Memaknai Keberkahan Doa Sebelum Sahur di Waktu Mustajab

Ilustrasi waktu sahur dengan bulan sabit dan lentera

Ilustrasi waktu sahur dengan bulan sabit dan bintang di kegelapan fajar.

Keistimewaan Sahur: Lebih dari Sekadar Pengisi Perut

Ketika sepertiga malam terakhir menjelang, saat sebagian besar insan masih terlelap dalam buaian mimpi, ada sekelompok orang yang terjaga. Mereka bangun bukan karena tuntutan dunia, melainkan panggilan iman. Inilah waktu sahur, sebuah momen penuh berkah yang menjadi gerbang pembuka ibadah puasa. Sahur seringkali dimaknai sebatas aktivitas makan dan minum untuk persiapan menahan lapar dan dahaga sepanjang hari. Namun, hakikat sahur jauh lebih agung dari itu. Ia adalah sunnah muakkadah—sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW—yang sarat dengan keberkahan, ampunan, dan pintu-pintu doa yang terbuka lebar.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra, "Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat berkah." (HR. Bukhari dan Muslim). Kata 'berkah' (barakah) dalam hadis ini memiliki makna yang sangat luas. Berkah berarti ziyadatul khair, bertambahnya kebaikan. Kebaikan ini mencakup aspek fisik dan spiritual. Secara fisik, sahur memberikan kekuatan dan energi untuk menjalani puasa dengan lebih prima, mengurangi rasa lemas, dan menjaga stabilitas tubuh. Secara spiritual, sahur adalah momen emas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bangun di waktu sahur adalah sebuah bentuk ketaatan, sebuah perjuangan melawan kantuk demi mengikuti sunnah Nabi dan meraih ridha Ilahi. Inilah yang membedakan puasa umat Islam dengan puasa umat-umat sebelumnya.


Lafadz Niat Puasa: Kunci Sahnya Ibadah di Bulan Ramadhan

Di antara amalan terpenting yang harus dilakukan pada waktu sahur atau sebelumnya adalah melafalkan niat puasa. Niat merupakan rukun puasa yang tanpanya, ibadah puasa seseorang menjadi tidak sah. Niat adalah pekerjaan hati yang membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, dan membedakan antara ibadah dengan kebiasaan. Meskipun tempatnya di dalam hati, para ulama menganjurkan untuk melafalkannya dengan lisan (talaffuzh) untuk membantu memantapkan hati. Doa atau lafadz niat yang paling umum dikenal untuk puasa Ramadhan adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هٰذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta'ālā.

Artinya: "Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala."

Membedah Makna di Balik Lafadz Niat

Setiap kata dalam lafadz niat ini mengandung makna yang dalam dan menegaskan esensi dari ibadah puasa itu sendiri. Mari kita coba uraikan:

Kapan Waktu yang Tepat untuk Berniat Puasa?

Para ulama dari Mazhab Syafi'i, yang banyak dianut di Indonesia, berpendapat bahwa niat puasa Ramadhan harus dilakukan pada setiap malam selama bulan Ramadhan. Waktu untuk berniat dimulai dari terbenamnya matahari (waktu Maghrib) hingga sesaat sebelum terbitnya fajar (waktu Subuh). Oleh karena itu, waktu sahur adalah momen yang sangat ideal untuk memperbarui dan memantapkan niat puasa untuk hari itu.

Namun, ada juga pendapat lain dari Mazhab Maliki yang memperbolehkan niat puasa untuk sebulan penuh di malam pertama Ramadhan. Pendapat ini seringkali dijadikan sebagai langkah antisipasi (ihtiyath) jika suatu saat kita lupa untuk berniat pada salah satu malam di bulan Ramadhan. Meskipun demikian, tetap yang lebih utama (afdhal) adalah memperbarui niat setiap malamnya untuk menunjukkan kesungguhan dan kehadiran hati dalam menyambut ibadah di setiap harinya.


Keutamaan Waktu Sahur: Pintu Langit yang Terbuka Lebar

Selain sebagai waktu untuk makan dan berniat puasa, waktu sahur, yang merupakan bagian dari sepertiga malam terakhir, memiliki keutamaan yang luar biasa. Inilah waktu yang disebut sebagai waktu mustajab, di mana doa-doa lebih mudah diijabah oleh Allah SWT. Banyak dalil dari Al-Qur'an dan Hadis yang menegaskan kemuliaan waktu ini.

"Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS. Adz-Dzaariyat: 18)

Ayat ini secara eksplisit menyebutkan salah satu ciri orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang menggunakan akhir malam (waktu sahur) untuk beristighfar, memohon ampunan kepada Allah. Ini menunjukkan betapa berharganya waktu tersebut untuk bertaubat dan membersihkan diri dari dosa.

Keistimewaan waktu ini semakin dipertegas oleh hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Rabb kita Tabaaraka wa Ta'aala turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, 'Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni'." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis qudsi ini memberikan gambaran betapa dekatnya rahmat Allah kepada hamba-Nya di waktu sahur. Allah sendiri yang 'memanggil' dan menawarkan pengabulan doa, pemberian, dan ampunan. Betapa meruginya orang yang melewatkan kesempatan emas ini hanya dengan tidur terlelap. Oleh karena itu, waktu sahur adalah saat yang paling tepat untuk menumpahkan segala hajat, keluh kesah, dan permohonan kita kepada Sang Maha Pencipta.


Amalan-Amalan Utama untuk Menghidupkan Waktu Sahur

Memahami keutamaan waktu sahur, seorang Muslim hendaknya tidak hanya mencukupkan diri dengan makan dan minum. Ada banyak amalan bernilai pahala tinggi yang bisa dilakukan untuk 'menghidupkan' momen berharga ini. Doa sebelum sahur tidak terbatas pada niat puasa saja, tetapi mencakup seluruh bentuk munajat kepada Allah.

1. Istighfar: Meraih Ampunan di Sepertiga Malam Terakhir

Sebagaimana disebutkan dalam QS. Adz-Dzaariyat: 18, istighfar adalah amalan utama di waktu sahur. Istighfar bukan sekadar ucapan "Astaghfirullah" di lisan, tetapi sebuah pengakuan tulus dari hati atas segala dosa dan kelalaian, diiringi penyesalan dan tekad untuk tidak mengulanginya lagi. Di saat hening menjelang fajar, ketika hati lebih mudah untuk khusyuk, untaian istighfar menjadi jembatan untuk meraih maghfirah (ampunan) Allah. Salah satu bacaan istighfar yang paling utama adalah Sayyidul Istighfar (rajanya istighfar), yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.

2. Berzikir: Membasahi Lisan dengan Asma Allah

Waktu sahur adalah saat yang tepat untuk memperbanyak zikir, mengingat dan mengagungkan Allah SWT. Lisan yang basah karena zikrullah akan mendatangkan ketenangan hati. Bacaan zikir yang bisa diamalkan antara lain tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), takbir (Allahu Akbar), tahlil (Laa ilaaha illallah), serta hauqalah (Laa haula wa laa quwwata illa billah). Setiap kalimat zikir ini memiliki keutamaan yang agung dan menjadi pemberat timbangan amal di akhirat kelak.

3. Shalat Malam (Tahajjud): Komunikasi Intim dengan Sang Pencipta

Jika memiliki kelapangan waktu, melaksanakan shalat Tahajjud beberapa rakaat sebelum menyantap sahur adalah sebuah pilihan yang sangat mulia. Shalat Tahajjud adalah shalat sunnah yang paling utama setelah shalat fardhu. Ia adalah sarana komunikasi paling intim antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Di dalam sujud-sujud panjang di keheningan malam, kita bisa mencurahkan segala isi hati, memohon petunjuk, dan mengadukan segala permasalahan hidup kepada Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan.

4. Membaca Al-Qur'an: Cahaya di Kegelapan Fajar

Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an (Syahrul Qur'an). Membaca, merenungi, dan mentadabburi ayat-ayat suci Al-Qur'an di waktu sahur memiliki kenikmatan tersendiri. Suasana yang tenang dan pikiran yang masih segar membuat kita lebih mudah untuk fokus dan menyerap hikmah dari setiap ayat yang dibaca. Al-Qur'an akan menjadi cahaya yang menerangi hati dan penunjuk jalan dalam kehidupan.

5. Memperbanyak Doa: Memohon Segala Hajat

Inilah puncak dari pemanfaatan waktu mustajab. Setelah menunaikan amalan-amalan di atas, gunakan sisa waktu sebelum imsak untuk memanjatkan doa-doa pribadi. Jangan ragu untuk meminta apapun kepada Allah, baik urusan dunia maupun akhirat. Mintalah kebaikan untuk diri sendiri, orang tua, keluarga, sahabat, guru, serta seluruh kaum Muslimin. Doa adalah senjata orang beriman, dan waktu sahur adalah saat yang paling tepat untuk mengasahnya.


Kumpulan Doa-Doa Pilihan untuk Dipanjatkan Saat Sahur

Selain doa niat puasa, tidak ada doa khusus yang secara spesifik harus dibaca sebelum sahur. Namun, kita dianjurkan untuk memperbanyak doa-doa ma'tsur (berasal dari Al-Qur'an dan Sunnah) atau doa apa pun yang berisi kebaikan. Berikut adalah beberapa contoh doa yang sangat baik untuk dipanjatkan di waktu mustajab ini.

1. Doa Sayyidul Istighfar

Ini adalah doa permohonan ampunan yang paling utama.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana 'abduka, wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu, a'uudzu bika min syarri maa shana'tu, abuu-u laka bini'matika 'alayya, wa abuu-u laka bidzanbii faghfirlii, fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas janji-Mu dan ikrar-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan perbuatanku. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab, tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau."

2. Doa Sapu Jagat (Kebaikan Dunia dan Akhirat)

Doa ini adalah doa yang paling sering dibaca oleh Nabi dan mencakup semua kebaikan.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbanā, ātinā fid dunyā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā 'adzāban nār.

Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka."

3. Doa untuk Orang Tua

Mendoakan kedua orang tua adalah bentuk bakti yang mulia, terutama di waktu mustajab.

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warhamhumā kamā rabbayānī shaghīrā.

Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikku di waktu kecil."

4. Doa Memohon Keteguhan Iman

Meminta agar hati senantiasa kokoh di atas jalan kebenaran adalah doa yang sangat penting.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

Yā muqallibal qulūb, tsabbit qalbī 'alā dīnik.

Artinya: "Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu."

Adab Sahur Sesuai Sunnah Rasulullah SAW

Untuk menyempurnakan ibadah sahur, ada beberapa adab yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yang sebaiknya kita amalkan:

Mengakhirkan Waktu Sahur

Dianjurkan untuk mengakhirkan makan sahur hingga mendekati waktu fajar (Subuh). Hal ini berdasarkan hadis dari Zaid bin Tsabit ra, ia berkata, "Kami pernah makan sahur bersama Nabi SAW. Kemudian beliau bangkit untuk shalat." Aku (Anas bin Malik) bertanya, "Berapa lama jarak antara adzan dan sahur?" Zaid menjawab, "Kira-kira sekadar bacaan 50 ayat." (HR. Bukhari). Mengakhirkan sahur memberikan lebih banyak kekuatan untuk berpuasa dan memungkinkan kita untuk shalat Subuh di awal waktu dalam keadaan segar.

Makan Secukupnya dan Tidak Berlebihan

Tujuan sahur adalah untuk mendapatkan kekuatan dan keberkahan, bukan untuk balas dendam atau makan sepuasnya. Makan berlebihan justru akan menimbulkan rasa kantuk, malas, dan berat untuk beribadah. Makanlah secukupnya sesuai kebutuhan tubuh. Ingatlah bahwa esensi puasa adalah menahan hawa nafsu, termasuk nafsu makan.

Memilih Makanan yang Baik dan Halal

Pilihlah makanan yang halal, baik (thayyib), dan bergizi. Rasulullah SAW secara khusus memuji kurma sebagai makanan sahur terbaik. Beliau bersabda, "Sebaik-baik makanan sahur seorang mukmin adalah kurma." (HR. Abu Dawud). Kurma kaya akan gula alami, serat, dan nutrisi yang dapat memberikan energi secara cepat dan bertahan cukup lama. Selain kurma, perbanyak juga minum air putih untuk mencegah dehidrasi.


Jawaban Seputar Sahur dan Doa Sebelum Sahur

Berikut adalah jawaban atas beberapa pertanyaan yang sering muncul terkait sahur dan niat puasa.

Bagaimana jika terlewat sahur, apakah puasa tetap sah?

Ya, puasa tetap sah meskipun seseorang tidak makan sahur. Sahur adalah sunnah, bukan rukun atau syarat sah puasa. Rukun puasa adalah niat dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Namun, orang yang sengaja meninggalkan sahur telah kehilangan keberkahan dan keutamaan yang besar. Jika seseorang terlewat sahur karena tertidur, puasanya tetap sah selama ia sudah berniat di malam harinya.

Apakah niat puasa harus diucapkan?

Secara esensi, niat adalah amalan hati. Niat yang ada di dalam hati sudah cukup dan sah. Namun, mayoritas ulama Syafi'iyah menganjurkan untuk melafalkannya (talaffuzh) dengan lisan. Tujuannya adalah untuk membantu konsentrasi dan memantapkan apa yang ada di dalam hati. Ini dianggap sebagai amalan yang baik (mustahab), tetapi bukan suatu kewajiban.

Kapan batas akhir waktu sahur (Imsak)?

Batas akhir waktu sahur adalah ketika terbit fajar shadiq, yang ditandai dengan kumandang adzan Subuh. Waktu Imsak yang biasa kita kenal (sekitar 10-15 menit sebelum Subuh) adalah bentuk kehati-hatian (ihtiyath) yang ditetapkan oleh para ulama agar kita tidak makan melewati batas waktu Subuh. Ketika waktu imsak tiba, sebaiknya kita segera menyelesaikan makan dan minum untuk bersiap-siap melaksanakan shalat Subuh.

Bolehkah hanya minum air saat sahur?

Boleh. Keberkahan sahur bisa didapatkan bahkan hanya dengan seteguk air. Rasulullah SAW bersabda, "Sahur itu makanan yang berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya meskipun hanya dengan seteguk air, karena sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur." (HR. Ahmad). Hadis ini menunjukkan betapa besarnya anjuran untuk tidak meninggalkan sahur sama sekali.


Penutup: Jadikan Sahur Momen Emas Meraih Rahmat

Sahur bukanlah sekadar rutinitas pengisi perut sebelum berpuasa. Ia adalah madrasah spiritual di awal hari, sebuah momen intim untuk berdialog dengan Allah SWT. Di dalamnya terkandung keberkahan, kekuatan, ampunan, dan pengabulan doa. Doa sebelum sahur, yang intinya adalah niat yang tulus dan ikhlas, menjadi fondasi bagi kokohnya bangunan puasa kita sepanjang hari.

Mari kita hidupkan waktu-waktu sahur kita tidak hanya dengan hidangan lezat, tetapi juga dengan zikir yang menenangkan, istighfar yang menyucikan, tilawah Al-Qur'an yang menerangi, dan doa-doa yang tulus. Dengan begitu, sahur akan bertransformasi dari sekadar kebiasaan menjadi ibadah yang berkualitas, mengantarkan kita untuk meraih derajat takwa di sisi Allah SWT.

🏠 Kembali ke Homepage