Panduan Lengkap Cara Sholat Qobliyah Subuh
Sebuah amalan ringan di waktu fajar yang nilainya melampaui seluruh isi dunia.
Di antara hamparan waktu yang Allah SWT sediakan, ada satu momen singkat sebelum fajar menyingsing yang menyimpan keutamaan luar biasa. Momen tersebut adalah waktu pelaksanaan sholat sunnah dua rakaat sebelum sholat Subuh, yang dikenal dengan nama Sholat Qobliyah Subuh atau Sholat Fajar. Amalan ini, meskipun hanya terdiri dari dua rakaat ringan, memiliki ganjaran yang tak ternilai, bahkan melebihi dunia dan segala isinya. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang perlu Anda ketahui tentang cara sholat qobliyah subuh, mulai dari keutamaannya, dasar hukum, waktu pelaksanaan, hingga tata cara yang benar beserta bacaannya.
Memahami Keutamaan Agung Sholat Qobliyah Subuh
Sebelum melangkah ke panduan teknis pelaksanaannya, sangat penting bagi kita untuk meresapi dan memahami betapa agungnya nilai sholat sunnah ini. Mengetahui keutamaannya akan menjadi bahan bakar semangat untuk senantiasa menjaganya. Rasulullah SAW memberikan penekanan yang sangat kuat terhadap sholat ini, melebihi sholat sunnah rawatib lainnya.
1. Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya
Ini adalah keutamaan paling masyhur dan paling menggugah jiwa. Sebuah hadits dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
"Rak'atal fajri khairun minad-dunyaa wa maa fiihaa."
"Dua rakaat fajar (sholat sunnah qobliyah subuh) lebih baik daripada dunia dan semua isinya." (HR. Muslim)
Mari kita renungkan sejenak makna dari hadits ini. Bayangkan semua kekayaan materi yang ada di dunia: emas, perak, properti, kendaraan mewah, jabatan tertinggi, dan segala kenikmatan duniawi lainnya. Semua itu jika dikumpulkan menjadi satu, nilainya masih kalah dibandingkan dengan pahala melaksanakan dua rakaat sholat qobliyah subuh. Ini menunjukkan betapa Allah SWT sangat memuliakan amalan ini dan memberikan ganjaran yang tak terhingga. Ini adalah investasi akhirat yang paling menguntungkan, sebuah perniagaan dengan Allah yang tidak akan pernah merugi.
2. Amalan yang Paling Dicintai dan Tidak Pernah Ditinggalkan Nabi
Aisyah radhiyallahu 'anha juga meriwayatkan betapa konsistennya Rasulullah SAW dalam menjaga sholat ini:
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah menjaga shalat sunnah yang lebih beliau perhatikan daripada dua rakaat fajar." (HR. Bukhari dan Muslim)
Konsistensi Rasulullah SAW, baik saat beliau sedang di rumah (mukim) maupun dalam perjalanan (safar), menunjukkan betapa pentingnya sholat ini. Jika Rasulullah SAW, manusia paling mulia dan kekasih Allah, tidak pernah meninggalkannya, maka sudah selayaknya kita sebagai umatnya berusaha sekuat tenaga untuk meneladani sunnah agung ini.
3. Penambal Kekurangan Sholat Wajib
Sholat sunnah, termasuk qobliyah subuh, memiliki fungsi penting sebagai penyempurna dan penambal kekurangan yang mungkin terjadi pada sholat fardhu kita. Terkadang, kita sholat dalam keadaan kurang khusyuk, pikiran melayang, atau bacaan yang kurang sempurna. Amalan sunnah inilah yang akan melengkapi dan menutupi kekurangan tersebut di hadapan Allah SWT pada hari perhitungan kelak. Ini adalah bentuk rahmat Allah yang luar biasa, memberikan kita kesempatan untuk memperbaiki kualitas ibadah wajib kita melalui amalan-amalan sunnah.
Dasar Hukum dan Penamaan Sholat Qobliyah Subuh
Memahami dasar hukum sebuah amalan akan menguatkan keyakinan kita dalam melaksanakannya. Sholat dua rakaat sebelum Subuh ini memiliki beberapa nama yang sering digunakan dalam dalil-dalil syar'i.
Nama-nama Lain
- Sholat Sunnah Subuh: Penamaan yang paling umum, merujuk pada posisinya sebagai sholat sunnah yang mengiringi sholat Subuh.
- Sholat Fajar: Sering disebut dalam hadits, merujuk pada waktu pelaksanaannya yaitu saat fajar shadiq telah terbit.
- Sholat Sunnah Rawatib: Termasuk dalam kategori sholat sunnah rawatib, yaitu sholat sunnah yang mengiringi sholat fardhu lima waktu, baik sebelum (qobliyah) maupun sesudah (ba'diyah).
Status Hukum: Sunnah Mu'akkadah
Para ulama dari berbagai mazhab sepakat bahwa hukum melaksanakan sholat qobliyah subuh adalah Sunnah Mu'akkadah. Istilah ini berarti "sunnah yang sangat ditekankan" atau "sangat dianjurkan". Status ini berada satu tingkat di bawah wajib. Artinya, sangat dianjurkan untuk dikerjakan dan sangat disayangkan jika ditinggalkan, mengingat penekanan kuat dari Rasulullah SAW dan keutamaan yang terkandung di dalamnya. Walaupun meninggalkannya tidak berdosa, seorang muslim akan merugi kehilangan pahala yang begitu besar.
Waktu Pelaksanaan yang Tepat
Ketepatan waktu adalah salah satu kunci sahnya ibadah sholat. Memahami kapan waktu sholat qobliyah subuh dimulai dan berakhir sangatlah penting.
Waktu Awal Pelaksanaan
Waktu untuk melaksanakan sholat qobliyah subuh dimulai setelah terbitnya Fajar Shadiq, yaitu ketika cahaya putih mulai menyebar di ufuk timur. Secara praktis, waktunya dimulai setelah adzan Subuh dikumandangkan. Tidak sah melaksanakan sholat ini sebelum masuknya waktu Subuh.
Waktu Akhir Pelaksanaan
Batas akhir waktu pelaksanaannya adalah sesaat sebelum sholat fardhu Subuh didirikan (sebelum iqamah). Idealnya, sholat ini dikerjakan dengan ringkas setelah adzan, kemudian diselingi dengan dzikir atau berdoa sembari menunggu pelaksanaan sholat Subuh berjamaah.
Bagaimana Jika Terlambat Datang ke Masjid?
Seringkali muncul pertanyaan, apa yang harus dilakukan jika kita tiba di masjid dan iqamah sudah dekat atau bahkan sudah dikumandangkan? Para ulama memiliki beberapa pandangan:
- Jika iqamah sudah dikumandangkan, maka tidak ada sholat sunnah. Prioritas utama adalah segera bergabung dengan sholat fardhu berjamaah. Hal ini didasarkan pada hadits: "Jika shalat telah diiqamahkan, maka tidak ada shalat lain kecuali shalat wajib." (HR. Muslim).
- Jika masih ada waktu yang cukup antara kedatangan kita dan iqamah, di mana kita yakin bisa menyelesaikan dua rakaat qobliyah dengan ringkas tanpa ketinggalan takbiratul ihram bersama imam, maka diperbolehkan untuk melaksanakannya.
Bolehkah Mengqadha (Mengganti) Sholat Qobliyah Subuh?
Jika seseorang tidak sempat melaksanakannya sebelum sholat fardhu Subuh karena suatu udzur (misalnya ketiduran dan bangun saat iqamah), para ulama memperbolehkan untuk mengqadhanya. Waktu terbaik untuk mengqadha adalah setelah sholat Subuh selesai atau setelah matahari terbit. Ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda: "Barangsiapa yang belum shalat dua rakaat fajar, maka hendaklah ia melaksanakannya setelah matahari terbit." (HR. Tirmidzi).
Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Qobliyah Subuh
Pelaksanaan sholat qobliyah subuh sangatlah mudah dan ringkas. Secara gerakan, tidak ada perbedaan dengan sholat sunnah dua rakaat lainnya. Perbedaannya terletak pada niat dan anjuran surat yang dibaca. Berikut adalah panduan langkah demi langkah.
Langkah 1: Niat
Niat adalah rukun pertama dan terpenting yang letaknya di dalam hati. Niat menegaskan tujuan kita melaksanakan sholat ini semata-mata karena Allah SWT. Melafalkan niat (talaffuzh) hukumnya tidak wajib, namun sebagian ulama mazhab Syafi'i menganjurkannya untuk membantu memantapkan hati.
أُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatas shubhi rak'ataini qabliyyatan lillaahi ta'aala.
"Aku niat sholat sunnah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Langkah 2: Takbiratul Ihram
Berdiri tegak menghadap kiblat, kemudian mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Pandangan mata lurus ke arah tempat sujud. Setelah itu, sedekapkan tangan di antara dada dan pusar.
Langkah 3: Membaca Doa Iftitah (Sunnah)
Setelah takbiratul ihram, disunnahkan membaca doa iftitah. Ada beberapa versi doa iftitah, salah satu yang paling umum adalah:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا...
Membaca doa iftitah hukumnya sunnah, jadi jika ditinggalkan pun sholat tetap sah, terutama jika waktu sangat mepet.
Langkah 4: Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Pendek (Rakaat Pertama)
Membaca surat Al-Fatihah adalah rukun sholat yang wajib dibaca di setiap rakaat. Setelah selesai membaca Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat pendek dari Al-Qur'an.
Berdasarkan tuntunan dari Rasulullah SAW, ada beberapa pilihan surat yang sangat dianjurkan untuk dibaca saat sholat qobliyah subuh karena keringkasannya dan makna yang terkandung di dalamnya:
Pilihan Utama:
- Pada rakaat pertama, setelah Al-Fatihah, membaca Surat Al-Kafirun.
- Pada rakaat kedua, setelah Al-Fatihah, membaca Surat Al-Ikhlas.
Pilihan ini didasarkan pada hadits Abu Hurairah, bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW membaca kedua surat tersebut dalam dua rakaat fajar (HR. Muslim). Hikmahnya adalah untuk memulai hari dengan mengokohkan tauhid dan pernyataan berlepas diri dari segala bentuk kesyirikan.
Pilihan Lainnya:
Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas, disebutkan bahwa Rasulullah SAW terkadang membaca:
- Pada rakaat pertama: Ayat ke-136 dari Surat Al-Baqarah.
- Pada rakaat kedua: Ayat ke-64 dari Surat Ali Imran.
Namun, pilihan membaca Al-Kafirun dan Al-Ikhlas lebih populer dan lebih mudah dihafal oleh kebanyakan kaum muslimin. Dianjurkan untuk tidak membaca surat yang terlalu panjang agar tidak tergesa-gesa dan tetap bisa mendapatkan sholat fardhu Subuh berjamaah.
Langkah 5: Ruku' dan I'tidal
Setelah selesai membaca surat pendek, lakukan ruku' dengan tuma'ninah (tenang dan tidak terburu-buru). Bacalah tasbih ruku' sebanyak tiga kali. Kemudian bangkit untuk i'tidal, berdiri tegak sambil membaca "Sami'allaahu liman hamidah" dan dilanjutkan dengan "Rabbanaa lakal hamd...".
Langkah 6: Sujud, Duduk di Antara Dua Sujud, dan Sujud Kedua
Lakukan sujud dengan tujuh anggota badan menempel (dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki). Baca tasbih sujud sebanyak tiga kali. Kemudian bangkit untuk duduk di antara dua sujud (duduk iftirasy) sambil membaca doa "Rabbighfirlii warhamnii...". Setelah itu, lakukan sujud kedua seperti sujud pertama. Pastikan semua gerakan dilakukan dengan tuma'ninah.
Langkah 7: Rakaat Kedua
Bangkit dari sujud untuk berdiri ke rakaat kedua. Lakukan semua gerakan sama seperti rakaat pertama, dimulai dari membaca Al-Fatihah, lalu dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Ikhlas (jika pada rakaat pertama membaca Al-Kafirun). Lanjutkan dengan ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua.
Langkah 8: Tasyahud Akhir dan Salam
Setelah sujud kedua di rakaat terakhir, duduklah untuk tasyahud akhir (duduk tawarruk). Bacalah bacaan tasyahud akhir secara lengkap, termasuk shalawat Ibrahimiyah. Setelah selesai, akhiri sholat dengan mengucapkan salam, menoleh ke kanan terlebih dahulu, kemudian ke kiri.
Amalan Sunnah Setelah Sholat Qobliyah Subuh
Ada beberapa amalan ringan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dilakukan setelah selesai menunaikan sholat qobliyah subuh sambil menunggu iqamah.
1. Berbaring Miring ke Kanan
Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu 'anha:
"Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai dari shalat dua rakaat fajar, beliau berbaring pada sisi kanan badannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hikmah dari amalan ini, menurut para ulama, antara lain adalah untuk istirahat sejenak sebelum sholat fardhu, dan juga untuk membedakan antara sholat sunnah dengan sholat fardhu yang akan dikerjakan sesudahnya. Ini adalah sunnah yang jika memungkinkan untuk dilakukan (misalnya saat sholat di rumah), maka akan menambah pahala.
2. Membaca Dzikir Khusus
Sambil menunggu sholat Subuh didirikan, sangat dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan doa. Ada sebuah bacaan dzikir yang dianjurkan oleh sebagian ulama untuk dibaca di antara sholat sunnah fajar dan sholat Subuh, meskipun riwayatnya perlu ditinjau lebih lanjut oleh para ahli hadits. Namun, berdzikir secara umum seperti membaca tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), tahlil (Laa ilaaha illallah), dan takbir (Allahu Akbar) adalah amalan yang sangat baik untuk mengisi waktu jeda ini.
Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari
Untuk menyempurnakan ibadah kita, penting untuk mengetahui dan menghindari beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat melaksanakan sholat qobliyah subuh.
- Melaksanakan Sebelum Waktunya: Sholat ini harus dilakukan setelah adzan subuh. Melakukannya sebelum waktu subuh masuk menjadikannya tidak sah sebagai sholat qobliyah subuh.
- Memanjangkan Bacaan Secara Berlebihan: Sunnahnya, sholat ini dilakukan dengan ringkas. Membaca surat yang terlalu panjang hingga khawatir ketinggalan jamaah sholat Subuh adalah hal yang kurang tepat.
- Melaksanakan Saat Iqamah Sudah Berkumandang: Seperti yang telah dijelaskan, jika iqamah sudah dikumandangkan, maka prioritas adalah sholat fardhu. Memaksakan diri melakukan sholat sunnah pada saat ini adalah menyelisihi hadits Nabi.
- Menganggapnya Remeh dan Sering Meninggalkan: Mengingat keutamaannya yang "lebih baik dari dunia dan seisinya" serta konsistensi Rasulullah SAW, meremehkan dan sering meninggalkannya tanpa udzur adalah kerugian yang sangat besar.
Penutup: Meraih Dunia dan Akhirat di Waktu Fajar
Sholat qobliyah subuh adalah hadiah istimewa dari Allah SWT untuk hamba-Nya. Ia adalah pembuka hari yang penuh berkah, sebuah deklarasi di pagi buta bahwa ketaatan kepada Allah lebih kita cintai daripada seluruh pesona duniawi. Dengan dua rakaat yang ringan, kita menanam investasi abadi yang hasilnya jauh melampaui apa pun yang bisa ditawarkan oleh dunia ini.
Menjadikan sholat qobliyah subuh sebagai kebiasaan yang tak terpisahkan dari rutinitas pagi kita adalah langkah konkret untuk meneladani sunnah Rasulullah SAW, meraih cinta Allah, dan memulai hari dengan pondasi spiritual yang kokoh. Semoga panduan lengkap ini dapat membantu kita semua untuk lebih memahami, mencintai, dan menjaga amalan agung ini. Mari kita niatkan dengan tulus, berjuang melawan kantuk dan rasa malas, untuk meraih ganjaran yang lebih baik dari dunia dan segala isinya.