Memahami Doa Makan Sahur dan Artinya Secara Mendalam
Sahur adalah salah satu rukun penting dalam ibadah puasa, khususnya di bulan suci Ramadan. Ia bukan sekadar aktivitas makan dan minum sebelum fajar menyingsing, melainkan sebuah bentuk ibadah yang sarat dengan keberkahan dan keutamaan. Salah satu elemen terpenting dari sahur adalah niat dan doa yang menyertainya. Memahami doa makan sahur dan artinya secara mendalam akan meningkatkan kualitas ibadah puasa kita, mengubah rutinitas makan menjadi momen spiritual yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang berkaitan dengan doa sahur, mulai dari lafalnya yang shahih, terjemahan, makna mendalam di setiap katanya, hingga keutamaan, adab, dan hikmah di balik anjuran melaksanakan sahur. Dengan pemahaman yang komprehensif, semoga kita dapat menjalankan ibadah sahur dengan lebih khusyuk dan penuh penghayatan.
Lafal Doa Niat Puasa Saat Sahur
Doa yang paling umum dibaca saat sahur sebenarnya adalah lafal niat untuk berpuasa keesokan harinya. Niat merupakan pilar utama dalam setiap ibadah, karena niatlah yang membedakan antara sebuah kebiasaan dengan ibadah yang bernilai pahala. Melafalkan niat puasa di waktu sahur adalah praktik yang sangat dianjurkan karena memastikan kita telah berazam untuk berpuasa sebelum waktu fajar tiba.
Berikut adalah lafal niat puasa Ramadan yang biasa dibaca saat sahur, lengkap dengan tulisan Arab, Latin, dan artinya.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta'ālā.
"Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta'ala."
Meskipun doa ini secara spesifik adalah niat puasa, ia telah menyatu dengan tradisi sahur itu sendiri. Mengucapkannya menjadi penanda kesiapan spiritual dan mental untuk memulai ibadah puasa satu hari penuh.
Membedah Makna di Balik Doa Niat Puasa
Untuk menghayati doa ini, mari kita bedah setiap frasa yang terkandung di dalamnya:
- Nawaitu (نَوَيْتُ): Artinya "Aku berniat". Kata ini berasal dari kata "niyyah" (niat). Dalam Islam, niat adalah pondasi dari segala amal. Sebuah hadis yang sangat terkenal dari Umar bin Khattab RA, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan mengucapkan "Nawaitu", kita secara sadar dan sengaja mengarahkan aktivitas sahur dan puasa kita sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, bukan sekadar menahan lapar dan haus.
- Shauma Ghadin (صَوْمَ غَدٍ): Artinya "puasa esok hari". Frasa ini menegaskan waktu pelaksanaan puasa yang kita niatkan. Ini menunjukkan perencanaan dan kesiapan kita untuk menyambut kewajiban di hari berikutnya. Ini juga mengingatkan kita bahwa setiap hari di bulan Ramadan adalah kesempatan baru untuk beribadah.
- 'An Adā'i (عَنْ أَدَاءِ): Artinya "untuk menunaikan". Kata ini menyiratkan kesadaran bahwa puasa adalah sebuah kewajiban yang harus ditunaikan atau dilaksanakan. Ini bukan pilihan, melainkan perintah langsung dari Allah SWT yang termaktub dalam Al-Qur'an (QS. Al-Baqarah: 183).
- Fardhi Syahri Ramadhāna (فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ): Artinya "kewajiban bulan Ramadan". Frasa ini secara spesifik menyebutkan jenis puasa yang dilakukan, yaitu puasa wajib di bulan Ramadan. Ini membedakannya dari puasa sunnah lainnya seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Daud.
- Hādzihis Sanati (هَذِهِ السَّنَةِ): Artinya "tahun ini". Penambahan frasa ini berfungsi untuk lebih mempertegas dan mengkhususkan niat puasa Ramadan pada tahun yang sedang berjalan.
- Lillāhi Ta'ālā (لِلّٰهِ تَعَالَى): Artinya "karena Allah Ta'ala". Ini adalah bagian terpenting dari seluruh niat. Frasa ini adalah deklarasi keikhlasan. Segala jerih payah, rasa lapar, haus, dan kesabaran yang akan kita jalani sepanjang hari, semuanya kita persembahkan semata-mata untuk mencari ridha Allah Yang Maha Tinggi. Ini membersihkan niat kita dari unsur riya' (pamer) atau tujuan duniawi lainnya.
Keutamaan Sahur yang Luar Biasa
Makan sahur bukan hanya soal mengisi energi untuk berpuasa. Rasulullah SAW sangat menekankan pelaksanaan sahur karena di dalamnya terkandung banyak sekali keberkahan (barakah) dan keutamaan. Mengabaikan sahur berarti melewatkan anugerah besar yang telah Allah sediakan bagi hamba-Nya yang berpuasa.
1. Sahur Mengandung Berkah (Barakah)
Keutamaan paling utama dari sahur adalah keberkahan yang ada di dalamnya. Keberkahan ini bersifat luas, mencakup berkah dalam hal waktu, makanan, kekuatan fisik, dan pahala. Dalam sebuah hadis yang sangat populer, Rasulullah SAW bersabda:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Tasahharuu fa inna fis-sahūri barakatan.
"Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat keberkahan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Kata "barakah" (keberkahan) memiliki makna yang sangat dalam, yaitu bertambahnya kebaikan dan langgengnya kebaikan tersebut. Berkah dalam sahur bisa berarti makanan yang sedikit terasa mengenyangkan, energi yang cukup untuk beraktivitas seharian, atau semangat beribadah yang meningkat. Bahkan, bangun di waktu sahur itu sendiri adalah sebuah keberkahan, karena kita berada di salah satu waktu yang paling mustajab untuk berdoa.
2. Pembeda Puasa Umat Islam dengan Ahli Kitab
Sahur menjadi salah satu ciri khas yang membedakan ibadah puasa umat Islam dengan umat-umat terdahulu, khususnya Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani). Dengan melaksanakan sahur, kita tidak hanya mengikuti sunnah Nabi, tetapi juga menegaskan identitas keislaman kita.
Dari ‘Amr bin Al-‘Ash RA, Rasulullah SAW bersabda:
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
"Perbedaan antara puasa kita dengan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur." (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya sahur sebagai identitas. Dengan bersahur, kita menunjukkan ketaatan kita dalam mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW secara kaffah (menyeluruh), bahkan dalam hal-hal yang mungkin terlihat sepele seperti makan sebelum fajar.
3. Waktu Turunnya Rahmat dan Ampunan
Waktu sahur, yaitu sepertiga malam terakhir, adalah waktu yang sangat istimewa. Ini adalah waktu di mana Allah SWT turun ke langit dunia, menebarkan rahmat-Nya, mengabulkan doa, dan mengampuni dosa hamba-hamba-Nya yang memohon. Bangun untuk sahur memberikan kita kesempatan emas untuk berinteraksi dengan Allah di waktu yang paling utama.
Rasulullah SAW bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
"Rabb kita Tabaraka wa Ta'ala turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: 'Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan. Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni'." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan bangun untuk sahur, kita tidak hanya mengisi perut, tetapi juga membuka pintu untuk meraih ampunan, rahmat, dan terkabulnya doa-doa kita. Inilah keberkahan spiritual yang tak ternilai harganya.
4. Mendapat Shalawat dari Allah dan Para Malaikat
Salah satu keutamaan yang paling menakjubkan dari sahur adalah orang yang melakukannya akan mendapatkan shalawat dari Allah dan para malaikat-Nya. Shalawat dari Allah berarti pujian dan rahmat, sedangkan shalawat dari malaikat berarti doa dan permohonan ampun.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri RA, Rasulullah SAW bersabda:
السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
"Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Maka janganlah kalian meninggalkannya meskipun hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur." (HR. Ahmad)
Bayangkan, dengan sekadar bangun dan makan atau minum walau sedikit dengan niat untuk sahur, kita mendapatkan doa dari para malaikat dan rahmat langsung dari Sang Pencipta. Ini adalah motivasi yang sangat kuat untuk tidak pernah meninggalkan sahur.
Waktu Terbaik untuk Melaksanakan Sahur
Islam tidak hanya menganjurkan sahur, tetapi juga memberikan petunjuk mengenai waktu terbaik untuk melaksanakannya. Waktu sahur terbentang dari pertengahan malam hingga terbit fajar shadiq. Namun, sunnah Rasulullah SAW adalah mengakhirkan waktu sahur, yaitu melakukannya sesaat sebelum waktu imsak atau adzan Subuh.
Mengakhirkan Sahur adalah Sunnah
Mengakhirkan sahur memiliki banyak hikmah. Pertama, ini memperpendek rentang waktu menahan lapar dan haus, sehingga memberikan kekuatan lebih bagi orang yang berpuasa. Kedua, setelah sahur, waktu shalat Subuh akan segera tiba, sehingga mengurangi kemungkinan untuk tertidur lagi dan melewatkan shalat Subuh berjamaah.
Anas bin Malik RA meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit RA, ia berkata:
تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ. قُلْتُ : كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ؟ قَالَ : قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً
"Kami pernah makan sahur bersama Nabi SAW, kemudian beliau langsung berdiri untuk shalat.' Aku (Anas) bertanya, 'Berapa lama jarak antara adzan (Subuh) dengan sahur beliau?' Zaid menjawab, 'Kira-kira sekadar membaca lima puluh ayat Al-Qur'an'." (HR. Bukhari dan Muslim)
Perkiraan waktu membaca 50 ayat Al-Qur'an dengan tartil adalah sekitar 10-15 menit. Ini menunjukkan betapa dekatnya waktu sahur Rasulullah SAW dengan waktu adzan Subuh. Praktik ini dikenal dengan istilah "ta'khir as-sahur".
Memahami Batas Waktu Sahur: Imsak dan Subuh
Batas akhir waktu sahur adalah ketika terbit fajar shadiq, yang ditandai dengan kumandang adzan Subuh. Setelah adzan Subuh berkumandang, tidak diperbolehkan lagi makan dan minum.
Adapun istilah imsak yang populer di banyak negara, termasuk Indonesia, adalah waktu penanda untuk berhati-hati. Biasanya ditetapkan sekitar 10 menit sebelum adzan Subuh. Waktu imsak bukanlah batas akhir sahur, melainkan sebagai pengingat bahwa waktu sahur akan segera berakhir. Ini adalah bentuk kehati-hatian (ihtiyat) agar tidak terlewat makan atau minum hingga masuk waktu Subuh. Seseorang masih boleh makan dan minum di waktu imsak, namun dianjurkan untuk segera menyelesaikannya.
Adab dan Sunnah Seputar Sahur
Untuk menyempurnakan ibadah sahur kita, ada beberapa adab dan sunnah yang bisa kita amalkan:
- Niat yang Ikhlas: Seperti yang telah dibahas, niatkan sahur sebagai ibadah untuk mengikuti sunnah Nabi dan untuk mendapatkan kekuatan dalam menjalankan puasa, semata-mata karena Allah.
- Membaca Basmalah: Awali makan sahur dengan mengucapkan "Bismillāh" (Dengan nama Allah) untuk memohon keberkahan pada makanan yang akan disantap.
- Makan dengan Tangan Kanan: Sesuai dengan ajaran umum dalam Islam, gunakan tangan kanan saat makan dan minum.
- Tidak Berlebihan: Makanlah secukupnya, jangan sampai terlalu kenyang. Tujuan sahur adalah untuk memberikan energi, bukan untuk menumpuk makanan yang justru bisa menyebabkan rasa kantuk dan malas beribadah setelahnya.
- Memilih Makanan Bergizi: Pilihlah menu sahur yang sehat dan seimbang, mengandung karbohidrat kompleks, protein, serat, serta cukup cairan. Ini akan membantu melepaskan energi secara perlahan sepanjang hari.
- Mengonsumsi Kurma: Kurma adalah makanan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk sahur. Beliau bersabda, "Sebaik-baik makanan sahur seorang mukmin adalah kurma." (HR. Abu Daud). Kurma kaya akan gula alami, serat, dan mineral yang cepat memberikan energi.
- Memperbanyak Doa dan Istighfar: Manfaatkan waktu sahur yang mustajab untuk berdoa, memohon ampunan (istighfar), dan berdzikir kepada Allah SWT.
- Mengakhiri dengan Hamdalah: Setelah selesai makan, jangan lupa mengucapkan "Alhamdulillāh" (Segala puji bagi Allah) sebagai bentuk syukur atas nikmat rezeki yang telah diberikan.
Hikmah Ilmiah dan Kesehatan di Balik Sahur
Selain hikmah spiritual dan pahala yang besar, anjuran untuk bersahur juga sejalan dengan ilmu pengetahuan modern dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh selama berpuasa.
1. Sumber Energi Utama
Sahur berfungsi sebagai sarapan pagi sebelum memulai puasa yang panjang. Makanan yang dikonsumsi saat sahur, terutama yang mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, atau oatmeal, akan dicerna secara perlahan oleh tubuh. Ini memastikan pasokan glukosa (sumber energi utama otak dan otot) yang stabil selama beberapa jam pertama puasa, sehingga membantu menjaga stamina dan mencegah lemas yang berlebihan.
2. Mencegah Dehidrasi
Mencukupi kebutuhan cairan saat sahur sangatlah penting. Minum air putih yang cukup saat sahur membantu menjaga hidrasi tubuh sepanjang hari. Dehidrasi dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan kesulitan berkonsentrasi. Sahur adalah kesempatan terakhir untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh sebelum berpuasa.
3. Menjaga Keseimbangan Gula Darah
Melewatkan sahur dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah (hipoglikemia) yang drastis, terutama pada siang hari. Gejalanya bisa berupa pusing, gemetar, dan keringat dingin. Dengan bersahur, kita memberikan "modal" glukosa bagi tubuh sehingga kadar gula darah bisa lebih terjaga dan stabil.
4. Meningkatkan Konsentrasi dan Fungsi Kognitif
Otak membutuhkan energi yang konstan untuk berfungsi secara optimal. Pasokan energi dari makanan sahur membantu menjaga fungsi kognitif, termasuk konsentrasi, memori, dan kemampuan mengambil keputusan. Orang yang meninggalkan sahur cenderung lebih sulit fokus dan mudah merasa lesu saat bekerja atau belajar.
5. Mencegah Masalah Pencernaan
Saat berpuasa, produksi asam lambung tetap berjalan. Jika lambung kosong dalam waktu yang terlalu lama, asam lambung dapat mengiritasi dinding lambung dan menyebabkan rasa perih atau penyakit maag. Makan sahur membantu menetralkan asam lambung di pagi hari dan menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Penutup: Sahur Sebagai Ibadah Komprehensif
Dari pembahasan yang panjang ini, kita dapat menyimpulkan bahwa sahur lebih dari sekadar aktivitas makan sebelum fajar. Ia adalah ibadah yang komprehensif, menggabungkan aspek spiritual, fisik, dan sosial. Memahami doa makan sahur dan artinya adalah langkah awal untuk menghayati setiap momen di waktu yang penuh berkah tersebut.
Sahur adalah wujud ketaatan kita pada sunnah Rasulullah SAW, sebuah penegasan identitas keislaman, dan sarana untuk meraih keberkahan yang tak terhingga. Di dalamnya terdapat kekuatan fisik untuk menjalani hari, kesempatan emas untuk berdoa dan memohon ampunan, serta janji shalawat dari Allah dan para malaikat-Nya. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga ibadah sahur, melakukannya dengan niat yang tulus dan adab yang baik, agar puasa kita menjadi lebih berkualitas dan diterima di sisi Allah SWT. Semoga kita semua dapat meraih keberkahan Ramadan secara maksimal.