Kajian Mendalam tentang Surah Tabarak (Surah Al Mulk) dan Keutamaan Doa Sehari-hari
Simbolisasi Kekuasaan Ilahi dan Kitab Perlindungan (Surah Al Mulk)
Dalam khazanah keilmuan Islam, Surah Al Mulk, yang berarti ‘Kerajaan’, menduduki posisi yang sangat mulia. Surah ini sering disebut juga sebagai ‘Tabarak’ karena dibuka dengan kalimat yang agung: “Tabarakal-lazii biyadilhul-mulk...” (Mahasuci Zat yang di tangan-Nyalah segala kerajaan). Surah ke-67 dalam Al-Qur’an ini terdiri dari 30 ayat pendek, namun memiliki kandungan makna yang luar biasa padat, meliputi tauhid, penetapan kekuasaan Allah, kepastian hari kebangkitan, dan ancaman bagi orang-orang kafir.
Lebih dari sekadar ajaran teologis, Surah Al Mulk dikenal secara spesifik dalam tradisi Nabawi sebagai penyelamat. Amalan membaca Surah Al Mulk sebelum tidur telah diwariskan dari generasi ke generasi karena fadhilahnya yang luar biasa, yaitu sebagai pelindung dari azab kubur (siksa kubur). Inilah mengapa ia dijuluki sebagai Al-Mani’ah (yang menghalangi) dan Al-Munajjiyah (yang menyelamatkan).
Doa Al Mulk, dalam konteks pembahasan ini, merujuk pada amalan membaca Surah ini secara rutin yang diikuti dengan doa-doa permohonan perlindungan spesifik, khususnya perlindungan dari fitnah dan siksa di alam Barzakh. Memahami tafsirnya adalah kunci untuk menghadirkan kekhusyukan, sehingga bacaan kita tidak hanya menjadi rutinitas lisan, tetapi menjadi kontemplasi mendalam atas kebesaran Sang Pencipta yang memegang kendali atas segala kerajaan.
Surah ini memiliki struktur yang sangat kuat, berpusat pada tiga tema utama yang saling terkait:
Bukan sekadar surah biasa, Al Mulk memiliki janji pahala dan perlindungan yang spesifik, ditegaskan langsung dalam banyak riwayat Hadits sahih. Memahami keutamaan ini meningkatkan motivasi kita untuk konsisten dalam membacanya.
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya ada satu surah dalam Al-Qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat, surah itu akan memberikan syafa’at (pertolongan) bagi pembacanya hingga ia diampuni, yaitu Surah Tabarakal-ladzii biyadihil-mulku (Al Mulk)." (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi).
Fadhilah utama Surah Al Mulk adalah perannya sebagai penghalang dari siksa kubur. Ketika seorang hamba dikuburkan dan malaikat Munkar dan Nakir datang untuk menguji, Surah ini akan datang dalam bentuk cahaya atau pembela yang berdiri di sisi kepala, kaki, dan badan, berkata: "Tidak ada jalan bagimu terhadapnya, sungguh ia biasa membacaku." Peran ini sangat vital karena siksa kubur adalah gerbang pertama menuju akhirat.
Al Mulk tidak hanya melindungi di alam Barzakh, tetapi juga terus memberikan syafa’at di hari Kiamat hingga pembacanya benar-benar masuk Surga. Syafa’at ini bersifat persisten dan penuh kasih, memohon ampunan Allah bagi pembacanya. Ini menunjukkan betapa besar penghargaan Allah terhadap hamba-Nya yang meluangkan waktu sebelum tidur untuk merenungkan keagungan Kerajaan-Nya.
Para ulama salafush shalih sangat menekankan pembacaan surah ini setiap malam. Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: “Barangsiapa membaca ‘Tabarakal-ladzii biyadihil-mulku’ setiap malam, maka Allah akan menghindarkannya dari azab kubur.” Amalan ini menjadi standar spiritualitas yang membedakan seorang Muslim yang sadar akan kehidupan setelah kematian.
Konsistensi membaca Surah ini menanamkan kesadaran muraqabah (merasa diawasi oleh Allah). Setiap malam, saat dunia beristirahat, kita mengingatkan diri sendiri bahwa Kerajaan (Al Mulk) berada di tangan Allah, dan segala urusan akan dikembalikan kepada-Nya.
Untuk mencapai fadhilah penuh, bacaan harus disertai pemahaman. Berikut adalah tafsir ringkas namun mendalam dari 30 ayat Surah Al Mulk, yang menjadi dasar dari 'Doa Al Mulk', mendorong kita merenungi kekuasaan Allah SWT.
Kontemplasi: Ayat pembuka ini adalah fondasi tauhid. Kata Tabarak (Mahasuci/Maha Berlimpah Kebaikan) adalah pujian tertinggi. Segala kerajaan, otoritas, dan kendali mutlak ada pada-Nya. Merenungi ayat ini menghilangkan ketergantungan kita pada kekuatan fana di dunia.
Kontemplasi: Kematian diciptakan sebelum kehidupan dalam susunan ayat ini, menandakan bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan gerbang menuju ujian abadi. Tujuan hidup kita adalah ahsan 'amala (amal yang terbaik, ikhlas, dan sesuai sunnah), bukan sekadar kuantitas. Ini adalah ujian eksistensial bagi setiap Muslim.
Kontemplasi: Allah menantang kita untuk mencari cacat dalam penciptaan kosmik-Nya. Langit yang berlapis (tujuh lapis) mewakili kesempurnaan struktur dan hukum alam. Ayat ini mengajak kita menjadi pengamat yang teliti, mengakui bahwa keteraturan alam semesta adalah bukti keesaan dan kekuasaan Allah. Tidak ada sedikit pun ketidakseimbangan.
Kontemplasi: Setelah mengamati berulang kali, mata manusia akan lelah (hasiir) karena tidak menemukan satu pun kekurangan. Kontemplasi ini memperkuat iman terhadap keagungan Allah sebagai Al-Khaliq (Sang Pencipta) yang sempurna. Kesempurnaan ciptaan-Nya adalah argumentasi terkuat melawan ateisme dan skeptisisme.
Kontemplasi: Bintang-bintang, selain indah, memiliki fungsi spiritual: melindungi batas spiritual dari gangguan setan. Ini adalah transisi menuju pembahasan tentang azab. Keindahan langit dunia beriringan dengan peringatan keras bagi para pembangkang.
Setelah membahas kemuliaan penciptaan, Surah Al Mulk beralih tajam ke gambaran hukuman bagi mereka yang mengingkari keagungan Allah. Bagian ini berfungsi sebagai alarm spiritual yang kuat, mengingatkan pembaca Surah sebelum tidur akan konsekuensi dosa.
Kontemplasi: Ayat ini menjadi titik balik. Keindahan Kerajaan Allah berlawanan dengan kegelapan Jahannam. Kata bi'sal masiir (seburuk-buruk tempat kembali) menuntut refleksi serius tentang arah hidup kita.
Kontemplasi: Neraka digambarkan seolah makhluk hidup yang mengeluarkan suara hisapan mengerikan (shahiiqan) saat marah dan mendidih (tafuur). Ini menunjukkan realitas azab yang melampaui imajinasi manusia, meliputi dimensi audio dan visual yang sangat menakutkan.
Kontemplasi: Kemarahan neraka hampir membuatnya meledak. Pertanyaan dari malaikat penjaga adalah pertanyaan retoris yang memojokkan: Apakah alasan kalian tidak taat? Jawabannya sudah diketahui: Allah telah mengirimkan peringatan (Nabi, Kitab Suci, tanda-tanda alam). Tidak ada alasan untuk menolak.
Kontemplasi: Pengakuan jujur dari penghuni neraka. Mereka menyadari bahwa mereka tidak hanya mendustakan Rasul, tetapi juga menuduh Rasul berada dalam kesesatan. Ini adalah puncak arogansi spiritual, menolak kebenaran meski sudah dihadapkan padanya.
Kontemplasi: Inilah penyesalan yang paling pedih. Mereka menyalahkan diri sendiri karena tidak menggunakan dua nikmat terbesar: pendengaran (untuk menerima wahyu) dan akal (untuk memproses kebenaran). Doa Al Mulk berfungsi sebagai pengingat harian agar kita selalu menggunakan akal dan hati untuk mendengarkan kebenaran, sebelum penyesalan tak berguna datang.
Kontemplasi: Pengakuan di hari itu tidak lagi bermanfaat. Syafaat Surah Al Mulk datang sebelum momen pengakuan ini. Ia adalah jaminan bagi orang-orang beriman untuk tidak pernah mencapai titik penyesalan yang terlambat ini. Kita harus mengakui dosa saat masih di dunia dan bertobat.
Setelah membahas azab, surah ini kembali memberikan harapan dan janji besar bagi orang-orang yang beriman.
Kontemplasi: Kunci Surga adalah khashyah bil ghaib (takut kepada Allah yang ghaib). Rasa takut ini membuahkan ketulusan amal, karena ibadah dilakukan tanpa pengawasan manusia. Inilah janji ampunan dan pahala besar yang Surah Al Mulk mohonkan bagi pembacanya.
Kontemplasi: Ayat ini mempertegas sifat Allah sebagai Alimun bi Zaatish Shuduur (Maha Mengetahui apa yang ada di dalam dada/hati). Ini adalah pengingat kuat akan muraqabah. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya, bahkan niat terkecil sekalipun. Kesadaran ini harus mengarahkan setiap doa dan amal kita.
Kontemplasi: Tentu saja Sang Pencipta mengetahui ciptaan-Nya. Penggunaan sifat Al-Lathiif (Mahahalus, meliputi segala sesuatu dengan kelembutan) dan Al-Khabiir (Maha Mengetahui seluk-beluk) menunjukkan pengetahuan Allah yang absolut dan tanpa batas, menjangkau hal-hal yang paling tersembunyi.
Kontemplasi: Bumi diciptakan dzaluulan (tunduk, mudah diolah) bagi manusia. Ayat ini mendorong umat Islam untuk bekerja keras (berjalan di segala penjuru) mencari rezeki (ekonomi). Namun, aktivitas duniawi selalu diikat dengan kesadaran bahwa ilaihin nushuur—kita akan kembali kepada-Nya. Rezeki adalah nikmat, namun kebangkitan adalah kepastian.
Kontemplasi: Ayat ini memperingatkan akan kuasa Allah untuk menghancurkan bumi dan menenggelamkan manusia ke dalamnya, mengingatkan kita bahwa keamanan fisik yang kita rasakan hanyalah pinjaman. Gempa bumi adalah manifestasi kecil dari peringatan ini. Rasa aman sejati hanya ada pada ketaatan.
Kontemplasi: Peringatan kedua adalah badai (azab dari atas). Kisah kaum Nabi Luth yang dihujani batu adalah contoh nyata. Allah menegaskan, orang yang menolak peringatan kelak akan mengetahui betapa dahsyatnya hukuman-Nya. Surah Al Mulk menjadi benteng doa dan perlindungan harian kita dari murka ini.
Kontemplasi: Sejarah kaum terdahulu yang mendustakan Rasul menjadi pelajaran. Kemurkaan (nakiir) Allah adalah sesuatu yang harus ditakuti. Mengamalkan Doa Al Mulk adalah upaya menghindari nasib kaum terdahulu yang ditimpa azab.
Ayat-ayat berikut mengajak manusia untuk kembali mengamati lingkungan sekitarnya, menanyakan siapa yang memberikan rezeki dan keamanan selain Allah.
Kontemplasi: Burung terbang adalah mukjizat fisika sehari-hari. Hanya rahmat Allah (Ar-Rahmaan) yang menahan mereka di udara. Keteraturan ini adalah bukti kekuasaan-Nya. Allah Al-Bashiir (Maha Melihat) mengawasi setiap kepakan sayap dan setiap amal kita.
Kontemplasi: Manusia sering mengandalkan kekuatan militer, harta, atau pengaruh. Ayat ini menanyakan: Siapa yang dapat menolongmu jika Allah tidak mengizinkan? Kekuatan manusia hanyalah ilusi (ghuruur) jika dibandingkan dengan kerajaan Allah. Perlindungan sejati hanya dari Ar-Rahman.
Kontemplasi: Manusia tidak dapat menciptakan rezeki sendiri. Rezeki sepenuhnya ada di tangan Allah. Jika Dia menahan air, udara, atau hasil bumi, siapa yang bisa menggantikannya? Orang kafir tetap bandel ('utuuwin) meskipun bukti rezeki jelas di depan mata. Surah Al Mulk mengingatkan kita untuk selalu bersyukur.
Kontemplasi: Ini adalah perumpamaan visual yang kuat. Orang yang berjalan tertelungkup adalah orang yang tersesat, tidak melihat arah, terhina. Orang yang berjalan tegak adalah orang yang mendapat petunjuk (Islam). Doa Al Mulk adalah upaya untuk selalu menjaga langkah kita di atas jalan yang lurus (Shirotol Mustaqiim).
Kontemplasi: Allah memberikan alat esensial untuk memahami kebenaran: pendengaran, penglihatan, dan hati (akal/perasaan). Namun, manusia seringkali lalai bersyukur. Pengingat ini harus memicu kita untuk menggunakan setiap nikmat panca indera dalam ketaatan kepada-Nya.
Kontemplasi: Dari satu jiwa, manusia berkembang biak memenuhi bumi. Namun, keberadaan kita di bumi hanyalah sementara. Titik akhir dari semua evolusi dan perkembangan adalah pengumpulan di hadapan Allah. Persiapan untuk tuhsharuun (dikumpulkan) adalah tujuan utama amalan harian, termasuk membaca Surah Al Mulk.
Kontemplasi: Pertanyaan orang kafir yang mengejek. Mereka menantang Allah dengan bertanya kapan Hari Kiamat akan tiba. Ini mencerminkan keraguan mendasar mereka tentang janji dan ancaman Ilahi.
Kontemplasi: Rasulullah SAW sendiri tidak tahu kapan Kiamat terjadi. Pengetahuan mutlak hanya milik Allah. Tugas Nabi dan tugas kita adalah menjadi nazirum mubin (pemberi peringatan yang jelas), bukan penentu waktu. Fokus harus pada persiapan, bukan penanggalan.
Kontemplasi: Momen ketika Hari Kiamat tiba, wajah para pendusta akan menjadi buruk (sii'at wujuuhuhum) karena kengerian yang nyata. Mereka akan direndahkan dengan pengakuan bahwa inilah yang mereka minta dengan ejekan. Doa Al Mulk adalah permohonan agar kita termasuk orang yang wajahnya bercahaya pada hari itu.
Surah ini ditutup dengan tantangan terakhir mengenai siapa yang bisa memberikan perlindungan dan pertanyaan tentang sumber kehidupan, yaitu air.
Kontemplasi: Ayat ini adalah tantangan logis. Bahkan jika Allah mencabut nyawa Nabi dan umatnya (dengan rahmat atau siksa), itu adalah urusan Allah. Tetapi, siapa yang bisa melindungi orang kafir dari azab yang pedih ('azaabin aliim)? Jawabannya: Tidak ada. Kekuatan yang mereka andalkan tidak berarti apa-apa.
Kontemplasi: Pernyataan iman dan tawakal yang tegas. Surah ini menekankan nama Ar-Rahman (Maha Pengasih). Meskipun penuh peringatan keras, Surah ini tetap mendasari seluruh ajaran pada Rahmat Allah. Iman (aamannaa) dan tawakal (tawakkalnaa) adalah perisai kita. Di akhir, kebenaran akan terungkap.
Kontemplasi: Surah ditutup dengan pertanyaan vital tentang nikmat paling mendasar: air. Jika air yang kita minum lenyap (ghauran), siapa yang bisa mengembalikannya? Tidak ada. Ini adalah peringatan keras bahwa kekuasaan Allah atas rezeki dan kehidupan kita bersifat mutlak. Doa Al Mulk menjadi pengingat untuk selalu memohon sumber kehidupan fisik dan spiritual yang terus mengalir.
Amalan membaca Surah Al Mulk dan doa terkait memiliki panduan khusus agar fadhilah perlindungannya dapat diraih secara maksimal. Konsistensi adalah kuncinya.
Waktu yang paling ditekankan dalam hadits untuk membaca Surah Al Mulk adalah setiap malam sebelum tidur. Keutamaan perlindungan dari siksa kubur terikat pada rutinitas malam ini. Dengan membaca sebelum kita menyerahkan diri pada ‘kematian kecil’ (tidur), kita secara simbolis dan spiritual mempersiapkan diri menghadapi ‘kematian besar’ (alam Barzakh).
Para ulama menjelaskan bahwa jika seseorang tidak bisa membaca Surah Al Mulk sebelum tidur karena alasan syar’i (sakit, safar, dll.), ia boleh membacanya setelah Isya. Namun, yang terpenting adalah membaca Surah tersebut sambil menghadirkan maknanya, sehingga kesadaran akan kekuasaan Allah menjadi penutup hari kita.
Tidak ada satu pun hadits yang secara eksplisit menyebutkan doa khusus yang wajib dibaca setelah Surah Al Mulk. Namun, sunnahnya adalah mengikuti bacaan Surah dengan doa-doa umum yang relevan, khususnya doa memohon perlindungan dari azab kubur, karena inilah inti dari fadhilah Al Mulk. Surah ini berfungsi sebagai syafa’at, dan doa kita adalah penguat permohonan.
Doa ini sangat dianjurkan untuk dibaca setelah membaca Surah Al Mulk dan sebelum tidur:
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur.”
Sebagian ulama menganjurkan memperluas doa perlindungan dengan doa yang sering dibaca Nabi setelah Tasyahhud Akhir:
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.”
Dengan memadukan bacaan Surah Al Mulk yang merupakan penyelamat (Munajjiyah) dengan doa-doa perlindungan yang kuat ini, kita melengkapi perlindungan spiritual kita secara komprehensif dari segala fitnah dan azab yang menanti setelah kematian.
Amalan Doa Al Mulk (membaca Surah Al Mulk) bukan hanya sekadar ritual penghafalan. Ia membawa dampak spiritual yang mendalam terhadap jiwa seorang mukmin, membentuk pandangan hidup yang utuh dan tawakal.
Setiap ayat dalam Surah Al Mulk adalah pengingat akan kekuasaan (Al Mulk) Allah yang absolut. Dengan merenungkan bagaimana Dia mengendalikan air, bintang, dan bahkan kematian, kita dipaksa untuk melepaskan kekhawatiran duniawi. Pada saat hendak tidur, saat kita paling rentan, Surah ini menanamkan ketenangan batin karena kita tahu bahwa segala kerajaan ada di tangan-Nya. Ini adalah landasan psikologis tawakal sejati.
Surah ini berulang kali menyandingkan kehidupan dan kematian (Ayat 2), dan azab Jahannam dengan pahala Surga. Rutinitas membaca Al Mulk sebelum tidur berfungsi sebagai pengingat harian akan kepastian kematian. Kesadaran ini memicu zuhud, yaitu sikap tidak terlalu terikat pada gemerlap dunia, dan fokus pada persiapan akhirat (ahsanu 'amala).
Ayat 12 menyebutkan pahala bagi mereka yang takut kepada Tuhan mereka saat tersembunyi (bil ghaib). Karena amalan Al Mulk sering dilakukan di keheningan malam sebelum tidur, ia melatih keikhlasan. Ibadah yang dilakukan tanpa pengawasan manusia meningkatkan standar keikhlasan, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas semua ibadah kita yang lain.
Surah Al Mulk dikenal sebagai Al-Munajjiyah (Sang Penyelamat)
Surah Al Mulk adalah ringkasan padat dari seluruh Rukun Iman. Dengan membaca dan merenungkannya, kita secara otomatis memperkuat keyakinan kita pada fondasi-fondasi Islam:
Surah ini dibuka dan ditutup dengan penegasan kekuasaan Allah (Al Mulk), penciptaan (Ayat 1-5), dan penguasaan rezeki (Ayat 21, 30). Setiap ayat mengukuhkan bahwa hanya Dia yang menciptakan, menguasai, memberi rezeki, dan menghidupkan/mematikan. Ini adalah inti dari Tauhid Rububiyah.
Surah ini menyebutkan peran malaikat penjaga neraka (Ayat 8) yang mempertanyakan orang kafir. Ini mengingatkan kita akan kehadiran malaikat yang mencatat amal dan menjalankan perintah Allah.
Surah Al Mulk sendiri adalah bagian dari Kitab Suci yang diturunkan sebagai naziirum mubiin (pemberi peringatan yang nyata), yang merupakan bukti kebenaran semua wahyu yang diturunkan kepada para Nabi.
Ayat 9 dan 26 menekankan peran Rasul sebagai pemberi peringatan. Penyesalan di neraka terjadi karena mereka mendustakan Rasul. Doa Al Mulk adalah pengakuan akan kebenaran risalah Rasulullah SAW.
Fokus utama Surah ini adalah alam Barzakh (siksa kubur) dan Hari Kebangkitan (Ayat 15, 24). Surah ini adalah jaminan perlindungan bagi pembacanya dari fase pertama Hari Akhir. Seluruh Surah juga membahas takdir (penciptaan mati dan hidup, rezeki), menguatkan iman pada Qada dan Qadar.
Doa Al Mulk bukanlah jimat yang memberikan perlindungan magis. Ia adalah komitmen spiritual untuk merenungkan kebesaran Allah (Al Mulk) setiap malam, hingga nafas terakhir. Perlindungan dari siksa kubur yang dijanjikan datang sebagai buah dari ketaatan yang konsisten dan kontemplasi yang tulus terhadap pesan 30 ayat agung tersebut.
Maka, jadikanlah Surah Al Mulk sebagai teman setia sebelum mata terpejam. Biarkan keagungan kerajaan Allah menjadi hal terakhir yang kita renungkan sebelum tidur, dan yang pertama kali melindungi kita saat kita menghadapi alam Barzakh. Dengan pemahaman yang mendalam, amalan ini akan menjadi sumber ketenangan, penegasan iman, dan penyelamat abadi.
Rutinitas membaca Al Mulk harus menjadi fondasi utama dalam ibadah harian. Melalui konsistensi, kita membangun benteng pertahanan spiritual yang kokoh. Perlindungan yang ditawarkan oleh surah ini adalah hadiah yang sangat berharga, yang melebihi segala harta benda di dunia ini. Oleh karena itu, bagi setiap Muslim yang mendambakan keselamatan sejati, Al Mulk adalah kunci yang harus dipegang teguh. Jangan biarkan satu malam pun terlewati tanpa mengingat bahwa segala kerajaan berada di Tangan-Nya, dan hanya kepada-Nya kita kembali.
Surah ini mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang selalu merenung. Perenungan terhadap ciptaan langit (Ayat 3-4), perenungan terhadap kekuasaan rezeki (Ayat 21), dan perenungan terhadap hakikat diri kita sebagai makhluk yang diuji (Ayat 2). Inilah hikmah agung dari Surah Al Mulk: hidup adalah ujian, Kerajaan (Mulk) adalah milik Allah, dan hanya ketaatan yang menghasilkan amal terbaik (Ahsanu 'Amala) yang akan menyelamatkan kita dari azab yang pedih.
Marilah kita kuatkan tekad, meniatkan bacaan Al Mulk bukan hanya untuk meraih syafaat, tetapi juga untuk menegaskan kembali perjanjian suci kita dengan Allah SWT, Sang Pemilik Segala Kerajaan.