Panduan Terlengkap Bacaan Sholat Isya

Ilustrasi masjid di malam hari dengan bulan sabit, melambangkan waktu Sholat Isya.

Sholat Isya adalah salah satu dari lima sholat fardhu yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang telah baligh dan berakal. Sholat ini memiliki keutamaan yang besar, dilaksanakan pada awal waktu malam, menjadi penutup rangkaian ibadah wajib harian sebelum beristirahat. Melaksanakan sholat Isya dengan khusyuk, memahami setiap bacaan yang dilantunkan, adalah kunci untuk meraih kedekatan dengan Allah SWT dan merasakan ketenangan jiwa.

Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan terperinci setiap bacaan dalam sholat Isya, mulai dari niat hingga salam, beserta artinya. Tujuannya adalah untuk membantu kita semua tidak hanya sekadar menggugurkan kewajiban, tetapi juga menghayati makna agung di balik setiap gerakan dan lafaz yang kita ucapkan, sehingga sholat kita menjadi lebih berkualitas dan bermakna.

Persiapan Sebelum Sholat: Wudhu dan Niat

Sebelum memulai sholat, kesucian adalah syarat mutlak. Ini dicapai dengan berwudhu, yaitu proses menyucikan diri dari hadas kecil. Proses wudhu bukan hanya sekadar membasuh anggota tubuh, melainkan sebuah ibadah yang penuh makna, membersihkan dosa-dosa kecil yang mungkin melekat.

Dimulai dengan niat berwudhu di dalam hati, lalu membaca basmalah, membasuh kedua telapak tangan, berkumur-kumur, membersihkan lubang hidung, membasuh wajah, membasuh kedua tangan hingga siku, mengusap sebagian kepala, membersihkan kedua telinga, dan diakhiri dengan membasuh kedua kaki hingga mata kaki. Setiap gerakan dilakukan dengan tertib dan sempurna, sebagai wujud ketaatan dan persiapan menghadap Sang Pencipta.

Niat Sholat Isya

Niat adalah pilar utama dalam setiap ibadah. Niat membedakan antara rutinitas dan ibadah, antara gerakan biasa dan penghambaan kepada Allah. Niat sholat Isya diucapkan dalam hati bersamaan dengan gerakan Takbiratul Ihram. Lafaz niat bisa berbeda tergantung pada posisi kita dalam sholat (sendiri, menjadi imam, atau menjadi makmum).

1. Niat Sholat Isya Sendiri (Munfarid)

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'isyaa'i arba'a raka'aatim mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aala.

Artinya: "Aku niat melaksanakan sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala."

2. Niat Sholat Isya Sebagai Imam

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'isyaa'i arba'a raka'aatim mustaqbilal qiblati adaa'an imaaman lillaahi ta'aala.

Artinya: "Aku niat melaksanakan sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."

3. Niat Sholat Isya Sebagai Makmum

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'isyaa'i arba'a raka'aatim mustaqbilal qiblati adaa'an ma'muuman lillaahi ta'aala.

Artinya: "Aku niat melaksanakan sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."

Urutan Gerakan dan Bacaan Sholat Isya (Rakaat per Rakaat)

Sholat Isya terdiri dari empat rakaat. Berikut adalah panduan lengkap untuk setiap gerakan dan bacaannya.

Rakaat Pertama

1. Takbiratul Ihram

Gerakan ini adalah pembuka sholat. Dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan takbir. Inilah momen di mana kita "mengharamkan" segala urusan duniawi dan memfokuskan seluruh jiwa dan raga hanya kepada Allah.

اللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar.

Artinya: "Allah Maha Besar."

Penghayatan: Saat mengucapkan "Allahu Akbar", tanamkan dalam hati bahwa Allah lebih besar dari segala masalah, kekhawatiran, kesenangan, dan segala sesuatu yang ada di dunia ini. Kita tinggalkan semua itu di belakang dan menghadap sepenuhnya kepada Yang Maha Agung.

2. Doa Iftitah

Setelah Takbiratul Ihram dan bersedekap, disunnahkan membaca doa Iftitah. Ada beberapa versi doa Iftitah, salah satu yang paling umum dibaca adalah sebagai berikut.

كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.

Kabiiran wal hamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.

Artinya: "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan itulah aku diperintahkan, dan aku termasuk golongan orang-orang Muslim."

3. Membaca Surat Al-Fatihah

Al-Fatihah adalah rukun sholat. Membacanya adalah wajib di setiap rakaat. Surat ini adalah "induk" dari Al-Qur'an, berisi pujian, pengagungan, dan permohonan kepada Allah.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ.

Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. Ar rahmaanir rahiim. Maaliki yaumid diin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin.

Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

4. Membaca Surat Pendek

Setelah Al-Fatihah, disunnahkan untuk membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Pada rakaat pertama dan kedua, bacaan surat biasanya lebih panjang dibandingkan rakaat ketiga dan keempat.

5. Ruku'

Setelah selesai membaca surat pendek, angkat tangan untuk takbir lalu membungkuk dengan punggung lurus sejajar lantai. Kedua telapak tangan memegang lutut. Pandangan mata tertuju ke tempat sujud.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiyal 'adziimi wa bihamdih.

Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."

Bacaan ini diulang sebanyak tiga kali.

Penghayatan: Dalam posisi ruku', kita menundukkan fisik kita serendah-rendahnya sebagai simbol ketundukan hati kepada Keagungan Allah. Ucapan "Subhaana rabbiyal 'adziim" adalah pengakuan mutlak akan kebesaran-Nya yang tiada tara.

6. I'tidal

Bangkit dari ruku' dengan mengangkat kedua tangan sambil membaca bacaan I'tidal.

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami'allaahu liman hamidah.

Artinya: "Allah Maha Mendengar pujian orang yang memuji-Nya."

Setelah berdiri tegak, lanjutkan dengan membaca:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil-ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du.

Artinya: "Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."

7. Sujud

Turun dari posisi I'tidal untuk bersujud. Sujud adalah puncak ketundukan seorang hamba. Tujuh anggota badan menyentuh lantai: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih.

Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."

Bacaan ini diulang sebanyak tiga kali.

Penghayatan: Saat sujud, kita meletakkan bagian tubuh kita yang paling mulia, yaitu dahi, di tempat yang paling rendah. Ini adalah simbol penghambaan total, mengakui bahwa hanya Allah Yang Maha Tinggi, sementara kita adalah makhluk yang hina dan lemah di hadapan-Nya. Inilah posisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya.

8. Duduk di Antara Dua Sujud

Bangkit dari sujud untuk duduk iftirasy (telapak kaki kiri diduduki dan telapak kaki kanan ditegakkan). Sambil duduk, bacalah doa berikut.

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.

Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, cukupkanlah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."

Doa ini adalah permohonan yang sangat komprehensif, mencakup segala aspek kebaikan dunia dan akhirat.

9. Sujud Kedua

Lakukan sujud kedua dengan gerakan dan bacaan yang sama seperti sujud pertama.

Setelah sujud kedua, bangkit berdiri untuk melanjutkan rakaat kedua, diawali dengan takbir.

Rakaat Kedua

Rakaat kedua dilaksanakan dengan gerakan dan bacaan yang sama persis dengan rakaat pertama, mulai dari membaca Al-Fatihah, surat pendek, ruku', i'tidal, hingga dua kali sujud.

Perbedaan utama terletak pada akhir rakaat kedua. Setelah sujud kedua, kita tidak langsung berdiri, melainkan melakukan duduk Tasyahud Awal.

Duduk Tasyahud Awal (Tahiyat Awal)

Posisi duduknya sama seperti duduk di antara dua sujud (iftirasy). Jari telunjuk tangan kanan menunjuk ke depan (arah kiblat) saat membaca syahadat.

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّاللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

At-tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad.

Artinya: "Segala penghormatan, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad."

Setelah selesai membaca Tasyahud Awal, bangkit berdiri untuk melanjutkan rakaat ketiga, diiringi dengan takbir.

Rakaat Ketiga

Pada rakaat ketiga, gerakannya sama, namun setelah Takbiratul Ihram untuk berdiri, kita hanya membaca Surat Al-Fatihah saja, tanpa diikuti oleh surat pendek. Ini adalah pendapat mayoritas ulama. Setelah Al-Fatihah, langsung lanjutkan ke gerakan ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua. Kemudian, berdiri lagi untuk rakaat keempat.

Rakaat Keempat

Rakaat keempat juga sama seperti rakaat ketiga. Hanya membaca Surat Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan ruku', i'tidal, dan dua kali sujud. Setelah sujud kedua pada rakaat keempat, kita akan melakukan duduk Tasyahud Akhir.

Duduk Tasyahud Akhir (Tahiyat Akhir)

Posisi duduk pada Tasyahud Akhir berbeda, yaitu duduk tawarruk. Caranya, kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan pantat duduk langsung di lantai. Bacaan Tasyahud Akhir adalah bacaan Tasyahud Awal yang dilanjutkan dengan Shalawat Ibrahimiyah.

1. Bacaan Tahiyat

Dimulai dengan bacaan yang sama seperti pada Tasyahud Awal.

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّbَاتُ ِللهِ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّاللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ.

At-tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah.

2. Bacaan Shalawat Ibrahimiyah

Setelah bacaan tahiyat di atas, dilanjutkan dengan shalawat kepada Nabi Ibrahim AS.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad, kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa Ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahiim, wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad, kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa Ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahiim, fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."

3. Doa Perlindungan Sebelum Salam

Sebelum mengakhiri sholat dengan salam, disunnahkan untuk membaca doa memohon perlindungan dari empat perkara.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Allaahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabi jahannama, wa min 'adzaabil qabri, wa min fitnatil mahyaa wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal."

10. Salam

Salam adalah penutup sholat. Dilakukan dengan menolehkan kepala ke kanan terlebih dahulu, lalu ke kiri, sambil mengucapkan salam.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaah.

Artinya: "Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah atas kalian."

Dengan mengucapkan salam, maka selesailah rangkaian sholat Isya. Segala hal yang tadinya diharamkan saat sholat (seperti berbicara dan makan) kini kembali diperbolehkan.

Dzikir dan Doa Setelah Sholat Isya

Setelah menyelesaikan sholat fardhu, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak pergi. Luangkan waktu sejenak untuk berdzikir dan berdoa, karena saat setelah sholat adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Berikut adalah rangkaian dzikir yang umum diamalkan:

  1. Membaca Istighfar (3 kali)

    أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

    Astaghfirullahal 'adziim.

    Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

  2. Membaca Doa Keselamatan

    اللّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ

    Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.

    Artinya: "Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang Maha Pemberi Keselamatan), dan dari-Mulah keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Pemilik Keagungan dan Kemuliaan."

  3. Membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir (masing-masing 33 kali)
    • Tasbih: سُبْحَانَ اللهِ (Subhanallah - Maha Suci Allah)
    • Tahmid: الْحَمْدُ ِللهِ (Alhamdulillah - Segala Puji Bagi Allah)
    • Takbir: اللهُ أَكْبَرُ (Allahu Akbar - Allah Maha Besar)
  4. Ditutup dengan Tahlil

    Setelah selesai 99 dzikir, sempurnakan menjadi 100 dengan membaca:

    لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

    Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiit, wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir.

    Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia yang menghidupkan dan mematikan. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

  5. Membaca Ayat Kursi

    Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255) setelah sholat fardhu memiliki keutamaan yang sangat besar.

    اَللهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖ ۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ ۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

    Artinya: "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar."

  6. Berdoa

    Setelah selesai berdzikir, inilah saatnya memanjatkan doa pribadi kepada Allah SWT. Mintalah segala hajat, ampunan, dan kebaikan dunia akhirat dengan penuh harap dan kerendahan hati.

Keutamaan Menjaga Sholat Isya

Sholat Isya memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Waktunya yang berada di kegelapan malam seringkali menjadi tantangan tersendiri untuk melaksanakannya, sehingga pahala bagi yang menjaganya pun sangat besar.

Dengan memahami setiap detail bacaan dan keutamaan sholat Isya, semoga kita semakin termotivasi untuk melaksanakannya dengan lebih baik, lebih khusyuk, dan lebih istiqamah. Sholat bukan lagi sekadar kewajiban, melainkan kebutuhan ruhani, momen berdialog dengan Sang Pencipta, dan sumber ketenangan sejati di tengah hiruk pikuk kehidupan.

🏠 Kembali ke Homepage