Membedah Doa Nurun Nubuwwah yang Asli

Di antara khazanah spiritual Islam yang tak ternilai, terdapat satu doa yang dikenal memiliki pancaran cahaya dan keagungan luar biasa: Doa Nurun Nubuwwah. Diterjemahkan sebagai "Doa Cahaya Kenabian," amalan ini telah diwariskan dari generasi ke generasi sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon perlindungan, serta membuka pintu-pintu kebaikan dunia dan akhirat. Keindahan susunan kalimatnya, yang memuji kebesaran Allah dan menyebut nama-nama para nabi, menjadikannya sebuah wirid yang menenangkan jiwa dan menggetarkan hati.

Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan menyeluruh mengenai Doa Nurun Nubuwwah yang asli. Kita akan menyelami lafaz Arabnya yang fasih, transliterasi Latin untuk mempermudah pembacaan, hingga terjemahan maknanya yang sarat akan hikmah. Lebih dari itu, kita akan menjelajahi setiap jengkal keutamaan, fadhilah, serta tata cara mengamalkannya agar dapat merasakan manfaat spiritualnya secara maksimal. Mari kita buka hati dan pikiran untuk menyerap cahaya kenabian yang terpancar dari doa agung ini.


Teks Asli Doa Nurun Nubuwwah: Arab, Latin, dan Terjemahannya

Inilah inti dari amalan agung ini. Berikut adalah lafaz Doa Nurun Nubuwwah dalam tulisan Arab yang indah, disertai dengan transliterasi Latin untuk membantu pelafalan, dan terjemahan dalam bahasa Indonesia untuk memahami kedalaman maknanya.

بِسْمِ اللهِ ذِى الشَّأْنِ، عَظِيْمِ الْبُرْهَانِ، شَدِيْدِ السُّلْطَانِ، مَا شَاءَ اللهُ كَانَ، نَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللّٰهُمَّ يَا ذَا السُّلْطَانِ الْعَظِيْمِ، وَيَا ذَا الْمَنِّ الْقَدِيْمِ، وَيَا ذَا الْوَجْهِ الْكَرِيْمِ، وَيَا وَلِيَّ الْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ، وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَاتِ، عَافِنِيْ مِنْ أَنْفُسِ الْجِنِّ وَأَعْيُنِ الْإِنْسِ. اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. اَللّٰهُمَّ إِنَّهُ قَدْ دَخَلَ فِيْ صُوْرَةِ سُلَيْمَانَ وَخَرَجَ مِنْ بَيْتِ الْمُقَدَّسِ، اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الْعَظِيْمِ اَنْ تَرْزُقَنِيْ رِزْقًا حَلَالًا طَيِّبًا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ نَزِّلْ عَلَيْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَائِدَةً تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِنْكَ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. بِسْمِ اللهِ الشَّافِى، بِسْمِ اللهِ الْكَافِى، بِسْمِ اللهِ الْمُعَافِى. بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِى الْأَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ. يَا اللهُ يَا اللهُ يَا اللهُ، يَا رَبِّ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، يَا رَحْمَنُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحْمَنُ، يَا رَحِيْمُ يَا رَحِيْمُ يَا رَحِيْمُ. بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Bismillaahi dzisy-sya'n, 'azhiimil burhaan, syadiidis sulthaan, maa syaa-allaahu kaan, na'uudzu billaahi minasy-syaithaan. Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Allaahumma yaa dzal sulthaanil 'azhiim, wa yaa dzal mannil qadiim, wa yaa dzal wajhil kariim, wa yaa waliyyal kalimaatit taammaati, wad-da'awaatil mustajaabaati, 'aafinii min anfusil jinni wa a'yunil insi. Allaahumma rabbanaa taqabbal minnaa innaka antas samii'ul 'aliim. Allaahumma innahu qad dakhala fii shuurati sulaimaana wa kharaja min baitil muqaddas, Allaahumma innii as-aluka bismikal 'azhiimi an tarzuqanii rizqan halaalan thayyiban birahmatika yaa arhamar raahimiin. Allaahumma nazzil 'alainaa maa-idatan minas samaa-i takuunu lanaa 'iidan li-awwalinaa wa aakhirinaa wa aayatan minka warzuqnaa wa anta khairur raaziqiin. Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad. Bismillaahisy-syaafii, bismillaahil kaafii, bismillaahil mu'aafii. Bismillaahil ladzii laa yadhurru ma'asmihii syai-un fil ardhi walaa fis samaa-i wahuwas samii'ul 'aliim. Wa nunazzilu minal qur'aani maa huwa syifaa-un wa rahmatul lil mu'miniin. Yaa Allaah, Yaa Allaah, Yaa Allaah, Yaa Rabbi, Yaa Rabbi, Yaa Rabbi, Yaa Rahmaan, Yaa Rahmaan, Yaa Rahmaan, Yaa Rahiim, Yaa Rahiim, Yaa Rahiim. Birahmatika yaa arhamar raahimiin. Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa aalihii wa shahbihii ajma'iin. Walhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin.

"Dengan nama Allah Yang Maha Agung, Pemilik bukti yang kuat, Pemilik kekuasaan yang hebat. Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi. Kami berlindung kepada Allah dari godaan setan. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, wahai Pemilik kekuasaan yang agung, wahai Pemilik anugerah yang terdahulu, wahai Pemilik Wajah yang Mulia, wahai Penguasa kalimat-kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang terkabul, selamatkanlah aku dari jiwa-jiwa jin dan pandangan mata manusia. Ya Allah, Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Allah, sesungguhnya ia telah masuk dalam rupa Sulaiman dan keluar dari Baitul Maqdis. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu yang agung agar Engkau memberiku rezeki yang halal dan baik dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Ya Allah, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit yang akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda kekuasaan-Mu. Berilah kami rezeki, dan Engkaulah Pemberi rezeki yang paling utama. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Dengan nama Allah Yang Maha Menyembuhkan, dengan nama Allah Yang Maha Mencukupi, dengan nama Allah Yang Maha Memberi Kesehatan. Dengan nama Allah yang bersama nama-Nya, tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang dapat memberi mudharat, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Wahai Allah, wahai Allah, wahai Allah. Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku, wahai Tuhanku. Wahai Maha Pengasih, wahai Maha Pengasih, wahai Maha Pengasih. Wahai Maha Penyayang, wahai Maha Penyayang, wahai Maha Penyayang. Dengan rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara para penyayang. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."


Makna dan Kandungan Mendalam Doa Nurun Nubuwwah

Doa Nurun Nubuwwah bukanlah sekadar rangkaian kata tanpa makna. Setiap frasa di dalamnya mengandung lautan hikmah, pengakuan akan keesaan dan keagungan Allah SWT, serta permohonan yang tulus dari seorang hamba. Mari kita bedah beberapa bagian penting dari doa ini:

1. Pembukaan: Pengakuan Kekuasaan Mutlak Allah

Doa ini dibuka dengan kalimat: "Bismillaahi dzisy-sya'n, 'azhiimil burhaan, syadiidis sulthaan..." (Dengan nama Allah Yang Maha Agung, Pemilik bukti yang kuat, Pemilik kekuasaan yang hebat). Bagian ini adalah pondasi dari seluruh doa. Sebelum memohon apapun, seorang hamba pertama-tama harus mengakui siapa Tuhannya. Kita menegaskan bahwa Allah adalah Dzat yang memiliki kedudukan tak tertandingi, yang bukti-bukti kekuasaan-Nya (alam semesta, kitab-kitab-Nya) begitu jelas dan tak terbantahkan, dan yang kekuasaan-Nya begitu dahsyat sehingga tidak ada yang bisa menandingi-Nya. Ini adalah adab berdoa yang paling utama: memuji sebelum meminta.

Dilanjutkan dengan "Maa syaa-allaahu kaan" (Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi), yang merupakan penegasan tauhid dan kepasrahan total. Kita meyakini bahwa segala sesuatu di alam ini, baik yang kita sukai maupun tidak, terjadi atas izin dan kehendak-Nya. Kalimat ini menanamkan ketenangan dalam jiwa, bahwa kita berada di bawah kendali Dzat Yang Maha Bijaksana.

2. Permohonan Perlindungan (Istia'dzah)

Setelah memuji, doa ini langsung masuk ke permohonan perlindungan: "'Aafinii min anfusil jinni wa a'yunil insi" (selamatkanlah aku dari jiwa-jiwa jin dan pandangan mata manusia). Ini adalah salah satu inti dari Doa Nurun Nubuwwah. Permohonan ini sangat komprehensif. "Anfusil jinni" mencakup segala bentuk gangguan dari bangsa jin, mulai dari bisikan waswas, godaan, hingga gangguan fisik dan sihir. Sementara "a'yunil insi" adalah permohonan perlindungan dari 'ain, yaitu penyakit yang timbul dari pandangan mata manusia yang penuh kedengkian, iri hati, atau kekaguman yang berlebihan tanpa menyertakan nama Allah. Permohonan ini menunjukkan kesadaran kita akan adanya dunia gaib dan potensi bahaya yang tak kasat mata.

3. Tawassul dengan Sifat-sifat Allah dan Doa yang Mustajab

Perhatikan frasa: "Yaa dzal sulthaanil 'azhiim, wa yaa dzal mannil qadiim, wa yaa dzal wajhil kariim, wa yaa waliyyal kalimaatit taammaati, wad-da'awaatil mustajaabaati..." (Wahai Pemilik kekuasaan yang agung, wahai Pemilik anugerah yang terdahulu, wahai Pemilik Wajah yang Mulia, wahai Penguasa kalimat-kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang terkabul...). Ini adalah bentuk tawassul (menjadikan sesuatu sebagai perantara) yang diperbolehkan, yaitu bertawassul dengan nama dan sifat-sifat Allah yang mulia. Kita memanggil Allah dengan sebutan-sebutan yang menunjukkan keagungan-Nya, kemudian kita menyambungnya dengan menyebut bahwa Dia-lah Penguasa doa-doa yang mustajab. Ini seolah-olah kita berkata, "Ya Allah, Engkau yang Maha Agung dan Engkau-lah yang mengabulkan doa, maka kabulkanlah doaku ini."

4. Permohonan Rezeki Halal

Doa ini juga mencakup permohonan rezeki yang sangat spesifik dan indah: "...as-aluka bismikal 'azhiimi an tarzuqanii rizqan halaalan thayyiban..." (...aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu yang agung agar Engkau memberiku rezeki yang halal dan baik...). Permintaan ini tidak hanya sekadar "rezeki", tetapi "rezeki yang halal lagi baik". Halal berarti didapat dari cara yang diridhai Allah, dan thayyib berarti baik, bermanfaat, dan tidak membawa mudharat bagi diri, keluarga, maupun masyarakat. Ini menunjukkan visi seorang Muslim yang tidak hanya mengejar kuantitas materi, tetapi juga kualitas dan keberkahannya.

5. Penggunaan Asmaul Husna untuk Penyembuhan

Bagian "Bismillaahisy-syaafii, bismillaahil kaafii, bismillaahil mu'aafii" (Dengan nama Allah Yang Maha Menyembuhkan, dengan nama Allah Yang Maha Mencukupi, dengan nama Allah Yang Maha Memberi Kesehatan) adalah penegasan bahwa sumber segala kesembuhan, kecukupan, dan kesehatan hanyalah Allah. Asy-Syaafii (Maha Penyembuhkan) menyembuhkan penyakit fisik dan batin. Al-Kaafii (Maha Mencukupi) memenuhi segala kebutuhan kita. Al-Mu'aafii (Maha Memberi Afiat/Kesehatan) menjaga kita dari penyakit dan mara bahaya. Mengulang-ulang nama-nama ini dengan keyakinan penuh adalah bagian dari terapi spiritual yang sangat kuat.

6. Penutup: Shalawat dan Hamdalah

Seperti adab berdoa pada umumnya, doa agung ini ditutup dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, serta diakhiri dengan hamdalah (pujian kepada Allah). Shalawat adalah kunci pembuka terkabulnya doa, sementara hamdalah adalah bentuk syukur dan pengakuan bahwa segala kebaikan dan kekuatan hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Ini membingkai seluruh permohonan dalam kerangka kecintaan kepada Rasulullah dan rasa syukur yang tak terhingga kepada Sang Pencipta.


Fadhilah dan Keutamaan Mengamalkan Doa Nurun Nubuwwah

Berdasarkan kandungan maknanya yang agung dan pengalaman para alim ulama serta orang-orang shaleh yang mengamalkannya, Doa Nurun Nubuwwah diyakini memiliki banyak sekali fadhilah (keutamaan). Tentu saja, semua ini terwujud atas izin dan kehendak Allah SWT. Berikut adalah beberapa keutamaan yang sering dinisbahkan kepada doa ini:

"Setiap huruf dalam doa ini adalah permata spiritual. Mengamalkannya dengan istiqamah adalah seperti menghiasi diri dengan cahaya yang akan menerangi jalan di dunia dan menjadi saksi di akhirat."

1. Perisai Diri dari Segala Bentuk Kejahatan

Ini adalah fadhilah yang paling utama dan terkenal. Kandungan doa yang secara eksplisit memohon perlindungan dari gangguan jin dan 'ain manusia menjadikannya benteng gaib yang sangat kuat. Mengamalkannya secara rutin, terutama di waktu pagi dan petang, diyakini dapat melindungi seseorang dari sihir, santet, guna-guna, pelet, dan pandangan mata jahat. Energi spiritual dari doa ini seolah-olah menciptakan aura pelindung yang sulit ditembus oleh kekuatan negatif.

2. Media Penyembuhan (Syifa) Berbagai Penyakit

Dengan adanya penyebutan nama Allah "Asy-Syaafii" dan "Al-Mu'aafii", doa ini sangat masyhur digunakan sebagai wasilah untuk memohon kesembuhan. Caranya bisa dengan dibacakan pada segelas air lalu diminumkan kepada yang sakit, atau dibacakan langsung dengan meletakkan tangan pada bagian tubuh yang sakit. Banyak yang meyakini bahwa doa ini tidak hanya efektif untuk penyakit fisik, tetapi juga untuk penyakit-penyakit batin seperti waswas, depresi, kegelisahan, dan kesulitan tidur. Cahaya kenabian di dalamnya diyakini mampu menenangkan jiwa dan mengusir energi negatif penyebab penyakit.

3. Membuka Pintu Rezeki dan Keberkahan

Permohonan "rizqan halaalan thayyiban" yang dipanjatkan dengan bertawassul pada nama Allah Yang Agung adalah kunci untuk membuka pintu-pintu rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Mengamalkan doa ini dengan keyakinan penuh diyakini dapat melancarkan usaha, mempermudah pekerjaan, dan mendatangkan rezeki yang tidak hanya banyak, tetapi juga berkah. Keberkahan inilah yang membuat rezeki tersebut cukup, menenangkan, dan membawa kebaikan bagi kehidupan.

4. Meningkatkan Kewibawaan dan Mahabbah (Rasa Cinta)

Pancaran "cahaya kenabian" dari doa ini diyakini dapat mempengaruhi aura seseorang. Orang yang istiqamah mengamalkannya akan terlihat lebih berwibawa, dihormati, dan disegani oleh kawan maupun lawan. Selain itu, doa ini juga memiliki unsur mahabbah atau pengasihan. Wajahnya akan tampak lebih berseri dan menyenangkan untuk dipandang, sehingga ia akan lebih mudah disukai dan diterima dalam pergaulan sosial. Ini bukan tentang pelet, melainkan tentang aura positif yang terpancar dari dalam diri berkat kedekatan spiritual dengan Allah.

5. Mempermudah Segala Urusan dan Hajat

Karena doa ini mengandung permohonan kepada Dzat yang memegang "kekuasaan yang hebat" dan merupakan "Penguasa doa-doa yang terkabul", maka ia menjadi sarana yang sangat ampuh untuk memohon kelancaran dalam segala urusan. Baik itu urusan pekerjaan, pendidikan, rumah tangga, atau hajat-hajat pribadi lainnya. Dengan merutinkan doa ini, seseorang seolah-olah sedang "melobi" langsung kepada Sang Pemilik segala urusan agar jalan hidupnya dipermudah dan rintangannya dihilangkan.

6. Memberi Ketenangan Jiwa dan Pikiran

Membaca dan merenungi makna Doa Nurun Nubuwwah akan membawa ketenangan yang luar biasa. Pengakuan akan kekuasaan Allah, kepasrahan total, dan permohonan perlindungan akan mengikis rasa takut, cemas, dan khawatir. Jiwa akan merasa aman karena berada dalam penjagaan Dzat Yang Maha Kuat. Ini adalah terapi spiritual yang sangat efektif untuk menghadapi tekanan hidup dan menjaga kesehatan mental.


Tata Cara Mengamalkan Doa Nurun Nubuwwah

Untuk mendapatkan fadhilah dan keberkahan dari sebuah amalan, diperlukan adab dan tata cara yang benar. Mengamalkan Doa Nurun Nubuwwah tidak memerlukan ritual yang rumit, namun konsistensi (istiqamah) dan keyakinan (yakin) adalah kuncinya.

1. Niat yang Ikhlas

Segala amal tergantung pada niatnya. Sebelum memulai, luruskan niat bahwa Anda membaca doa ini semata-mata untuk beribadah, mendekatkan diri, dan memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT. Hindari niat-niat yang menyimpang atau hanya berorientasi pada hasil duniawi semata. Jadikan doa ini sebagai jembatan komunikasi spiritual Anda dengan Sang Khaliq.

2. Dalam Keadaan Suci

Sebagaimana adab berdoa pada umumnya, sangat dianjurkan untuk mengamalkan doa ini dalam keadaan suci dari hadas kecil dan besar. Berwudhulah terlebih dahulu, karena wudhu tidak hanya membersihkan fisik tetapi juga menyucikan batin dan mempersiapkannya untuk menghadap Allah.

3. Waktu-waktu Mustajab

Meskipun doa ini bisa dibaca kapan saja, ada waktu-waktu tertentu yang diyakini lebih mustajab (mudah terkabul), di antaranya:

4. Jumlah Bilangan Bacaan

Mengenai jumlah, tidak ada patokan yang baku. Namun, para ulama dan ahli hikmah sering menyarankan beberapa bilangan berikut berdasarkan tujuannya:

Yang terpenting dari jumlah adalah istiqamah. Membaca 3 kali setiap hari secara rutin lebih baik daripada membaca 100 kali tetapi hanya sekali seumur hidup.

5. Khusyuk dan Tadabbur

Jangan hanya membaca di lisan. Usahakan untuk khusyuk, hadirkan hati Anda saat melafalkan setiap kalimat. Renungkan maknanya (tadabbur). Rasakan keagungan Allah saat Anda memuji-Nya, rasakan kebutuhan mendalam saat Anda memohon, dan rasakan harapan yang besar saat Anda berdoa. Kekuatan sebuah doa terletak pada sejauh mana hati terhubung dengan apa yang diucapkan oleh lisan.


Penutup: Cahaya Abadi di Jalan Spiritual

Doa Nurun Nubuwwah adalah sebuah anugerah spiritual yang luar biasa. Ia adalah paket lengkap yang berisi pujian agung, permohonan perlindungan, permintaan rezeki, wasilah penyembuhan, dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mengamalkannya berarti kita sedang berusaha berjalan di bawah naungan "Cahaya Kenabian", sebuah cahaya yang membimbing, melindungi, dan memberkahi.

Jadikanlah doa ini sebagai sahabat setia dalam setiap langkah kehidupan. Bacalah di saat lapang sebagai bentuk syukur, dan panjatkan di saat sempit sebagai bentuk permohonan. Insya Allah, dengan niat yang tulus, keyakinan yang kokoh, dan amalan yang istiqamah, kita dapat merasakan sendiri fadhilah dan keberkahan yang terpancar dari doa yang mulia ini. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita dan mengabulkan setiap doa baik yang kita panjatkan.

🏠 Kembali ke Homepage