Benteng Iman: Kumpulan Doa dan Dzikir Pagi dan Petang

Pedoman Menghidupkan Sunnah Harian

Pendahuluan: Pentingnya Mengingat Allah di Setiap Fajar dan Senja

Waktu adalah salah satu anugerah terbesar dari Allah, dan dalam Islam, ada dua waktu krusial yang dianjurkan untuk diisi dengan dzikir dan doa secara intensif: waktu pagi (setelah Subuh hingga terbit matahari) dan waktu petang (setelah Ashar hingga terbenam matahari). Kedua rentang waktu ini, yang menandai permulaan dan penutup aktivitas harian, merupakan momen penempaan spiritualitas, persiapan mental, dan pengumpulan bekal perlindungan dari segala mara bahaya.

Dzikir pagi dan petang, atau yang dikenal sebagai *al-adzkar as-sabah wal masa’*, adalah benteng pertahanan bagi seorang Muslim. Rasulullah ﷺ telah mengajarkan serangkaian doa dan pujian yang jika diamalkan secara rutin, akan memberikan ketenangan jiwa, perlindungan dari syaitan, kemudahan rezeki, dan jaminan keselamatan di dunia dan akhirat. Mengamalkan dzikir ini bukan sekadar rutinitas lisan, melainkan pengakuan total atas keesaan Allah (Tauhid) dan penyerahan diri secara penuh kepada-Nya.

Pagi Hari

Dzikir Pagi: Membuka Hari dengan Keberkahan

Waktu pagi, yang dimulai sejak shalat Subuh hingga matahari meninggi (waktu Dhuha), adalah waktu emas. Dzikir pagi berfungsi sebagai tameng yang mempersiapkan kita menghadapi tantangan hari itu, memohon agar segala urusan dipermudah, dan agar rezeki yang halal dilimpahkan. Inti dari dzikir pagi adalah memuji Allah atas karunia hidup baru dan memohon perlindungan dari keburukan yang mungkin terjadi.

1. Membaca Ayat Kursi

Ayat teragung dalam Al-Qur'an. Membacanya di pagi hari akan menjamin perlindungan Allah hingga petang tiba.

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum. Laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Man dzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih. Ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa'. Wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh. Wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa. Wa huwal 'aliyyul 'azhiim.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

2. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas (Mu'awwidzatain)

Ketiga surat ini dibaca tiga kali. Fungsi utamanya adalah memohon perlindungan total dari segala kejahatan, sihir, dengki, dan bisikan setan.

Surat Al-Ikhlas (3x)

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ . اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ . وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Surat Al-Falaq (3x)

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ . وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ . وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ . وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Surat An-Nas (3x)

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ . مَلِكِ النَّاسِۙ . اِلٰهِ النَّاسِۙ . مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِۖ . الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ . مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

3. Sayyidul Istighfar (Penghulu Istighfar)

Doa permohonan ampunan terbaik. Barang siapa yang membacanya di pagi hari dengan keyakinan penuh, lalu ia meninggal sebelum petang, niscaya ia termasuk penghuni surga.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa anaa ‘abduka, wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’uudzu bika min syarri maa shana’tu. Abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbii faghfir lii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.
Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui nikmat-Mu (yang Engkau berikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau.

4. Dzikir Tauhid Mutlak

Dzikir ini dianjurkan dibaca seratus kali (100x). Keutamaannya sangat besar: mendapat pahala seperti membebaskan sepuluh budak, dicatat seratus kebaikan, dihapus seratus keburukan, dan menjadi pelindung dari setan sepanjang hari.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir.
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Dibaca 100 kali pada pagi hari)

5. Doa Permohonan Kebaikan Dunia dan Akhirat

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اَللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
Allahumma innii as-alukal ‘aafiyah fid-dunyaa wal aakhirah. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dunyaaya wa ahlii wa maalii. Allahummas-tur ‘auraatii wa aamin rau’aatii. Allahummah-fazhnii min baini yadayya, wa min khalfii, wa ‘an yamiinii, wa ‘an syimaalii, wa min fauqii, wa a’uudzu bi ‘azhamatika an ughtaala min tahtii.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kesehatan (keselamatan) di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan di dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib-aibku) dan amankanlah aku dari rasa takutku. Ya Allah, jagalah aku dari depan, dari belakang, dari kanan, dari kiri, dan dari atasku. Aku berlindung dengan keagungan-Mu agar aku tidak disergap dari bawahku.

6. Dzikir Mengakui Nikmat dan Keridhaan

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ. رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Ashbahnaa wa ashbahal mulku lillah, walhamdulillaah, laa ilaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir. Rabbi as-aluka khaira maa fii haadzal yaumi wa khaira maa ba’dah, wa a’uudzu bika min syarri maa fii haadzal yaumi wa syarri maa ba’dah. Rabbi a’uudzu bika minal kasali wa suu-il kibari, Rabbi a’uudzu bika min ‘adzaabin fin naari wa ‘adzaabin fil qabri.
Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di masa tua. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di kubur.

Dzikir pagi ini merupakan pernyataan kesiapan untuk menjalani hari dengan taat, sekaligus pengakuan bahwa segala hal buruk datang dari dosa kita sendiri, dan segala kebaikan murni dari rahmat Allah.

Dzikir Khas Pagi untuk Kekuatan dan Rezeki

7. Dzikir Memohon Rezeki yang Baik

Doa ini dibaca setelah salam shalat Subuh, dan merupakan doa yang sangat spesifik untuk memohon rezeki yang berkah.

اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqan thayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalan.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima.
(Dibaca 1 kali)

8. Dzikir Memohon Keridhaan Allah

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Radhiitu billaahi rabbaa, wa bil islaami diinaa, wa bi Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallama nabiyyaa.
Aku ridha Allah sebagai Rabbku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Nabiku.
(Dibaca 3 kali)

Keutamaan dzikir ini adalah jaminan dari Allah bahwa Dia akan meridhai orang tersebut pada Hari Kiamat.

9. Shalawat Nabi

Memperbanyak shalawat pada waktu pagi, khususnya di hari Jumat, adalah amalan yang sangat ditekankan. Secara umum, memperbanyak shalawat di setiap waktu pagi dan petang adalah tanda cinta kepada Rasulullah ﷺ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma shalli wa sallim ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad. (Dianjurkan 10 kali atau lebih)
Petang Hari

Dzikir Petang: Memohon Perlindungan Saat Malam Menjelang

Waktu petang, yang dimulai dari selesainya shalat Ashar hingga matahari terbenam (sebelum shalat Maghrib), adalah waktu pergantian tugas antara malaikat siang dan malaikat malam. Ini adalah saat di mana kejahatan, baik dari jin maupun manusia, mulai aktif. Oleh karena itu, dzikir petang memiliki fokus yang kuat pada permohonan perlindungan dan penjagaan dari Allah Ta’ala.

1. Pengulangan Dzikir Pagi yang Sama

Banyak dzikir yang diamalkan pada pagi hari juga diulang pada petang hari, dengan perubahan kata kerja dari ‘pagi’ (*ashbahnaa*) menjadi ‘petang’ (*amsainaa*).

A. Ayat Kursi (1x) & Mu'awwidzatain (3x)

Pembacaan Ayat Kursi sekali, serta surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas tiga kali pada petang hari menjamin perlindungan dari Allah hingga pagi hari tiba.

B. Doa Keridhaan (Radhiitu Billahi...) (3x)

Diulang pada petang hari untuk menegaskan kembali keimanan dan keridhaan kita terhadap ketetapan Allah.

C. Dzikir Tauhid Mutlak (Laa Ilaaha Illallahu Wahdahu...) (100x atau 10x)

Jika dibaca 100 kali pada petang hari, ia akan mendapat pahala yang sama besarnya seperti di pagi hari, dan akan menjadi benteng hingga pagi tiba.

2. Dzikir Petang Khusus (Perubahan Redaksi Waktu)

Redaksi doa yang mirip dengan pagi, namun disesuaikan waktunya:

أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا. رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Amsainaa wa amsal mulku lillah, walhamdulillaah, laa ilaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir. Rabbi as-aluka khaira maa fii haadzihil lailati wa khaira maa ba’dahaa, wa a’uudzu bika min syarri maa fii haadzihil lailati wa syarri maa ba’dahaa. Rabbi a’uudzu bika minal kasali wa suu-il kibari, Rabbi a’uudzu bika min ‘adzaabin fin naari wa ‘adzaabin fil qabri.
Kami telah berada di sore hari dan kekuasaan pun milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di masa tua. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di kubur.

3. Doa Perlindungan dari Segala Bahaya (3x)

Doa yang sangat terkenal untuk menjamin keselamatan dari bahaya mendadak.

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Bismillaahil ladzii laa yadhurru ma’asmihii syai-un fil ardhi wa laa fis samaa-i wa huwas samii’ul ‘aliim.
Dengan nama Allah, yang dengan nama-Nya tidak ada satu pun di bumi dan di langit yang dapat membahayakan. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Dibaca 3 kali)

4. Dzikir Mengucapkan Selamat Kepada Allah

أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ الْإِسْلَامِ، وَعَلَى كَلِمَةِ الْإِخْلَاصِ، وَعَلَى دِينِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Amsainaa ‘ala fithrotil Islaam, wa ‘alaa kalimatil ikhlaash, wa ‘alaa diini Nabiyyinaa Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, wa ‘alaa millati abiinaa Ibraahima haniifam muslimaa wamaa kaana minal musyrikiin.
Kami berada di waktu petang atas dasar fitrah Islam, di atas kalimat ikhlas (kalimat tauhid), di atas agama Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan di atas millah (ajaran) bapak kami Ibrahim yang hanif dan muslim (berserah diri). Dan sekali-kali dia bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik.

5. Doa Pengakuan Kekuasaan Allah di Malam Hari

يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
Yaa Hayyu yaa Qayyum, birohmatika astaghiits, ashlihlii sya'nii kullahu, wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata 'ainin.
Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (mengurus makhluk-Nya), dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan. Perbaikilah segala urusanku, dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri sekejap mata pun.

Analisis Mendalam dan Keutamaan Dzikir Harian

Amalan dzikir pagi dan petang bukan sekadar daftar bacaan. Ia adalah manifestasi dari keyakinan yang mendalam terhadap tiga prinsip utama dalam Islam: Tauhid (Keesaan Allah), Istighfar (Permohonan Ampunan), dan Iltija' (Perlindungan total kepada Allah). Untuk mencapai kedalaman makna dari amalan yang sangat panjang ini, diperlukan pemahaman tentang keutamaan dan fungsi setiap komponen dzikir.

1. Penguatan Tauhid Melalui Dzikir

Dzikir yang paling sering diulang, yaitu “Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah…” adalah inti dari seluruh ajaran Islam. Diucapkan 100 kali, dzikir ini memastikan bahwa selama hari atau malam itu, hati kita terus tertambat pada pengakuan bahwa tidak ada kekuatan lain yang patut disembah atau ditakuti selain Allah. Ini menanamkan ketenangan batin bahwa segala kesulitan, rezeki, musibah, dan kesenangan, semuanya berada dalam genggaman-Nya semata.

Konsep Al-Mulku dan Al-Hamdu

Redaksi dzikir pagi dan petang selalu menyertakan pengakuan bahwa *Al-Mulku* (Kerajaan, kekuasaan) dan *Al-Hamdu* (Pujian) adalah milik Allah. Hal ini penting karena seringkali manusia merasa memiliki kendali atas hidupnya saat pagi hari, atau merasa lega setelah menyelesaikan tugas harian di petang hari. Namun, dzikir mengajarkan kita bahwa kekuasaan di setiap detik waktu adalah milik Allah semata, menepis potensi kesombongan dan keangkuhan.

2. Prinsip Perlindungan dan Pencegahan (Hifz)

Sebagian besar dzikir pagi dan petang berfokus pada meminta perlindungan (*Iltija'* dan *Isti’adzah*). Allah memerintahkan kita untuk bersiap menghadapi musuh yang tidak terlihat (syaitan) dan keburukan yang timbul dari ciptaan-Nya. Bacaan *Mu'awwidzatain* (Al-Falaq dan An-Nas), misalnya, adalah formula perlindungan dari:

Mengulanginya sebanyak tiga kali pada setiap pergantian waktu menunjukkan betapa seriusnya kebutuhan kita akan perlindungan ilahi sepanjang waktu.

Perlindungan dari Kelemahan Diri

Doa “Yaa Hayyu yaa Qayyum…” menyoroti perlindungan dari kelemahan internal, yaitu menyerahkan diri kepada nafsu dan ego (*wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata 'ainin*). Pengakuan bahwa kita tidak mampu mengurus diri sendiri walau sekejap mata adalah puncak kerendahan hati seorang hamba, yang memastikan bahwa kita memulai hari dan menutup hari dengan kesadaran akan keterbatasan diri.

Amalan Tambahan Sunnah yang Dianjurkan

Selain dzikir-dzikir utama di atas, terdapat beberapa doa tambahan yang dianjurkan oleh Nabi ﷺ untuk diamalkan di sekitar waktu pagi dan petang, yang berfungsi melengkapi perlindungan dan memohon keberkahan dalam seluruh aspek kehidupan.

Dzikir Kesehatan dan Energi

Salah satu dzikir yang sering diulang adalah doa memohon kesehatan, yang mencerminkan pentingnya kesehatan spiritual dan fisik dalam menjalani ibadah.

اَللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اَللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي، اَللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma ‘aafinii fii badanii, Allahumma ‘aafinii fii sam’ii, Allahumma ‘aafinii fii basharii, laa ilaaha illaa anta.
Ya Allah, sehatkanlah badanku. Ya Allah, sehatkanlah pendengaranku. Ya Allah, sehatkanlah penglihatanku. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau.
(Dibaca 3 kali di Pagi dan Petang)

Dzikir Pengakuan dan Harapan

Mengulang pengakuan bahwa Allah adalah tempat kembali dan pelindung segala urusan kita.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma innii a'uudzu bika minal kufri wal faqri, wa a'uudzu bika min 'adzaabil qabri, laa ilaaha illaa anta.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau.
(Dibaca 3 kali di Pagi dan Petang)

Doa Malaikat Jibril (Saat Pagi)

Doa yang diajarkan oleh Jibril kepada Rasulullah ﷺ untuk memohon perbaikan urusan sehari-hari.

حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Hasbiyallahu laa ilaaha illaa huwa ‘alaihi tawakkaltu wahuwa Rabbul ‘Arsyil ‘Azhiim.
Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang menguasai Arsy yang agung.
(Dibaca 7 kali di Pagi dan Petang)

Barangsiapa membaca doa ini tujuh kali pada pagi dan petang hari, Allah akan mencukupinya dari segala urusan dunia dan akhirat yang ia khawatirkan.

Implementasi Dzikir dalam Kehidupan Modern

Mengingat padatnya jadwal harian, sebagian orang mungkin merasa kesulitan untuk mengamalkan seluruh dzikir dengan jumlah hitungan yang ditetapkan (seperti 100x tauhid). Penting untuk diingat bahwa konsistensi lebih utama daripada kuantitas yang sporadis. Jika tidak mampu mengamalkan seluruhnya, mulailah dengan inti-inti dzikir yang wajib dibaca, seperti Ayat Kursi dan Sayyidul Istighfar.

Waktu Optimal Pengamalan

Mengalokasikan waktu 10 hingga 15 menit, segera setelah shalat Subuh dan Ashar di tempat shalat Anda, adalah cara terbaik untuk memastikan amalan ini tidak terlewat.

Tadabbur (Perenungan Makna)

Dzikir tidak boleh hanya menjadi gerak bibir. Selagi mengucapkan setiap kalimat, hati harus turut hadir, merenungkan makna permohonan, pujian, dan perlindungan yang diucapkan. Misalnya, ketika mengucapkan *Sayyidul Istighfar*, resapi pengakuan bahwa Anda adalah hamba yang penuh dosa, dan bahwa hanya Allah, sang Pencipta, yang mampu mengampuni. Perenungan ini mengubah dzikir dari sekadar ritual menjadi dialog yang hidup dengan Sang Pencipta.

Hubungan Dzikir dengan Tawakal

Dzikir pagi adalah tindakan tawakal (penyerahan diri) proaktif. Kita memohon perlindungan sebelum menghadapi bahaya. Seorang Muslim yang berdzikir pagi dan petang telah melakukan upaya maksimal secara spiritual. Setelah itu, ia menyerahkan hasil segala usahanya kepada Allah. Ia hidup dengan ketenangan, mengetahui bahwa benteng perlindungan Allah telah ia tegakkan.

Detail Tambahan Mengenai Beberapa Dzikir Utama

A. Kedalaman Sayyidul Istighfar

Mengapa Sayyidul Istighfar disebut ‘Penghulu’ (Sayyid) dari semua permohonan ampunan? Karena ia mencakup seluruh elemen penting dalam taubat yang sempurna:

  1. Pengakuan Tauhid: “Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta.”
  2. Pengakuan Hamba: “Khalaqtanii wa anaa ‘abduka.”
  3. Pengakuan Janji: Menegaskan komitmen untuk taat (‘alaa ‘ahdika wa wa’dika).
  4. Isti'adzah: Perlindungan dari keburukan amal sendiri (min syarri maa shana’tu).
  5. Pengakuan Nikmat: Mengakui segala karunia Allah (abuu-u laka bini’matika ‘alayya).
  6. Pengakuan Dosa: Mengakui kesalahan diri (abuu-u bi dzanbii).
  7. Permohonan Ampun: Puncak permohonan (faghfir lii).

Struktur doa ini memastikan seorang Muslim memulai dan menutup hari dengan jiwa yang bersih, yang merupakan prasyarat utama diterimanya ibadah lain.

B. Keagungan Ayat Kursi dan Perlindungan

Ayat Kursi adalah manifestasi dari sifat-sifat keagungan Allah: Al-Hayy (Yang Maha Hidup), Al-Qayyum (Yang Berdiri Sendiri), ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu (Ya’lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum), dan Kursi-Nya yang meliputi langit dan bumi. Ketika kita membaca Ayat Kursi, kita bukan hanya meminta perlindungan, tetapi kita sedang mendeklarasikan kebesaran Allah. Deklarasi ini otomatis menjauhkan syaitan, karena syaitan tidak mampu berada di tempat yang dipenuhi dengan pengakuan Tauhid yang murni.

C. Pentingnya Dzikir 100 Kali (Tauhid dan Shalawat)

Angka 100 dalam dzikir sering kali dikaitkan dengan pahala yang berlipat ganda, penebusan dosa, dan jaminan perlindungan. Dzikir “Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah...” 100 kali pada pagi dan petang merupakan investasi spiritual terbesar untuk membersihkan catatan amal dari dosa-dosa kecil yang mungkin dilakukan selama sehari. Ini adalah cara Allah memudahkan umatnya untuk meraih derajat tinggi tanpa harus melakukan amalan yang secara fisik sangat berat.

Kompilasi Dzikir Pagi dan Petang Secara Berurutan

Untuk memudahkan pengamalan, berikut adalah urutan yang dianjurkan (dapat disesuaikan) untuk kedua waktu tersebut:

Urutan Pagi (Setelah Subuh)

  1. Istighfar: (minimal 3x, idealnya 100x)
  2. Doa Rezeki Khusus: (Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an...) (1x)
  3. Sayyidul Istighfar: (1x)
  4. Ayat Kursi: (1x)
  5. Mu'awwidzatain: (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas – 3x masing-masing)
  6. Dzikir Perlindungan Bahaya: (Bismillaahil ladzii laa yadhurru...) (3x)
  7. Doa Kesehatan: (Allahumma ‘aafinii fii badanii...) (3x)
  8. Doa Tawakal dan Kecukupan: (Hasbiyallahu laa ilaaha illaa huwa...) (7x)
  9. Dzikir Tauhid Mutlak: (Laa ilaaha illallahu wahdahu...) (100x)
  10. Dzikir Keridhaan: (Radhiitu billaahi rabbaa...) (3x)
  11. Doa Kebaikan Dunia Akhirat: (Allahumma innii as-alukal ‘aafiyah fid-dunyaa...) (1x)
  12. Shalawat Nabi: (Minimal 10x)

Urutan Petang (Setelah Ashar)

Hampir semua bacaan diulang dengan mengganti kata kunci 'pagi' (*ashbahnaa*) menjadi 'petang' (*amsainaa*).

  1. Ayat Kursi: (1x)
  2. Mu'awwidzatain: (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas – 3x masing-masing)
  3. Dzikir Perlindungan Bahaya: (Bismillaahil ladzii laa yadhurru...) (3x)
  4. Sayyidul Istighfar: (1x)
  5. Doa Kesehatan: (Allahumma ‘aafinii fii badanii...) (3x)
  6. Doa Tawakal dan Kecukupan: (Hasbiyallahu laa ilaaha illaa huwa...) (7x)
  7. Dzikir Tauhid Mutlak: (Laa ilaaha illallahu wahdahu...) (100x)
  8. Dzikir Keridhaan: (Radhiitu billaahi rabbaa...) (3x)
  9. Doa Pengakuan Kekuasaan Malam: (Amsainaa wa amsal mulku lillah...) (1x)
  10. Doa Yaa Hayyu Yaa Qayyum: (1x)
  11. Shalawat Nabi: (Minimal 10x)

Mengatasi Godaan dan Kemalasan (Al-Kasali)

Dalam dzikir pagi dan petang, kita berulang kali memohon perlindungan dari *Al-Kasali* (kemalasan). Kemalasan adalah penyakit rohani yang menghalangi seorang hamba dari melakukan ketaatan. Mengapa kemalasan menjadi fokus penting dalam doa harian? Karena dzikir pagi dan petang adalah amalan yang membutuhkan konsistensi dan kesungguhan, khususnya saat kita lelah di sore hari atau masih mengantuk di pagi hari.

Meminta perlindungan dari kemalasan adalah pengakuan bahwa kemalasan bukanlah sekadar kebiasaan buruk, melainkan salah satu pintu masuk setan untuk menjauhkan kita dari Allah. Dengan terus memohon perlindungan dari kemalasan, kita memprogram diri untuk menjadi pribadi yang proaktif, bersemangat, dan memanfaatkan waktu yang ada untuk ketaatan, tidak hanya untuk urusan duniawi semata.

Doa Khusus dari Kemalasan dan Kesedihan

Walaupun sering dikaitkan dengan doa setelah shalat, doa ini sangat relevan untuk diamalkan di pagi hari sebagai penguat semangat:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
Allahumma innii a’uudzu bika minal hammi wal hazan, wal ‘ajzi wal kasal, wal jubni wal bukhl, wa dhala’id daini wa gholabatir rijaal.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih dan duka cita, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat penakut dan kikir, dan dari belitan hutang serta penguasaan orang lain.

Doa yang menyeluruh ini menunjukkan bahwa kelemahan (termasuk kemalasan) yang menghambat ketaatan adalah musuh yang harus dimohonkan penjagaannya secara rutin.

Penutup: Keberkahan di Setiap Detik

Dzikir pagi dan petang adalah fondasi kehidupan seorang Mukmin yang seimbang. Ia memastikan bahwa meskipun kita sibuk dengan urusan duniawi—mencari rezeki, mendidik anak, atau bekerja—hati kita tetap terhubung dengan sumber segala kekuatan dan rezeki, yaitu Allah Ta’ala.

Jadikanlah amalan ini sebagai prioritas, bukan sebagai pelengkap. Dengan konsistensi yang ikhlas dalam mengamalkan doa dan dzikir ini, seorang hamba akan merasakan ketenangan yang luar biasa. Jiwa yang tenang adalah jiwa yang siap menghadapi hari dengan optimisme dan menerima malam dengan rasa syukur, karena ia telah memastikan dirinya berada di bawah perlindungan Dzat Yang Maha Melindungi.

Semoga Allah memudahkan kita semua untuk istiqamah dalam mengamalkan sunnah yang agung ini dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa berdzikir.

🏠 Kembali ke Homepage