Ilustrasi tangan berdoa Sebuah ikon yang menggambarkan dua tangan menengadah ke atas dalam posisi berdoa, simbol dari permohonan kepada Tuhan. Ilustrasi tangan menengadah berdoa setelah sholat.

Panduan Lengkap Dzikir dan Doa Setelah Sholat Fardhu

Sholat adalah tiang agama dan merupakan ibadah paling utama bagi seorang Muslim. Ia adalah momen sakral di mana seorang hamba berdialog langsung dengan Tuhannya, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Namun, kekhusyukan dan hubungan spiritual ini tidak seharusnya terputus begitu saja setelah salam. Momen setelah sholat adalah waktu yang sangat istimewa, waktu yang mustajab (mudah diijabah) untuk memanjatkan doa dan berdzikir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memanfaatkan waktu ini untuk berdzikir dan berdoa, memberikan teladan bagi seluruh umatnya.

Berdzikir setelah sholat berfungsi sebagai penyempurna ibadah. Mungkin dalam sholat kita, ada kekurangan di sana-sini; pikiran yang melayang, bacaan yang kurang fasih, atau gerakan yang kurang sempurna. Dengan berdzikir dan beristighfar, kita menambal kekurangan tersebut seraya memohon ampunan Allah. Lebih dari itu, doa setelah sholat adalah kesempatan emas untuk mencurahkan segala isi hati, harapan, dan permohonan kita kepada Sang Maha Pemberi. Inilah saatnya kita meminta kebaikan dunia, kebahagiaan akhirat, ampunan dosa, serta perlindungan dari segala marabahaya.

Keutamaan Berdzikir dan Berdoa Sesudah Sholat

Meluangkan waktu sejenak setelah sholat untuk berdzikir dan berdoa memiliki banyak sekali keutamaan. Ini bukan sekadar ritual tambahan, melainkan bagian integral yang memperkaya nilai spiritual ibadah kita. Salah satu keutamaan utamanya adalah mengikuti sunnah (ajaran dan praktik) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau tidak pernah meninggalkan amalan ini. Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara rutin (istiqomah) meskipun sedikit.

Waktu setelah sholat fardhu termasuk dalam waktu-waktu yang mustajab. Ketika ditanya, “Wahai Rasulullah, doa manakah yang paling didengar?” Beliau menjawab, “Doa di tengah malam terakhir dan setelah sholat-sholat wajib.” (HR. Tirmidzi). Ini adalah jaminan bahwa pintu langit sedang terbuka lebar, siap menerima untaian doa dari hamba-hamba-Nya yang tulus. Selain itu, dzikir yang kita ucapkan, seperti tasbih, tahmid, dan takbir, memiliki ganjaran pahala yang luar biasa besar, bahkan dapat menghapuskan dosa-dosa kecil laksana buih di lautan. Amalan ini juga menjadi benteng bagi seorang mukmin, melindunginya dari godaan setan dan memberikan ketenangan jiwa yang mendalam.

Urutan Dzikir Sesuai Sunnah

Terdapat urutan dzikir yang dianjurkan berdasarkan hadits-hadits shahih. Memulainya dengan benar akan membuat amalan kita lebih bermakna dan sesuai dengan tuntunan. Berikut adalah urutan dan bacaannya.

1. Membaca Istighfar (3 kali)

Langkah pertama setelah salam adalah memohon ampun. Ini adalah bentuk kerendahan hati kita sebagai hamba, mengakui segala kekurangan dalam ibadah dan kehidupan sehari-hari.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ

Astaghfirullah.

"Aku memohon ampun kepada Allah."

Dilanjutkan dengan bacaan berikut:

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ

Allahumma antas-salaam, wa minkas-salaam, tabaarakta yaa dzal-jalaali wal-ikraam.

"Ya Allah, Engkau adalah As-Salaam (Maha Pemberi Keselamatan), dan dari-Mu lah keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mulia."

Penjelasan: Doa ini adalah pengakuan agung akan salah satu nama Allah, As-Salaam. Kita mengakui bahwa segala bentuk kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hakikatnya berasal dari Allah semata. Setelah menyelesaikan sholat, yang merupakan puncak ketenangan, kita memohon agar ketenangan itu terus berlanjut dalam hidup kita, bersumber dari Dzat Yang Maha Memberi Ketenangan. Ungkapan "Yaa Dzal-Jalaali wal-Ikraam" adalah pujian yang sangat tinggi, mengakui keagungan (Al-Jalal) dan kemuliaan (Al-Ikram) Allah yang tak terbatas.

2. Dzikir Tauhid

Setelah memuji Allah sebagai sumber kedamaian, kita mengukuhkan kembali pondasi keimanan kita, yaitu tauhid.

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir. Allahumma laa maani’a limaa a’thaita, wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yanfa’u dzal-jaddi minkal-jaddu.

"Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (untuk menyelamatkan diri dari siksa-Mu)."

Penjelasan: Kalimat ini adalah inti dari ajaran Islam. Kita menegaskan bahwa hanya Allah yang patut disembah, dan segala kekuasaan serta pujian mutlak milik-Nya. Bagian kedua dari doa ini adalah pelajaran mendalam tentang takdir dan tawakal. Kita meyakini sepenuh hati bahwa rezeki, nikmat, dan segala pemberian datangnya dari Allah. Jika Allah berkehendak memberi, tak ada satu makhluk pun yang bisa mencegahnya. Sebaliknya, jika Allah menahan sesuatu, tak ada seorang pun yang mampu memberikannya. Ini menanamkan keyakinan bahwa kita harus bergantung sepenuhnya hanya kepada Allah, bukan kepada status, harta, atau jabatan.

3. Membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Ini adalah rangkaian dzikir yang sangat populer dan memiliki fadhilah (keutamaan) yang sangat besar. Umumnya dibaca masing-masing sebanyak 33 kali.

- Tasbih (سُبْحَانَ اللهِ) - 33 kali

Membaca "Subhanallah" berarti menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan, kelemahan, dan dari segala sesuatu yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Ketika kita mengucapkan ini, kita mengakui bahwa Allah Maha Sempurna, terbebas dari segala cela.

سُبْحَانَ اللهِ

Subhanallah.

"Maha Suci Allah."

- Tahmid (اَلْحَمْدُ لِلهِ) - 33 kali

Membaca "Alhamdulillah" adalah bentuk pujian dan rasa syukur tertinggi kepada Allah atas segala nikmat-Nya, baik yang kita sadari maupun yang tidak. Ini adalah pengakuan bahwa setiap kebaikan, setiap napas, setiap detak jantung, semuanya adalah karunia dari-Nya yang patut disyukuri.

اَلْحَمْدُ لِلهِ

Alhamdulillah.

"Segala puji bagi Allah."

- Takbir (اَللهُ أَكْبَرُ) - 33 kali

Membaca "Allahu Akbar" adalah pengakuan bahwa Allah Maha Besar, lebih besar dari segala masalah kita, lebih besar dari segala kekhawatiran kita, dan lebih besar dari apapun yang ada di alam semesta ini. Kalimat ini mengembalikan perspektif kita, membuat segala urusan dunia terasa kecil di hadapan kebesaran Allah.

اَللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar.

"Allah Maha Besar."

4. Penutup Dzikir Tasbih

Setelah menyelesaikan rangkaian tasbih, tahmid, dan takbir, disempurnakan dengan membaca kalimat tauhid berikut untuk menggenapinya menjadi seratus.

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir.

"Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Penjelasan: Keutamaan rangkaian dzikir ini sangat luar biasa. Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang berdzikir setelah selesai sholat dengan dzikir 'Subhanallah' 33 kali, 'Alhamdulillah' 33 kali, 'Allahu Akbar' 33 kali, lalu menyempurnakannya (menjadi 100) dengan 'Laa ilaaha illallah...', maka akan diampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Muslim). Ini adalah sebuah penawaran ampunan yang sangat luas dari Allah Yang Maha Pengasih.

5. Membaca Ayat Kursi

Membaca Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah ayat 255) setelah sholat fardhu memiliki keutamaan yang sangat istimewa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa membaca Ayat Kursi setiap selesai sholat, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian." (HR. An-Nasa'i, dishahihkan oleh Al-Albani). Ini menunjukkan betapa agungnya kandungan ayat ini.

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allaahu laa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qayyum, laa ta'khudzuhụ sinatuw wa laa naụm, lahụ maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, man dzalladzii yasyfa'u 'indahū illaa bi'idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiituna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh, wa laa ya'uduhụ hifduhumaa, wa huwal-'aliyyul-'aziim.

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

6. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas

Ketiga surat ini dikenal sebagai "Al-Mu'awwidzat," yaitu surat-surat yang berisi permohonan perlindungan. Dianjurkan untuk membacanya masing-masing satu kali setelah sholat Dzuhur, Ashar, dan Isya. Khusus setelah sholat Subuh dan Maghrib, dianjurkan untuk membacanya masing-masing tiga kali. Ini berfungsi sebagai benteng perlindungan dari segala keburukan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

Kumpulan Doa Pilihan Setelah Sholat

Setelah menyelesaikan rangkaian dzikir, inilah saatnya kita mengangkat tangan dan memanjatkan doa. Tidak ada doa yang baku dan wajib, kita bisa berdoa dengan bahasa apapun yang kita mengerti, mencurahkan segala isi hati kita. Namun, alangkah baiknya jika kita juga mengamalkan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah atau yang terdapat dalam Al-Qur'an, karena doa-doa tersebut pasti mengandung kebaikan yang komprehensif. Berikut adalah beberapa doa pilihan yang bisa dibaca.

Doa Pembuka (Memuji Allah dan Bershalawat)

Adab dalam berdoa adalah memulainya dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Alhamdulillaahi rabbil-'aalamiin. Hamdan yuwaafii ni'amahu wa yukaafi'u maziidah. Yaa rabbanaa lakal-hamdu kamaa yanbaghii li jalaali wajhikal-kariimi wa 'adziimi sulthaanik.

Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad.

"Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."

Doa Mohon Ampunan untuk Diri Sendiri dan Orang Tua

Permohonan ampun adalah inti dari doa seorang hamba. Mengingat betapa banyaknya dosa dan kelalaian yang kita lakukan setiap hari, memohon ampunan adalah sebuah keharusan. Doa ini juga mencakup permohonan ampun untuk kedua orang tua, sebuah bentuk bakti yang tak terputus.

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

Rabbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiran.

Allahummaghfir lilmuslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, al-ahyaa'i minhum wal amwaat.

"Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka telah menyayangiku di waktu kecil.

Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat."

Penjelasan: Doa ini memiliki dua bagian penting. Pertama adalah permohonan ampun pribadi dan untuk orang tua, yang merupakan adab dan bakti tertinggi seorang anak. Kita memohon agar Allah merahmati mereka sebagai balasan atas kasih sayang mereka saat kita kecil. Bagian kedua memperluas cakupan doa kita. Kita tidak hanya berdoa untuk diri sendiri, tetapi untuk seluruh umat Islam di seluruh dunia, yang masih hidup maupun yang telah tiada. Ini menunjukkan rasa persaudaraan (ukhuwah) yang universal dalam Islam.

Doa Sapu Jagat: Kebaikan Dunia dan Akhirat

Ini adalah salah satu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah. Doa ini sangat singkat namun cakupannya sangat luas, meliputi segala bentuk kebaikan di dunia dan di akhirat, serta permohonan perlindungan dari siksa neraka.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil-aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban-naar.

"Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka."

Penjelasan: Apa yang dimaksud dengan "kebaikan di dunia" (hasanah fid-dunya)? Para ulama menafsirkannya sebagai kesehatan, rezeki yang halal, rumah yang lapang, pasangan yang shalih/shalihah, ilmu yang bermanfaat, dan amal yang diterima. Sedangkan "kebaikan di akhirat" (hasanah fil-akhirah) adalah ampunan dosa, kemudahan saat hisab, minum dari telaga Nabi, dan puncaknya adalah masuk surga. Doa ini menunjukkan keseimbangan dalam Islam, di mana kita tidak hanya memikirkan akhirat, tetapi juga memohon kebaikan untuk kehidupan di dunia.

Doa Mohon Pertolongan dalam Beribadah

Doa ini adalah pengakuan atas kelemahan kita. Kita tidak akan mampu berdzikir, bersyukur, atau beribadah dengan baik tanpa pertolongan dan taufiq dari Allah. Oleh karena itu, kita memohon agar Allah membantu kita untuk dapat melakukan itu semua.

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Allahumma a'innii 'alaa dzikrika, wa syukrika, wa husni 'ibaadatik.

"Ya Allah, tolonglah aku untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu."

Penjelasan: Doa ini diajarkan langsung oleh Rasulullah kepada sahabatnya, Mu'adz bin Jabal, untuk dibaca di akhir setiap sholat. Ini menunjukkan betapa pentingnya isi doa ini. Tiga permohonan di dalamnya adalah pilar kehidupan seorang mukmin: (1) 'ala dzikrika: Mampu mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dalam ucapan (dzikir lisan) maupun dalam hati (selalu merasa diawasi). (2) wa syukrika: Mampu mensyukuri nikmat, baik dengan lisan (mengucap alhamdulillah), dengan hati (mengakui nikmat itu dari Allah), maupun dengan perbuatan (menggunakan nikmat untuk ketaatan). (3) wa husni 'ibaadatik: Mampu beribadah dengan cara yang terbaik, yaitu ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan (ittiba').

Doa Mohon Keteguhan Iman

Hati manusia sangat mudah berbolak-balik. Hari ini bisa jadi kita sangat bersemangat dalam ibadah, esoknya bisa jadi futur (lemah). Oleh karena itu, memohon agar hati kita ditetapkan di atas kebenaran dan ketaatan adalah doa yang sangat penting untuk dipanjatkan setiap saat.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaitanaa wa hab lanaa mil ladunka rahmah, innaka antal-wahhaab.

"Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."

Doa Penutup

Sebagaimana doa dibuka dengan pujian dan shalawat, ia juga ditutup dengan cara yang sama untuk menyempurnakannya.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam, wal-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin.

"Semoga Allah memberikan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."

Adab dalam Berdoa

Agar doa kita lebih berpeluang untuk diijabah, ada beberapa adab atau etika yang perlu diperhatikan:

Menjadikan dzikir dan doa setelah sholat sebagai kebiasaan yang tak terpisahkan adalah investasi spiritual yang sangat berharga. Ia tidak hanya mendatangkan pahala dan ampunan, tetapi juga memberikan ketenangan jiwa, kekuatan dalam menghadapi cobaan, dan kedekatan yang lebih erat dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jangan sia-siakan momen berharga ini. Luangkanlah beberapa menit untuk berdialog dengan Rabb-mu, karena pada saat itulah, seorang hamba berada paling dekat dengan-Nya.

🏠 Kembali ke Homepage