oleh Nabi Musa 'alaihissalam ketika beliau berhadapan dengan Firaun dan kaumnya yang zalim. Ini adalah doa yang sangat kuat untuk memohon keselamatan dari orang-orang yang menindas dan berbuat aniaya.
رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Rabbi najjinī minal-qaumiẓ-ẓālimīn.
Artinya: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim." (QS. Al-Qasas: 21)
Makna dan Penjelasan:
Doa ini singkat, padat, namun memiliki makna yang sangat dalam. Kata "Rabbi" (Ya Tuhanku) adalah panggilan yang menunjukkan kedekatan dan kepasrahan total. "Najjinī" berarti selamatkanlah aku, bebaskanlah aku, atau luputkanlah aku. Ini bukan hanya permohonan keselamatan fisik, tetapi juga keselamatan iman, kehormatan, dan ketenangan jiwa. "Minal-qaumiẓ-ẓālimīn" (dari kaum yang zalim) mencakup segala bentuk kezaliman: penindasan, fitnah, perampasan hak, intimidasi, dan segala perbuatan yang melampaui batas. Dengan membaca doa ini, kita menyerahkan urusan kita kepada Allah untuk melindungi kita dari segala dampak buruk yang mungkin ditimbulkan oleh orang-orang zalim di sekitar kita, baik di lingkungan kerja, keluarga, maupun masyarakat luas.
2. Doa Perlindungan dari Kejahatan Makhluk
Ini adalah doa perlindungan yang sangat komprehensif yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda bahwa barangsiapa yang membacanya tiga kali di waktu petang, maka ia tidak akan diganggu oleh sengatan hewan berbisa pada malam itu. Para ulama menjelaskan bahwa faedahnya mencakup perlindungan dari segala kejahatan makhluk, termasuk manusia.
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
A'ūdzu bikalimātillāhit-tāmmāti min syarri mā khalaq.
Artinya: "Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan."
Makna dan Penjelasan:
"Kalimat-kalimat Allah yang sempurna" bisa merujuk pada Al-Qur'an, sifat-sifat-Nya, atau takdir-Nya yang penuh keadilan dan hikmah. Kita berlindung dengan sesuatu yang Maha Sempurna dan tidak memiliki cacat sedikit pun. "Min syarri mā khalaq" (dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan) memiliki cakupan yang sangat luas. Ini termasuk kejahatan manusia (hasad, dengki, sihir, fitnah), kejahatan jin dan setan, kejahatan hewan buas dan berbisa, hingga kejahatan dari hal-hal yang tidak terlihat. Doa ini adalah deklarasi bahwa tidak ada tempat berlindung yang lebih aman selain kepada Allah dari segala potensi bahaya yang ada di alam semesta ini.
3. Doa Memohon Perlindungan dari Hati yang Tidak Khusyuk dan Kejahatan Diri
Terkadang, sumber kejahatan bukan hanya dari luar, tetapi juga dari dalam diri kita sendiri. Doa ini memohon perlindungan secara menyeluruh, baik dari faktor eksternal maupun internal.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
Allāhumma innī a'ūdzu bika min 'ilmin lā yanfa', wa min qalbin lā yakhsya', wa min nafsin lā tasyba', wa min da'watin lā yustajābu lahā.
Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan."
Makna dan Penjelasan:
Meskipun secara eksplisit tidak menyebutkan "orang jahat", doa ini sangat relevan. Seseorang menjadi jahat karena hatinya tidak khusyuk kepada Allah, jiwanya tidak pernah puas (serakah, tamak), dan ilmunya tidak bermanfaat yang justru digunakan untuk menipu dan merugikan orang lain. Dengan memohon perlindungan dari sifat-sifat buruk ini untuk diri kita sendiri, kita sedang membangun benteng internal. Ketika hati kita khusyuk dan jiwa kita merasa cukup (qana'ah), kita akan lebih tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh perbuatan orang lain. Kita juga memohon agar doa-doa kita, termasuk doa perlindungan, dikabulkan oleh Allah.
4. Ayat Kursi: Ayat Teragung sebagai Perisai Gaib
Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255) dikenal sebagai ayat teragung di dalam Al-Qur'an. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa siapa yang membacanya setelah shalat fardhu, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian. Siapa yang membacanya sebelum tidur, maka ia akan senantiasa dalam penjagaan Allah dan setan tidak akan mendekatinya hingga pagi.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.
Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan не tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Makna dan Penjelasan:
Ayat Kursi adalah deklarasi keagungan, kekuasaan, dan ilmu Allah yang mutlak. Dengan membacanya, kita seolah-olah melapisi diri kita dengan kesadaran penuh bahwa kita berada di bawah pengawasan dan perlindungan Dzat yang tidak pernah lalai, tidak pernah tidur, dan kekuasaan-Nya meliputi segala sesuatu. Bagaimana mungkin kejahatan sekecil apa pun dari seorang makhluk bisa menimpa kita jika kita berada dalam lindungan Sang Pencipta makhluk itu sendiri? Merenungi setiap frasa dalam Ayat Kursi akan menumbuhkan ketenangan luar biasa di dalam hati dan menepis segala rasa takut terhadap ancaman manusia.
5. Al-Mu'awwidzatain: Dua Surat Perlindungan
Surat Al-Falaq dan An-Nas disebut sebagai Al-Mu'awwidzatain (dua surat perlindungan). Keduanya diturunkan secara khusus sebagai doa untuk memohon perlindungan dari berbagai macam kejahatan yang terlihat maupun tidak terlihat.
Surat Al-Falaq (QS. 113)
Memohon perlindungan dari kejahatan makhluk secara umum, kejahatan malam yang gelap gulita, kejahatan tukang sihir, dan kejahatan orang yang hasad (dengki).Surat An-Nas (QS. 114)
Memohon perlindungan kepada Raja, Sembahan, dan Tuhan manusia dari kejahatan bisikan setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari kalangan jin dan manusia.
Makna dan Penjelasan:
Membaca kedua surat ini, ditambah dengan Surat Al-Ikhlas, sebanyak tiga kali di waktu pagi dan petang, adalah amalan yang dicontohkan Rasulullah sebagai perlindungan yang mencukupi untuk hari itu. Surat Al-Falaq secara spesifik menyebut "kejahatan pendengki ketika ia dengki". Ini sangat relevan karena banyak kejahatan manusia berakar dari rasa hasad. Sementara Surat An-Nas melindungi kita dari "waswas" atau bisikan jahat, baik dari setan maupun dari manusia yang berperan seperti setan, yang mencoba mempengaruhi pikiran kita untuk berbuat buruk atau merasa cemas dan takut.
6. Doa Saat Berhadapan dengan Musuh atau Penguasa Zalim
Doa ini sangat dianjurkan untuk dibaca ketika kita merasa terancam, terintimidasi, atau akan berhadapan langsung dengan seseorang yang kita khawatirkan kejahatannya.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُورِهِمْ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرُورِهِمْ
Allāhumma innā naj'aluka fī nuhūrihim, wa na'ūdzu bika min syurūrihim.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya kami menjadikan Engkau di leher mereka (agar kekuatan mereka tidak berdaya saat berhadapan dengan kami) dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka."
Makna dan Penjelasan:
Ungkapan "menjadikan Engkau di leher mereka" adalah kiasan yang sangat kuat dalam bahasa Arab. Artinya, kita memohon agar Allah menjadi penghalang utama antara kita dan mereka. Seolah-olah kita menempatkan kekuatan Allah tepat di hadapan mereka sehingga segala niat dan tindakan jahat mereka menjadi lumpuh dan tidak sampai kepada kita. Ini adalah doa penyerahan diri total, di mana kita mengakui bahwa hanya Allah yang mampu menahan dan mengalahkan kekuatan musuh, seberapapun besar dan menakutkannya mereka di mata kita.
Ikhtiar Lahiriah: Upaya Nyata di Samping Doa
Doa adalah senjata spiritual, namun Islam mengajarkan keseimbangan antara tawakal dan ikhtiar. Tawakal adalah berserah diri kepada Allah, sementara ikhtiar adalah usaha maksimal yang kita lakukan sebagai manusia. Mengandalkan doa saja tanpa melakukan upaya nyata adalah sikap yang kurang tepat. Berikut adalah beberapa ikhtiar lahiriah yang perlu menyertai doa-doa kita:
- Berperilaku Baik (Akhlakul Karimah): Cara terbaik untuk terhindar dari musuh adalah dengan tidak menciptakan musuh. Jagalah lisan dari perkataan yang menyakitkan, jagalah tangan dari perbuatan yang merugikan, dan perlakukan semua orang dengan hormat dan adil. Seringkali, kebaikan dapat melunakkan hati yang keras.
- Waspada dan Tidak Mudah Percaya: Tetaplah bersikap waspada, terutama terhadap orang yang baru dikenal atau yang memiliki rekam jejak kurang baik. Jangan mudah membagikan informasi pribadi atau rahasia yang bisa disalahgunakan. Sikap hati-hati bukanlah su'udzon (buruk sangka), melainkan bentuk kehati-hatian yang dianjurkan.
- Menjaga Batasan yang Sehat: Jika Anda mengidentifikasi seseorang sebagai "toxic" atau berpotensi membahayakan, jangan ragu untuk menjaga jarak. Membatasi interaksi bukan berarti memutus silaturahmi, tetapi melindungi kesehatan mental dan fisik Anda dari pengaruh negatif.
- Menjadi Orang yang Bermanfaat: Ketika kita banyak memberi manfaat kepada orang lain, secara otomatis kita akan dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai dan siap membela kita. Kebaikan yang kita tanam akan menjadi perisai sosial yang melindungi kita.
- Memperbanyak Sedekah: Sedekah memiliki kekuatan luar biasa untuk menolak bala dan bencana. Dengan bersedekah, kita memohon kepada Allah agar harta yang kita keluarkan menjadi penebus bagi keselamatan diri kita dari berbagai macam marabahaya, termasuk kejahatan orang lain.
- Jangan Membalas Kejahatan dengan Kejahatan: Meskipun sulit, membalas keburukan dengan kebaikan adalah tingkat keimanan yang tinggi. Allah berfirman, "Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia." (QS. Fussilat: 34).
Penutup: Ketenangan dalam Lindungan-Nya
Menghadapi ancaman dari orang jahat adalah salah satu ujian dalam kehidupan. Namun, ujian ini tidak seharusnya membuat kita hidup dalam ketakutan dan keputusasaan. Allah, Sang Maha Pelindung, telah memberikan kita perangkat yang lengkap: doa sebagai senjata langit dan akal untuk berikhtiar di bumi. Padukan keduanya dengan keyakinan yang kokoh.
Setiap kali rasa cemas dan takut menghampiri, segeralah berwudhu, hamparkan sajadah, dan adukan segalanya kepada-Nya. Bacalah doa-doa di atas dengan penuh penghayatan. Rasakan bagaimana setiap kata yang terucap membangun benteng tak kasat mata di sekeliling Anda. Ingatlah selalu bahwa tidak ada satu pun kekuatan di muka bumi ini yang dapat mencelakai Anda jika Allah tidak mengizinkannya. Sebaliknya, tidak ada yang bisa melindungi Anda jika Allah berkehendak lain.
Dengan memegang teguh tali Allah melalui doa dan ikhtiar, hati akan menjadi tenang, langkah akan menjadi mantap, dan jiwa akan senantiasa merasa aman dalam dekapan perlindungan-Nya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa menjaga kita semua dari kejahatan orang-orang yang zalim, hasad, dan berniat buruk. Aamiin ya Rabbal 'alamin.