Surat Yasin, yang dikenal sebagai jantung Al-Qur'an (Qalbul Qur'an), memiliki kedudukan istimewa di hati umat Islam. Membacanya adalah sebuah amalan yang penuh dengan fadhilah dan keberkahan. Namun, kesempurnaan amalan ini seringkali ditutup dengan munajat khusus kepada Allah SWT, yaitu melalui doa sesudah membaca Surat Yasin. Doa ini bukan sekadar penutup, melainkan sebuah rangkuman permohonan yang komprehensif, mencakup urusan dunia dan akhirat, yang dipanjatkan setelah hati dilunakkan oleh lantunan ayat-ayat suci.
Mengamalkan doa ini merupakan wujud adab dan kesadaran seorang hamba bahwa setelah berusaha mendekatkan diri melalui firman-Nya, langkah selanjutnya adalah merendahkan diri, mengangkat tangan, dan memohon segala hajat kepada Sang Pemilik Kehidupan. Doa ini menjadi jembatan antara kalam ilahi yang baru saja dibaca dengan realitas kehidupan yang dijalani, memohon agar keberkahan surat tersebut tercurah dalam setiap aspek.
Sebelum kita menyelami lafaz dan makna doa penutupnya, penting untuk memahami mengapa Surat Yasin itu sendiri menjadi amalan yang begitu dianjurkan. Kedudukannya sebagai "jantung Al-Qur'an" bukanlah tanpa alasan. Sebagaimana jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh dan menjadi pusat kehidupan, Surat Yasin mengandung intisari ajaran Al-Qur'an yang vital, meliputi tauhid, hari kebangkitan, kisah para nabi, dan peringatan akan kekuasaan Allah SWT.
Membaca Surat Yasin ibarat menyirami ruhani dengan pokok-pokok keimanan. Ia mengingatkan kita akan tujuan penciptaan, kefanaan dunia, dan keniscayaan akhirat. Ketika hati telah tersentuh oleh pesan-pesan agung ini, ia berada dalam kondisi paling ideal untuk berdoa—lembut, khusyuk, dan penuh harap.
Banyak hadis yang menyebutkan keutamaan Surat Yasin, di antaranya adalah sebagai pengampun dosa, pemberi kemudahan dalam segala urusan, dan penenang bagi mereka yang sedang menghadapi sakaratul maut. Dengan landasan keutamaan inilah, doa yang dipanjatkan setelahnya diyakini memiliki peluang lebih besar untuk diijabah oleh Allah SWT, karena didahului oleh sebuah ibadah yang sangat dicintai-Nya.
Berikut adalah bacaan doa yang lazim diamalkan oleh kaum muslimin setelah selesai membaca Surat Yasin. Doa ini disajikan dalam tulisan Arab, transliterasi Latin untuk membantu pelafalan, serta terjemahan dalam bahasa Indonesia agar maknanya dapat diresapi secara mendalam.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْتَحْفِظُكَ وَنَسْتَوْدِعُكَ أَدْيَانَنَا وَأَبْدَانَنَا وَأَنْفُسَنَا وَأَمْوَالَنَا وَأَهْلَنَا وَكُلَّ شَيْءٍ أَعْطَيْتَنَا. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ فِيْ كَنَفِكَ وَأَمَانِكَ وَعِيَاذِكَ وَجِوَارِكَ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَرِيْدٍ وَجَبَّارٍ عَنِيْدٍ وَذِيْ عَيْنٍ وَذِيْ بَغْيٍ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ شَرٍّ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللّٰهُمَّ جَمِّلْنَا بِالْعَافِيَةِ وَالسَّلَامَةِ وَحَقِّقْنَا بِالتَّقْوَى وَالْاِسْتِقَامَةِ وَأَعِذْنَا مِنْ مُوْجِبَاتِ النَّدَامَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِأَوْلَادِنَا وَمَشَايِخِنَا وَلِإِخْوَانِنَا فِي الدِّيْنِ وَلِأَصْحَابِنَا وَأَحْبَابِنَا وَلِمَنْ أَحَبَّنَا فِيْكَ وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. وَارْزُقْنَا كَمَالَ الْمُتَابَعَةِ لَهُ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا فِيْ عَافِيَةٍ وَسَلَامَةٍ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Allahumma innaa nastahfizhuka wa nastaudi'uka adyaananaa wa abdaananaa wa anfusanaa wa amwaalanaa wa ahlanaa wa kulla syai'in a'thaitanaa. Allahummaj'alnaa wa iyyaahum fii kanafika wa amaanika wa 'iyaadzika wa jiwaarika min kulli syaithaanim mariid wa jabbaarin 'aniid wa dzii 'ainin wa dzii baghyin wa min syarri kulli dzii syarrin innaka 'alaa kulli syai'in qadiir. Allahumma jammilnaa bil 'aafiyati was salaamah, wa haqqiqnaa bit taqwaa wal istiqaamah, wa a'idznaa min muujibaatin nadaamati yaumal qiyaamah, innaka samii'ud du'aa'. Allahummaghfir lanaa wa li waalidiinaa wa li aulaadinaa wa masyaayikhinaa wa li ikhwaaninaa fid diin, wa li ashhaabinaa wa ahbaabinaa wa liman ahabbanaa fiika wa liman ahsana ilainaa wa lil mu'miniina wal mu'minaati wal muslimiina wal muslimaat, yaa rabbal 'aalamiin. Wa shalli 'alaa 'abdika wa rasuulika sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihii wa sallim. Warzuqnaa kamaalal mutaaba'ati lahu zaahiran wa baatinan fii 'aafiyatin wa salaamatin birahmatika yaa arhamar raahimiin.
“Ya Allah, kami memohon penjagaan-Mu dan kami menitipkan kepada-Mu agama kami, tubuh kami, diri kami, harta kami, keluarga kami, dan segala sesuatu yang telah Engkau berikan kepada kami. Ya Allah, jadikanlah kami dan mereka dalam pemeliharaan-Mu, keamanan-Mu, perlindungan-Mu, dan di sisi-Mu dari setiap setan yang durhaka, orang yang sombong yang keras kepala, pemilik mata jahat, dan dari kezaliman serta dari kejahatan setiap makhluk yang membawa kejahatan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, hiasilah kami dengan kesehatan dan keselamatan, dan wujudkanlah kami dengan takwa dan istiqamah. Lindungilah kami dari hal-hal yang menyebabkan penyesalan pada hari kiamat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa. Ya Allah, ampunilah kami, kedua orang tua kami, anak-anak kami, guru-guru kami, saudara-saudara kami seagama, sahabat-sahabat kami, orang-orang yang kami cintai, orang-orang yang mencintai kami karena-Mu, orang-orang yang berbuat baik kepada kami, kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, wahai Tuhan semesta alam. Limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada hamba-Mu dan utusan-Mu, junjungan kami dan tuan kami, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan anugerahilah kami kesempurnaan dalam mengikutinya, baik secara lahir maupun batin, dalam keadaan sehat dan selamat, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Penyayang di antara para penyayang.”
Doa ini bukanlah sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah permata yang setiap kalimatnya mengandung makna yang sangat dalam dan luas. Mari kita telaah bersama kandungan dari setiap bagian doa ini.
"Allahumma innaa nastahfizhuka wa nastaudi'uka adyaananaa wa abdaananaa wa anfusanaa wa amwaalanaa wa ahlanaa wa kulla syai'in a'thaitanaa."
Bagian awal doa ini adalah sebuah ikrar penyerahan diri yang total. Kita memulai dengan mengakui kelemahan kita dan kekuasaan Allah yang mutlak. Kata "nastahfizhuka" (kami memohon penjagaan-Mu) dan "nastaudi'uka" (kami menitipkan kepada-Mu) adalah bentuk pasrah seorang hamba. Apa yang kita titipkan? Bukan hanya harta atau keluarga, tetapi dimulai dari yang paling fundamental:
"Allahummaj'alnaa wa iyyaahum fii kanafika wa amaanika wa 'iyaadzika wa jiwaarika min kulli syaithaanim mariid wa jabbaarin 'aniid wa dzii 'ainin wa dzii baghyin wa min syarri kulli dzii syarrin innaka 'alaa kulli syai'in qadiir."
Setelah menitipkan segalanya, kita merinci dari apa kita ingin dilindungi. Kita memohon untuk ditempatkan dalam "kanafika" (pemeliharaan-Mu), "amaanika" (keamanan-Mu), "iyaadzika" (perlindungan-Mu), dan "jiwaarika" (kedekatan dengan-Mu). Ini adalah benteng-benteng pertahanan ilahi yang kita harapkan. Perlindungan ini diminta dari:
"Allahumma jammilnaa bil 'aafiyati was salaamah, wa haqqiqnaa bit taqwaa wal istiqaamah, wa a'idznaa min muujibaatin nadaamati yaumal qiyaamah, innaka samii'ud du'aa'."
Setelah memohon perlindungan dari hal-hal negatif, doa beralih ke permohonan hal-hal positif untuk menghiasi diri kita.
"Allahummaghfir lanaa wa li waalidiinaa wa li aulaadinaa wa masyaayikhinaa..."
Seorang muslim sejati tidak hanya mendoakan dirinya sendiri. Bagian ini menunjukkan luasnya kasih sayang dan kepedulian seorang pendoa. Permohonan ampunan ditujukan secara berurutan kepada:
"Wa shalli 'alaa 'abdika wa rasuulika sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin... Warzuqnaa kamaalal mutaaba'ati lahu zaahiran wa baatinan..."
Sebagai adab dalam berdoa, kita menutupnya dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Ini adalah kunci terkabulnya doa. Namun, doa ini tidak berhenti pada shalawat saja. Ada permohonan lanjutan yang sangat penting: "Warzuqnaa kamaalal mutaaba'ati lahu" (Dan anugerahilah kami kesempurnaan dalam mengikutinya).
Ini adalah permintaan agar kita diberi rezeki dan taufik untuk bisa meneladani Rasulullah SAW secara sempurna, baik "zaahiran" (secara lahiriah, dalam penampilan dan perbuatan) maupun "baatinan" (secara batiniah, dalam akhlak, keikhlasan, dan ketakwaan). Permohonan ini pun diharapkan terwujud dalam kondisi "'aafiyatin wa salaamatin" (sehat dan selamat), yang dijalani dengan penuh rahmat dari Allah, "Yaa Arhamar Raahimiin" (Wahai Dzat yang Maha Penyayang di antara para penyayang).
Untuk menyempurnakan amalan ini, ada beberapa adab yang sebaiknya diperhatikan:
Doa sesudah membaca Surat Yasin adalah sebuah paket munajat yang luar biasa lengkap. Ia mengajarkan kita untuk memulai permohonan dengan menitipkan aset terpenting yaitu agama, lalu memohon perlindungan dari segala jenis keburukan yang terlihat dan tersembunyi, meminta untuk dihiasi dengan kualitas diri terbaik (sehat, selamat, takwa, istiqamah), mendoakan ampunan bagi seluruh umat, dan ditutup dengan shalawat serta komitmen untuk meneladani Rasulullah SAW.
Mengamalkannya secara rutin bukan hanya menjadi penutup bacaan Yasin, tetapi juga menjadi sarana untuk terus-menerus merefleksikan kebutuhan kita sebagai hamba dan memperkuat tali hubungan kita dengan Sang Khaliq. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita taufik untuk dapat mengamalkan Surat Yasin dan doanya dengan istiqamah, serta mengabulkan setiap hajat baik yang kita panjatkan melalui wasilah keberkahannya.