Setiap manusia yang hidup di dunia ini mendambakan kehidupan yang lapang, berkecukupan, dan dipenuhi berkah. Rezeki, sebuah kata yang seringkali diidentikkan dengan materi, sesungguhnya memiliki makna yang jauh lebih luas. Ia adalah segala bentuk anugerah dan karunia dari Allah SWT, Sang Maha Pemberi Rezeki (Ar-Razzaq). Rezeki bisa berupa kesehatan, keluarga yang harmonis, ilmu yang bermanfaat, sahabat yang saleh, ketenangan jiwa, dan tentu saja, harta yang halal.
Dalam perjalanan menjemput rezeki, Islam mengajarkan sebuah keseimbangan yang indah antara usaha lahiriah (ikhtiar) dan ketundukan batiniah (doa dan tawakal). Bekerja keras adalah sebuah kewajiban, namun melangitkan doa adalah senjata utama seorang mukmin. Doa adalah jembatan yang menghubungkan keterbatasan hamba dengan kemahakuasaan Rabb-nya. Melalui doa, kita mengakui kelemahan diri dan meyakini sepenuhnya bahwa segala ketetapan, termasuk datangnya rezeki, berada dalam genggaman-Nya.
Artikel ini akan mengupas secara mendalam tentang berbagai doa dan amalan yang dapat menjadi wasilah (perantara) untuk menarik rezeki dari segala arah, membuka pintu-pintu yang mungkin tertutup, dan mendatangkan keberkahan dalam setiap karunia yang diterima. Mari kita selami bersama, dengan niat yang lurus dan hati yang penuh harap kepada Allah SWT.
Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam untaian doa, sangat penting bagi kita untuk memiliki pemahaman yang benar tentang konsep rezeki. Kesalahan dalam memahami hakikat rezeki seringkali menjerumuskan manusia pada kegelisahan, keputusasaan, bahkan keserakahan. Islam memberikan panduan yang sangat jelas dan menenangkan mengenai hal ini.
Keyakinan pertama dan utama yang harus terpatri dalam hati setiap muslim adalah bahwa rezeki setiap makhluk telah dijamin oleh Allah. Tidak ada satu pun makhluk melata di muka bumi ini yang luput dari jaminan rezeki-Nya. Keyakinan ini akan melahirkan ketenangan jiwa dan menghindarkan kita dari rasa takut akan kemiskinan yang berlebihan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
وَمَا مِن دَاۤبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
"Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā 'alallāhi rizquhā wa ya'lamu mustaqarrahā wa mustauda'ahā, kullun fī kitābim mubīn."
Artinya: "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Hud: 6)
Ayat ini merupakan penegasan yang sangat kuat bahwa urusan rezeki berada sepenuhnya dalam kendali Allah. Tugas kita adalah berikhtiar dengan cara yang diridhai-Nya, sementara hasilnya kita serahkan kepada-Nya.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, mempersempit makna rezeki hanya pada harta atau uang adalah sebuah kekeliruan besar. Rezeki mencakup segala hal yang memberikan manfaat dan kebaikan bagi kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Beberapa bentuk rezeki yang seringkali kita lupakan nilainya antara lain:
Dengan memahami keluasan makna rezeki, kita akan lebih mudah untuk bersyukur dan melihat betapa banyak nikmat yang telah Allah curahkan kepada kita setiap detiknya.
Allah SWT, dengan kasih sayang-Nya, telah menunjukkan jalan dan "pintu-pintu" yang apabila kita ketuk dan masuki, akan mengalirkan rezeki-Nya. Ini bukan sihir, melainkan sunnatullah (hukum alam) yang telah Dia tetapkan. Di antara pintu-pintu tersebut adalah:
Setelah memahami fondasinya, kini kita memasuki inti pembahasan, yaitu untaian doa-doa yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Bacalah doa-doa ini dengan hati yang khusyuk, penuh keyakinan, dan di waktu-waktu yang mustajab.
Doa ini adalah salah satu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW karena cakupannya yang sangat luas, memohon kebaikan di dunia (termasuk rezeki) dan kebaikan di akhirat.
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Rabbanā, ātinā fid-dun-yā ḥasanah, wa fil-ākhirati ḥasanah, wa qinā 'adzāban-nār."
Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Al-Baqarah: 201)
Nabi Sulaiman a.s. dikenal dengan kekayaan dan kekuasaannya yang luar biasa. Doa ini adalah permohonan beliau kepada Allah untuk dianugerahi karunia yang besar.
قَالَ رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَهَبْ لِى مُلْكًا لَّا يَنۢبَغِى لِأَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
"Qāla rabbigfir lī wa hab lī mulkal lā yambagī li`aḥadim mim ba'dī, innaka antal-wahhāb."
Artinya: "Ia berkata: 'Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi'." (QS. Sad: 35)
Meskipun doa ini secara spesifik memohon kerajaan, esensinya adalah memohon karunia yang besar dari Allah, Sang Maha Pemberi (Al-Wahhab).
Doa ini dipanjatkan oleh Nabi Isa a.s. ketika para pengikutnya meminta bukti berupa hidangan dari langit. Doa ini mengandung permohonan rezeki dan pengakuan bahwa Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki.
ٱللَّهُمَّ رَبَّنَآ أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ ٱلسَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةً مِّنكَ ۖ وَٱرْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ
"Allāhumma rabbanā anzil 'alainā mā`idatam minas-samā`i takụnu lanā 'īdal li`awwalinā wa ākhirinā wa āyatam mingka warzuqnā wa anta khairur-rāziqīn."
Artinya: "Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama." (QS. Al-Ma'idah: 114)
Ini adalah doa yang rutin dibaca oleh Rasulullah SAW setiap selesai sholat Subuh. Doa ini memuat tiga permohonan fundamental di pagi hari: ilmu, rezeki, dan amal yang diterima.
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا, وَرِزْقًا طَيِّبًا, وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
"Allāhumma innī as'aluka 'ilman nāfi'an, wa rizqan ṭayyiban, wa 'amalan mutaqabbalan."
Artinya: "Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik (halal), dan amal yang diterima." (HR. Ibnu Majah)
Rasulullah SAW mengajarkan doa ini kepada Ali bin Abi Thalib r.a. dan mengatakan bahwa jika seseorang memiliki utang sebesar gunung, Allah akan membantunya melunasinya dengan doa ini.
اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
"Allāhummakfinī biḥalālika 'an ḥarāmika, wa agninī bifaḍlika 'amman siwāka."
Artinya: "Ya Allah, cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu." (HR. Tirmidzi)
Doa ini mencakup permohonan agar Allah memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan dan memberikan rezeki dari arah yang tidak pernah kita duga sebelumnya, sejalan dengan janji dalam QS. At-Talaq: 2-3.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِي مِنْ كُلِّ هَمٍّ أَصْبَحْتُ فِيهِ فَرَجًا وَمَخْرَجًا، وَارْزُقْنِي مِنْ حَيْثُ لَا أَحْتَسِبُ
"Allahummaj-'al lii min kulli hammin ashbahtu fiihi farajan wa makhrajan, warzuqnii min haitsu laa ahtasib."
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah untukku dari setiap kesusahan yang menimpaku kelapangan dan jalan keluar, dan berilah aku rezeki dari arah yang tidak aku sangka-sangka."
Doa adalah ruh, sementara amalan adalah jasadnya. Keduanya harus berjalan beriringan. Selain berdoa, ada beberapa amalan spesifik yang memiliki keutamaan luar biasa dalam membuka pintu-pintu rezeki.
Sholat Dhuha dikenal sebagai sholatnya orang-orang yang bertaubat dan kembali kepada Allah. Keutamaannya dalam hal rezeki sangat masyhur. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT berfirman: "Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu (sholat Dhuha), niscaya akan Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu." (HR. Tirmidzi).
Waktu pelaksanaan sholat Dhuha dimulai ketika matahari naik setinggi tombak (sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit) hingga menjelang waktu Dzuhur. Jumlah rakaatnya minimal dua, dan bisa dikerjakan empat, enam, delapan, atau hingga dua belas rakaat. Setelah sholat, sangat dianjurkan untuk membaca doa khusus sholat Dhuha yang berisi pujian kepada Allah dan permohonan untuk dimudahkan rezeki.
Sholat Tahajud adalah sholat sunnah yang paling utama setelah sholat fardhu. Ia adalah waktu mustajab di mana pintu-pintu langit dibuka dan doa-doa dikabulkan. Bangun di sepertiga malam terakhir, saat orang lain terlelap, untuk bermunajat kepada Allah adalah tanda kesungguhan seorang hamba. Allah SWT memuji hamba-hamba-Nya yang melakukan ini dalam Al-Qur'an (QS. As-Sajdah: 16-17). Selain sebagai sarana mendekatkan diri dan menghapus dosa, sholat tahajud adalah waktu yang sangat efektif untuk memohon kelapangan rezeki dan solusi atas segala permasalahan hidup.
Surat Al-Waqi'ah dikenal sebagai surat kekayaan atau surat yang dapat mencegah kefakiran. Terdapat sebuah hadits yang menyatakan, "Barangsiapa membaca surat Al-Waqi'ah setiap malam, maka ia tidak akan ditimpa kefakiran selamanya." (HR. Al-Baihaqi). Meskipun sebagian ulama memperdebatkan kekuatan sanad hadits ini, banyak ulama salaf dan orang-orang saleh yang mengamalkannya dan merasakan manfaatnya. Membacanya dengan tadabbur (merenungi maknanya) akan meningkatkan keyakinan kita pada kekuasaan Allah dan hari akhir, yang pada gilirannya akan memotivasi kita untuk mencari rezeki yang halal dan menjauhi yang haram.
Sedekah adalah 'magnet' rezeki yang paling kuat. Rasulullah SAW bersabda bahwa tidak ada satu hari pun di mana hamba-hamba Allah bangun di pagi hari, kecuali ada dua malaikat yang turun. Salah satunya berdoa, "Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfak," sementara yang lain berdoa, "Ya Allah, berilah kehancuran bagi orang yang menahan hartanya." (HR. Bukhari & Muslim).
Menyisihkan sebagian kecil harta setiap subuh untuk disedekahkan adalah amalan ringan yang dampaknya luar biasa. Tidak perlu menunggu kaya untuk bersedekah. Justru sedekah di saat sempit memiliki nilai yang lebih tinggi di sisi Allah.
Lisan yang basah karena berdzikir kepada Allah akan mendatangkan ketenangan dan keberkahan. Beberapa dzikir memiliki fadhilah khusus terkait rezeki, di antaranya:
Doa dan amalan akan lebih bermakna dan berpeluang besar untuk dikabulkan jika diiringi dengan adab dan sikap mental yang benar. Sikap kita dalam memohon sama pentingnya dengan permohonan itu sendiri.
Yakinlah seyakin-yakinnya bahwa Allah mendengar doa Anda dan akan mengabulkannya. Jangan pernah ada keraguan sedikitpun. Rasulullah SAW bersabda, "Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan dikabulkan." (HR. Tirmidzi). Jika doa belum terkabul, berbaik sangkalah. Mungkin Allah menundanya untuk waktu yang lebih baik, atau menggantinya dengan sesuatu yang lebih kita butuhkan, atau menghapuskan dosa kita sebagai gantinya.
Doa bukanlah mesin penjual otomatis di mana kita memasukkan koin dan langsung mendapatkan hasilnya. Doa adalah ibadah. Nikmati proses bermunajat kepada Allah. Jangan tergesa-gesa menuntut hasil. Rasulullah SAW mengingatkan, "Doa seorang hamba akan senantiasa dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau memutuskan silaturahmi, dan selama ia tidak tergesa-gesa." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa?" Beliau menjawab, "Ia berkata, 'Aku telah berdoa, dan terus berdoa, namun aku tidak melihat doaku dikabulkan,' lalu ia merasa putus asa dan meninggalkan doa." (HR. Muslim).
Ini adalah syarat mutlak terkabulnya doa. Makanan, minuman, dan pakaian yang berasal dari sumber yang haram akan menjadi penghalang besar antara seorang hamba dengan Tuhannya. Rasulullah SAW pernah menceritakan tentang seorang lelaki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa, "Ya Rabb, Ya Rabb," namun makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi gizi dari yang haram, maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?" (HR. Muslim). Pastikan ikhtiar kita dalam mencari rezeki selalu berada di jalan yang halal dan diridhai Allah.
Doa tanpa ikhtiar adalah angan-angan kosong. Islam memerintahkan kita untuk bekerja keras, cerdas, dan profesional. Umar bin Khattab r.a. pernah berkata, "Janganlah salah seorang dari kalian duduk-duduk (malas bekerja) dari mencari rezeki lantas berdoa, 'Ya Allah, berilah aku rezeki'. Padahal kalian tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas dan perak." Lakukan bagianmu sebagai manusia dengan sebaik-baiknya, kemudian biarkan Allah melakukan bagian-Nya dengan ke-Maha Kuasaan-Nya.
Menjemput rezeki dari segala arah adalah sebuah seni yang memadukan kerja keras di bumi dan ketukan doa di pintu langit. Ia adalah tentang menyelaraskan usaha fisik dengan kepasrahan spiritual, menggabungkan logika duniawi dengan keyakinan ukhrawi. Dengan memahami hakikat rezeki, melantunkan doa-doa yang ma'tsur, mengamalkan amalan-amalan sunnah, serta menjaga adab dan mentalitas yang benar, kita sedang meniti jalan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Ingatlah selalu, Allah adalah Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki) dan Al-Fattah (Maha Pembuka). Tidak ada satu pintu rezeki pun yang tertutup bagi-Nya. Teruslah berikhtiar dengan cara yang terbaik, iringi dengan doa yang tak pernah putus, dan sandarkan harapan hanya kepada-Nya. Niscaya, pertolongan dan karunia-Nya akan datang dari arah yang tidak pernah kita duga sebelumnya, memenuhi hidup kita dengan keberkahan yang melimpah.