Doa dan Dzikir Setelah Sholat Dhuha
Sholat Dhuha adalah permata di pagi hari, sebuah waktu istimewa di mana seorang hamba dapat mengadukan segala harapannya kepada Sang Pencipta. Ia bukan sekadar sholat sunnah biasa, melainkan sebuah bentuk syukur, permohonan ampun, dan pintu gerbang pembuka rezeki. Setelah menyelesaikan rakaat-rakaat Dhuha yang menenangkan, momen berikutnya menjadi tak kalah pentingnya, yaitu memanjatkan doa dan dzikir. Inilah saat di mana komunikasi vertikal mencapai puncaknya, di mana hati yang telah dibersihkan melalui sholat kini siap untuk berdialog dengan Allah SWT.
Amalan doa dan dzikir setelah sholat dhuha merupakan penyempurna ibadah. Jika sholat adalah tiang, maka doa dan dzikir adalah atap yang melindunginya, dinding yang mengokohkannya, dan perabotan yang memperindahnya. Melalui rangkaian wirid dan doa yang tulus, kita tidak hanya meminta, tetapi juga mengakui kelemahan diri dan keagungan Allah, menyerahkan segala urusan kepada-Nya dengan penuh keyakinan dan kepasrahan.
Keutamaan Waktu Dhuha untuk Berdoa dan Berdzikir
Waktu Dhuha, yang terbentang sejak matahari meninggi sepenggalah hingga sesaat sebelum waktu Zuhur, adalah waktu yang penuh berkah. Rasulullah SAW bersabda bahwa pada setiap pagi, setiap ruas tulang manusia wajib untuk bersedekah. Sholat Dhuha yang minimal dua rakaat sudah dapat mencukupi sedekah tersebut. Ini menunjukkan betapa istimewanya waktu ini.
Ketika kita memilih untuk melanjutkan sholat Dhuha dengan berdzikir dan berdoa, kita sejatinya sedang memanfaatkan momentum spiritual yang luar biasa. Pagi hari adalah saat pikiran masih jernih, jiwa masih segar, dan hiruk pikuk dunia belum sepenuhnya mengambil alih perhatian kita. Dalam keheningan pagi, di hadapan Allah, setiap untaian tasbih, tahmid, tahlil, dan doa yang kita panjatkan akan terasa lebih meresap ke dalam kalbu. Ini adalah investasi ruhani yang akan memberikan keuntungan berlipat ganda, tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga ketenangan jiwa, kemudahan urusan, dan keberkahan dalam setiap langkah kehidupan.
Doa Utama Setelah Sholat Dhuha: Sebuah Pengakuan dan Permohonan
Terdapat sebuah doa yang sangat masyhur dan dianjurkan untuk dibaca setelah menunaikan sholat Dhuha. Doa ini bukanlah sekadar untaian kata, melainkan sebuah deklarasi tauhid yang mendalam, pengakuan atas kemahakuasaan Allah, serta permohonan yang mencakup segala aspek rezeki dan kemudahan hidup. Mari kita telaah doa ini secara mendalam, ayat demi ayat, untuk memahami kekayaan maknanya.
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
Allaahumma innad dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal 'ishmata 'ishmatuka. "Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu."اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَآئِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآ اَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allaahumma in kaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assaran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa thahhirhu, wa in kaana ba'iidan fa qarribhu, bi haqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita 'ibaadakash shalihiin. "Ya Allah, jika rezekiku berada di langit, maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sulit, maka mudahkanlah. Jika haram, maka sucikanlah. Jika jauh, maka dekatkanlah. Dengan hak Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."Membedah Makna Doa Dhuha
Doa ini terbagi menjadi dua bagian utama: bagian pengakuan (ikrar) dan bagian permohonan (talab). Keduanya saling terkait dan menunjukkan adab yang tinggi dalam berdoa.
Bagian Pertama: Ikrar Kepemilikan Mutlak Allah
Sebelum meminta, kita diajarkan untuk memuji dan mengakui sumber dari segala sesuatu. Ini adalah bentuk sanjungan yang meluluhkan hati dan menunjukkan kesadaran kita sebagai hamba.
- "Sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu": Kita memulai dengan mengakui bahwa waktu yang baru saja kita gunakan untuk beribadah adalah milik Allah. Kita tidak memiliki daya untuk menciptakan bahkan sedetik pun. Ini adalah pengakuan bahwa kesempatan beribadah itu sendiri adalah nikmat dan anugerah dari-Nya.
- "Keagungan adalah keagungan-Mu": Semua kemegahan, kebesaran, dan cahaya yang kita saksikan di alam semesta, termasuk cahaya matahari di waktu Dhuha, hanyalah pantulan kecil dari keagungan (Baha') Allah yang tak terbatas.
- "Keindahan adalah keindahan-Mu": Setiap keindahan yang tertangkap oleh mata dan dirasakan oleh hati, baik pada alam, seni, maupun manusia, bersumber dari Sang Maha Indah (Al-Jamil). Kita mengakui bahwa Allah adalah sumber absolut dari segala estetika.
- "Kekuatan adalah kekuatan-Mu": Kekuatan fisik, mental, finansial, dan spiritual yang kita miliki bukanlah milik kita, melainkan pinjaman dari Sang Maha Kuat (Al-Qawiy). Pengakuan ini menumbuhkan kerendahan hati dan menghindarkan kita dari kesombongan.
- "Kekuasaan adalah kekuasaan-Mu": Segala otoritas, pengaruh, dan kemampuan untuk mengatur adalah milik Allah (Al-Qadir). Kita hanya menjalankan peran kecil di bawah kekuasaan-Nya yang mutlak.
- "Perlindungan adalah perlindungan-Mu": Kita tidak akan pernah bisa melindungi diri dari marabahaya, godaan syaitan, atau perbuatan dosa tanpa penjagaan dan perlindungan ('Ishmah) dari Allah SWT. Ini adalah pernyataan total akan kebutuhan kita terhadap-Nya.
Bagian Kedua: Permohonan Rezeki yang Halal dan Berkah
Setelah memantapkan hati dengan pengakuan tauhid, barulah kita memanjatkan permohonan. Permohonan ini menggunakan bahasa kiasan yang sangat indah dan mencakup semua kemungkinan datangnya rezeki.
- "Jika rezekiku berada di langit, maka turunkanlah": Ini adalah permohonan untuk rezeki yang tidak terduga, yang datang dari arah yang tak disangka-sangka, laksana hujan yang turun dari langit menyuburkan bumi. Ini juga bisa berarti rezeki yang masih dalam perencanaan Allah, kita memohon agar segera direalisasikan.
- "Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah": Permohonan ini berkaitan dengan rezeki yang memerlukan usaha dan ikhtiar. Seperti petani yang menanam benih, pedagang yang membuka toko, atau karyawan yang bekerja. Kita memohon agar Allah memberkahi usaha kita dan mengeluarkan hasilnya dari "bumi" tempat kita berikhtiar.
- "Jika sulit, maka mudahkanlah": Kita mengakui bahwa terkadang jalan mencari rezeki terasa terjal dan penuh rintangan. Dengan kerendahan hati, kita memohon kepada Al-Fattah (Maha Pembuka) dan Al-Yassir (Maha Memudahkan) agar segala kesulitan diubah menjadi kemudahan.
- "Jika haram, maka sucikanlah": Ini adalah permohonan yang sangat penting dan menunjukkan kualitas iman seseorang. Kita tidak meminta agar yang haram dihalalkan, tetapi kita memohon agar Allah membersihkan harta kita dari unsur-unsur yang syubhat atau haram, dan menggantinya dengan yang thayyib (baik) dan suci. Ini adalah doa untuk menjaga keberkahan.
- "Jika jauh, maka dekatkanlah": Rezeki bisa jadi terasa jauh karena adanya penghalang, baik fisik maupun non-fisik. Kita memohon agar Allah menghilangkan penghalang tersebut dan mendekatkan apa yang telah ditakdirkan untuk kita.
- "Dengan hak Dhuha-Mu... berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih": Ini adalah puncak dari doa. Kita bertawassul dengan amal shalih kita (sholat Dhuha) dan dengan sifat-sifat keagungan Allah. Dan yang kita minta bukanlah sekadar kekayaan dunia, melainkan anugerah terbaik, yaitu apa yang biasa Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang shalih. Ini mencakup rezeki yang berkah, ilmu yang bermanfaat, keluarga yang sakinah, dan akhir hayat yang husnul khatimah.
Rangkaian Dzikir Pelengkap Setelah Sholat Dhuha
Setelah memanjatkan doa utama, sangat dianjurkan untuk menyempurnakannya dengan berdzikir. Dzikir adalah cara kita untuk terus menerus mengingat Allah, membasahi lisan dan hati dengan nama-Nya. Berikut adalah beberapa amalan dzikir yang bisa menjadi wirid rutin setelah sholat Dhuha.
1. Istighfar (Memohon Ampunan)
Istighfar adalah kunci pembuka pintu rezeki dan solusi atas segala permasalahan. Rasulullah SAW, yang ma'shum (terjaga dari dosa), senantiasa beristighfar lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari. Mengawali wirid dengan istighfar membersihkan wadah hati kita, sehingga siap menerima curahan rahmat dan berkah dari Allah.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullahal 'adziim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih. "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), dan aku bertaubat kepada-Nya."Membaca istighfar, misalnya sebanyak 100 kali, setelah sholat Dhuha akan melapangkan dada, menenangkan jiwa, dan berdasarkan janji Allah dan Rasul-Nya, akan menjadi sebab datangnya rezeki dari arah yang tidak terduga. Dosa adalah penghalang rezeki, maka dengan meruntuhkan penghalang itu melalui istighfar, aliran rezeki akan menjadi lancar.
2. Tasbih, Tahmid, dan Takbir (33 Kali)
Rangkaian dzikir ini merupakan dzikir yang sangat dicintai Allah dan memiliki bobot pahala yang sangat besar. Ia sering disebut sebagai "Baqiyatush Shalihat" atau amalan kekal yang terbaik.
Tasbih: سُبْحَانَ اللهِ (Subhanallah) - Maha Suci Allah
Dengan mengucapkan Tasbih, kita menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan, dari segala sesuatu yang tidak layak bagi kebesaran-Nya. Ini adalah pengakuan akan kesempurnaan mutlak milik Allah. Setiap kali kita mengucapkan "Subhanallah", kita seolah sedang membersihkan pandangan kita dari kesyirikan dan ketergantungan kepada selain Dia.
Tahmid: اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ (Alhamdulillah) - Segala Puji bagi Allah
Tahmid adalah ekspresi syukur yang paling paripurna. Dengan "Alhamdulillah", kita mengakui bahwa segala pujian, baik yang terucap maupun yang terlintas di hati, pada hakikatnya hanya pantas ditujukan kepada Allah. Syukur adalah magnet rezeki. Allah berjanji, "Jika kamu bersyukur, pasti akan Aku tambah (nikmat-Ku) untukmu." Membaca tahmid setelah Dhuha adalah cara kita bersyukur atas nikmat bisa melaksanakan sholat itu sendiri, dan memohon agar nikmat-nikmat lainnya ditambahkan.
Takbir: اَللهُ أَكْبَرُ (Allahu Akbar) - Allah Maha Besar
Takbir adalah pernyataan yang mengerdilkan segala sesuatu selain Allah. Ketika kita dihadapkan pada masalah rezeki yang terasa besar, hutang yang menumpuk, atau tantangan hidup yang berat, ucapan "Allahu Akbar" mengingatkan kita bahwa Allah jauh lebih besar dari semua masalah itu. Dzikir ini menanamkan optimisme dan kekuatan dalam jiwa, bahwa bersama Allah Yang Maha Besar, tidak ada yang mustahil.
Membaca masing-masing dzikir ini sebanyak 33 kali adalah amalan yang sangat dianjurkan dan akan menyempurnakan ibadah kita.
3. Tahlil (Pengukuhan Tauhid)
Tahlil adalah inti dari ajaran Islam dan merupakan dzikir yang paling utama. Ia adalah penegasan bahwa tidak ada sandaran, tidak ada penolong, dan tidak ada pemberi rezeki selain Allah.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir. "Tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."Membaca dzikir ini, misalnya 10 kali setelah Dhuha, akan mengokohkan pondasi tauhid dalam hati. Ketika keyakinan kita bahwa hanya Allah yang menguasai segalanya sudah tertanam kuat, maka hati akan terbebas dari rasa cemas dan takut akan kekurangan. Hati akan menjadi tenang, yakin sepenuhnya bahwa rezeki sudah dijamin oleh-Nya.
4. Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Shalawat adalah doa kita untuk Nabi, namun manfaatnya kembali kepada kita. Shalawat adalah salah satu sebab utama terkabulnya doa. Membaca shalawat setelah sholat Dhuha akan menjadi perantara yang mengantarkan doa-doa kita ke hadirat Allah SWT.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad. "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."Banyak ulama menyebutkan bahwa memperbanyak shalawat dapat melapangkan rezeki, mengangkat kesulitan, dan mengabulkan hajat. Dengan bershalawat, kita menunjukkan cinta kita kepada Rasulullah SAW, dan Allah akan membalas cinta itu dengan curahan rahmat dan keberkahan-Nya.
5. Membaca Asmaul Husna yang Relevan
Allah memerintahkan kita untuk berdoa dengan menyebut nama-nama-Nya yang indah (Asmaul Husna). Setelah sholat Dhuha, yang temanya sangat erat dengan rezeki, sangat baik untuk berdzikir dengan nama-nama Allah yang berkaitan dengan hal tersebut.
- Yaa Razzaq (يا رزاق) - Wahai Sang Maha Pemberi Rezeki: Memanggil nama ini dengan penuh keyakinan akan membuka pintu-pintu rezeki dari segala penjuru.
- Yaa Fattah (يا فتاح) - Wahai Sang Maha Pembuka: Memohon kepada-Nya untuk membukakan pintu rezeki yang tertutup, pintu solusi yang buntu, dan pintu rahmat yang luas.
- Yaa Ghaniyy (يا غني) - Wahai Sang Maha Kaya: Memohon kekayaan hati (rasa cukup) dan kekayaan materi yang berkah dari sumber kekayaan yang tak pernah habis.
- Yaa Mughnii (يا مغني) - Wahai Sang Maha Memberi Kekayaan: Memohon agar Allah mencukupkan kita sehingga tidak bergantung kepada selain-Nya.
- Yaa Wahhab (يا وهاب) - Wahai Sang Maha Pemberi Karunia: Memohon rezeki sebagai anugerah dan hadiah dari-Nya, bukan semata-mata karena hasil usaha kita.
Mengulang-ulang dzikir dengan Asmaul Husna ini akan mengarahkan fokus hati dan pikiran kita langsung kepada sumber rezeki yang sebenarnya, yaitu Allah SWT.
Penutup: Konsistensi Adalah Kunci
Sholat Dhuha beserta doa dan dzikir setelahnya adalah sebuah paket ibadah yang komprehensif. Ia bukan ritual magis yang sekali dilakukan langsung memberikan hasil instan. Sebaliknya, ia adalah sebuah proses membangun hubungan, kedekatan, dan ketergantungan total kepada Allah SWT. Kunci utamanya adalah istiqamah atau konsistensi.
Melaksanakan sholat Dhuha dua rakaat secara rutin, diiringi doa dan dzikir yang khusyuk meskipun singkat, jauh lebih baik daripada melaksanakan dua belas rakaat namun hanya sesekali. Jadikanlah amalan ini sebagai bagian tak terpisahkan dari rutinitas pagi Anda. Anggaplah ia sebagai "sarapan ruhani" sebelum memulai segala aktivitas duniawi.
Dengan memelihara sholat Dhuha, doa, dan dzikirnya, kita tidak hanya sedang "meminta" rezeki. Lebih dari itu, kita sedang menjemput keberkahan, melapangkan jiwa, mensyukuri nikmat, dan memasrahkan segala urusan kepada Zat Yang Maha Mengatur. Insya Allah, dengan izin-Nya, pintu-pintu kebaikan, kemudahan, dan rezeki yang luas nan berkah akan terbuka lebar bagi mereka yang senantiasa mengetuknya di waktu Dhuha yang penuh berkah.