Makna Rumah dalam Perspektif Islam: Lebih dari Sekadar Bangunan
Dalam Islam, rumah bukan sekadar tumpukan batu bata dan atap yang melindungi dari panas dan hujan. Al-Qur'an menyebut rumah sebagai sakan, yang berasal dari kata sakinah, berarti ketenangan dan kedamaian. Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nahl ayat 80:
"Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal (sakan)..."
Ayat ini menegaskan bahwa fungsi utama rumah adalah sebagai sumber ketenangan batin bagi penghuninya. Ia adalah benteng pertama bagi keluarga, tempat pendidikan anak-anak dimulai, dan ruang privat di mana ibadah-ibadah personal dapat dilakukan dengan khusyuk. Konsep "Baiti Jannati" (Rumahku Surgaku) bukanlah slogan kosong, melainkan sebuah tujuan mulia yang harus diupayakan oleh setiap muslim. Surga di sini bermakna sebuah lingkungan yang dipenuhi dengan cinta (mawaddah), kasih sayang (rahmah), dan ketaatan kepada Allah.
Rumah yang berkah adalah rumah yang penghuninya merasa aman, nyaman, dan dekat dengan Sang Pencipta. Keberkahan ini tidak datang dengan sendirinya. Ia harus diundang dan dipelihara. Salah satu cara paling mendasar untuk mengundang keberkahan sejak awal adalah dengan melantunkan doa memasuki rumah baru. Doa ini menjadi penanda bahwa kita menyerahkan kepemilikan hakiki rumah ini kepada Allah dan memohon agar Ia menjadikannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya, bukan sebaliknya.
Doa Inti dan Paling Utama Saat Pertama Kali Memasuki Rumah Baru
Terdapat sebuah doa yang sangat dianjurkan, berdasarkan hadis shahih, untuk dibaca saat singgah atau menempati suatu tempat baru, termasuk rumah. Doa ini mengandung permohonan perlindungan yang sangat menyeluruh.
Diriwayatkan dari Khaulah binti Hakim Radhiyallahu ‘anha, ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
A'uudzu bikalimaatillaahit-taammaati min syarri maa khalaq.
"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya." (HR. Muslim no. 2708)
Rasulullah menjamin, "Barangsiapa yang singgah di suatu tempat kemudian dia mengucapkan (doa di atas), maka tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakannya sampai dia beranjak dari tempat itu."
Membedah Makna Doa Perlindungan Ini
- "Aku berlindung (A'uudzu)": Ini adalah pernyataan kerendahan diri dan pengakuan total akan kelemahan kita sebagai manusia. Kita menyadari bahwa kita tidak memiliki daya dan kekuatan untuk melindungi diri sendiri, dan hanya Allah-lah satu-satunya tempat berlindung.
- "dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna (bikalimaatillaahit-taammaati)": Para ulama menjelaskan bahwa "kalimat-kalimat Allah" bisa merujuk pada Al-Qur'an atau sifat-sifat Allah yang sempurna. Kalimat ini disebut "sempurna" karena tidak memiliki sedikit pun cela, kekurangan, atau kedustaan. Kita berlindung dengan sesuatu yang paling agung dan kuat.
- "dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya (min syarri maa khalaq)": Permohonan ini bersifat sangat umum dan mencakup segala bentuk kejahatan. Ini termasuk kejahatan yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Kejahatan dari manusia (pencuri, orang hasad), kejahatan dari hewan (binatang berbisa, penyakit), dan kejahatan dari makhluk gaib seperti jin dan setan. Dengan membaca doa ini, kita menyerahkan perlindungan rumah dan isinya dari segala potensi bahaya kepada Allah SWT.
Membaca doa ini saat pertama kali melangkahkan kaki ke dalam rumah baru adalah laksana memasang perisai spiritual yang kokoh. Ini adalah deklarasi bahwa rumah ini berada di bawah penjagaan Allah Yang Maha Kuasa.
Rangkaian Adab dan Doa Lain Saat Memasuki Rumah
Selain doa inti di atas, ada serangkaian adab (etika) dan doa lain yang melengkapi proses memasuki rumah baru agar semakin sempurna dan penuh berkah.
1. Mengucapkan Salam, Bahkan ke Rumah Kosong
Adab pertama dan paling fundamental adalah mengucapkan salam. "Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh." Ini bukan sekadar sapaan biasa. Salam adalah doa yang berarti "Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan keberkahan-Nya tercurah atas kalian."
Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nur ayat 61:
"...Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik."
Para ulama tafsir menjelaskan bahwa jika ada orang di dalam rumah, salam itu untuk mereka. Namun, jika rumah itu kosong, salam itu untuk diri kita sendiri dan untuk para malaikat serta hamba-hamba Allah yang shalih yang mungkin berada di sana. Mengucapkan salam saat masuk rumah, terutama rumah baru yang kosong, adalah cara mengundang malaikat rahmat dan mengusir setan.
2. Berdzikir dan Mengingat Nama Allah
Menyertai ucapan salam dengan dzikir, seperti "Bismillah" (Dengan nama Allah), akan menyempurnakan perlindungan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah bersabda bahwa jika seseorang menyebut nama Allah saat memasuki rumahnya dan saat makan, setan akan berkata (kepada teman-temannya), "Tidak ada tempat menginap dan tidak ada makan malam untuk kalian."
Sebaliknya, jika seseorang masuk tanpa menyebut nama Allah, setan akan berkata, "Kalian mendapatkan tempat menginap." Ini menunjukkan betapa dzikir sederhana memiliki kekuatan luar biasa untuk membentengi rumah dari gangguan setan.
3. Doa Masuk Rumah Secara Umum
Ada doa lain yang juga sangat baik untuk dibaca, yang mencakup permohonan kebaikan saat masuk dan keluar rumah. Doa ini bisa diamalkan setiap kali masuk rumah, bukan hanya saat pertama kali.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمَوْلِجِ وَخَيْرَ الْمَخْرَجِ، بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا، وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا، وَعَلَى اللهِ رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا
Allahumma innii as-aluka khairal mauliji wa khairal makhraji, bismillahi walajnaa, wa bismillahi kharajnaa, wa 'alallahi rabbinaa tawakkalnaa.
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan tempat masuk dan kebaikan tempat keluar. Dengan nama Allah kami masuk, dan dengan nama Allah kami keluar, dan hanya kepada Allah Tuhan kami, kami bertawakal." (HR. Abu Dawud)
Doa ini adalah paket lengkap permohonan. Kita meminta agar setiap langkah masuk ke dalam rumah membawa kebaikan, dan setiap langkah keluar dari rumah juga membawa kebaikan. Puncaknya adalah penegasan tawakal, yaitu penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha dan berdoa.
Amalan Sunnah untuk Menyemarakkan Rumah Baru dengan Keberkahan
Setelah melakukan doa dan adab saat pertama kali masuk, ada beberapa amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan di rumah baru guna menyuburkan keberkahan di dalamnya.
1. Melaksanakan Shalat Sunnah Dua Rakaat
Sebagai wujud rasa syukur atas nikmat rumah baru, sangat baik untuk mendirikan shalat sunnah dua rakaat (bisa shalat hajat atau shalat syukrul wudhu) di dalam rumah. Pilihlah satu sudut rumah, dan dirikanlah shalat dengan khusyuk. Dalam sujud, panjatkanlah rasa terima kasih yang mendalam kepada Allah dan mohonlah agar rumah tersebut dijadikan tempat yang menenangkan dan sarana ibadah.
Tindakan pertama di rumah baru yang berupa sujud kepada Allah adalah simbol yang sangat kuat. Ini seolah-olah kita meresmikan rumah tersebut sebagai tempat penghambaan kepada-Nya. Ini juga cara untuk "menanam" benih kebaikan pertama di tanah yang baru kita pijak.
2. Membaca Surah Al-Baqarah
Ini adalah salah satu amalan terpenting untuk rumah baru. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah." (HR. Muslim no. 780)
Hadis ini memberikan dua pelajaran penting. Pertama, rumah yang sepi dari lantunan Al-Qur'an dan dzikir diibaratkan seperti kuburan yang gelap dan mati. Kedua, secara spesifik Surah Al-Baqarah memiliki kekuatan spiritual untuk mengusir setan. Mengkhatamkan bacaan Surah Al-Baqarah di rumah baru adalah seperti melakukan 'ruqyah' atau sterilisasi spiritual untuk membersihkan rumah dari energi negatif dan gangguan makhluk halus.
Bagaimana cara melakukannya? Cara terbaik adalah dengan membacanya sendiri, baik sekaligus dalam satu waktu jika mampu, atau dicicil selama beberapa hari. Yang terpenting adalah ada niat dan usaha untuk membacanya di dalam rumah tersebut. Jika belum mampu membaca dengan lancar, menyetel murottal Al-Qur'an (khususnya Surah Al-Baqarah) dengan niat untuk memberkahi rumah juga lebih baik daripada tidak sama sekali.
3. Mengadakan Syukuran (Walimah) yang Sederhana
Mengadakan acara syukuran atau dalam istilah fikih disebut walimah adalah hal yang dianjurkan. Tujuannya adalah untuk tahadduts bin ni'mah, yaitu menampakkan dan menceritakan nikmat Allah sebagai bentuk syukur, bukan untuk pamer atau riya'.
Adab dalam mengadakan syukuran rumah baru:
- Niat yang Lurus: Niatkan semata-mata untuk bersyukur kepada Allah dan berbagi kebahagiaan.
- Undang Orang-orang Shalih dan Fakir Miskin: Prioritaskan mengundang tetangga terdekat, kerabat, orang-orang shalih yang doanya diharapkan, dan jangan lupakan anak yatim serta fakir miskin. Kehadiran dan doa mereka akan membawa keberkahan yang luar biasa.
- Hindari Israf (Berlebihan): Sajikan hidangan yang pantas dan sesuai kemampuan. Hindari kemewahan dan pemborosan yang tidak disukai Allah.
- Isi dengan Kegiatan Bermanfaat: Jadikan acara syukuran sebagai majelis ilmu atau dzikir. Bisa diisi dengan tausiyah singkat, pembacaan Al-Qur'an bersama, atau doa bersama. Hindari acara yang melalaikan seperti musik yang berlebihan atau percampuran laki-laki dan perempuan yang tidak sesuai syariat.
4. Perbanyak Sedekah
Salah satu cara terbaik mensyukuri nikmat adalah dengan berbagi. Saat mendapatkan nikmat besar berupa rumah, iringilah dengan memperbanyak sedekah. Sedekah tidak harus besar, yang penting adalah keikhlasannya. Memberi makan tetangga, menyantuni anak yatim, atau berinfak untuk pembangunan masjid adalah beberapa contoh sedekah yang bisa dilakukan.
Sedekah memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah menolak bala (bencana) dan memadamkan murka Allah. Dengan bersedekah, kita berharap Allah menjaga rumah baru kita dari segala musibah, baik yang tampak maupun tidak.
Menjaga Keberkahan Rumah dalam Kehidupan Sehari-hari
Doa dan amalan di awal hanyalah permulaan. Untuk menjaga agar rumah senantiasa menjadi "Baiti Jannati", diperlukan upaya berkelanjutan. Keberkahan harus dipupuk setiap hari.
1. Jadikan Rumah sebagai Pusat Ibadah
Jangan hanya shalat fardhu di masjid (bagi laki-laki), tetapi hidupkan juga rumah dengan shalat-shalat sunnah. Rasulullah bersabda, "Jadikanlah sebagian dari shalat kalian di rumah kalian dan jangan jadikan rumah seperti kuburan." (HR. Bukhari & Muslim). Shalat sunnah rawatib, shalat dhuha, atau shalat tahajud yang dilakukan di rumah akan memancarkan cahaya dan rahmat di setiap sudutnya.
2. Jauhkan dari Hal-hal yang Mengundang Murka Allah
Keberkahan dan kemaksiatan adalah dua hal yang tidak bisa bersatu. Untuk menjaga keberkahan, jauhkan rumah dari hal-hal yang tidak disukai Allah. Ini termasuk:
- Patung dan Gambar Makhluk Bernyawa: Hindari memajang patung atau lukisan makhluk bernyawa secara utuh, karena ada hadis yang menyebutkan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat hal-hal tersebut.
- Musik dan Tontonan yang Melalaikan: Pilihlah tontonan dan hiburan yang bermanfaat dan tidak mengandung unsur maksiat.
- Perkataan Kotor dan Pertengkaran: Jaga lisan seluruh anggota keluarga. Biasakan berbicara yang baik, berdzikir, atau diam. Pertengkaran dan suara-suara keras akan mengusir ketenangan dari rumah.
3. Menjalin Hubungan Baik dengan Tetangga
Islam sangat menekankan pentingnya hak-hak tetangga. Tetangga yang baik adalah salah satu sumber kebahagiaan dan ketenangan. Mulailah dengan proaktif memperkenalkan diri, berbagi makanan, saling menolong saat ada kesulitan, dan menjaga privasi mereka. Lingkungan yang harmonis akan berdampak langsung pada kedamaian di dalam rumah kita.
Kesimpulan: Kunci Rumah Berkah Ada pada Penghuninya
Memasuki rumah baru adalah momentum berharga untuk membangun fondasi spiritual yang kokoh. Dimulai dengan melantunkan doa perlindungan, mengucapkan salam, dan melakukan amalan-amalan sunnah, kita telah mengundang Allah SWT untuk hadir dalam setiap sendi kehidupan di rumah tersebut.
Namun, perlu diingat bahwa rumah hanyalah cangkang. Jiwa dari sebuah rumah adalah para penghuninya. Rumah yang paling megah sekalipun akan terasa sempit dan gersang jika diisi dengan kelalaian dan kemaksiatan. Sebaliknya, rumah yang paling sederhana pun akan terasa lapang dan laksana surga jika diisi dengan lantunan Al-Qur'an, shalat, dzikir, serta akhlak mulia antar sesama anggota keluarga.
Semoga dengan mengamalkan doa memasuki rumah baru dan adab-adab yang telah diuraikan, Allah SWT menjadikan tempat tinggal kita sebagai benteng dari keburukan, sumber ketenangan jiwa, dan ladang pahala yang akan kita tuai hasilnya di akhirat kelak. Jadikanlah rumah kita sebagai tempat di mana generasi rabbani dididik, dan sebagai persinggahan sementara yang penuh berkah sebelum menuju rumah abadi di surga-Nya.