Kekuatan Doa dan Perlindungan dari Allah SWT
Ruqyah, dalam konteks syariat Islam, adalah bentuk pengobatan spiritual dengan cara membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ (Sunnah) pada orang yang sakit atau mengalami gangguan. Ini adalah metode pengobatan yang bersifat spiritual, sekaligus merupakan manifestasi dari tawakal (berserah diri) dan keyakinan mutlak terhadap kekuatan firman Allah.
Ruqyah Syar'iyyah (Ruqyah yang sesuai syariat) adalah pilar penting dalam pengobatan Islam yang menekankan bahwa kesembuhan datang dari Allah semata. Ia membedakan dirinya secara tegas dari praktik-praktik perdukunan, sihir, atau amalan-amalan yang mengandung unsur syirik. Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad ﷺ sendiri melakukan ruqyah kepada para sahabat dan menganjurkannya sebagai salah satu ikhtiar utama dalam menghadapi penyakit jasmani maupun gangguan non-jasmani.
Hukum asal ruqyah adalah dibolehkan, bahkan dianjurkan, asalkan memenuhi tiga syarat pokok yang telah ditetapkan oleh para ulama berdasarkan hadis-hadis sahih. Tanpa memenuhi syarat-syarat ini, ruqyah dapat bergeser menjadi praktik yang dilarang (Ruqyah Syirkiyyah).
Imam As-Suyuti dan ulama lainnya merangkum syarat sah ruqyah menjadi tiga poin fundamental:
Banyak hadis yang menguatkan keabsahan Ruqyah. Salah satunya adalah hadis dari ‘Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak mengapa ruqyah itu selama tidak mengandung syirik.” (HR. Muslim).
Selain itu, hadis tentang Ruqyah dengan Al-Fatihah yang dilakukan oleh para sahabat kepada pemimpin kabilah yang disengat binatang berbisa, menunjukkan bahwa Al-Qur'an memiliki daya penyembuh (Syifa) yang luar biasa.
Penting untuk membedakan antara yang benar dan yang palsu. Ruqyah yang dilarang (syirkiyyah) seringkali memiliki ciri-ciri berikut, yang harus dihindari oleh setiap muslim:
Meskipun seluruh Al-Qur'an adalah syifa' (penyembuh), ada beberapa surat dan ayat yang secara spesifik disebutkan dalam sunnah atau disepakati oleh ulama memiliki kekuatan luar biasa dalam mengusir setan, menghilangkan sihir, dan memberikan perlindungan.
Al-Fatihah adalah pembuka dan induk Al-Qur'an. Ia merupakan doa paling mendasar untuk kesembuhan. Dalam kisah Ruqyah sahabat yang disengat kalajengking, Al-Fatihah terbukti menjadi penyembuh yang efektif. Para ulama menyebutnya sebagai 'Ruqyah yang sempurna'.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang... (sampai akhir surat).
Mengapa Al-Fatihah sangat kuat? Karena ia memuat seluruh pilar tauhid, pujian kepada Allah, pengakuan terhadap hari akhir, dan permohonan mutlak hanya kepada-Nya (Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in).
Ayat Kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an. Rasulullah ﷺ menyatakan bahwa jika dibaca sebelum tidur, seorang muslim akan dijaga oleh malaikat dan setan tidak akan mendekatinya hingga pagi. Kekuatannya terletak pada deskripsi yang sangat agung tentang kekuasaan, keesaan, dan keagungan Allah yang meliputi seluruh alam semesta.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Setiap frase dalam Ayat Kursi adalah penghancur bagi klaim kekuatan makhluk halus. Ketika jin mendengar deskripsi absolut tentang keagungan Allah, mereka dipaksa mundur karena takut dan tunduk.
Tiga surat pendek ini (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) adalah perlindungan paripurna yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ, terutama untuk dibaca pada pagi dan petang, serta sebelum tidur. Ketiga surat ini dikenal sebagai benteng terkuat.
Fokus pada keesaan dan kesempurnaan Allah, yang menghancurkan segala bentuk penyekutuan.
Permintaan perlindungan dari kejahatan yang diciptakan Allah, terutama kejahatan sihir dan kegelapan malam.
Ayat ini secara eksplisit menyebut perlindungan dari 'An-Naffatsati fil 'Uqad' (wanita-wanita tukang sihir yang meniup pada buhul), menjadikannya sangat relevan untuk Ruqyah sihir.
Permintaan perlindungan dari kejahatan setan dan jin yang membisikkan kejahatan ke dalam hati manusia.
Ayat-ayat ini sering dibaca berulang kali dalam sesi Ruqyah yang spesifik menangani sihir, karena ia menceritakan tentang kegagalan sihir di hadapan kebenaran Allah, seperti saat kisah Nabi Musa dan para penyihir Fir'aun.
Momen di mana tongkat Nabi Musa menelan habis sihir para penyihir.
Penegasan bahwa Allah tidak akan membiarkan perbuatan ahli sihir berhasil.
Maka setelah mereka melemparkan, Musa berkata: “Apa yang kamu datangkan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakberhasilannya.” Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan berhasilnya tipu daya orang-orang yang berbuat kerusakan.
Ada enam ayat dalam Al-Qur'an yang secara eksplisit menyebutkan kata 'Syifa' (penyembuhan). Ayat-ayat ini sangat baik dibacakan dalam rangka meminta kesembuhan secara umum:
Ruqyah tidak hanya dilakukan oleh peruqyah profesional. Setiap muslim dianjurkan untuk meruqyah dirinya sendiri dan keluarganya (Ruqyah Mandiri). Ini adalah bentuk ibadah yang paling utama, karena menunjukkan tawakal tertinggi kepada Allah tanpa perantara.
Teknik Ruqyah yang diajarkan oleh Nabi ﷺ biasanya meliputi membaca doa lalu meniupkannya pada anggota tubuh yang sakit, atau pada media air, atau mengusapkan tangan pada bagian yang sakit.
Setelah selesai membaca setiap set ayat atau doa, kumpulkan kedua telapak tangan (seperti posisi berdoa), tiupkan nafas ringan (tanpa ludah berlebihan) ke telapak tangan tersebut, kemudian usapkan ke seluruh wajah dan bagian tubuh yang terjangkau. Hal ini mengikuti sunnah Nabi ﷺ saat beliau hendak tidur atau saat sakit.
Ayat-ayat Ruqyah dibacakan ke dalam air (biasanya dengan jarak dekat ke permukaan air dan meniupkannya setelah setiap pembacaan). Air ini kemudian digunakan untuk:
Selain ayat-ayat Al-Qur'an, dianjurkan menggunakan doa-doa spesifik dari Rasulullah ﷺ:
1. Doa Jibril untuk Nabi ﷺ:
"Dengan nama Allah, aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau 'ain orang yang dengki. Semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah, aku meruqyahmu." (HR. Muslim)
2. Doa untuk Menghilangkan Rasa Sakit (Diletakkan tangan di bagian yang sakit):
"Dengan menyebut nama Allah (3 kali). Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan." (HR. Muslim)
Doa ini adalah contoh penting dari ruqyah mandiri yang sangat mudah dipraktikkan saat merasakan nyeri fisik apa pun.
Ruqyah Syar'iyyah diterapkan berbeda-beda tergantung jenis gangguannya, meskipun intinya tetap sama: menguatkan tauhid dan memohon pertolongan Allah.
Tujuan utama adalah memanggil jin tersebut untuk berdialog (jika diperlukan) dan memerintahkannya keluar atas nama Allah, atau membacakan ayat-ayat siksaan yang membuat jin merasa tersiksa dan terpaksa pergi.
Sihir adalah perjanjian antara tukang sihir dengan setan. Untuk membatalkannya, harus dibacakan ayat-ayat yang secara spesifik membatalkan tipu daya setan.
'Ain adalah pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh pandangan mata seseorang yang disertai rasa hasad (dengki) atau bahkan takjub yang berlebihan. 'Ain bisa menyebabkan penyakit parah, kegagalan bisnis, atau kematian. Ini adalah gangguan yang nyata dan diakui dalam syariat.
Pentingnya keyakinan dalam Ruqyah tidak bisa dilebih-lebihkan. Jika seorang hamba meyakini bahwa Al-Qur'an adalah penyembuh, dan membacanya dengan hadirnya hati, maka efeknya akan luar biasa, bahkan untuk penyakit fisik yang berat.
Karena Ruqyah adalah ibadah, ia memiliki adab dan etika yang harus dijaga agar pengobatan ini tetap murni dan diridai Allah SWT. Pelanggaran etika dapat merusak proses penyembuhan, bahkan bisa menjerumuskan pada praktik terlarang.
Kesembuhan spiritual memerlukan kerjasama dari pasien itu sendiri:
Terkadang, saat ruqyah dibacakan, pasien menunjukkan reaksi yang kuat (menjerit, menangis, menggeliat). Ini adalah indikasi adanya gangguan. Namun, penting untuk diingat bahwa reaksi fisik bukanlah satu-satunya tolak ukur keberhasilan. Keberhasilan sejati diukur dari peningkatan ketenangan batin pasien dan kembali kuatnya ketaatan kepada Allah.
Jika reaksi yang ditimbulkan adalah rasa panas, sakit kepala hebat, atau mual, ini adalah tanda bahwa ayat-ayat tersebut bekerja melawan penyakit spiritual. Peruqyah dan pasien harus terus melanjutkan dengan keyakinan, karena setan berusaha menghentikan proses penyembuhan dengan membuat pasien merasa tidak nyaman.
Di akhir zaman, banyak sekali praktik pengobatan spiritual yang mengaku islami namun menyimpang. Praktik ini memanfaatkan nama-nama suci tetapi dicampuri dengan sihir atau bantuan jin. Tanda-tandanya meliputi:
Seorang muslim yang cerdas harus menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai filter utama. Jika ada amalan ruqyah yang tidak dapat dibuktikan dasarnya dari kedua sumber tersebut, wajib ditinggalkan.
Ruqyah sejatinya bukanlah sekadar metode pengobatan saat sakit, melainkan sebuah gaya hidup. Seorang muslim yang kuat adalah yang membentengi dirinya setiap hari dengan zikir, doa, dan bacaan Al-Qur'an. Ini adalah Ruqyah preventif.
Banyak ulama sepakat bahwa zikir pagi dan petang (dzikir ma’tsur) adalah perlindungan harian terkuat. Siapa yang rutin mengamalkannya akan sulit ditembus oleh gangguan sihir, jin, atau 'ain. Di antara zikir yang sangat dianjurkan adalah:
Rumah yang sering dibacakan Surat Al-Baqarah akan dijauhi setan selama tiga hari. Keluarga muslim yang menjadikan Al-Qur'an sebagai bacaan harian, bukan hanya sebagai obat saat sakit, akan merasakan ketenangan spiritual yang permanen.
Ruqyah Syar'iyyah adalah rahmat dari Allah, menunjukkan betapa sempurnanya Islam yang menyediakan solusi spiritual dan fisik. Proses ini mengajarkan kita untuk kembali kepada sumber kekuatan hakiki, meninggalkan ketergantungan pada makhluk, dan menetapkan hati hanya kepada Sang Pencipta.
Dengan mempraktikkan Ruqyah sesuai Sunnah, kita tidak hanya mencari kesembuhan, tetapi juga mencapai derajat keimanan yang lebih tinggi, menggapai derajat orang-orang yang tidak meminta ruqyah kepada orang lain (istif'aa), karena mereka sepenuhnya bertawakal kepada Allah dalam setiap urusan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kesembuhan, perlindungan, dan kekuatan untuk istiqamah di atas ajaran-Nya yang murni.