Panduan Lengkap Bacaan Surat Sholat Tahajud
Sholat Tahajud adalah ibadah sunnah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Dilaksanakan di sepertiga malam terakhir, saat suasana hening dan kebanyakan manusia terlelap, sholat ini menjadi momen intim seorang hamba dengan Sang Pencipta. Salah satu rukun penting dalam sholat adalah membaca surat Al-Qur'an setelah Al-Fatihah. Pemilihan bacaan surat sholat tahajud seringkali menjadi pertanyaan bagi banyak muslim yang ingin mengoptimalkan ibadahnya. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang surat-surat yang dianjurkan, keutamaannya, serta bagaimana Rasulullah ﷺ melaksanakannya.
Kekhusyukan dalam sholat tahajud tidak hanya didapat dari ketenangan waktu, tetapi juga dari penghayatan terhadap ayat-ayat yang dibaca. Membaca surat-surat yang panjang dan penuh makna dapat membantu hati untuk lebih merenung, mengakui kebesaran Allah, dan memohon ampunan serta rahmat-Nya. Oleh karena itu, mengetahui pilihan surat yang tepat dapat menjadi langkah awal untuk meraih kualitas tahajud yang lebih baik.
Makna dan Keutamaan Sholat Tahajud
Sebelum mendalami bacaan suratnya, penting untuk memahami esensi dari sholat tahajud itu sendiri. Tahajud berasal dari kata hajada yang berarti tidur, kemudian tahajjada yang berarti terjaga dari tidur. Secara istilah, sholat tahajud adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada malam hari setelah tidur, meskipun hanya tidur sejenak.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an mengenai perintah dan keutamaan sholat tahajud:
"Dan pada sebagian malam, lakukanlah sholat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra': 79)
Ayat ini secara eksplisit menyebutkan bahwa tahajud dapat mengangkat derajat seorang hamba ke "maqaman mahmuda" atau tempat yang terpuji. Para ulama menafsirkan ini sebagai kedudukan mulia di dunia dan akhirat, termasuk kemudahan dalam segala urusan, syafaat di hari kiamat, dan ampunan dari Allah SWT.
Keutamaan Sholat Tahajud antara lain:
- Waktu Mustajab untuk Berdoa: Sepertiga malam terakhir adalah waktu di mana Allah turun ke langit dunia dan mengabulkan doa-doa hamba-Nya.
- Kebiasaan Orang-Orang Saleh: Rasulullah ﷺ dan para sahabat tidak pernah meninggalkan sholat tahajud. Ini adalah ciri khas orang-orang yang dekat dengan Allah.
- Penghapus Dosa dan Pencegah Maksiat: Sholat malam dapat membersihkan dosa-dosa yang telah lalu dan menjadi benteng dari perbuatan dosa di masa mendatang.
- Mendatangkan Ketenangan Jiwa: Berdialog dengan Allah di keheningan malam memberikan ketenangan batin yang luar biasa, mengurangi stres, dan menguatkan iman.
Praktik Rasulullah ﷺ dalam Membaca Surat Tahajud
Meneladani Rasulullah ﷺ adalah cara terbaik dalam beribadah. Beliau dikenal memiliki sholat tahajud yang sangat panjang dan khusyuk. Bacaan surat sholat tahajud beliau bukanlah surat-surat pendek, melainkan surat-surat yang sangat panjang, menunjukkan betapa nikmatnya beliau berdiri lama di hadapan Rabb-nya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan pengalamannya sholat di belakang Nabi ﷺ:
"Pada suatu malam aku sholat bersama Nabi ﷺ. Beliau memulai dengan membaca surat Al-Baqarah. Aku mengira beliau akan ruku’ setelah seratus ayat, tetapi beliau terus melanjutkan. Aku mengira beliau akan menyelesaikan surat itu dalam satu rakaat, tetapi beliau terus melanjutkan, lalu memulai surat An-Nisa’ dan membacanya hingga selesai. Kemudian beliau memulai surat Ali ‘Imran dan membacanya hingga selesai. Beliau membaca dengan perlahan (tartil). Jika melewati ayat yang berisi tasbih, beliau bertasbih. Jika melewati ayat permintaan, beliau meminta. Dan jika melewati ayat tentang perlindungan, beliau memohon perlindungan..." (HR. Muslim)
Dari hadits ini, kita bisa mengambil beberapa pelajaran penting:
- Membaca Surat yang Sangat Panjang: Rasulullah ﷺ dalam satu rakaat membaca tiga surat terpanjang dalam Al-Qur'an: Al-Baqarah (286 ayat), An-Nisa (176 ayat), dan Ali 'Imran (200 ayat). Totalnya mencapai lebih dari 600 ayat dalam satu malam, bahkan mungkin dalam satu rakaat.
- Membaca dengan Tartil dan Tadabbur: Beliau tidak membaca dengan terburu-buru. Setiap ayat diresapi maknanya. Beliau berinteraksi dengan ayat yang dibaca, bertasbih, berdoa, dan memohon perlindungan.
- Fleksibilitas Urutan Surat: Dalam riwayat ini, beliau membaca An-Nisa' sebelum Ali 'Imran, yang berbeda dari urutan dalam mushaf. Ini menunjukkan adanya keluwesan dalam urutan pembacaan surat.
Tentu saja, praktik Rasulullah ﷺ ini merupakan level tertinggi yang mungkin sulit dicapai oleh kebanyakan dari kita. Namun, ini menjadi motivasi dan teladan bahwa memanjangkan bacaan dalam sholat tahajud adalah sesuatu yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar.
Pilihan Bacaan Surat Sholat Tahajud
Bagi kita yang ingin meneladani sunnah Nabi, ada berbagai pilihan surat yang bisa dibaca sesuai dengan kemampuan hafalan dan kekuatan fisik masing-masing. Tidak ada kewajiban untuk membaca surat tertentu, namun beberapa surat memiliki keutamaan khusus atau sering dibaca oleh para salafush shalih.
1. Surat-Surat Panjang (Bagi yang Mampu)
Bagi yang memiliki hafalan yang kuat dan ingin merasakan nikmatnya berdiri lama di hadapan Allah, membaca surat-surat panjang adalah pilihan terbaik. Ini adalah cara untuk meneladani Rasulullah ﷺ secara lebih dekat.
Surat Al-Baqarah
Surat terpanjang dalam Al-Qur'an ini mencakup hampir seluruh aspek ajaran Islam, mulai dari akidah, ibadah, muamalah, hingga kisah-kisah umat terdahulu. Membacanya dalam sholat tahajud akan membawa kita dalam perjalanan spiritual yang mendalam. Berikut adalah beberapa ayat pembukanya:
الۤمّۤ ۚ ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ اُنْهُمْ يُوْقِنُوْنَۗ اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Alif Lām Mīm. Żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn. Al-lażīna yu'minūna bil-gaibi wa yuqīmūnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqūn. Wal-lażīna yu'minūna bimā unzila ilaika wa mā unzila min qablik, wa bil-ākhirati hum yūqinūn. Ulā'ika ‘alā hudam mir rabbihim wa ulā'ika humul-mufliḥūn.
"Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Baqarah: 1-5)
Merenungi ayat-ayat awal ini saja sudah cukup untuk menguatkan pondasi keimanan kita. Kita diingatkan tentang kriteria orang bertakwa, pilar-pilar keimanan, dan janji keberuntungan dari Allah.
Surat Ali 'Imran
Surat ini banyak membahas tentang keteguhan iman, kisah keluarga 'Imran (termasuk Maryam dan Nabi Isa a.s.), serta pelajaran dari perang Uhud. Membacanya di malam hari dapat mengokohkan hati dalam menghadapi ujian kehidupan.
شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ۗ اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُۗ
Syahidallāhu annahū lā ilāha illā huwa wal-malā'ikatu wa ulul-‘ilmi qā'imam bil-qisṭ, lā ilāha illā huwal-‘azīzul-ḥakīm. Innad-dīna ‘indallāhil-islām.
"Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan. Tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam." (QS. Ali 'Imran: 18-19)
Ayat ini adalah persaksian teragung tentang keesaan Allah. Merenungkannya di keheningan malam akan menumbuhkan rasa takzim dan pengagungan yang luar biasa kepada Allah SWT.
2. Surat-Surat Pilihan Berkeutamaan Khusus
Bagi yang belum mampu membaca surat-surat yang sangat panjang, ada beberapa surat pilihan yang memiliki keutamaan khusus dan sangat dianjurkan untuk dibaca, baik di dalam sholat maupun di luar sholat.
Surat Al-Mulk
Surat ini dikenal sebagai pelindung dari siksa kubur. Rasulullah ﷺ tidak akan tidur sebelum membaca surat ini. Membacanya dalam sholat tahajud adalah amalan yang sangat baik, menggabungkan keutamaan sholat malam dan keutamaan surat Al-Mulk.
تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
Tabārakal-lażī biyadihil-mulku wa huwa ‘alā kulli syai'in qadīr. Al-lażī khalaqal-mauta wal-ḥayāta liyabluwakum ayyukum aḥsanu ‘amalā, wa huwal-‘azīzul-gafūr.
"Mahasuci Allah yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Mulk: 1-2)
Ayat-ayat dalam surat Al-Mulk mengajak kita merenungkan kekuasaan mutlak Allah atas alam semesta, penciptaan langit, bumi, dan hakikat kehidupan sebagai ujian. Ini sangat relevan untuk direnungkan di malam hari.
Surat As-Sajdah
Seperti namanya, di dalam surat ini terdapat ayat sajdah, di mana kita disunnahkan untuk melakukan sujud tilawah. Melakukan sujud di tengah keheningan malam saat membaca firman-Nya adalah bentuk ketundukan yang paling puncak.
اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَّسَبَّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ ۩
Innamā yu'minu bi'āyātinal-lażīna iżā żukkirū bihā kharrū sujjadaw wa sabbaḥū biḥamdi rabbihim wa hum lā yastakbirūn.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat itu), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, dan mereka tidak menyombongkan diri." (QS. As-Sajdah: 15)
Membaca ayat ini dan langsung bersujud adalah implementasi nyata dari keimanan dan kepasrahan kepada Allah. Ini adalah momen yang sangat menyentuh dalam sholat tahajud.
Surat Al-Muzzammil
Surat ini turun di awal kenabian dan berisi perintah langsung kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk bangun di malam hari (qiyamul lail). Membaca surat ini seolah-olah kita sedang menerima panggilan yang sama dari Allah untuk menghidupkan malam dengan ibadah.
يٰٓاَيُّهَا الْمُزَّمِّلُۙ قُمِ الَّيْلَ اِلَّا قَلِيْلًاۙ نِّصْفَهٗٓ اَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيْلًاۙ اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ
Yā ayyuhal-muzzammil. Qumil-laila illā qalīlā. Niṣfahū awinquṣ minhu qalīlā. Aw zid ‘alaihi wa rattilil-qur'āna tartīlā.
"Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk sholat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (separuh) itu. Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan (tartil)." (QS. Al-Muzzammil: 1-4)
Perintah untuk membaca Al-Qur'an dengan tartil dalam ayat ini sangatlah tepat untuk dipraktikkan dalam sholat tahajud, di mana kualitas bacaan dan penghayatan lebih diutamakan daripada kuantitas semata.
3. Surat-Surat dari Juz 'Amma (Bagi Pemula atau yang Hafalannya Terbatas)
Islam adalah agama yang mudah dan tidak memberatkan. Bagi mereka yang baru memulai kebiasaan tahajud atau memiliki hafalan yang terbatas, membaca surat-surat dari Juz 30 (Juz 'Amma) adalah pilihan yang sangat baik dan sama sekali tidak mengurangi nilai ibadah.
Inti dari bacaan surat adalah untuk merenungi firman Allah. Bahkan surat-surat pendek seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas memiliki kandungan tauhid dan permohonan perlindungan yang sangat dahsyat jika dihayati. Mengulang-ulang surat yang sama di setiap rakaat pun diperbolehkan jika itu membantu kekhusyukan.
Beberapa pilihan surat pendek yang sarat makna untuk tahajud:
- Surat Ad-Dhuha & Al-Insyirah: Dua surat ini memberikan penghiburan, optimisme, dan mengingatkan akan nikmat Allah. Sangat cocok dibaca saat hati sedang gundah.
- Surat Al-Qadr: Mengingatkan tentang kemuliaan malam Lailatul Qadr, yang mendorong semangat untuk beribadah di setiap malam.
- Surat Al-'Alaq: Mengingatkan tentang perintah pertama untuk "membaca" dan proses penciptaan manusia dari segumpal darah, menumbuhkan rasa syukur dan kerendahan hati.
- Surat Az-Zalzalah & Al-Qari'ah: Menggambarkan dahsyatnya hari kiamat, yang dapat melembutkan hati yang keras dan mengingatkan akan pertanggungjawaban di akhirat.
Prinsip utamanya adalah: Bacalah apa yang mudah bagimu. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ, "Jika salah seorang dari kalian sholat, hendaklah ia membaca apa yang mudah dari Al-Qur'an." (HR. Bukhari dan Muslim). Kualitas penghayatan jauh lebih penting daripada panjangnya bacaan yang dibaca tanpa pemahaman.
Teknik Membaca Surat Panjang dalam Sholat Tahajud
Bagi yang ingin mencoba membaca surat-surat panjang, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar tidak terasa terlalu berat:
- Membagi Surat dalam Beberapa Rakaat: Anda tidak harus menyelesaikan satu surat panjang dalam satu rakaat. Anda bisa membaginya. Misalnya, pada rakaat pertama membaca separuh surat Al-Mulk, lalu separuh sisanya di rakaat kedua.
- Membaca Sambil Melihat Mushaf: Para ulama memperbolehkan membaca Al-Qur'an langsung dari mushaf (atau gawai) saat melaksanakan sholat sunnah, termasuk tahajud. Hal ini didasarkan pada riwayat bahwa Aisyah radhiyallahu ‘anha sholat diimami oleh budaknya, Dzakwan, yang membaca dari mushaf. Ini adalah solusi bagi mereka yang belum hafal surat-surat panjang.
- Bertahap: Mulailah secara bertahap. Jika hari ini Anda hanya mampu membaca 10 ayat, maka pada hari berikutnya coba tingkatkan menjadi 15 ayat, dan seterusnya. Konsistensi lebih utama daripada kuantitas yang hanya dilakukan sesekali.
Doa Setelah Sholat Tahajud
Setelah menyelesaikan rakaat sholat tahajud dan berwitir, momen berikutnya adalah memanjatkan doa. Ini adalah waktu emas yang sangat sayang untuk dilewatkan. Rasulullah ﷺ mengajarkan sebuah doa yang sangat indah dan komprehensif untuk dibaca setelah sholat tahajud. Doa ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ.
اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ.
Allahumma lakal hamdu anta qayyimus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu laka mulkus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu antal haqqu, wa wa'dukal haqqu, wa liqaa'uka haqqun, wa qauluka haqqun, wal jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wan nabiyyuuna haqqun, wa muhammadun shallallaahu 'alaihi wa sallama haqqun, was saa'atu haqqun.
Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa 'alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu wa maa akhkhartu, wa maa asrartu wa maa a'lantu, antal muqaddimu wa antal mu'akhkhiru, laa ilaaha illaa anta.
"Ya Allah, bagi-Mu segala puji, Engkaulah penegak langit dan bumi serta segala isinya. Bagi-Mu segala puji, milik-Mu kerajaan langit dan bumi serta segala isinya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah cahaya langit dan bumi serta segala isinya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah Yang Maha Benar, janji-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar, firman-Mu benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad ﷺ itu benar, dan hari kiamat itu benar."
"Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakal, hanya kepada-Mu aku kembali, hanya karena-Mu aku berdebat, dan hanya kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan. Engkaulah Yang Terdahulu dan Yang Terakhir. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau."
Doa ini mengandung pengakuan total akan keagungan, kekuasaan, dan kebenaran mutlak milik Allah. Diikuti dengan penyerahan diri secara total dan permohonan ampunan yang tulus. Setelah membaca doa ini, perbanyaklah istighfar, shalawat, dan sampaikanlah hajat-hajat pribadi Anda dalam bahasa apapun yang Anda kuasai, karena Allah Maha Mendengar dan Memahami setiap bisikan hati hamba-Nya.
Kesimpulan: Menemukan Kenikmatan dalam Bacaan Tahajud
Memilih bacaan surat sholat tahajud adalah bagian dari upaya kita untuk mempersembahkan ibadah terbaik kepada Allah SWT. Tidak ada batasan atau keharusan membaca surat tertentu, namun meneladani Rasulullah ﷺ dengan memanjangkan bacaan adalah sebuah keutamaan yang besar.
Mulailah dari kemampuan diri sendiri. Apakah itu surat-surat panjang yang dibagi per rakaat, surat-surat pilihan berkeutamaan khusus, atau surat-surat pendek dari Juz 'Amma. Yang terpenting adalah niat yang tulus, bacaan yang tartil, dan usaha untuk merenungi setiap ayat yang dilantunkan. Di keheningan sepertiga malam terakhir, biarkan lisan kita basah dengan firman-Nya, hati kita bergetar karena maknanya, dan jiwa kita terbang menuju keridhaan-Nya.
Semoga Allah memberikan kita kekuatan dan keistiqomahan untuk menghidupkan malam-malam kita dengan sholat tahajud, menjadikan bacaan Al-Qur'an sebagai penyejuk hati dan cahaya dalam kehidupan kita. Melalui sholat malam, semoga kita diangkat ke tempat yang terpuji, di dunia dan di akhirat.