Panduan Lengkap Bacaan Sholat Sampai Salam

Ilustrasi seseorang dalam posisi sujud sholat Sebuah siluet sederhana yang menggambarkan kekhusyukan dalam sholat melalui gerakan sujud. Ilustrasi seseorang sedang dalam posisi sujud sholat.

Sholat adalah tiang agama Islam, sebuah jembatan komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Melaksanakan sholat dengan tuma'ninah (tenang dan tidak tergesa-gesa) serta memahami setiap bacaan yang diucapkan adalah kunci untuk meraih kekhusyukan. Kekhusyukan inilah yang menjadi ruh dari ibadah sholat, mengubahnya dari sekadar gerakan fisik menjadi sebuah dialog spiritual yang mendalam.

Artikel ini akan memandu Anda secara terperinci, langkah demi langkah, mengenai seluruh bacaan sholat fardhu dari awal hingga akhir. Pembahasan mencakup bacaan dalam tulisan Arab, transliterasi Latin untuk membantu pelafalan, terjemahan dalam Bahasa Indonesia, serta penjelasan makna yang terkandung di dalamnya. Tujuannya adalah agar kita tidak hanya menghafal, tetapi juga meresapi setiap kata yang kita panjatkan kepada Allah.

Persiapan Sebelum Sholat: Niat yang Tulus

Sebelum memulai sholat, seorang Muslim wajib berada dalam keadaan suci dari hadas kecil dan besar. Ini dicapai melalui wudhu atau tayamum jika tidak ada air. Setelah suci, langkah pertama yang paling fundamental adalah Niat. Niat adalah ketetapan hati untuk melaksanakan suatu ibadah, semata-mata karena Allah SWT. Niat tidak wajib diucapkan dengan lisan, namun melafalkannya dapat membantu memantapkan hati. Berikut adalah contoh lafal niat untuk sholat lima waktu.

1. Niat Sholat Subuh (2 Raka'at)

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
"Ushalli fardhas subhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aala." Artinya: "Aku niat sholat fardhu Subuh dua raka'at, menghadap kiblat, saat ini, karena Allah Ta'ala."

Niat ini menegaskan tekad untuk melaksanakan sholat Subuh yang terdiri dari dua raka'at. Menghadap kiblat adalah syarat sah sholat, dan frasa "karena Allah Ta'ala" adalah inti dari keikhlasan, bahwa ibadah ini murni untuk-Nya.

2. Niat Sholat Dzuhur (4 Raka'at)

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
"Ushalli fardhadz dzuhri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aala." Artinya: "Aku niat sholat fardhu Dzuhur empat raka'at, menghadap kiblat, saat ini, karena Allah Ta'ala."

Mirip dengan niat Subuh, niat ini dikhususkan untuk sholat Dzuhur yang berjumlah empat raka'at. Setiap niat sholat disesuaikan dengan waktu dan jumlah raka'atnya, menunjukkan kesadaran penuh atas ibadah yang akan dilakukan.

3. Niat Sholat Ashar (4 Raka'at)

أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
"Ushalli fardhal 'ashri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aala." Artinya: "Aku niat sholat fardhu Ashar empat raka'at, menghadap kiblat, saat ini, karena Allah Ta'ala."

Niat ini ditujukan untuk sholat Ashar, sholat di pertengahan sore, yang juga terdiri dari empat raka'at. Ketegasan dalam niat membantu memfokuskan pikiran dan hati hanya kepada Allah.

4. Niat Sholat Maghrib (3 Raka'at)

أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
"Ushalli fardhal maghribi tsalaatsa raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aala." Artinya: "Aku niat sholat fardhu Maghrib tiga raka'at, menghadap kiblat, saat ini, karena Allah Ta'ala."

Sholat Maghrib memiliki keunikan dengan tiga raka'atnya. Niat ini secara spesifik menyebutkan jumlah tersebut, sebagai penanda dimulainya ibadah di kala senja.

5. Niat Sholat Isya (4 Raka'at)

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
"Ushalli fardhal 'isyaa'i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aala." Artinya: "Aku niat sholat fardhu Isya empat raka'at, menghadap kiblat, saat ini, karena Allah Ta'ala."

Sebagai penutup sholat fardhu harian, niat sholat Isya menegaskan komitmen untuk menunaikan empat raka'at di awal malam, semuanya semata-mata untuk mencari ridha Allah.

Rangkaian Gerakan dan Bacaan Sholat

Setelah niat terpasang di dalam hati, dimulailah rangkaian gerakan dan bacaan sholat yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Setiap gerakan dan ucapan memiliki makna dan hikmahnya tersendiri.

1. Takbiratul Ihram

Sholat dimulai dengan Takbiratul Ihram. Gerakannya adalah mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan takbir. Takbir ini disebut "Ihram" karena setelah mengucapkannya, haram (dilarang) bagi kita untuk melakukan hal-hal di luar gerakan dan bacaan sholat.

اللّٰهُ أَكْبَرُ
"Allahu Akbar" Artinya: "Allah Maha Besar."

Makna dari "Allahu Akbar" saat memulai sholat sangatlah dalam. Dengan ucapan ini, kita mengikrarkan bahwa Allah adalah Yang Maha Besar, dan segala urusan dunia, kekhawatiran, dan kesibukan menjadi kecil di hadapan-Nya. Ini adalah momen untuk melepaskan dunia dan sepenuhnya menghadap kepada Sang Pencipta.

2. Doa Iftitah

Setelah Takbiratul Ihram dan bersedekap (meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di depan dada), disunnahkan untuk membaca Doa Iftitah (doa pembuka). Terdapat beberapa versi doa iftitah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Membaca salah satunya sudah mencukupi. Berikut adalah dua contoh yang paling umum:

Versi Pertama

كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا
"Allaahu akbar kabiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukrataw wa'ashiilaa." Artinya: "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang."

Doa ini adalah bentuk pengagungan dan pujian awal kepada Allah. Kita mengakui kebesaran-Nya yang mutlak, memuji-Nya dengan pujian yang tak terhingga, dan menyucikan-Nya di setiap waktu, baik pagi maupun petang. Ini adalah pembukaan yang indah sebelum memulai dialog inti dengan-Nya melalui Al-Fatihah.

Versi Kedua

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
"Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin." Artinya: "Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan lurus (dan) berserah diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri."

Versi doa ini merupakan deklarasi tauhid yang sangat kuat. Kita menyatakan bahwa seluruh orientasi hidup kita, ibadah, bahkan hidup dan mati kita, dipersembahkan hanya untuk Allah. Ini adalah penegasan komitmen total sebagai seorang Muslim yang berserah diri sepenuhnya, menolak segala bentuk kemusyrikan.

3. Membaca Surat Al-Fatihah

Membaca Surat Al-Fatihah adalah rukun (pilar) sholat. Sholat tidak sah tanpanya. Al-Fatihah disebut juga sebagai "Ummul Qur'an" (Ibu dari Al-Qur'an) karena mengandung intisari dari seluruh ajaran Al-Qur'an. Ini adalah dialog langsung antara hamba dan Tuhannya.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Bismillaahir rahmaanir rahiim." 1. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
"Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin." 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Ar-rahmaanir rahiim." 3. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
"Maaliki yaumid diin." 4. Pemilik hari pembalasan.
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
"Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin." 5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
"Ihdinash shiraathal mustaqiim." 6. Tunjukilah kami jalan yang lurus.
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
"Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin." 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Setelah membaca Al-Fatihah, disunnahkan mengucapkan "Aamiin", yang berarti "Kabulkanlah, ya Allah." Dalam sebuah hadis qudsi, Allah menjawab setiap ayat Al-Fatihah yang dibaca hamba-Nya, menjadikan momen ini sangat interaktif dan personal.

4. Membaca Surat Pendek

Setelah Al-Fatihah pada raka'at pertama dan kedua, disunnahkan untuk membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Pemilihan surat bersifat bebas, namun dianjurkan untuk membaca surat-surat pendek yang telah dihafal dengan baik. Contohnya adalah Surat Al-Ikhlas.

Contoh: Surat Al-Ikhlas

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
"Qul huwallaahu ahad. Allaahush shamad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad." Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"

Membaca surat pendek menambah pahala dan memberikan kesempatan untuk merenungkan lebih banyak ayat-ayat Allah dalam sholat.

5. Ruku'

Setelah selesai membaca surat pendek, angkat kembali kedua tangan sambil mengucapkan "Allahu Akbar", lalu membungkuk untuk melakukan ruku'. Posisi ruku' yang sempurna adalah punggung lurus sejajar dengan lantai, kepala tidak menunduk atau mendongak, dan kedua telapak tangan memegang lutut. Dalam posisi ini, kita membaca doa tasbih.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
"Subhaana rabbiyal 'adziimi wa bihamdih." (Dibaca 3 kali) Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."

Gerakan ruku' adalah simbol ketundukan dan pengagungan. Dengan membungkukkan badan, kita merendahkan diri di hadapan keagungan Allah SWT. Bacaan tasbih di dalamnya adalah penegasan atas kesucian dan keagungan-Nya, bahwa Dia bebas dari segala kekurangan dan sifat yang tidak layak bagi-Nya.

6. I'tidal

Setelah ruku', bangkit untuk berdiri tegak kembali. Gerakan ini disebut I'tidal. Sambil bangkit, bacalah:

سَمِعَ اللّٰهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
"Sami'allaahu liman hamidah." Artinya: "Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya."

Ketika telah berdiri tegak sempurna, lanjutkan dengan membaca:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمٰوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
"Rabbanaa lakal hamdu mil'as samaawaati wa mil'al ardhi wa mil'a maa syi'ta min syai'in ba'du." Artinya: "Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."

I'tidal adalah momen untuk meresapi bahwa pujian kita didengar oleh Allah. Bacaan "Rabbana lakal hamdu" adalah respons kita atas pendengaran Allah tersebut. Kita memuji-Nya dengan pujian yang agung, seluas langit dan bumi, sebagai pengakuan bahwa hanya Dia yang berhak atas segala bentuk pujian.

7. Sujud

Dari posisi I'tidal, turunlah untuk sujud sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Sujud adalah puncak dari ketundukan dan kerendahan diri seorang hamba. Tujuh anggota badan harus menyentuh lantai: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki. Dalam posisi yang paling dekat dengan Allah ini, bacalah tasbih:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
"Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih." (Dibaca 3 kali) Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."

Ketika dahi, bagian tubuh yang paling mulia, diletakkan di tempat yang paling rendah (lantai), kita sedang menyatakan kehinaan diri di hadapan ketinggian Allah SWT. Bacaan tasbih ini mengafirmasi bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Tinggi, sementara kita adalah hamba-Nya yang paling membutuhkan.

8. Duduk di Antara Dua Sujud

Setelah sujud pertama, bangkit untuk duduk sejenak sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Posisi duduk ini disebut duduk iftirasy, yaitu duduk di atas telapak kaki kiri, sementara telapak kaki kanan ditegakkan. Dalam posisi ini, kita memanjatkan salah satu doa yang paling komprehensif dalam sholat.

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ
"Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii." Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."

Doa ini mencakup permohonan ampunan, kasih sayang, perbaikan kekurangan, peningkatan derajat, rezeki, hidayah, kesehatan, dan pemaafan. Ini adalah rangkuman dari semua kebutuhan dasar manusia, baik untuk dunia maupun akhirat, yang kita panjatkan dalam momen singkat di antara dua sujud.

9. Sujud Kedua

Setelah membaca doa di atas, lakukan sujud kedua sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Bacaan dan gerakannya sama persis dengan sujud pertama. Ini adalah penegasan kembali atas ketundukan dan pengagungan kita kepada Allah.

Rangkaian dari Takbiratul Ihram hingga sujud kedua ini menyelesaikan satu raka'at. Untuk raka'at selanjutnya, bangkit berdiri sambil mengucapkan "Allahu Akbar" dan ulangi gerakan serta bacaan mulai dari Surat Al-Fatihah.

Bacaan Tasyahud (Tahiyat)

Tasyahud dibaca dalam posisi duduk pada raka'at kedua (Tasyahud Awal) dan raka'at terakhir (Tasyahud Akhir) sebelum salam.

1. Tasyahud Awal

Pada akhir raka'at kedua sholat yang memiliki lebih dari dua raka'at (Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya), kita melakukan duduk Tasyahud Awal. Posisinya sama seperti duduk di antara dua sujud (iftirasy). Bacaannya adalah sebagai berikut:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلّٰهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَىٰ عِبَادِ اللّٰهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ
"Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah." Artinya: "Segala kehormatan, keberkahan, rahmat, dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

Bacaan ini pada hakikatnya adalah dialog yang terjadi saat peristiwa Isra' Mi'raj antara Rasulullah SAW dengan Allah SWT, serta para malaikat. Ini adalah salam penghormatan kepada Allah, kepada Nabi Muhammad SAW, dan kepada seluruh hamba Allah yang saleh. Diakhiri dengan dua kalimat syahadat, penegasan kembali pondasi keimanan kita.

2. Tasyahud Akhir

Pada raka'at terakhir setiap sholat, kita melakukan duduk Tasyahud Akhir. Posisinya sedikit berbeda, disebut duduk tawarruk, yaitu kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di atas lantai. Bacaannya dimulai dengan bacaan Tasyahud Awal, kemudian dilanjutkan dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW (Shalawat Ibrahimiyah).

Lanjutan Setelah Bacaan Tasyahud Awal:

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّdنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
"Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad. Kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa ibraahiim. Wa baarik 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad. Kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa ibraahiim, fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid." Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim, dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim, dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."

Shalawat ini adalah bentuk cinta dan penghormatan kita kepada Rasulullah SAW. Kita memohon kepada Allah agar memberikan rahmat dan keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Allah telah memberikannya kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, dua nabi yang memiliki kedudukan sangat mulia.

3. Doa Sebelum Salam

Setelah selesai membaca shalawat Ibrahimiyah dan sebelum mengakhiri sholat dengan salam, disunnahkan untuk membaca doa perlindungan dari empat perkara besar.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
"Allaahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabi jahannam, wa min 'adzaabil qabri, wa min fitnatil mahyaa wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal." Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal."

Ini adalah doa permohonan perlindungan yang sangat penting, mencakup azab di akhirat (neraka dan kubur), ujian selama hidup dan menjelang ajal, serta fitnah terbesar di akhir zaman, yaitu Dajjal. Membacanya menunjukkan kesadaran kita akan bahaya-bahaya tersebut dan kepasrahan kita memohon perlindungan hanya kepada Allah.

Penutup Sholat: Salam

Sholat diakhiri dengan mengucapkan salam. Gerakannya adalah menolehkan kepala ke kanan hingga pipi kanan terlihat dari belakang, kemudian menoleh ke kiri hingga pipi kiri terlihat dari belakang.

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
"Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaah." Artinya: "Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu."

Salam yang diucapkan ke kanan dan ke kiri ini adalah doa yang kita tujukan kepada malaikat pencatat amal (Raqib dan Atid) serta kepada sesama Muslim yang mungkin sholat di samping kita. Salam adalah penutup sholat yang indah, menebarkan doa keselamatan dan rahmat kepada sekitar, menandakan bahwa seorang Muslim selalu membawa kedamaian.

Dengan selesainya salam, maka berakhirlah rangkaian ibadah sholat. Memahami setiap lafal yang terucap dan setiap gerakan yang dilakukan adalah jalan untuk menghadirkan hati dan pikiran, mengubah sholat dari sebuah rutinitas menjadi pengalaman spiritual yang memperkuat iman dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga panduan ini bermanfaat dalam upaya kita bersama untuk menyempurnakan ibadah sholat kita.

🏠 Kembali ke Homepage