Dalam setiap gerakan dan bacaan sholat, terhampar samudra hikmah dan keutamaan. Sholat bukan sekadar rutinitas penggugur kewajiban, melainkan sebuah perjalanan spiritual, sebuah mi'raj bagi orang beriman. Di antara sekian banyak momen agung dalam sholat, ada satu waktu yang seringkali terlewatkan keistimewaannya, yaitu beberapa saat setelah selesai membaca tahiyat akhir dan shalawat, namun sebelum mengucapkan salam penutup. Momen singkat ini adalah salah satu waktu paling mustajab untuk berdoa, sebuah "jendela langit" yang terbuka lebar bagi hamba untuk memanjatkan permohonan, keluh kesah, dan harapan kepada Rabb-nya.
Inilah yang dikenal sebagai waktu untuk memanjatkan doa setelah tahiyat akhir sebelum salam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hanya mencontohkannya, tetapi juga mengajarkan secara spesifik doa-doa perlindungan yang luar biasa penting. Doa ini bukan sekadar tambahan, melainkan sebuah perisai spiritual yang memohon proteksi dari empat fitnah dan azab terbesar yang dapat menimpa seorang manusia, baik di dunia, di alam kubur, maupun di akhirat kelak. Memahami, menghafalkan, dan merutinkan doa ini adalah wujud kesadaran seorang hamba akan kelemahannya dan kebutuhannya yang mutlak terhadap pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Keutamaan Waktu Sebelum Salam: Pintu Mustajab yang Terbuka
Mengapa waktu ini begitu istimewa? Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa setelah seorang hamba memuji Allah (dalam tahiyat) dan bershalawat kepada Nabi-Nya, maka itu adalah momen yang paling layak untuk memanjatkan doa. Ini adalah adab berdoa yang sempurna: memulai dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Rasulullah. Dengan menyempurnakan pujian dan sanjungan ini di akhir sholat, seorang hamba berada dalam kondisi spiritual terbaiknya untuk memohon.
Hadis dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menguatkan hal ini. Setelah mengajarkan tasyahud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Kemudian hendaklah ia memilih doa yang paling ia sukai, lalu ia berdoa dengan doa tersebut." (HR. Bukhari dan Muslim)
Kalimat "memilih doa yang paling ia sukai" menunjukkan betapa luasnya pintu ampunan dan rahmat Allah pada saat itu. Seorang hamba diberi keleluasaan untuk memohon apa saja dari kebaikan dunia dan akhirat. Baik itu permohonan ampunan, permintaan rezeki, kesembuhan dari penyakit, keteguhan iman, hingga kebahagiaan keluarga. Ini adalah momen intim antara hamba dengan Sang Pencipta, tepat sebelum ia mengakhiri dialog sucinya dalam sholat.
Doa Perlindungan Utama: Perisai dari Empat Perkara Mengerikan
Di antara sekian banyak doa yang bisa dipanjatkan, ada satu doa yang sangat ditekankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Doa ini begitu pentingnya, hingga sebagian ulama ada yang berpendapat hukumnya wajib. Doa ini adalah permohonan perlindungan dari empat perkara besar yang menjadi sumber segala ketakutan dan penderitaan bagi seorang mukmin.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kalian telah selesai dari tasyahud akhir (sebelum salam), hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara: (1) azab neraka Jahannam, (2) azab kubur, (3) fitnah kehidupan dan kematian, dan (4) keburukan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal." (HR. Muslim)
Mari kita bedah satu per satu makna mendalam dari setiap permohonan perlindungan ini.
1. Perlindungan dari Azab Neraka Jahannam (مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ)
Permohonan pertama adalah meminta perlindungan dari azab Jahannam. Ini ditempatkan di urutan pertama karena ia adalah puncak dari segala penderitaan dan kesengsaraan abadi. Neraka bukanlah tempat yang bisa dibayangkan kengeriannya. Al-Qur'an dan hadis menggambarkannya sebagai tempat dengan siksaan yang tak pernah berhenti, di mana bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan. Panasnya berkali-kali lipat dari api terpanas di dunia, minumannya adalah nanah mendidih, dan makanannya adalah pohon Zaqqum yang pahit dan membakar perut.
Meminta perlindungan dari Jahannam di setiap akhir sholat adalah pengingat konstan akan tujuan akhir kita. Ini menumbuhkan rasa takut (khauf) kepada Allah, yang kemudian mendorong kita untuk menjauhi maksiat dan bersemangat dalam ketaatan. Kita menyadari bahwa segala amal ibadah kita mungkin tidak cukup untuk menyelamatkan kita tanpa rahmat Allah. Oleh karena itu, kita merendahkan diri, mengakui kelemahan, dan memohon dengan sangat agar Allah, dengan kasih sayang-Nya, menjauhkan kita dari kengerian abadi tersebut. Ini adalah deklarasi bahwa keselamatan hakiki hanya datang dari Allah semata.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ
Allahumma inni a'udzu bika min 'adzabi jahannam...
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab neraka Jahannam..."
Permohonan ini juga mencerminkan pemahaman kita bahwa sholat yang kita kerjakan adalah salah satu wasilah (sarana) utama untuk terbebas dari api neraka. Dengan menyempurnakan sholat dan menutupnya dengan doa ini, kita berharap agar sholat kita diterima dan menjadi benteng yang kokoh antara diri kita dan Jahannam.
2. Perlindungan dari Azab Kubur (وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ)
Permohonan kedua adalah perlindungan dari azab kubur. Alam kubur (barzakh) adalah fase pertama dari kehidupan akhirat. Ia adalah gerbang yang akan dilalui setiap jiwa setelah kematian. Kenikmatan atau siksaan di dalamnya adalah nyata dan merupakan bagian dari akidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seringkali mengingatkan para sahabat tentang dahsyatnya alam kubur.
Azab kubur meliputi himpitan kubur yang meremukkan tulang belulang, pertanyaan dari dua malaikat Munkar dan Nakir yang menentukan, serta siksaan-siksaan lain bagi mereka yang lalai dan durhaka semasa hidupnya. Azab ini adalah "uang muka" dari azab akhirat yang lebih dahsyat. Sebaliknya, bagi orang beriman, kuburnya akan menjadi taman di antara taman-taman surga, sebuah peristirahatan yang damai menanti hari kebangkitan.
Dengan memohon perlindungan dari azab kubur, kita sedang mempersiapkan diri untuk fase pertama kehidupan setelah mati. Doa ini adalah pengakuan bahwa amal kita semata tidak menjamin keselamatan di alam barzakh. Kita memohon taufik dari Allah agar lisan kita dimudahkan menjawab pertanyaan malaikat, agar kubur kita dilapangkan dan diterangi, dan agar kita terhindar dari siksa yang pedih di dalamnya. Ini adalah bentuk tawakal total kepada Allah, bahkan untuk urusan yang akan kita hadapi saat jasad sudah tak bernyawa.
...وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ...
...wa min 'adzabil qabri...
"...dan dari azab kubur..."
Membaca doa ini secara rutin dalam sholat juga berfungsi sebagai pengingat akan kematian (dzikrul maut). Ia membuat kita sadar bahwa kehidupan dunia ini fana dan setiap detik yang berlalu mendekatkan kita pada liang lahat. Kesadaran ini akan melunakkan hati yang keras, menekan ambisi duniawi yang berlebihan, dan memotivasi kita untuk mengumpulkan bekal takwa sebanyak-banyaknya.
3. Perlindungan dari Fitnah Kehidupan dan Kematian (وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ)
Ini adalah permohonan perlindungan yang sangat komprehensif, mencakup segala ujian dan cobaan yang bisa menimpa manusia selama ia hidup dan saat menghadapi kematian.
A. Fitnah Kehidupan (فِتْنَةِ الْمَحْيَا)
Fitnah kehidupan adalah segala sesuatu yang dapat menggoyahkan iman dan menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan selama ia masih bernapas. Cakupannya sangat luas, di antaranya:
- Fitnah Syahwat: Ujian yang berkaitan dengan hawa nafsu, seperti godaan zina, kemewahan dunia, cinta jabatan, dan segala kenikmatan haram yang menipu.
- Fitnah Syubhat: Ujian yang berkaitan dengan pemikiran dan keyakinan. Ini adalah keraguan terhadap ajaran agama, penyebaran paham-paham sesat, dan bisikan-bisikan yang melemahkan akidah.
- Fitnah Harta dan Anak-anak: Sebagaimana firman Allah, harta dan anak-anak bisa menjadi ujian. Kecintaan berlebihan terhadap keduanya bisa melalaikan dari mengingat Allah, bahkan mendorong pada perbuatan haram.
- Fitnah Musibah: Ujian berupa kesulitan, penyakit, kemiskinan, atau kehilangan orang yang dicintai. Tanpa kesabaran dan iman yang kokoh, musibah bisa membuat seseorang berputus asa dari rahmat Allah atau bahkan menyalahkan takdir.
Dengan memohon perlindungan dari fitnah kehidupan, kita meminta kepada Allah kekuatan untuk tetap istiqamah di atas jalan yang lurus. Kita memohon agar hati kita tidak terbolak-balik, agar kita diberi kesabaran saat diuji, dan agar kita mampu bersyukur saat diberi nikmat. Kita memohon agar dunia tidak menjadi tujuan terbesar kita, melainkan hanya sebagai sarana untuk meraih keridhaan-Nya.
B. Fitnah Kematian (فِتْنَةِ الْمَمَاتِ)
Fitnah kematian merujuk pada ujian-ujian berat yang terjadi pada saat sakaratul maut. Ini adalah momen paling krusial dalam hidup seorang manusia, yang menentukan akhir perjalanannya (husnul khatimah atau su'ul khatimah).
- Godaan Setan di Akhir Hayat: Diriwayatkan bahwa setan akan datang di saat-saat terakhir kehidupan manusia, menjelma sebagai orang tua atau kerabat yang telah tiada, lalu mengajaknya untuk keluar dari Islam. Ini adalah godaan terakhir dan terberat.
- Beratnya Sakaratul Maut: Rasa sakit dan penderitaan saat ruh dicabut dari jasad adalah sebuah ujian berat yang dapat membuat seseorang kelimpungan dan lupa berdzikir.
- Kekhawatiran akan Nasib Akhir: Ketakutan dan kecemasan tentang apa yang akan terjadi setelah kematian juga merupakan bagian dari fitnah ini.
Meminta perlindungan dari fitnah kematian adalah permohonan agar Allah menetapkan hati kita di atas kalimat tauhid "Laa ilaha illallah" di akhir hayat kita. Kita memohon agar dimudahkan dalam menghadapi sakaratul maut, dilindungi dari tipu daya setan, dan diwafatkan dalam keadaan terbaik, yaitu keadaan husnul khatimah.
...وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ...
...wa min fitnatil mahya wal mamat...
"...dan dari fitnah kehidupan dan kematian..."
4. Perlindungan dari Keburukan Fitnah Al-Masih Ad-Dajjal (وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ)
Permohonan terakhir dalam doa ini adalah perlindungan dari fitnah Dajjal. Mengapa fitnah ini disebut secara spesifik padahal ia bisa termasuk dalam "fitnah kehidupan"? Jawabannya adalah karena fitnah Dajjal merupakan fitnah terbesar yang pernah dan akan terjadi di muka bumi sejak Allah menciptakan Adam hingga hari kiamat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang fitnahnya lebih besar dari Dajjal." (HR. Muslim)
Dajjal akan muncul di akhir zaman dengan kemampuan luar biasa yang dapat menipu manusia. Ia bisa menurunkan hujan, menumbuhkan tanaman, membawa sesuatu yang tampak seperti surga dan neraka, bahkan menghidupkan orang mati dengan izin Allah sebagai ujian. Kekuatan syubhatnya begitu dahsyat sehingga banyak orang yang imannya kuat pun bisa tergelincir.
Perintah untuk berlindung dari fitnah Dajjal di setiap sholat menunjukkan betapa serius dan berbahayanya ujian ini. Meskipun kita mungkin tidak hidup di zaman kemunculannya, doa ini memiliki beberapa fungsi penting:
- Meneguhkan Akidah: Doa ini memperkuat keyakinan kita pada perkara ghaib dan tanda-tanda hari kiamat yang telah dikabarkan oleh Nabi.
- Perlindungan Universal: Para ulama menjelaskan bahwa berlindung dari fitnah Dajjal juga berarti berlindung dari "fitnah-fitnah kecil" atau "para dajjal kecil" di zaman kita, yaitu para penipu, pembohong, dan penyebar kesesatan yang metodenya mirip dengan Dajjal.
- Perlindungan bagi Keturunan: Dengan mendoakannya, kita berharap perlindungan ini tidak hanya untuk diri kita, tetapi juga untuk anak cucu kita yang mungkin akan menghadapi fitnah tersebut.
Menjadikan doa ini sebagai bagian tak terpisahkan dari sholat kita adalah bentuk persiapan spiritual terbaik untuk menghadapi ujian akidah terbesar sepanjang sejarah manusia.
...وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
...wa min syarri fitnatil masihid dajjali.
"...serta dari keburukan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal."
Lafal Doa Lengkap Perlindungan Empat Perkara
Berikut adalah lafal doa lengkap yang menggabungkan keempat permohonan perlindungan tersebut, yang dibaca setelah tasyahud akhir dan sebelum salam.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Allahumma inni a'udzu bika min 'adzabi jahannam, wa min 'adzabil qabri, wa min fitnatil mahya wal mamat, wa min syarri fitnatil masihid dajjal.
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab neraka Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal."
Doa-Doa Lain yang Dianjurkan Sebelum Salam
Selain doa perlindungan empat perkara yang menjadi doa utama, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan doa-doa lain yang bisa dibaca pada waktu mustajab ini. Ini menunjukkan fleksibilitas dan kekayaan khazanah doa dalam Islam.
1. Doa Memohon Ampunan yang Diajarkan kepada Abu Bakar As-Siddiq
Abu Bakar As-Siddiq radhiyallahu ‘anhu, sahabat terbaik Nabi, pernah meminta diajarkan sebuah doa untuk ia baca dalam sholatnya. Maka Rasulullah mengajarkan doa yang sarat dengan pengakuan dosa dan permohonan ampunan ini.
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Allahumma inni zhalamtu nafsi zhulman katsira, wa la yaghfirudz dzunuba illa anta, faghfirli maghfiratan min 'indika, warhamni, innaka antal ghafurur rahim.
"Ya Allah, sesungguhnya aku telah banyak menzalimi diriku sendiri, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (HR. Bukhari dan Muslim)
Doa ini mengandung adab yang sangat tinggi. Kita memulai dengan mengakui kezaliman dan dosa-dosa kita, kemudian menegaskan bahwa hanya Allah-lah yang bisa memberi ampunan. Ini adalah bentuk kerendahan hati yang total di hadapan Sang Maha Pengampun.
2. Doa Memohon Pertolongan dalam Ibadah
Doa ini diajarkan oleh Rasulullah kepada sahabat Mu'adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu dengan wasiat agar tidak pernah meninggalkannya di setiap akhir sholat (dubur shalat, yang bisa diartikan sebelum salam atau sesudah salam). Membacanya sebelum salam adalah pilihan yang sangat baik.
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allahumma a'inni 'ala dzikrika, wa syukrika, wa husni 'ibadatik.
"Ya Allah, tolonglah aku untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbagus ibadah kepada-Mu." (HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i, shahih)
Doa ini adalah permohonan taufik. Kita sadar bahwa kita tidak akan mampu berdzikir, bersyukur, apalagi beribadah dengan baik tanpa pertolongan dari Allah. Ini adalah doa yang menjaga kualitas ibadah kita, memohon agar kita tidak hanya melaksanakannya secara fisik, tetapi juga dengan hati yang khusyuk dan ikhlas.
3. Doa Memohon Surga dan Berlindung dari Neraka
Ini adalah doa yang ringkas namun mencakup tujuan akhir setiap muslim.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
Allahumma inni as-alukal jannah, wa a'udzu bika minan naar.
"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan berlindung kepada-Mu dari api neraka."
Meskipun perlindungan dari neraka sudah termasuk dalam doa empat perkara, mengulanginya dengan lafal ini menunjukkan betapa besar harapan kita untuk meraih surga dan ketakutan kita terhadap neraka.
Kesimpulan: Jangan Sia-siakan Momen Emas Sebelum Salam
Momen setelah tahiyat akhir sebelum salam adalah hadiah istimewa dari Allah di dalam sholat. Ia adalah waktu berharga untuk berkomunikasi secara personal dengan Rabb semesta alam, setelah kita memuji-Nya dan bershalawat kepada Nabi-Nya. Mengisinya dengan doa, terutama doa memohon perlindungan dari empat perkara (azab Jahannam, azab kubur, fitnah hidup dan mati, serta fitnah Dajjal), adalah wujud keimanan, kesadaran, dan kepasrahan seorang hamba.
Marilah kita berupaya untuk tidak tergesa-gesa mengakhiri sholat. Luangkan waktu sejenak untuk meresapi makna doa-doa ini dan memanjatkannya dengan penuh kekhusyukan dan keyakinan. Dengan merutinkannya, kita tidak hanya mengikuti sunnah Nabi yang mulia, tetapi juga sedang membangun benteng-benteng spiritual yang kokoh untuk melindungi diri kita di dunia, di alam kubur, hingga di akhirat kelak. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa memberi kita taufik untuk dapat mengamalkannya dan mengabulkan setiap doa yang kita panjatkan.