Panduan Doa Panjang dan Dzikir Lengkap Setelah Sholat Fardhu

Sholat fardhu adalah tiang agama, sebuah momen agung di mana seorang hamba berdialog langsung dengan Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Namun, hubungan spiritual ini tidak serta-merta berakhir begitu salam diucapkan. Justru, momen setelah sholat adalah salah satu waktu mustajab, sebuah gerbang emas yang terbuka lebar untuk memanjatkan dzikir dan doa. Berdzikir dan berdoa setelah sholat merupakan amalan yang sangat dianjurkan, meneladani sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ini adalah kesempatan untuk menyempurnakan ibadah, memohon ampunan, serta menyampaikan segala hajat dan harapan.

Banyak di antara kita yang mungkin terbiasa dengan doa-doa singkat. Namun, meluangkan waktu lebih untuk merangkai doa yang lebih panjang dan komprehensif memiliki keutamaan tersendiri. Ini menunjukkan kesungguhan, kerendahan hati, dan betapa kita sangat bergantung kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan. Artikel ini akan memandu Anda melalui rangkaian dzikir dan doa sesudah sholat fardhu yang panjang, lengkap dengan tulisan Arab, Latin, terjemahan, serta penjelasan mendalam tentang makna dan keutamaannya, agar setiap lafaz yang terucap menjadi lebih khusyuk dan penuh penghayatan.

Adab dan Persiapan Sebelum Berdoa

Sebelum kita menyelami lautan dzikir dan doa, penting untuk memahami adab atau etiket dalam berdoa. Adab ini bukanlah sekadar formalitas, melainkan cerminan dari penghormatan dan keseriusan kita dalam menghadap Allah. Dengan memperhatikan adab, insya Allah doa kita akan lebih berpotensi untuk dikabulkan.

Rangkaian Dzikir Pembuka Setelah Salam

Setelah mengucapkan salam, jangan langsung beranjak. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mencontohkan serangkaian dzikir yang dibaca rutin. Inilah fondasi sebelum kita memanjatkan doa-doa yang lebih panjang.

1. Istighfar (Memohon Ampunan) - 3 Kali

Langkah pertama yang diajarkan oleh Rasulullah adalah memohon ampun. Ini adalah bentuk pengakuan bahwa dalam sholat kita pun, mungkin masih terdapat kekurangan, kelalaian, atau pikiran yang tidak fokus. Kita memulai dengan membersihkan diri.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ

Astaghfirullahal 'adziim.

Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

Dibaca sebanyak tiga kali, istighfar ini laksana air sejuk yang membasuh jiwa. Ia mengingatkan kita bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa, dan satu-satunya tempat kembali untuk memohon ampunan adalah Allah. Dengan beristighfar, kita menanggalkan kesombongan dan mengakui kelemahan diri, sebuah sikap yang sangat dicintai oleh Allah.

2. Dzikir Pujian dan Keselamatan

Setelah memohon ampun, kita memuji Allah sebagai sumber segala kedamaian dan keselamatan.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.

Artinya: "Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang Maha Pemberi Keselamatan), dan dari-Mulah keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan."

Dzikir ini adalah pengakuan bahwa kedamaian sejati, baik di dunia maupun di akhirat, hanya berasal dari Allah. Kita memohon agar dilimpahi keselamatan dalam hidup, terhindar dari segala marabahaya dan fitnah. Dengan menyebut "Yaa Dzal Jalaali wal Ikraam", kita mengakui keagungan (Al-Jalal) dan kemurahan (Al-Ikram) Allah, bahwa Dia-lah yang pantas diagungkan dan Dia-lah yang senantiasa memberi tanpa batas.

3. Dzikir Tauhid

Ini adalah kalimat tauhid yang agung, sebuah deklarasi keimanan yang menegaskan keesaan Allah secara mutlak.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir. Allahumma laa maani'a limaa a'thaita, wa laa mu'thiya limaa mana'ta, wa laa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu.

Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi, dan tidak bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (untuk menyelamatkannya dari siksa-Mu)."

Kalimat pertama dzikir ini adalah penegasan paling inti dalam Islam. Kemudian dilanjutkan dengan pernyataan pasrah total. "Tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan," mengajarkan kita untuk tidak iri dengan nikmat orang lain, karena rezeki datangnya dari Allah. "Dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi," mengajarkan kita untuk sabar dan ridha atas apa yang belum kita dapatkan. Bagian akhir dzikir ini adalah pengingat keras bahwa kekayaan, jabatan, atau status sosial di dunia tidak akan berguna di hadapan Allah. Hanya amal shalih dan ketakwaan yang akan menjadi penolong.

Rangkaian Dzikir Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Ini adalah bagian dzikir yang paling populer dan memiliki keutamaan yang luar biasa. Kombinasi dari tiga kalimat mulia ini, jika diucapkan dengan penuh penghayatan, dapat menggugurkan dosa-dosa laksana daun kering yang berguguran dari pohonnya.

1. Tasbih (Maha Suci Allah) - 33 Kali

سُبْحَانَ اللهِ

Subhanallah.

Artinya: "Maha Suci Allah."

Mengucapkan "Subhanallah" adalah menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan, dari segala perumpamaan dengan makhluk-Nya, dan dari segala hal yang tidak pantas bagi keagungan-Nya. Ketika kita melihat keindahan alam, kita bertasbih. Ketika kita melihat musibah, kita bertasbih, menyucikan Allah dari anggapan berbuat zalim. Tasbih adalah pengakuan atas kesempurnaan mutlak milik Allah. Mengucapkannya 33 kali setelah sholat membersihkan hati dari prasangka buruk kepada Sang Khaliq.

2. Tahmid (Segala Puji bagi Allah) - 33 Kali

اَلْحَمْدُ لِلهِ

Alhamdulillah.

Artinya: "Segala puji bagi Allah."

"Alhamdulillah" adalah ungkapan syukur yang paling sempurna. Huruf "Al" di awal menunjukkan bahwa *semua* jenis pujian, baik yang terucap maupun yang terlintas di hati, pada hakikatnya hanya milik Allah. Kita memuji-Nya atas nikmat iman, nikmat sehat, nikmat bernapas, dan jutaan nikmat lain yang takkan pernah bisa kita hitung. Dengan mengucapkannya 33 kali, kita melatih lisan dan hati untuk senantiasa bersyukur dalam segala keadaan, baik suka maupun duka.

3. Takbir (Allah Maha Besar) - 33 Kali

اَللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar.

Artinya: "Allah Maha Besar."

"Allahu Akbar" adalah kalimat yang menanamkan keyakinan bahwa Allah lebih besar dari apapun. Lebih besar dari masalah kita, lebih besar dari ketakutan kita, lebih besar dari ambisi kita, dan lebih besar dari seluruh alam semesta. Saat kita merasa lemah, takbir memberi kekuatan. Saat kita merasa sombong, takbir mengingatkan akan kekecilan diri kita. Mengulanginya 33 kali adalah cara untuk menegaskan kembali kebesaran Allah dan menundukkan segala ego di dalam diri.

4. Penutup Dzikir 100

Untuk menyempurnakan hitungan menjadi 100, rangkaian tasbih, tahmid, dan takbir ditutup dengan kalimat tauhid yang agung, yang pahalanya sangat besar.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir.

Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah bersabda bahwa barangsiapa yang membaca rangkaian dzikir ini (Tasbih, Tahmid, Takbir 33x dan ditutup dengan kalimat ini), maka akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan. Ini adalah sebuah anugerah luar biasa yang seharusnya tidak kita sia-siakan.

Membaca Ayat-Ayat Al-Qur'an Pilihan

Sunnah berikutnya adalah membaca beberapa ayat dan surah pilihan dari Al-Qur'an. Ini adalah cara untuk tetap terhubung dengan firman Allah bahkan setelah sholat selesai. Ayat-ayat ini memiliki keutamaan sebagai pelindung dan pembuka pintu surga.

1. Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah: 255)

Ayat Kursi disebut sebagai ayat yang paling agung di dalam Al-Qur'an. Kandungannya merangkum sifat-sifat kebesaran, kekuasaan, dan ilmu Allah yang tak terbatas. Rasulullah bersabda bahwa siapa yang membacanya setiap selesai sholat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.

اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.

Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

Mari kita renungkan sejenak keagungan ayat ini. Dimulai dengan penegasan tauhid (`La ilaha illa Huwa`). Dilanjutkan dengan dua nama-Nya yang agung: `Al-Hayyu` (Maha Hidup, sumber segala kehidupan) dan `Al-Qayyum` (Maha Berdiri Sendiri dan Mengurus makhluk-Nya). Ayat ini menafikan segala sifat kekurangan dari-Nya (`tidak mengantuk dan tidak tidur`), menegaskan kepemilikan-Nya yang mutlak (`milik-Nya apa yang di langit dan di bumi`), dan kekuasaan-Nya yang tak tertandingi (`tiada yang dapat memberi syafa'at tanpa izin-Nya`). Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang tampak dan yang gaib, sedangkan ilmu makhluk sangat terbatas. Kebesaran "Kursi"-Nya, yang menurut para ulama adalah tempat pijakan kedua kaki Ar-Rahman, meliputi seluruh langit dan bumi, menunjukkan betapa kecilnya alam semesta ini dibanding keagungan-Nya. Membaca dan merenungi ayat ini setelah sholat akan menumbuhkan rasa takjub, tawakal, dan pengagungan yang mendalam kepada Allah.

2. Tiga Surah Pelindung (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas)

Tiga surah terakhir dalam Al-Qur'an ini dikenal sebagai *Al-Mu'awwidzat*, yaitu surah-surah yang berisi permohonan perlindungan. Dianjurkan untuk membacanya masing-masing satu kali setelah sholat Dzuhur, Ashar, dan Isya. Khusus setelah sholat Maghrib dan Subuh, dianjurkan untuk membacanya masing-masing tiga kali.

Surah Al-Ikhlas

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.

Qul huwallahu ahad. Allahus shamad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.

Artinya: "Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia'."

Surah ini adalah intisari dari tauhid. Menegaskan keesaan Allah (`Ahad`), bahwa Dia adalah tempat bergantung segala makhluk (`As-Shamad`), dan menolak segala bentuk penyekutuan, baik dalam bentuk keturunan maupun kesetaraan. Pahalanya setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an.

Surah Al-Falaq

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.

Qul a'uudzu birabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab. Wa min syarrin naffaatsaati fil 'uqad. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

Artinya: "Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki'."

Surah ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah dari segala kejahatan yang datang dari luar diri kita, baik dari makhluk-Nya secara umum, kejahatan di kegelapan malam, kejahatan sihir, maupun kejahatan dari sifat dengki manusia.

Surah An-Nas

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.

Qul a'uudzu birabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wan naas.

Artinya: "Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

Jika Al-Falaq adalah perlindungan dari kejahatan eksternal, maka An-Nas adalah permohonan perlindungan dari kejahatan internal, yaitu bisikan syaitan yang menyelinap ke dalam hati dan pikiran, yang berasal dari golongan jin maupun manusia. Ini adalah benteng pertahanan spiritual yang sangat kuat.

Rangkaian Doa Panjang yang Komprehensif

Setelah hati dipenuhi dengan dzikir dan lisan dibasahi dengan ayat-ayat suci, inilah saatnya untuk menengadahkan tangan dan memanjatkan doa. Berikut adalah contoh rangkaian doa yang panjang dan mencakup berbagai aspek kehidupan. Anda dapat membacanya secara keseluruhan atau memilih bagian yang paling relevan dengan kebutuhan Anda, dan tentu saja, menambahkan permohonan pribadi dalam bahasa apa pun yang Anda kuasai.

1. Pembuka Doa dengan Pujian dan Shalawat

Sebagaimana adabnya, kita memulai dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيمِ وَعَظِيمِ سُلْطَانِكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin, hamdan yuwaafii ni'amahu wa yukaafi-u maziidah. Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii li jalaali wajhikal kariim wa 'azhiimi sulthaanik. Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."

2. Doa untuk Keimanan dan Ketaqwaan

Permohonan paling fundamental adalah agar kita senantiasa dibimbing di atas jalan kebenaran, diberikan kekuatan untuk beribadah, dan diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah.

اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. اَللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ وَعَلَى طَاعَتِكَ.

Allahumma a'innaa 'alaa dzikrika wa syukrika wa husni 'ibaadatik. Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaitanaa wa hab lanaa mil ladunka rahmah, innaka antal wahhaab. Allahumma yaa muqallibal quluub, tsabbit quluubanaa 'alaa diinika wa 'alaa thaa'atik.

Artinya: "Ya Allah, tolonglah kami untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). Ya Allah, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu dan di atas ketaatan kepada-Mu."

3. Doa Memohon Ampunan Dosa

Mengakui dosa dan memohon ampunan adalah inti dari penghambaan. Kita memohon ampunan untuk diri sendiri, orang tua, dan seluruh kaum muslimin.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.

Rabbanaa zholamnaa anfusanaa wa il lam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin. Rabbighfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa. Allaahummaghfir lil muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, al-ahyaa-i minhum wal amwaat, innaka samii'un qariibun mujiibud da'awaat.

Artinya: "Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil. Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat, lagi Maha Mengabulkan segala doa."

4. Doa untuk Kebaikan Dunia dan Akhirat (Sapu Jagat)

Ini adalah doa yang paling sering dipanjatkan oleh Rasulullah karena cakupannya yang sangat luas. Mencakup segala kebaikan di dunia dan segala kebaikan di akhirat.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar.

Artinya: "Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka."

Kebaikan (`hasanah`) di dunia mencakup kesehatan, rezeki yang halal dan berkah, ilmu yang bermanfaat, pasangan yang shalih/shalihah, anak-anak yang berbakti, lingkungan yang baik, dan rasa aman. Sedangkan kebaikan di akhirat mencakup kemudahan saat dihisab, menerima catatan amal dengan tangan kanan, melewati jembatan shirathal mustaqim dengan lancar, minum dari telaga Al-Kautsar, dan puncaknya adalah masuk ke dalam surga-Nya serta melihat wajah-Nya yang mulia. Doa ini begitu ringkas namun sarat makna.

5. Doa untuk Ilmu, Rezeki, dan Perlindungan

Kita juga memohon hal-hal spesifik yang menunjang kehidupan kita sebagai hamba yang taat, yaitu ilmu yang membawa manfaat, rezeki yang halal, serta perlindungan dari berbagai keburukan.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ.

Allahumma innaa nas-aluka 'ilman naafi'an, wa rizqan thayyiban, wa 'amalan mutaqabbalan. Allahumma innaa na'uudzu bika minal hammi wal hazan, wa na'uudzu bika minal 'ajzi wal kasal, wa na'uudzu bika minal jubni wal bukhl, wa na'uudzu bika min ghalabatid daini wa qahrir rijaal.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesedihan, kami berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, kami berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan kami berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan penindasan orang lain."

6. Doa untuk Keselamatan dan Keluarga

Terakhir, kita memohon keselamatan secara umum dan secara khusus untuk keharmonisan keluarga kita.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ فِي الدِّيْنِ، وَالْعَافِيَةَ فِي الْجَسَدِ، وَزِيَادَةً فِي الْعِلْمِ، وَبَرَكَةً فِي الرِّزْقِ، وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ، وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ, وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

Allahumma innaa nas-alukas salaamata fid diin, wal 'aafiyata fil jasad, wa ziyaadatan fil 'ilm, wa barakatan fir rizq, wa taubatan qablal maut, wa rahmatan 'indal maut, wa maghfiratan ba'dal maut. Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a'yunin waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan dalam agama, kesehatan pada tubuh, tambahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum mati, rahmat ketika mati, dan ampunan setelah mati. Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."

7. Penutup Doa

Sebagaimana kita membukanya dengan shalawat dan pujian, kita juga menutupnya dengan cara yang sama.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihii wa sallam. Subhaana rabbika rabbil 'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal mursaliin, wal hamdulillaahi rabbil 'aalamiin.

Artinya: "Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam."

Menjadikan Dzikir dan Doa Sebagai Kebiasaan

Membiasakan diri dengan rangkaian dzikir dan doa yang panjang ini mungkin terasa berat pada awalnya. Namun, dengan niat yang tulus dan konsistensi, ia akan menjadi sebuah kebutuhan dan kenikmatan. Anggaplah ini sebagai waktu berkualitas Anda dengan Allah, sebuah sesi curhat spiritual di mana Anda menumpahkan segala isi hati, memohon segala kebaikan, dan berlindung dari segala keburukan.

Ingatlah bahwa doa adalah senjata orang beriman. Jangan pernah meremehkan kekuatan doa yang dipanjatkan dengan hati yang khusyuk setelah menunaikan kewajiban sholat. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba-Nya yang gemar berdzikir, pandai bersyukur, dan tidak pernah putus asa dalam berdoa. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage