Memaknai Momen Emas: Panduan Doa dan Dzikir Setelah Sholat
Sholat adalah tiang agama, sebuah jembatan spiritual yang menghubungkan seorang hamba dengan Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ibadah ini bukan sekadar rangkaian gerakan dan ucapan, melainkan sebuah dialog suci yang puncaknya ditandai dengan salam. Namun, selesainya salam bukanlah akhir dari interaksi spiritual tersebut. Justru, momen setelah sholat adalah waktu yang sangat istimewa, sebuah "momen emas" di mana pintu-pintu langit terbuka lebar untuk menerima dzikir dan doa dari hamba-hamba-Nya yang tulus.
Banyak di antara kita yang mungkin tergesa-gesa beranjak setelah salam, seolah-olah kewajiban telah sepenuhnya tuntas. Padahal, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mencontohkan dan mengajarkan amalan-amalan berharga untuk dilakukan di waktu mustajab ini. Duduk sejenak untuk berdzikir dan memanjatkan doa adalah penyempurna sholat, laksana segel yang mengunci kekhusyukan dan menuai buah-buah pahala yang melimpah. Ini adalah waktu untuk merenung, bersyukur, memohon ampunan, dan menyampaikan segala hajat kepada Dzat Yang Maha Mendengar.
Pentingnya Berdzikir dan Berdoa Setelah Sholat
Mengapa meluangkan waktu setelah sholat begitu dianjurkan? Hikmah di baliknya sangatlah dalam dan luas. Pertama, sebagai bentuk pengakuan atas kekurangan dalam ibadah kita. Seberapapun khusyuk kita berusaha, pasti ada celah dan kekurangan. Dzikir, terutama istighfar, berfungsi sebagai penambal atas segala kelalaian yang mungkin terjadi selama sholat.
Kedua, ini adalah manifestasi rasa syukur. Sholat itu sendiri adalah sebuah nikmat dan hidayah yang agung dari Allah. Tidak semua orang diberi kemudahan untuk mendirikannya. Dengan berdzikir dan berdoa, kita mensyukuri taufik yang telah diberikan-Nya untuk dapat bersujud di hadapan-Nya. Ketiga, momen setelah sholat adalah salah satu waktu terbaik untuk berdoa (waktu mustajab). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya, "Doa manakah yang paling didengar?" Beliau menjawab, "(Doa) di tengah malam terakhir dan setelah sholat-sholat wajib." (HR. Tirmidzi). Betapa ruginya kita jika melewatkan kesempatan berharga ini.
Amalan ini juga berfungsi sebagai benteng spiritual. Bacaan-bacaan seperti Ayat Kursi dan surat-surat perlindungan (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) menjadi perisai yang menjaga seorang muslim dari berbagai keburukan, gangguan setan, dan marabahaya hingga waktu sholat berikutnya. Ini adalah cara kita memohon proteksi berkelanjutan dari Allah SWT dalam menjalani sisa hari kita. Secara keseluruhan, rangkaian amalan ini memperpanjang koneksi spiritual, menjaga hati agar tetap terikat kepada Allah, dan menjadikan sholat bukan sekadar ritual, melainkan sumber kekuatan dan ketenangan dalam kehidupan sehari-hari.
Rangkaian Dzikir Shahih Sesuai Sunnah
Berikut adalah urutan dzikir yang dianjurkan berdasarkan hadits-hadits shahih, yang biasa diamalkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Dianjurkan untuk membacanya dengan tartil (perlahan dan jelas), serta meresapi setiap maknanya.1. Membaca Istighfar (3 Kali)
Langkah pertama yang dicontohkan oleh Rasulullah setelah salam adalah memohon ampunan kepada Allah sebanyak tiga kali. Ini adalah wujud kerendahan hati, mengakui bahwa ibadah yang baru saja kita lakukan masih jauh dari kesempurnaan.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
Astaghfirullāh.
"Aku memohon ampun kepada Allah."
Membaca istighfar sebanyak tiga kali ini dilandasi oleh hadits dari Tsauban radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, "Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai dari sholatnya (sholat fardhu), beliau beristighfar tiga kali." (HR. Muslim).
2. Bacaan Pujian dan Permohonan Keselamatan
Setelah beristighfar, dilanjutkan dengan dzikir yang memuji Allah sebagai sumber kedamaian dan keberkahan.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
Allāhumma antas-salām, wa minkas-salām, tabārakta yā dzal-jalāli wal-ikrām.
"Ya Allah, Engkau adalah As-Salam (Maha Pemberi Keselamatan), dan dari-Mu lah keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Dzat yang memiliki segala keagungan dan kemuliaan."
Dzikir ini juga berasal dari hadits Tsauban yang sama, yang merupakan kelanjutan setelah bacaan istighfar. Maknanya sangat dalam: kita mengakui bahwa Allah adalah sumber segala kedamaian, dan kita memohon agar kedamaian itu tercurah kepada kita. Kita menutupnya dengan memuji keagungan dan kemuliaan-Nya.
3. Dzikir Tauhid
Selanjutnya adalah membaca kalimat tauhid yang agung, yang menegaskan keesaan dan kekuasaan mutlak Allah SWT.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Lā ilāha illallāh wahdahu lā syarīka lah, lahul-mulku wa lahul-ḥamdu wa huwa ‘alā kulli syai'in qadīr. Allāhumma lā māni‘a limā a‘ṭaita, wa lā mu‘ṭiya limā mana‘ta, wa lā yanfa‘u dzal-jaddi minkal-jaddu.
"Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat kekayaan dan kedudukan bagi pemiliknya untuk (menyelamatkannya) dari (siksa)-Mu."
Dzikir ini diriwayatkan dalam hadits Al-Mughirah bin Syu'bah (Muttafaqun 'alaih). Kalimat ini adalah deklarasi total akan kebergantungan kita kepada Allah. Kita mengakui bahwa segala rezeki, pertolongan, dan kekuasaan berada di tangan-Nya. Kekayaan atau status sosial setinggi apapun tidak akan berguna jika Allah berkehendak lain. Ini adalah pengingat yang kuat untuk selalu bersandar hanya kepada-Nya.
4. Tasbih, Tahmid, dan Takbir (Masing-masing 33 Kali)
Ini adalah bagian dzikir yang paling dikenal dan memiliki keutamaan yang luar biasa. Mengucapkannya secara rutin setelah sholat dapat menghapuskan dosa-dosa kecil.
Membaca Subḥānallāh (سُبْحَانَ اللهِ) sebanyak 33 kali.
Artinya: Maha Suci Allah.Membaca Alḥamdulillāh (الْحَمْدُ لِلَّهِ) sebanyak 33 kali.
Artinya: Segala Puji bagi Allah.Membaca Allāhu Akbar (اللهُ أَكْبَرُ) sebanyak 33 kali.
Artinya: Allah Maha Besar.
Setelah itu, digenapkan menjadi seratus dengan bacaan berikut:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Lā ilāha illallāh wahdahu lā syarīka lah, lahul-mulku wa lahul-ḥamdu wa huwa ‘alā kulli syai'in qadīr.
"Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Keutamaan rangkaian dzikir ini disebutkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang ber-tasbih (mengucapkan 'subhanallah') setelah sholat sebanyak 33 kali, ber-tahmid (mengucapkan 'alhamdulillah') sebanyak 33 kali, dan ber-takbir (mengucapkan 'Allahu Akbar') sebanyak 33 kali, sehingga jumlahnya 99, kemudian menggenapkannya menjadi seratus dengan (ucapan di atas), maka akan diampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan." (HR. Muslim).
Bacaan Ayat-Ayat Al-Qur'an Pilihan
Selain dzikir, Rasulullah juga mencontohkan untuk membaca beberapa ayat Al-Qur'an yang memiliki fadhilah (keutamaan) besar jika dibaca setelah sholat fardhu.
1. Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255)
Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung dalam Al-Qur'an. Membacanya secara rutin setelah sholat memiliki keutamaan yang sangat istimewa.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyụm, lā ta'khużuhụ sinatuw wa lā naụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi'iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai'im min 'ilmihī illā bimā syā', wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya'ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa membaca Ayat Kursi setiap selesai sholat wajib, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian." (HR. An-Nasa'i, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani). Hadits ini menunjukkan betapa dahsyatnya pahala dari amalan yang ringan ini. Dengan merutinkannya, seolah-olah surga telah menanti kita, hanya terhalang oleh ajal yang belum tiba.
2. Membaca Tiga Surat Perlindungan (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas)
Ketiga surat ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat, yaitu surat-surat yang berisi permohonan perlindungan kepada Allah. Dianjurkan untuk membacanya masing-masing satu kali setelah sholat Dzuhur, Ashar, dan Isya. Khusus setelah sholat Subuh dan Maghrib, dianjurkan untuk membacanya masing-masing tiga kali.
Surat Al-Ikhlas
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.
"Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Surat Al-Falaq
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.
"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."
Surat An-Nas
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.
"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia."
Amalan ini didasarkan pada hadits dari 'Uqbah bin 'Amir, beliau berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku untuk membaca al-mu’awwidzat (tiga surat perlindungan) di akhir setiap sholat." (HR. Abu Daud, An-Nasa'i).
Adab dan Kumpulan Doa Penutup
Setelah menyelesaikan rangkaian dzikir di atas, inilah saatnya untuk memanjatkan doa pribadi. Ini adalah sesi dialog yang lebih intim dengan Allah, di mana kita bebas mencurahkan isi hati, menyampaikan harapan, keluh kesah, dan permohonan. Namun, ada beberapa adab yang baik untuk diperhatikan agar doa kita lebih berpeluang untuk diijabah.
Adab dalam Berdoa
- Mengawali dengan Pujian dan Shalawat: Mulailah doa dengan memuji Allah (misalnya dengan membaca Alhamdulillāhi rabbil ‘ālamīn) dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW (misalnya Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammad wa ‘alā āli Muḥammad).
- Mengangkat Kedua Tangan: Mengangkat tangan saat berdoa adalah sunnah yang menunjukkan kerendahan diri dan kesungguhan dalam memohon.
- Khusyuk dan Merendahkan Diri: Hadirkan hati sepenuhnya, rasakan kebesaran Allah dan kehinaan diri kita di hadapan-Nya. Berdoalah dengan suara lirih dan penuh harap.
- Yakin Akan Dikabulkan: Milikilah keyakinan penuh bahwa Allah Maha Mendengar dan akan mengabulkan doa kita dengan cara yang terbaik menurut-Nya, pada waktu yang paling tepat.
- Mengakui Dosa: Sebelum meminta, akui terlebih dahulu dosa-dosa dan kesalahan kita sebagai bentuk penyesalan yang tulus.
- Menggunakan Asmaul Husna: Sebutlah nama-nama Allah yang sesuai dengan isi permohonan kita. Misalnya, jika memohon rezeki, sebutlah Yā Razzāq. Jika memohon ampunan, sebutlah Yā Ghafūr, Yā Rahīm.
- Menutup dengan Shalawat dan Pujian: Akhiri doa sebagaimana memulainya, yaitu dengan shalawat kepada Nabi dan pujian kepada Allah.
Kumpulan Doa Pilihan Setelah Sholat
Berikut adalah beberapa contoh doa yang ma'tsur (berasal dari Al-Qur'an dan Sunnah) serta doa-doa umum yang bisa dipanjatkan. Anda bisa menggabungkannya atau memilih mana yang paling sesuai dengan kebutuhan.
1. Doa Sapu Jagat (Memohon Kebaikan Dunia dan Akhirat)
Ini adalah doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah karena cakupannya yang sangat luas, merangkum semua kebaikan.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbanā ātinā fid-dunyā ḥasanah, wa fil-ākhirati ḥasanah, wa qinā ‘ażāban-nār.
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka."
2. Doa untuk Orang Tua dan Kaum Muslimin
Mendoakan orang tua adalah bentuk bakti yang paling mulia, bahkan ketika mereka telah tiada. Mendoakan sesama muslim juga akan mendatangkan kebaikan bagi diri kita sendiri.
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Rabbighfirlī wa liwālidayya warḥamhumā kamā rabbayānī ṣagīrā. Rabbanaghfir lanā wa li ikhwāninal-lażīna sabaqụnā bil-īmān, wa lā taj'al fī qulụbinā gillal lil-lażīna āmanụ, rabbanā innaka ra'ụfur raḥīm.
"Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikku di waktu kecil. Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."
3. Doa Memohon Keteguhan Iman
Hati manusia mudah berbolak-balik. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu memohon kepada Allah agar hati kita ditetapkan di atas kebenaran dan ketaatan.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Rabbanā lā tuzigh qulụbanā ba‘da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladunka raḥmah, innaka antal-wahhāb. Yā muqallibal-qulūb, ṡabbit qalbī ‘alā dīnik.
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu."
4. Doa Memohon Ilmu, Rezeki, dan Amal yang Diterima
Doa ini sangat baik dibaca terutama setelah sholat Subuh, sebagai permohonan untuk memulai hari dengan hal-hal yang bermanfaat.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
Allāhumma innī as'aluka ‘ilman nāfi‘ā, wa rizqan ṭayyibā, wa ‘amalan mutaqabbalā.
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima."
5. Doa Perlindungan dari Berbagai Keburukan
Kita memohon perlindungan kepada Allah dari empat hal yang dapat merusak kehidupan dunia dan akhirat seseorang.
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ, وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ, وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
Allāhumma innī a‘ụżu bika min ‘ilmin lā yanfa‘, wa min qalbin lā yakhsya‘, wa min nafsin lā tasyba‘, wa min da‘watin lā yustajābu lahā.
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan."
Penutup: Jadikan Sebagai Kebiasaan yang Menenangkan
Rangkaian dzikir dan doa setelah sholat bukanlah beban, melainkan sebuah kebutuhan spiritual dan hadiah istimewa dari Allah SWT. Mengamalkannya secara konsisten akan membentuk sebuah kebiasaan yang tidak hanya mendatangkan pahala, tetapi juga memberikan ketenangan jiwa, kekuatan dalam menghadapi masalah, dan kedekatan yang lebih erat dengan Sang Pencipta.
Mulailah dengan perlahan. Jika terasa panjang, hafalkan satu per satu hingga menjadi lancar. Yang terpenting bukanlah kecepatan dalam melafalkan, melainkan kehadiran hati dan kekhusyukan dalam meresapi setiap kalimat pujian, permohonan ampun, dan harapan yang kita panjatkan. Jadikanlah momen setelah salam sebagai waktu berkualitas Anda dengan Allah, di mana segala beban ditumpahkan dan segala harapan digantungkan hanya kepada-Nya. Dengan demikian, sholat kita akan menjadi lebih bermakna dan dampaknya akan terasa dalam setiap aspek kehidupan kita.