Panduan Lengkap Ilmu Tajwid Beserta Contohnya

Kaligrafi Iqra اقْرَأْ

Perintah pertama dalam Al-Qur'an adalah "Bacalah" (Iqra'). Ilmu Tajwid adalah kunci untuk memenuhi perintah ini dengan kesempurnaan.

Ilmu Tajwid adalah fondasi utama dalam membaca Al-Qur'an. Secara bahasa, tajwid berarti memperindah atau melakukan sesuatu dengan baik. Secara istilah, tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara melafalkan huruf-huruf Al-Qur'an dari tempat keluarnya (makhraj) dengan memberikan setiap hak dan mustahaknya, seperti sifat-sifat huruf, hukum bacaan panjang (mad), dengung (ghunnah), dan lainnya. Mempelajari tajwid hukumnya fardhu kifayah, namun mengamalkannya saat membaca Al-Qur'an adalah fardhu 'ain bagi setiap Muslim.

Tujuan utama dari ilmu tajwid adalah untuk menjaga lisan dari kesalahan (lahn) saat membaca Kalamullah, sehingga makna yang terkandung di dalamnya tetap terjaga dan pembacaannya sesuai dengan cara Rasulullah SAW membacanya.

Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai hukum bacaan dalam ilmu tajwid, disertai dengan contoh-contoh yang diambil langsung dari ayat-ayat suci Al-Qur'an untuk memudahkan pemahaman dan praktik. Pembahasan akan mencakup pilar-pilar utama tajwid yang wajib diketahui oleh setiap pembaca Al-Qur'an.

Hukum Nun Sukun (نْ) dan Tanwin (ــًــٍــٌ)

Hukum Nun Sukun dan Tanwin adalah salah satu bab paling fundamental dalam ilmu tajwid. Hukum ini berlaku ketika nun sukun (نْ) atau tanwin (fathatain, kasratain, dhammatain) bertemu dengan salah satu dari 28 huruf hijaiyah. Terdapat empat hukum utama dalam kategori ini.

1. Izhar Halqi (إِظْهَار حَلْقِي) - Bacaan Jelas

Izhar secara bahasa berarti jelas atau terang. Halqi berarti tenggorokan. Jadi, Izhar Halqi adalah melafalkan nun sukun atau tanwin dengan jelas dan terang tanpa ada dengungan (ghunnah) ketika bertemu dengan huruf-huruf halqi (huruf tenggorokan).

Huruf-huruf Izhar Halqi ada enam, yaitu: ء (Hamzah), ه (Ha), ع ('Ain), ح (Ha'), غ (Ghain), خ (Kha).

Contoh Izhar Halqi dalam Al-Qur'an:

2. Idgham (إِدْغَام) - Meleburkan Bacaan

Idgham secara bahasa berarti meleburkan atau memasukkan. Dalam tajwid, idgham adalah meleburkan suara nun sukun atau tanwin ke dalam huruf berikutnya, sehingga menjadi satu ucapan yang bertasydid. Idgham terbagi menjadi dua jenis.

A. Idgham Bighunnah (إِدْغَام بِغُنَّةٍ) - Melebur dengan Dengung

Terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari empat huruf: ي (Ya), ن (Nun), م (Mim), و (Waw), yang terkumpul dalam kata يَنْمُوْ. Bacaannya dileburkan ke huruf setelahnya sambil didengungkan (ghunnah) selama 2-3 harakat.

Pengecualian: Jika nun sukun bertemu dengan huruf idgham bighunnah dalam satu kata, maka dibaca Izhar (jelas) dan disebut Izhar Wajib atau Izhar Mutlaq. Contohnya hanya ada di beberapa kata dalam Al-Qur'an:

الدُّنْيَا - صِنْوَانٌ - قِنْوَانٌ - بُنْيَانٌ

B. Idgham Bilaghunnah (إِدْغَام بِلَا غُنَّةٍ) - Melebur Tanpa Dengung

Terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan dua huruf: ل (Lam) dan ر (Ra). Bacaannya dileburkan secara sempurna ke huruf setelahnya tanpa disertai dengungan.

3. Iqlab (إِقْلَاب) - Mengubah Bacaan

Iqlab secara bahasa berarti mengubah atau menukar. Dalam tajwid, iqlab adalah mengubah bunyi nun sukun atau tanwin menjadi bunyi mim (م) yang disamarkan dan didengungkan ketika bertemu dengan satu huruf, yaitu ب (Ba). Tanda iqlab dalam mushaf seringkali berupa huruf mim kecil (م) yang diletakkan di atas nun sukun atau di samping tanwin.

Contoh Iqlab dalam Al-Qur'an:

4. Ikhfa' Haqiqi (إِخْفَاء حَقِيْقِي) - Bacaan Samar

Ikhfa' secara bahasa berarti menyembunyikan atau menyamarkan. Dalam tajwid, ikhfa' adalah melafalkan nun sukun atau tanwin dengan suara antara izhar dan idgham, disertai dengan dengungan (ghunnah). Posisi lidah sudah bersiap menuju makhraj huruf berikutnya.

Huruf-huruf Ikhfa' Haqiqi ada 15, yaitu sisa huruf hijaiyah setelah dikurangi huruf Izhar, Idgham, dan Iqlab. Huruf-huruf tersebut adalah: ت, ث, ج, د, ذ, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ف, ق, ك.

Kualitas dengungan pada ikhfa' (tebal atau tipis) tergantung pada huruf setelahnya. Jika huruf setelahnya adalah huruf tebal (isti'la: ص, ض, ط, ظ, ق), maka ghunnahnya menjadi tebal. Jika huruf setelahnya tipis, ghunnahnya juga tipis.

Contoh Ikhfa' Haqiqi dalam Al-Qur'an:

Huruf Contoh Nun Sukun Contoh Tanwin
ت (Ta) أَنْتُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي
ث (Tsa) مِنْ ثَمَرَةٍ مَاءً ثَجَّاجًا
ج (Jim) أَنْجَيْنَاكُمْ خَلْقٍ جَدِيدٍ
د (Dal) عِنْدَ قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ
ذ (Dzal) مُنْذِرٌ ظِلًّا ذِي
ز (Zai) أَنْزَلَ نَفْسًا زَكِيَّةً
س (Sin) الْإِنْسَانُ رَجُلًا سَلَمًا
ش (Syin) أَنْشَرَهُ عَذَابٌ شَدِيدٌ
ص (Shad) يَنْصُرْكُمْ رِيحًا صَرْصَرًا
ض (Dhad) مَنْضُودٍ قَوْمًا ضَالِّينَ
ط (Tha) انْطَلِقُوا كَلِمَةً طَيِّبَةً
ظ (Zha) يَنْظُرُونَ ظِلًّا ظَلِيلًا
ف (Fa) فَانْفَلَقَ خَالِدًا فِيهَا
ق (Qaf) يَنْقَلِبُونَ سَلَامٌ قَوْلًا
ك (Kaf) مِنْكُمْ عِذَابًا كُبَّارًا

Hukum Mim Sukun (مْ)

Hukum ini berlaku ketika mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah. Terdapat tiga hukum yang berlaku.

1. Ikhfa' Syafawi (إِخْفَاء شَفَوِي) - Samar di Bibir

Syafawi berarti bibir, karena huruf mim dan ba keluar dari bibir. Hukum ini terjadi ketika mim sukun (مْ) bertemu dengan satu huruf, yaitu ب (Ba). Cara membacanya adalah dengan menyamarkan suara mim sukun sambil didengungkan (ghunnah), dengan merapatkan bibir secara ringan.

Contoh Ikhfa' Syafawi:

تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ

Pada contoh di atas, تَرْمِيهِمْ bertemu بِحِجَارَةٍ. Suara mim sukun dibaca samar dengan dengung.

وَهُمْ بَارِزُونَ

Mim sukun pada وَهُمْ bertemu بَارِزُونَ.

2. Idgham Mitslain (إِدْغَام مِثْلَيْن) - Melebur Dua yang Sama

Juga dikenal sebagai Idgham Syafawi. Terjadi ketika mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf yang sama, yaitu م (Mim). Cara membacanya adalah dengan meleburkan mim pertama ke mim kedua sehingga menjadi satu ucapan mim yang bertasydid, disertai dengan dengung (ghunnah) yang sempurna.

Contoh Idgham Mitslain:

وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ

Mim sukun pada وَلَكُمْ bertemu dengan mim pada مَا.

أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ

Mim sukun pada أَطْعَمَهُمْ bertemu dengan mim pada مِنْ.

3. Izhar Syafawi (إِظْهَار شَفَوِي) - Jelas di Bibir

Terjadi ketika mim sukun (مْ) bertemu dengan semua huruf hijaiyah selain mim (م) dan ba (ب). Total ada 26 huruf. Cara membacanya adalah dengan melafalkan mim sukun secara jelas, terang, dan tanpa dengung, dengan bibir tertutup rapat.

Penting untuk berhati-hati agar tidak memantulkan suara mim sukun dan tidak membacanya terlalu cepat. Terutama saat bertemu huruf و (waw) dan ف (fa) karena makhrajnya berdekatan.

Contoh Izhar Syafawi:

Hukum Mad (الْمَدّ) - Bacaan Panjang

Mad secara bahasa berarti memanjangkan atau menambah. Dalam tajwid, mad adalah memanjangkan suara pada huruf mad atau huruf lin. Mad adalah salah satu bab terluas dalam tajwid dan terbagi menjadi dua kategori besar.

1. Mad Asli / Mad Thabi'i (مَدّ طَبِيْعِي)

Mad Asli atau Mad Thabi'i adalah mad dasar yang menjadi pokok bagi mad-mad lainnya. Disebut thabi'i karena pemilik tabiat yang lurus tidak akan mengurangi atau melebihkan panjangnya dari ukuran yang semestinya. Panjangnya adalah 2 harakat atau 1 alif.

Syarat terjadinya Mad Thabi'i ada tiga:

  1. Huruf berharakat Fathah bertemu dengan Alif (ا).
  2. Huruf berharakat Kasrah bertemu dengan Ya Sukun (يْ).
  3. Huruf berharakat Dhammah bertemu dengan Waw Sukun (وْ).

Contoh Mad Thabi'i:

قَالَ - يَقُوْلُ - قِيْلَ

Pada kata قَالَ, huruf قَ (fathah) bertemu alif. Pada kata يَقُوْلُ, huruf قُ (dhammah) bertemu waw sukun. Pada kata قِيْلَ, huruf قِ (kasrah) bertemu ya sukun. Semuanya dibaca panjang 2 harakat.

2. Mad Far'i (مَدّ فَرْعِي)

Mad Far'i adalah mad cabang yang panjangnya melebihi Mad Thabi'i (lebih dari 2 harakat). Terjadinya Mad Far'i disebabkan oleh dua hal: Hamzah atau Sukun.

A. Mad yang Disebabkan oleh Hamzah

B. Mad yang Disebabkan oleh Sukun

Qalqalah (قَلْقَلَة) - Pantulan Suara

Qalqalah secara bahasa berarti getaran atau guncangan. Dalam tajwid, qalqalah adalah memantulkan suara pada saat huruf-huruf qalqalah dalam keadaan sukun (mati), baik sukun asli maupun sukun karena waqaf.

Huruf-huruf Qalqalah ada lima, yang terkumpul dalam kalimat قُطْبُ جَدٍّ, yaitu: ق (Qaf), ط (Tha), ب (Ba), ج (Jim), د (Dal).

Qalqalah terbagi menjadi dua tingkatan utama, dan sebagian ulama menambahkan tingkatan ketiga.

1. Qalqalah Sughra (قَلْقَلَة صُغْرَى) - Pantulan Kecil

Terjadi ketika salah satu huruf qalqalah berada di tengah kata atau di akhir kata yang tidak diwaqafkan (bacaan bersambung). Pantulannya lebih ringan atau kecil.

Contoh Qalqalah Sughra:

يَجْعَلُونَ - يَقْطَعُونَ - خَلَقْنَا - يَدْخُلُونَ - يُبْدِئُ

2. Qalqalah Kubra (قَلْقَلَة كُبْرَى) - Pantulan Besar

Terjadi ketika salah satu huruf qalqalah berada di akhir kata dan dibaca waqaf (berhenti). Pantulannya lebih kuat dan jelas daripada Qalqalah Sughra.

Contoh Qalqalah Kubra:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Huruf د pada أَحَدٌ diwaqafkan, sehingga dibaca dengan pantulan yang kuat.

الْفَلَقِ - مُحِيطٌ - الْبُرُوجِ - الْحَسَدِ

3. Qalqalah Akbar (قَلْقَلَة أَكْبَر) - Pantulan Paling Besar

Ini adalah tingkatan qalqalah yang paling kuat. Terjadi ketika huruf qalqalah yang bertasydid berada di akhir kata dan dibaca waqaf.

Contoh Qalqalah Akbar:

وَتَبَّ

Huruf ب pada وَتَبَّ bertasydid dan diwaqafkan, pantulannya sangat kuat.

الْحَقُّ

Huruf ق pada الْحَقُّ bertasydid dan diwaqafkan.

Hukum Lam (ل) dan Ra (ر)

Hukum bacaan untuk huruf Lam dan Ra memiliki kekhususan, terutama terkait dengan tebal (tafkhim) dan tipis (tarqiq).

Hukum Lam Ta'rif (ال)

Hukum ini berlaku pada alif lam (ال) yang berada di awal kata benda.

Hukum Lam pada Lafzul Jalalah (الله)

Hukum Ra (ر)

Kesimpulan

Mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid adalah sebuah perjalanan mulia dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an. Setiap hukum, dari yang paling dasar seperti Izhar hingga yang lebih kompleks seperti Mad Lazim, memiliki peran penting dalam menyempurnakan bacaan dan menjaga keaslian lafaz Kalam Ilahi. Memahami contoh-contoh tajwid ini adalah langkah awal yang krusial. Namun, puncaknya adalah dengan mempraktikkannya secara konsisten di bawah bimbingan seorang guru yang ahli (talaqqi), agar bacaan kita semakin mendekati kesempurnaan bacaan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Semoga Allah SWT memudahkan kita semua dalam mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an dengan sebaik-baiknya.

🏠 Kembali ke Homepage