Setiap insan mendambakan penampilan yang menarik, wajah yang cerah berseri, dan kehadiran yang disenangi oleh sesama. Dalam pandangan Islam, keindahan sejati tidak hanya terpancar dari fisik semata, melainkan bersumber dari kebersihan hati, ketakwaan, dan cahaya spiritual yang disebut sebagai nur ilahi. Cahaya ini bukanlah sesuatu yang dapat dibeli atau dioleskan, melainkan anugerah dari Allah SWT yang terpancar dari dalam diri seorang hamba yang taat.
Memiliki wajah yang bercahaya dan disukai banyak orang bukanlah tentang kesombongan atau keinginan untuk dipuja. Sebaliknya, ini adalah tentang menjadi pribadi yang menyenangkan, membawa kedamaian, dan mempermudah urusan dakwah serta interaksi sosial. Ketika seseorang memiliki aura positif, orang lain akan merasa nyaman, lebih mudah menerima nasihat, dan terinspirasi untuk berbuat kebaikan. Oleh karena itu, memohon kepada Allah SWT agar dikaruniai pesona dan daya tarik yang diridhai-Nya adalah sebuah ikhtiar yang mulia. Ikhtiar ini tidak hanya berhenti pada doa, tetapi harus diiringi dengan amalan-amalan yang membersihkan jiwa dan memperindah akhlak.
Makna di Balik Wajah Bercahaya dalam Islam
Dalam khazanah Islam, istilah "wajah bercahaya" memiliki makna yang sangat dalam. Ia sering kali dikaitkan dengan para nabi, orang-orang saleh, dan para ahli ibadah. Cahaya di wajah mereka bukanlah cahaya lampu, melainkan refleksi dari cahaya iman dan ketakwaan yang bersemayam di dalam dada. Cahaya ini adalah tanda kedekatan mereka dengan Sang Pencipta. Diriwayatkan bahwa para ulama salaf sering berkata, "Barangsiapa yang banyak shalatnya di malam hari, maka wajahnya akan tampak indah di siang hari." Ini menunjukkan hubungan erat antara ibadah yang tulus dengan pesona spiritual yang terpancar.
Wajah yang bercahaya juga merupakan cerminan dari hati yang bersih. Hati yang terbebas dari penyakit seperti iri, dengki, sombong, dan dendam akan memancarkan ketenangan. Ketenangan inilah yang membuat raut wajah menjadi teduh, damai, dan menyenangkan untuk dipandang. Sebaliknya, hati yang dipenuhi kegelapan maksiat dan penyakit hati akan membuat wajah terlihat kusam, suram, dan tidak menyenangkan, sekalipun secara fisik mungkin ia rupawan. Oleh karena itu, kunci utama untuk mendapatkan wajah yang bercahaya adalah dengan terlebih dahulu membersihkan dan menerangi hati.
Kumpulan Doa untuk Wajah Bercahaya dan Penuh Pesona
Senjata utama seorang mukmin adalah doa. Dengan berdoa, kita mengakui kelemahan diri dan kekuasaan Allah SWT yang mutlak. Berikut adalah beberapa doa yang bisa diamalkan dengan niat tulus untuk memohon wajah yang bercahaya, penampilan yang menarik, dan agar disukai oleh banyak orang dalam kebaikan.
1. Doa Nabi Yusuf AS: Memohon Pesona dan Kewibawaan
Kisah ketampanan dan pesona Nabi Yusuf AS begitu melegenda hingga diabadikan dalam Al-Qur'an. Namun, daya tariknya bukan hanya pada fisik, melainkan pada akhlaknya yang mulia, kesabarannya, dan imannya yang kokoh. Doa ini diambil dari Surah Yusuf ayat 4, ketika beliau menceritakan mimpinya kepada ayahnya, Nabi Ya'qub AS. Doa ini diyakini memiliki kekuatan untuk membuka aura positif dan memberikan pesona pada wajah.
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
Idz qoola yuusufu li-abiihi yaa abati inni ro-aitu ahada 'asyaro kaukaban wasy-syamsa wal-qomaro ro-aituhum lii saajidiin.
Artinya: "(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, 'Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku'."
Cara Mengamalkan: Bacalah ayat ini secara rutin, misalnya setelah selesai shalat fardhu sebanyak tiga atau tujuh kali. Saat membaca, niatkan dalam hati memohon kepada Allah agar diberikan wajah yang bercahaya dan pesona seperti yang dianugerahkan kepada Nabi Yusuf AS. Akan lebih baik jika setelah membaca ayat ini, Anda meniupkannya ke telapak tangan lalu mengusapkannya ke wajah. Lakukan dengan penuh keyakinan dan kerendahan hati.
2. Doa Setelah Berwudhu: Cahaya dari Kesucian
Wudhu adalah proses bersuci yang tidak hanya membersihkan anggota tubuh secara fisik dari hadas kecil, tetapi juga menggugurkan dosa-dosa dan memberikan cahaya spiritual. Rasulullah SAW bersabda bahwa pada hari kiamat nanti, umatnya akan dikenali dari bekas wudhu yang bercahaya. Mengamalkan doa setelah wudhu menyempurnakan proses penyucian ini dan membuka pintu-pintu rahmat, termasuk rahmat berupa wajah yang berseri.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh. Allaahummaj'alnii minat-tawwaabiina waj'alnii minal-mutathahhiriin.
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang suci."
Cara Mengamalkan: Bacalah doa ini setiap kali selesai berwudhu, dengan posisi menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan. Hayati setiap kalimatnya, terutama permohonan untuk dijadikan sebagai orang yang bertaubat (membersihkan jiwa dari dosa) dan orang yang suci (membersihkan fisik). Dengan rutin mengamalkannya, insya Allah wudhu kita akan lebih bermakna dan memancarkan cahaya kesucian pada wajah.
3. Doa Memohon Wajah yang Putih Berseri
Doa ini sering dipanjatkan untuk memohon agar wajah kita diselamatkan dari kegelapan di hari kiamat dan dianugerahi cahaya. Makna "putih" di sini bukanlah warna kulit, melainkan simbol dari kebahagiaan, kemuliaan, dan cahaya iman. Doa ini terinspirasi dari Surah Ali 'Imran ayat 107.
اللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِي بِنُورِكَ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهُ أَوْلِيَائِكَ وَلَا تُسَوِّدْ وَجْهِي بِظُلُمَاتِكَ يَوْمَ تَسْوَدُّ وُجُوهُ أَعْدَائِكَ
Allahumma bayyidh wajhii binuurika yauma tabyaddu wujuhu auliyaa-ika, wa laa tusawwid wajhii bizhulumaatika yauma taswaddu wujuhu a'daa-ika.
Artinya: "Ya Allah, putihkanlah (cerahkanlah) wajahku dengan cahaya-Mu pada hari di mana Engkau memutihkan wajah para wali-Mu. Dan janganlah Engkau hitamkan (gelapkan) wajahku dengan kegelapan-Mu pada hari di mana Engkau menghitamkan wajah para musuh-Mu."
Cara Mengamalkan: Doa ini sangat baik dibaca ketika bercermin. Saat menatap pantulan diri di cermin, sadarilah bahwa keindahan yang kita miliki adalah titipan. Lalu, bacalah doa ini dengan penuh harap agar Allah tidak hanya memperindah rupa kita di dunia, tetapi juga menyelamatkan dan mencerahkan wajah kita di akhirat kelak.
Amalan Penunjang untuk Memancarkan Aura Positif
Doa adalah permintaan, sedangkan amalan adalah usaha. Keduanya harus berjalan beriringan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, iringi doa-doa di atas dengan amalan-amalan yang dapat membersihkan hati dan memperindah akhlak. Inilah sumber sejati dari cahaya dan pesona yang abadi.
1. Menjaga Shalat Lima Waktu dan Menambah Shalat Sunnah
Shalat adalah tiang agama dan koneksi langsung antara hamba dengan Tuhannya. Orang yang menjaga shalatnya, terutama di awal waktu dan secara berjamaah, sesungguhnya sedang membersihkan dirinya lima kali sehari. Gerakan wudhu yang mendahuluinya adalah pembersihan fisik, sementara gerakan dan bacaan shalat adalah pembersihan spiritual. Shalat yang khusyuk akan mendatangkan ketenangan jiwa, dan ketenangan ini akan terpancar jelas di raut wajah.
Terlebih lagi jika kita menambahkan shalat-shalat sunnah, khususnya Shalat Tahajjud di sepertiga malam terakhir. Malam adalah waktu yang sunyi dan penuh berkah, saat Allah turun ke langit dunia. Berdiri, ruku', dan sujud di saat orang lain terlelap adalah sebuah pengorbanan yang sangat dicintai Allah. Balasannya tidak hanya pahala yang besar, tetapi juga kemuliaan di dunia. Banyak ulama mengatakan bahwa cahaya di wajah seorang ahli tahajjud adalah bukti nyata dari kedekatannya dengan Sang Maha Cahaya (An-Nur).
2. Melanggengkan Dzikir dan Shalawat
Hati yang gersang adalah hati yang lupa kepada Penciptanya. Dzikir (mengingat Allah) adalah air yang menyirami hati tersebut. Basahi lisan kita dengan kalimat-kalimat thayyibah seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaha illallah, Allahu Akbar. Setiap kali kita berdzikir, kita sedang memoles cermin hati kita agar semakin jernih dan mampu memantulkan cahaya ilahi.
Jangan lupakan pula keajaiban shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Bershalawat adalah perintah Allah dan bentuk cinta kita kepada Rasulullah. Setiap satu shalawat yang kita ucapkan akan dibalas oleh Allah dengan sepuluh rahmat. Rahmat inilah yang akan mendatangkan keberkahan, ketenangan, dan membuat wajah kita tampak lebih teduh dan berseri. Perbanyaklah shalawat di setiap kesempatan, terutama di hari Jumat.
3. Rutin Membaca dan Mentadabburi Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah petunjuk dan cahaya (nuurun mubiin). Mustahil seseorang mengharapkan cahaya ilahi tanpa mendekatkan diri kepada sumber cahaya itu sendiri. Menjadikan Al-Qur'an sebagai bacaan harian, walau hanya satu atau dua halaman, akan memberikan dampak luar biasa pada jiwa. Ayat-ayatnya menenangkan hati yang gelisah, memberikan harapan bagi yang putus asa, dan membersihkan jiwa dari kotoran duniawi. Orang yang akrab dengan Al-Qur'an, wajahnya akan memancarkan keteduhan dan kebijaksanaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.
4. Memperindah Akhlak (Akhlaqul Karimah)
Inilah inti dari pesona sejati yang membuat seseorang disukai banyak orang. Wajah yang rupawan akan pudar jika diiringi dengan akhlak yang buruk. Sebaliknya, wajah yang biasa saja akan terlihat sangat menawan jika dihiasi dengan akhlak yang mulia. Beberapa akhlak kunci yang perlu kita latih adalah:
- Selalu Tersenyum: Senyum adalah sedekah yang paling mudah. Senyum yang tulus dapat meluluhkan hati yang keras, mencairkan suasana yang tegang, dan membuat wajah kita terlihat ramah dan mudah didekati. Jadikan senyum sebagai kebiasaan.
- Menjaga Lisan: Lidah adalah organ kecil yang bisa mendatangkan pahala besar atau dosa besar. Hindari berkata kasar, menggunjing, memfitnah, dan menyakiti hati orang lain. Gunakan lisan untuk berkata yang baik, memberikan nasihat yang lembut, atau diam. Orang yang lisannya terjaga akan dihormati dan disukai.
- Rendah Hati (Tawadhu'): Sifat sombong adalah sifat yang paling dibenci Allah dan manusia. Sebaliknya, rendah hati adalah sifat yang mengangkat derajat seseorang. Orang yang tawadhu' tidak meremehkan orang lain, mau menerima kebenaran, dan tidak merasa lebih baik dari siapapun. Sifat ini membuatnya mudah bergaul dan dicintai sesama.
- Berprasangka Baik (Husnudzon): Selalu berprasangka baik kepada Allah dan kepada sesama manusia akan membuat hati kita lapang dan damai. Hati yang damai akan terpancar pada wajah yang tenang. Hindari curiga, iri, dan dengki, karena semua itu akan membuat wajah terlihat muram dan penuh beban.
- Suka Menolong dan Murah Hati: Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Orang yang dermawan dan ringan tangan untuk membantu sesama akan dicintai oleh Allah dan didoakan oleh banyak orang. Doa-doa kebaikan dari orang yang kita tolong akan menjadi salah satu sumber cahaya bagi diri kita.
5. Menjaga Kebersihan dan Kerapian
Islam adalah agama yang sangat mencintai kebersihan. "Kebersihan adalah sebagian dari iman." Penampilan luar yang bersih dan rapi adalah cerminan dari jiwa yang terawat. Ini bukan tentang memakai pakaian mahal atau bermerek, tetapi tentang memastikan pakaian yang kita kenakan bersih, tidak berbau, dan sopan. Merawat tubuh, menjaga kebersihan gigi dan mulut, serta menyisir rambut dengan rapi adalah bagian dari mensyukuri nikmat fisik yang Allah berikan. Penampilan yang rapi dan bersih secara otomatis akan membuat kita lebih enak dipandang dan dihargai oleh orang lain.
6. Menjaga Pola Makan yang Halal dan Thayyib
Apa yang kita konsumsi akan menjadi darah dan daging kita, serta memengaruhi energi dan aura kita. Pastikan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh kita adalah halal (diperbolehkan syariat) dan thayyib (baik, bersih, dan bergizi). Makanan yang halal akan menjaga kesucian jiwa, sementara makanan yang thayyib akan menyehatkan raga. Tubuh yang sehat akan membuat kulit lebih segar dan wajah lebih cerah. Hindari makanan haram dan makanan yang tidak sehat, karena ia dapat menggelapkan hati dan merusak kesehatan fisik.
Kesimpulan: Cahaya Sejati Bersumber dari Hati
Pada akhirnya, keinginan untuk memiliki wajah yang bercahaya dan disukai banyak orang harus dilandasi dengan niat yang benar, yaitu untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Kecantikan dan pesona yang hakiki bukanlah tentang bentuk hidung, warna kulit, atau merek pakaian. Ia adalah pancaran dari keimanan yang kokoh, hati yang bersih, dan akhlak yang mulia.
Doa adalah jembatan penghubung kita dengan Sang Maha Pemberi Keindahan. Amalkan doa-doa yang telah disebutkan dengan penuh keyakinan. Namun, jangan pernah lupakan bahwa doa harus diiringi dengan usaha nyata. Usaha tersebut adalah dengan terus-menerus memperbaiki kualitas ibadah kita, membersihkan hati kita dari segala penyakit, menghiasi diri dengan akhlakul karimah, dan menjaga apa yang telah Allah titipkan pada diri kita, baik lahir maupun batin.
Ketika hati kita bercahaya karena kedekatan dengan Allah, maka cahaya itu akan meluber dan terpancar dengan sendirinya melalui raut wajah, tutur kata, dan tingkah laku kita. Inilah pesona sejati yang tidak akan lekang oleh waktu, pesona yang mendatangkan cinta dari penduduk langit dan penerimaan dari penduduk bumi.