Ilustrasi tangan berdoa di bawah bulan sabit dan kubah masjid

Memaknai Doa Setelah Tarawih: Jembatan Hati Menuju Ilahi

Bulan suci Ramadan adalah anugerah terindah bagi umat Islam. Setiap detiknya adalah kesempatan untuk meraih ampunan, setiap nafasnya berpotensi menjadi zikir, dan setiap ibadahnya dilipatgandakan pahalanya. Salah satu ibadah yang menjadi ikon kemuliaan malam-malam Ramadan adalah sholat Tarawih. Sholat sunnah muakkadah ini menjadi magnet yang menarik kaum muslimin untuk meramaikan masjid, bersimpuh dalam barisan yang rapat, dan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Namun, keistimewaan Tarawih tidak berhenti pada salam terakhir. Momen setelahnya, yaitu saat seluruh jamaah menengadahkan tangan dan memanjatkan doa, adalah puncak dari kekhusyukan dan pengharapan. Doa setelah Tarawih, yang sering dikenal dengan sebutan Doa Kamilin, bukanlah sekadar ritual penutup. Ia adalah sebuah monolog jiwa, sebuah curahan hati seorang hamba kepada Sang Khaliq, merangkum segala harapan, ketakutan, dan rasa syukur setelah diberikan kesempatan untuk beribadah.

Artikel ini akan mengupas secara mendalam tentang doa setelah Tarawih, mulai dari bacaan lengkap dalam tulisan Arab, transliterasi Latin untuk kemudahan, hingga terjemahan dan penjelasan makna yang terkandung di dalamnya. Mari kita selami bersama untaian kata penuh makna ini, agar doa yang kita panjatkan tidak hanya terucap di lisan, tetapi juga meresap hingga ke sanubari.

Bacaan Lengkap Doa Setelah Tarawih (Doa Kamilin)

Doa ini merupakan doa yang masyhur dan umum dibaca oleh para imam setelah menyelesaikan rangkaian sholat Tarawih dan sebelum atau sesudah sholat Witir. Doa ini disebut "Doa Kamilin" karena di dalamnya terdapat permohonan untuk dijadikan insan yang sempurna (kamil) dalam berbagai aspek keimanan dan kehidupan.

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولٰئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُบَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Allahummaj'alnaa bil iimaani kaamiliin. Wa lil faraa'idhi mu'addiin. Wa lish-shalaati haafizhiin. Wa liz-zakaati faa'iliin. Wa limaa 'indaka thaalibiin. Wa li'afwika raajiin. Wa bil-hudaa mutamassikiin. Wa 'anil laghwi mu'ridhiin. Wa fid-dunyaa zaahidiin. Wa fil aakhirati raaghibiin. Wa bil-qadhaa'i raadhiin. Wa lin na'maa'i syaakiriin. Wa 'alal balaa'i shaabiriin. Wa tahta liwaa'i sayyidinaa muhammadin shallallaahu 'alaihi wasallam yaumal qiyaamati saa'iriin. Wa 'alal hawdhi waaridiin. Wa ilal jannati daakhiliin. Wa minan naari naajiin. Wa 'alaa sariiril karaamati qaa'idiin. Wa bihuurin 'iinin mutazawwijiin. Wa min sundusin wa istabraqin wadiibaajin mutalabbisiin. Wa min tha'aamil jannati aakiliin. Wa min labanin wa 'asalin mushaffan syaaribiin. Bi akwaabin wa abaariiqa wa ka'sin min ma'iin. Ma'alladziina an'amta 'alaihim minan nabiyyiina wash shiddiiqiina wasy syuhadaa'i wash shaalihiin. Wa hasuna ulaa'ika rafiiqaa. Dzaalikal fadhlu minallaahi wa kafaa billaahi 'aliimaa. Allahummaj'alnaa fii haadzihil laylatisy syahrisy syariifatil mubaarakati minas su'adaa'il maqbuuliin. Wa laa taj'alnaa minal asyqiyaa'il marduudiin. Wa sallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa aalihi wa shahbihi ajma'iin. Birahmatika yaa arhamar raahimiin. Walhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin.

Artinya: "Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang menunaikan kewajiban-kewajiban, yang memelihara sholat, yang menunaikan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang teguh pada petunjuk-Mu, yang berpaling dari hal-hal yang sia-sia, yang zuhud (sederhana) di dunia, yang berhasrat (mendapatkan) akhirat, yang ridha dengan takdir-Mu, yang mensyukuri nikmat-nikmat-Mu, yang sabar atas cobaan-cobaan, dan yang berjalan di bawah panji junjungan kami Nabi Muhammad ﷺ pada hari kiamat.

(Jadikanlah kami) orang-orang yang sampai ke telaga (Al-Kautsar), yang masuk ke dalam surga, yang diselamatkan dari api neraka, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah dengan bidadari-bidadari yang jelita, yang mengenakan pakaian dari sutra halus dan tebal, yang memakan makanan surga, yang meminum dari susu dan madu yang murni dengan gelas, cerek, dan piala dari sumber yang mengalir.

Bersama orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, yaitu para nabi, para shiddiqin (orang-orang yang benar), para syuhada (orang-orang yang mati syahid), dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Demikianlah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah yang Maha Mengetahui.

Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan penuh berkah ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima (amalannya), dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang celaka dan ditolak (amalannya). Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. Dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."

Menyelami Samudra Makna dalam Doa Kamilin

Doa ini bukanlah sekadar daftar permintaan. Setiap kalimatnya merupakan cerminan dari cita-cita tertinggi seorang muslim. Mari kita bedah makna yang terkandung di dalamnya bait demi bait.

Bagian 1: Fondasi Keimanan dan Ketaatan

Doa ini dimulai dengan permohonan yang paling fundamental, yaitu kesempurnaan iman dan ketaatan dalam menjalankan rukun Islam.

Bagian 2: Orientasi Hidup dan Akhlak Mulia

Bagian kedua dari doa ini mengarahkan orientasi hidup kita dari dunia menuju akhirat, serta memohon karunia akhlak yang terpuji.

Bagian 3: Harapan di Hari Akhir

Setelah memohon kesempurnaan hidup di dunia, doa ini beralih pada harapan-harapan agung di hari kiamat dan di akhirat kelak.

"Imajinasi kita diajak untuk terbang melintasi batas waktu, membayangkan keindahan dan kemuliaan yang Allah janjikan bagi hamba-hamba-Nya yang taat."

Bagian 4: Bersama Orang-Orang Terbaik

Puncak dari kenikmatan surga bukanlah pada materi, melainkan pada kebersamaan. Doa ini ditutup dengan permohonan untuk dikumpulkan bersama golongan manusia terbaik.

Bagian 5: Penutup dan Harapan di Malam Ramadan

Doa ini diakhiri dengan permohonan khusus yang sangat relevan dengan momen Ramadan.

Keutamaan dan Adab Berdoa Setelah Tarawih

Mengapa berdoa setelah ibadah seperti sholat Tarawih menjadi begitu penting dan mustajab? Ada beberapa alasan yang mendasarinya:

  1. Momen Dekat dengan Allah: Setelah menunaikan sholat, seorang hamba berada dalam kondisi yang sangat dekat dengan Rabb-nya. Hati menjadi lebih lembut, jiwa lebih tenang, dan koneksi spiritual sedang berada di puncaknya. Ini adalah waktu emas untuk memanjatkan doa.
  2. Bertawasul dengan Amal Shalih: Berdoa setelah melakukan amal shalih (dalam hal ini sholat Tarawih) adalah salah satu bentuk tawasul yang dianjurkan. Kita seolah-olah berkata, "Ya Allah, dengan rahmat-Mu yang telah memberiku kekuatan untuk sholat ini, kabulkanlah permohonanku."
  3. Menyempurnakan Ibadah: Tidak ada ibadah manusia yang sempurna. Pasti ada kekurangan, kelalaian, atau pikiran yang melayang saat sholat. Doa dan istighfar setelahnya berfungsi untuk menambal kekurangan tersebut, memohon agar Allah menerima ibadah kita dengan segala keterbatasannya.
  4. Waktu Penuh Berkah: Malam-malam Ramadan adalah waktu yang dipenuhi berkah dan rahmat. Pintu-pintu langit dibuka, doa-doa diijabah, dan ampunan Allah dilimpahkan. Memanfaatkan momen ini untuk berdoa adalah sebuah kecerdasan spiritual.

Untuk memaksimalkan potensi terkabulnya doa, perhatikan pula adab-adab berikut:

Doa-Doa Lain yang Dianjurkan

Selain Doa Kamilin, ada banyak doa lain yang bisa dipanjatkan setelah Tarawih atau saat sholat Witir, terutama pada sepertiga malam terakhir. Di antaranya:

Doa Memohon Ampunan (Sayyidul Istighfar)

Ini adalah raja dari segala istighfar, sangat baik dibaca kapan pun, termasuk setelah Tarawih.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas janji-Mu dan ikrar-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu atasku, dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sungguh, tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau."

Doa Sapu Jagat

Doa singkat namun mencakup semua kebaikan dunia dan akhirat.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka."

Doa Khusus Malam Lailatul Qadar

Ketika memasuki sepuluh malam terakhir Ramadan, perbanyaklah membaca doa ini, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah ﷺ kepada Aisyah RA.

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai kemaafan, maka maafkanlah aku."

Penutup: Jadikan Doa Sebagai Napas Kehidupan

Doa setelah sholat Tarawih adalah momen berharga yang merangkum esensi dari ibadah di bulan Ramadan. Ia mengajarkan kita untuk memiliki cita-cita yang tinggi, tidak hanya untuk kebaikan dunia, tetapi yang lebih utama adalah kemuliaan abadi di akhirat. Ia mengingatkan kita akan hakikat diri sebagai hamba yang lemah, yang senantiasa membutuhkan pertolongan, ampunan, dan petunjuk dari Allah SWT.

Marilah kita manfaatkan setiap malam Ramadan untuk tidak hanya mendirikan Tarawih, tetapi juga menghayati setiap untaian doa yang kita panjatkan setelahnya. Ucapkanlah dengan lisan, resapi dengan hati, dan iringi dengan keyakinan. Semoga Allah SWT menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang sempurna imannya, diterima amalnya, dan dikabulkan segala doa-doanya. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

🏠 Kembali ke Homepage