Panduan Dzikir dan Doa Sesudah Sholat Fardhu
Sholat fardhu adalah tiang agama, sebuah kewajiban utama yang menjadi sarana komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Tuhannya, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Momen setelah salam penutup sholat adalah waktu yang sangat berharga dan istimewa. Pada saat itulah, pintu-pintu langit terbuka lebar, dan doa-doa lebih mustajab. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak langsung beranjak pergi setelah sholat, melainkan beliau senantiasa berdzikir dan memanjatkan doa.
Mengamalkan dzikir dan doa sesudah sholat fardhu bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah bentuk penyempurnaan ibadah. Ia adalah cara kita untuk menambal kekurangan yang mungkin terjadi selama sholat, mengungkapkan rasa syukur, memohon ampunan, dan menyampaikan segala hajat kita kepada Sang Maha Pemberi. Artikel ini akan memandu Anda melalui rangkaian bacaan dzikir dan doa yang diajarkan oleh Rasulullah, lengkap dengan makna dan keutamaannya, agar setiap usai sholat menjadi momen spiritual yang mendalam dan penuh berkah.
Pentingnya dan Adab Berdzikir Setelah Sholat
Sebelum kita menyelami bacaan-bacaan mulia, penting untuk memahami mengapa amalan ini begitu ditekankan dalam Islam serta bagaimana adab yang benar dalam melaksanakannya. Berdzikir adalah aktivitas mengingat Allah, dan berdoa adalah inti dari ibadah. Menggabungkan keduanya setelah sholat akan mengangkat derajat ibadah kita ke tingkat yang lebih tinggi.
Keutamaan Berdzikir dan Berdoa
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, yang artinya mengajak kita untuk senantiasa mengingat-Nya:
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. Al-Baqarah: 152)
Ayat ini adalah janji langsung dari Allah. Ketika kita meluangkan waktu untuk mengingat-Nya setelah sholat, Allah pun akan mengingat kita. Dzikir menenangkan hati, menghapus dosa-dosa kecil, dan memberatkan timbangan amal kebaikan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda tentang waktu yang mustajab untuk berdoa:
Ada yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Doa manakah yang paling didengar?” Beliau menjawab, “(Doa) di tengah malam terakhir dan setelah sholat-sholat wajib.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini menegaskan bahwa waktu setelah menyelesaikan sholat fardhu adalah salah satu momen emas untuk memanjatkan doa. Betapa ruginya jika kita melewatkan kesempatan berharga ini dengan tergesa-gesa meninggalkan tempat sholat.
Adab yang Perlu Diperhatikan
Untuk memaksimalkan kekhusyuan dan kemungkinan terkabulnya doa, ada beberapa adab yang sebaiknya kita jaga:
- Tetap di Posisi Semula: Dianjurkan untuk tidak langsung mengubah posisi duduk setelah salam. Tetaplah duduk menghadap kiblat dalam keadaan tenang dan tawadhu.
- Merendahkan Diri (Khusyu'): Hadirkan hati sepenuhnya. Sadari bahwa kita sedang berada di hadapan Allah Yang Maha Agung. Jauhkan pikiran dari urusan duniawi sejenak.
- Memulai dengan Pujian dan Istighfar: Jangan langsung meminta. Mulailah rangkaian dzikir dengan memohon ampun (istighfar) dan memuji keagungan Allah.
- Mengangkat Tangan Saat Berdoa: Ketika sampai pada bagian doa (permohonan), mengangkat kedua tangan adalah sunnah yang menunjukkan kesungguhan dan kerendahan hati seorang hamba.
- Bershalawat kepada Nabi: Sertakan shalawat untuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam di awal, pertengahan, dan akhir doa, karena shalawat adalah salah satu sebab terkabulnya doa.
Dengan menjaga adab-adab ini, insyaAllah, dzikir dan doa kita akan lebih berkualitas dan lebih dekat kepada ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Rangkaian Dzikir Sesuai Sunnah Rasulullah
Berikut adalah urutan bacaan dzikir yang shahih dan dianjurkan untuk dibaca setelah selesai menunaikan sholat fardhu. Rangkaian ini didasarkan pada hadits-hadits yang kuat dan menjadi amalan para ulama salafus shalih.
1. Istighfar (3 kali)
Langkah pertama setelah salam adalah memohon ampunan. Ini mengajarkan kita kerendahan hati, bahwa sebesar apapun ibadah yang kita lakukan, kita tetaplah hamba yang tak luput dari salah dan lupa. Bacaan istighfar ini diucapkan sebanyak tiga kali.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
Astaghfirullahal 'adziim.
"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."
Setelah itu, dilanjutkan dengan membaca doa pujian kepada Allah sebagai sumber kedamaian dan keberkahan.
اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ
Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.
"Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang Maha Damai), dan dari-Mulah segala kedamaian. Maha Berkah Engkau, wahai Tuhan Pemilik Keagungan dan Kemuliaan."
Bacaan ini bersumber dari hadits Tsauban radhiyallahu 'anhu, yang menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam jika selesai dari sholatnya, beliau beristighfar tiga kali lalu mengucapkan doa di atas. (HR. Muslim). Mengawali dengan istighfar dan pengakuan akan keagungan Allah adalah pembuka yang sangat indah untuk rangkaian dzikir selanjutnya.
2. Tahlil dan Pujian kepada Allah
Selanjutnya, kita mengikrarkan kembali kalimat tauhid yang menjadi pondasi keimanan kita. Kalimat ini menegaskan keesaan Allah dan kekuasaan-Nya yang mutlak atas segala sesuatu. Keutamaan membacanya sangatlah besar.
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiitu wahuwa 'alaa kulli syai-in qadiir.
"Tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan bagi-Nya lah segala pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Dalam beberapa riwayat, dianjurkan membaca kalimat ini sebanyak sepuluh kali setelah sholat Maghrib dan Subuh. Membacanya akan menjadi pelindung dari godaan setan dan mendatangkan pahala yang berlimpah.
3. Doa Memohon Perlindungan dari Siksa Neraka
Khusus setelah sholat Subuh dan Maghrib, dianjurkan untuk menambahkan doa perlindungan dari api neraka sebanyak tujuh kali sebelum berbicara dengan orang lain.
اَللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنَ النَّارِ
Allahumma ajirnii minan naar.
"Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka."
Rasulullah bersabda, "Apabila selesai shalat subuh, sebelum berbicara dengan orang lain, bacalah doa: 'Allahumma ajirni minannar' tujuh kali. Sesungguhnya jika kamu meninggal pada hari itu niscaya Allah menulis bagimu perlindungan dari api neraka. Dan apabila kamu selesai shalat maghrib, sebelum berbicara dengan orang lain, bacalah doa: 'Allahumma ajirni minannar' tujuh kali. Sesungguhnya jika kamu meninggal pada malam itu, niscaya Allah menulis bagimu perlindungan dari api neraka." (HR. Abu Dawud).
4. Tasbih, Tahmid, dan Takbir (Masing-masing 33 Kali)
Ini adalah bagian inti dari wirid setelah sholat yang paling masyhur dan memiliki fadhilah yang luar biasa. Kita memahasucikan Allah, memuji-Nya, dan mengagungkan-Nya dengan bilangan yang telah ditentukan.
Tasbih (سُبْحَانَ اللهِ) - 33 kali
Mengucapkan "Subhanallah" berarti kita menyucikan Allah dari segala bentuk kekurangan, sifat yang tidak layak, dan dari segala sekutu. Ini adalah pengakuan bahwa Allah Maha Sempurna dalam segala aspek Dzat, Sifat, dan Perbuatan-Nya. Ketika kita merenungkan ciptaan-Nya yang begitu menakjubkan, dari galaksi yang luas hingga sel terkecil dalam tubuh kita, lisan kita secara spontan akan bergetar mengucap Subhanallah. Ini adalah bentuk ketakjuban dan pengakuan akan kebesaran Sang Pencipta.
Tahmid (اَلْحَمْدُ لِلهِ) - 33 kali
"Alhamdulillah" adalah ungkapan syukur yang paling sempurna. Ia mencakup segala bentuk pujian yang ditujukan hanya kepada Allah. Dengan mengucapkannya, kita mengakui bahwa setiap nikmat yang kita rasakan, mulai dari hembusan nafas, kesehatan, rezeki, hingga nikmat iman dan Islam, semuanya berasal dari Allah. Membiasakan tahmid setelah sholat akan menumbuhkan dalam diri kita jiwa yang senantiasa bersyukur, positif, dan jauh dari keluh kesah.
Takbir (اَللهُ اَكْبَرُ) - 33 kali
"Allahu Akbar" adalah pernyataan bahwa Allah Maha Besar. Lebih besar dari segala masalah yang kita hadapi, lebih besar dari segala kekhawatiran kita, lebih besar dari segala ambisi dan kekuatan duniawi. Mengulang-ulang kalimat ini akan menanamkan keyakinan yang kokoh dalam hati, bahwa hanya Allah tempat kita bergantung. Segala urusan menjadi terasa kecil ketika kita menyandarkannya kepada Yang Maha Besar.
5. Kalimat Penyempurna Dzikir ke-100
Setelah menyelesaikan rangkaian tasbih, tahmid, dan takbir (33+33+33 = 99), disunnahkan untuk menggenapkannya menjadi seratus dengan membaca kalimat tahlil yang agung ini sekali lagi.
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai-in qadiir.
"Tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan bagi-Nya lah segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Keutamaan dari rangkaian dzikir ini sangatlah luar biasa, sebagaimana dijelaskan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang bertasbih setelah setiap shalat sebanyak 33 kali, bertahmid sebanyak 33 kali, dan bertakbir sebanyak 33 kali, itu semua berjumlah 99, kemudian ia menggenapkannya untuk yang keseratus dengan (ucapan): 'Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah...' maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Muslim)
Sungguh sebuah anugerah yang sangat besar dari Allah. Dengan amalan yang ringan dan tidak memakan waktu lama, kita dijanjikan pengampunan dosa yang begitu luas. Ini menunjukkan betapa pemurahnya Allah kepada hamba-hamba-Nya yang mau meluangkan sedikit waktu untuk mengingat-Nya.
Membaca Ayat-Ayat Al-Qur'an Pilihan
Setelah berdzikir dengan kalimat-kalimat thayyibah, amalan selanjutnya yang sangat dianjurkan adalah membaca beberapa ayat dan surat pilihan dari Al-Qur'an. Ini adalah cara untuk terus menyambungkan hati dengan kalamullah, mendapatkan perlindungan, dan pahala yang besar.
1. Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255)
Ayat Kursi dikenal sebagai 'pemimpin' ayat-ayat Al-Qur'an. Kandungannya begitu agung, menjelaskan tentang keesaan dan kekuasaan mutlak Allah SWT. Rasulullah sangat menganjurkan untuk membacanya setelah sholat fardhu.
اَللهُ لآَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّوْمُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِى السَّمَاوَاتِ وَمَا فِى اْلاَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِىْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلاَّ بِاِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ اِلاَّ بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلاَرْضَ، وَلاَ يَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيْمُ.
Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw walaa nauum, lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardh, man dzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum, walaa yuhiithuuna bisyai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa wahuwal 'aliyyul 'azhiim.
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Keutamaan membaca Ayat Kursi setelah sholat sangatlah istimewa. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat wajib, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian." (HR. An-Nasa'i, dishahihkan oleh Al-Albani)
Ini berarti, orang yang merutinkan amalan ini, ketika ajalnya tiba, ia langsung dipersiapkan untuk menjadi penghuni surga. Sebuah jaminan yang luar biasa bagi sebuah amalan yang sangat mudah untuk dilakukan.
2. Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas
Ketiga surat pendek ini, yang dikenal juga dengan sebutan "Al-Mu'awwidzat" (surat-surat perlindungan), memiliki kedudukan yang tinggi. Dianjurkan untuk membacanya masing-masing satu kali setelah sholat Dzuhur, Ashar, dan Isya. Adapun setelah sholat Maghrib dan Subuh, dianjurkan untuk membacanya masing-masing sebanyak tiga kali.
Surat Al-Ikhlas
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.
"Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia'."
Surat ini merupakan intisari dari tauhid. Rasulullah menyatakan bahwa membacanya setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an karena kandungannya yang murni tentang keesaan Allah.
Surat Al-Falaq
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.
"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki'."
Surat ini adalah permohonan perlindungan kepada Allah dari berbagai macam kejahatan yang datang dari luar diri kita.
Surat An-Nas
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.
"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."
Surat An-Nas adalah permohonan perlindungan dari kejahatan yang datang dari dalam, yaitu bisikan-bisikan jahat setan yang dapat merusak hati dan iman.
Bacaan Doa Penutup yang Lengkap
Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian dzikir dan bacaan Al-Qur'an, inilah saatnya untuk memanjatkan doa, yaitu menyampaikan segala hajat, permohonan, dan harapan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Doa adalah senjata orang beriman dan merupakan inti dari ibadah. Berikut adalah contoh bacaan doa yang panjang dan komprehensif, mencakup pujian, shalawat, permohonan ampun, serta kebaikan dunia dan akhirat.
1. Pembukaan Doa
Sebagaimana adabnya, doa yang baik selalu diawali dengan basmalah, pujian kepada Allah (hamdalah), dan shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin. Hamday yu-waafii ni'amahuu wa yukaafi'u maziidah. Yaa robbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali waj-hikal kariimi wa 'azhiimi sulthoonik.
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu."
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad, wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."
2. Permohonan Diterimanya Ibadah
Langkah selanjutnya adalah memohon agar ibadah sholat dan segala amal kita diterima oleh Allah, serta disempurnakan segala kekurangannya.
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Allahumma robbanaa taqobbal minnaa sholaatanaa wa shiyaamanaa wa rukoo'anaa wa sujuudanaa wa qu'uudanaa wa tadhorru'anaa wa takhosysyu'anaa wa ta'abbudanaa wa tammim taqshiironaa yaa Allah yaa robbal 'aalamiin.
"Ya Allah, Tuhan kami, terimalah sholat kami, puasa kami, ruku' kami, sujud kami, duduk kami, kerendahan hati kami, kekhusyuan kami, dan ibadah kami. Dan sempurnakanlah kekurangan kami, ya Allah, wahai Tuhan semesta alam."
3. Doa Memohon Ampunan Dosa
Memohon ampunan adalah bagian terpenting dalam doa. Kita memohon ampun untuk diri sendiri, kedua orang tua, dan seluruh kaum muslimin.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
Robbanaa zholamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin.
"Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا.
Robbighfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo.
"Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku di waktu kecil."
4. Doa Sapu Jagat: Kebaikan Dunia dan Akhirat
Ini adalah doa yang paling sering dipanjatkan oleh Rasulullah karena cakupannya yang sangat luas, merangkum semua kebaikan di dunia dan di akhirat.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Robbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar.
"Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka."
"Kebaikan di dunia" mencakup rezeki yang halal, ilmu yang bermanfaat, kesehatan, keluarga yang sakinah, dan segala hal baik lainnya. Sementara "kebaikan di akhirat" adalah ampunan Allah, kemudahan di hari hisab, dan puncaknya adalah surga-Nya.
5. Doa Keselamatan dan Keberkahan Hidup
Doa ini juga sangat komprehensif, memohon delapan hal penting yang menjadi pilar kebahagiaan seorang muslim.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ سَلَامَةً فِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ، وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ، وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ، وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ، وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ، وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ، وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ.
Allahumma innaa nas-aluka salaamatan fid diin, wa 'aafiyatan fil jasad, wa ziyaadatan fil 'ilmi, wa barokatan fir rizqi, wa taubatan qoblal maut, wa rohmatan 'indal maut, wa maghfirotan ba'dal maut. Allahumma hawwin 'alainaa fii sakarootil maut, wan najaata minan naar, wal 'afwa 'indal hisaab.
"Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan dalam beragama, kesehatan pada tubuh, tambahan dalam ilmu, keberkahan dalam rezeki, taubat sebelum mati, rahmat ketika mati, dan ampunan setelah mati. Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, berikanlah kami keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hisab (perhitungan)."
6. Penutup Doa
Sebagaimana dibuka dengan pujian dan shalawat, doa pun ditutup dengan cara yang sama untuk menyempurnakannya.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Wa shollallahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shohbihii wa sallam. Subhaana robbika robbil 'izzati 'ammaa yashifuun. Wa salaamun 'alal mursaliin. Wal hamdulillaahi robbil 'aalamiin.
"Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa dari sifat yang mereka berikan. Dan keselamatan semoga terlimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam."
Setelah selesai berdoa, usapkan kedua telapak tangan ke wajah. Ini menandai akhir dari permohonan kita, dengan harapan besar bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala berkenan mengijabah setiap kata yang kita panjatkan.