Panduan Bacaan Sholat Dhuha Lengkap Beserta Tata Caranya

Mulai dari Niat, Bacaan Surat, hingga Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki

Ilustrasi Sholat Dhuha Gambar matahari terbit di atas siluet masjid, melambangkan waktu pagi hari untuk Sholat Dhuha. Ilustrasi matahari terbit di atas masjid sebagai simbol Sholat Dhuha.

Saat fajar menyingsing dan mentari mulai meninggi, ada satu waktu istimewa yang penuh berkah, sebuah kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Waktu tersebut adalah waktu Dhuha. Sholat Dhuha adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah mu'akkadah) oleh Rasulullah SAW, menyimpan segudang keutamaan yang luar biasa, terutama sebagai pembuka pintu rezeki dan penggugur dosa. Artikel ini akan menjadi panduan Anda yang paling komprehensif untuk memahami dan mengamalkan bacaan sholat dhuha lengkap, dari niat hingga doa penutupnya.

Memahami Hakikat Sholat Dhuha

Sebelum melangkah ke tata cara dan bacaannya, penting bagi kita untuk memahami esensi dari Sholat Dhuha. Sholat ini bukan sekadar rutinitas, melainkan wujud syukur seorang hamba atas nikmat pagi yang diberikan Allah. Ia juga dikenal dengan nama Sholat Awwabin, yaitu sholatnya orang-orang yang taat dan kembali kepada Allah.

Hukum dan Dasar Pelaksanaan Sholat Dhuha

Hukum melaksanakan Sholat Dhuha adalah sunnah mu'akkadah, artinya sunnah yang sangat ditekankan dan hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW. Banyak hadits yang menjadi landasan kuat anjuran sholat ini.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat shalat Dhuha, dan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Wasiat langsung dari Rasulullah SAW kepada sahabatnya menunjukkan betapa penting dan istimewanya amalan ini. Ini bukan sekadar anjuran biasa, melainkan sebuah pesan cinta dari Nabi kepada umatnya untuk meraih kebaikan dunia dan akhirat.

Waktu Terbaik Melaksanakan Sholat Dhuha

Waktu pelaksanaan Sholat Dhuha terbentang cukup panjang, dimulai sejak matahari terbit setinggi tombak hingga sesaat sebelum masuk waktu sholat Dzuhur. Namun, ada waktu yang paling utama (afdhal) untuk melaksanakannya.

  • Awal Waktu: Sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit (waktu syuruq).
  • Akhir Waktu: Sekitar 15 menit sebelum masuk waktu Dzuhur. Waktu ini disebut waktu istiwa', di mana matahari tepat di atas kepala dan tidak dianjurkan untuk sholat.
  • Waktu Paling Utama (Afdhal): Ketika matahari sudah mulai terasa panas atau saat anak unta mulai kepanasan dan bangkit dari tempat duduknya. Ini biasanya terjadi sekitar pukul 9 pagi hingga pukul 11 siang.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sholat Awwabin (orang-orang yang kembali kepada Allah) adalah ketika anak unta mulai kepanasan.” (HR. Muslim)

Melaksanakannya di waktu terbaik ini mengandung makna ketaatan yang lebih dalam, di saat banyak orang sedang sibuk memulai aktivitas duniawinya, kita memilih untuk sejenak berhenti dan menghadap Sang Pencipta.

Jumlah Rakaat Sholat Dhuha

Sholat Dhuha memiliki jumlah rakaat yang fleksibel, sehingga memudahkan siapa saja untuk mengamalkannya sesuai kemampuan.

  • Minimal: 2 rakaat. Ini adalah jumlah paling sedikit dan sudah mencukupi keutamaan sedekah seluruh sendi.
  • Pertengahan: 4, 6, atau 8 rakaat. Melaksanakan 4 rakaat memiliki keutamaan dicukupkan rezekinya pada hari itu.
  • Maksimal: Sebagian ulama berpendapat 8 rakaat, dan ada juga yang berpendapat 12 rakaat, berdasarkan hadits yang menyebutkan keutamaan dibangunkan istana dari emas di surga.

Pelaksanaannya dilakukan dengan salam pada setiap dua rakaat. Jadi, jika Anda ingin melaksanakan 8 rakaat, Anda melakukannya sebanyak 4 kali sholat (2 rakaat + salam, 2 rakaat + salam, 2 rakaat + salam, 2 rakaat + salam).

Keutamaan Agung Sholat Dhuha

Motivasi terbesar dalam beribadah adalah mengharap ridha Allah dan ganjaran yang telah dijanjikan-Nya. Sholat Dhuha menawarkan berbagai keutamaan yang sangat menakjubkan.

1. Sedekah untuk 360 Sendi Tubuh

Setiap pagi, kita memiliki kewajiban untuk bersedekah atas setiap sendi dalam tubuh kita sebagai bentuk syukur. Sholat Dhuha menjadi cara yang paling mudah untuk menunaikan kewajiban ini.

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu, Nabi SAW bersabda: “Pada pagi hari, setiap ruas tulang salah seorang di antara kalian wajib disedekahi. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang dari kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat dicukupi dengan dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha.” (HR. Muslim)

Bayangkan, dengan dua rakaat yang tidak lebih dari 10 menit, kita telah menunaikan hak sedekah untuk 360 sendi dalam tubuh kita. Sungguh sebuah kemurahan yang luar biasa dari Allah SWT.

2. Kunci Pembuka Pintu Rezeki

Ini adalah salah satu keutamaan yang paling dikenal luas. Sholat Dhuha diyakini sebagai magnet rezeki. Hal ini didasarkan pada Hadits Qudsi yang agung.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi)

Kata "Aku cukupkan untukmu" memiliki makna yang sangat luas. Allah akan mencukupkan rezekinya, menjaganya dari musibah, melindunginya dari keburukan, dan memudahkan segala urusannya hingga sore hari. Ini adalah jaminan langsung dari Allah bagi mereka yang menjaga sholat Dhuha-nya.

3. Pengampunan Dosa-Dosa

Sebagai manusia, kita tidak luput dari dosa. Sholat Dhuha menjadi salah satu wasilah untuk memohon ampunan dan menggugurkan dosa-dosa yang telah lalu.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang menjaga shalat Dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Amalan yang ringan namun memiliki ganjaran pengampunan dosa yang begitu besar ini seharusnya menjadi penyemangat kita untuk tidak pernah meninggalkannya.

4. Dibangunkan Istana di Surga

Bagi mereka yang mampu istiqamah melaksanakannya secara maksimal, Allah menjanjikan ganjaran yang tak ternilai di akhirat kelak.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa shalat Dhuha dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah istana dari emas di surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Tata Cara dan Bacaan Sholat Dhuha Lengkap

Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk melaksanakan Sholat Dhuha, disertai dengan bacaan yang lengkap dalam tulisan Arab, transliterasi, dan terjemahannya.

Langkah 1: Niat Sholat Dhuha

Niat adalah rukun pertama dan terpenting dalam setiap ibadah. Niat sesungguhnya berada di dalam hati. Namun, melafalkannya (talaffudz) dapat membantu untuk memantapkan hati dan konsentrasi. Niat dilakukan bersamaan dengan Takbiratul Ihram.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatad dhahâ rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: "Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala."

Langkah 2: Takbiratul Ihram dan Doa Iftitah

Setelah niat, angkat kedua tangan seraya mengucapkan "Allahu Akbar". Kemudian, sedekapkan tangan dan bacalah Doa Iftitah.

اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Allâhu akbar kabîran wal hamdu lillâhi katsîran wa subhânallâhi bukratan wa ashîlâ. Innî wajjahtu wajhiya lilladzî fatharas samâwâti wal ardha hanîfan musliman wa mâ ana minal musyrikîn. Inna shalâtî wa nusukî wa mahyâya wa mamâtî lillâhi rabbil ‘âlamîn. Lâ syarîka lahu wa bidzâlika umirtu wa ana minal muslimîn.

Artinya: "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan Semesta Alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan dengan yang demikian itulah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri."

Langkah 3: Rakaat Pertama

  1. Membaca Surat Al-Fatihah. Ini adalah rukun qauli yang wajib dibaca dalam setiap rakaat.
  2. Membaca Surat Pendek. Setelah Al-Fatihah, dianjurkan untuk membaca surat-surat tertentu. Untuk rakaat pertama, sangat dianjurkan membaca Surat Asy-Syams.

    بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ. وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ. وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰىهَاۖ. وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ. وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰىهَاۖ. وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰىهَاۖ. وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ. فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ. قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ. وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ

    Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Wasy-syamsi wa ḍuḥāhā. Wal-qamari iżā talāhā. Wan-nahāri iżā jallāhā. Wal-laili iżā yagsyāhā. Was-samā'i wa mā banāhā. Wal-arḍi wa mā ṭaḥāhā. Wa nafsiw wa mā sawwāhā. Fa alhamahā fujūrahā wa taqwāhā. Qad aflaḥa man zakkāhā. Wa qad khāba man dassāhā.

    Artinya: "Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, demi bulan apabila mengiringinya, demi siang apabila menampakkannya, demi malam apabila menutupinya, demi langit serta pembinaannya, demi bumi serta penghamparannya, dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya."

  3. Ruku' dengan tuma'ninah sambil membaca:
    سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ (Subhaana robbiyal 'adziimi wa bihamdih) sebanyak 3 kali.
  4. I'tidal dengan tuma'ninah sambil membaca:
    سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ (Sami'allaahu liman hamidah, robbanaa lakal hamdu).
  5. Sujud dengan tuma'ninah sambil membaca:
    سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ (Subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih) sebanyak 3 kali.
  6. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah sambil membaca:
    رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ (Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii).
  7. Sujud kedua dengan bacaan yang sama seperti sujud pertama.

Langkah 4: Rakaat Kedua

  1. Bangun dari sujud untuk berdiri ke rakaat kedua.
  2. Membaca Surat Al-Fatihah.
  3. Membaca Surat Pendek. Pada rakaat kedua, dianjurkan membaca Surat Ad-Dhuha sebagai pasangan dari Surat Asy-Syams.

    بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَالضُّحٰىۙ. وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ. مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ. وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ. وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ. اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ. وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ. وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ. فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ. وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْۗ. وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ

    Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Waḍ-ḍuḥā. Wal-laili iżā sajā. Mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā. Wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ūlā. Wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā. Alam yajidka yatīman fa āwā. Wa wajadaka ḍāllan fa hadā. Wa wajadaka 'ā'ilan fa agnā. Fa ammal-yatīma falā taqhar. Wa ammas-sā'ila falā tanhar. Wa ammā bini'mati rabbika fa ḥaddiṡ.

    Artinya: "Demi waktu Dhuha (ketika matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu, dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya). Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)."

  4. Lakukan Ruku', I'tidal, Sujud, Duduk di antara dua sujud, dan Sujud kedua seperti pada rakaat pertama.
  5. Tasyahud Akhir. Setelah sujud kedua, duduk tawarruk dan bacalah Tasyahud (Tahiyat) Akhir.

    اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلهِ، اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

    At-tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad, kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa Ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahiim. Wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad, kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa Ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahiim, fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.

Langkah 5: Salam

Akhiri sholat dengan menoleh ke kanan sambil mengucapkan "Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaah", kemudian menoleh ke kiri dengan ucapan yang sama.

Jika Anda ingin melaksanakan sholat lebih dari dua rakaat (misalnya 4, 6, atau 8 rakaat), ulangi langkah-langkah di atas untuk setiap dua rakaat.

Doa Mustajab Setelah Sholat Dhuha

Setelah menyelesaikan sholat, jangan terburu-buru beranjak. Luangkan waktu sejenak untuk berdzikir dan memanjatkan doa. Ada sebuah doa khusus yang sangat dianjurkan untuk dibaca setelah Sholat Dhuha. Doa ini mengandung pujian kepada Allah dan permohonan rezeki yang sangat komprehensif.

اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَآؤُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِى اْلأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ، آتِنِيْ مَا أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.

Allâhumma innad dhuhâ-a dhuhâ-uka, wal bahâ-a bahâ-uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ‘ishmatuka. Allâhumma in kâna rizkî fis samâ-i fa anzilhu, wa in kâna fil ardhi fa akhrijhu, wa in kâna mu‘assaran fa yassirhu, wa in kâna harâman fa thahhirhu, wa in kâna ba‘îdan fa qarribhu, bi haqqi dhuhâ-ika wa bahâ-ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika, âtinî mâ âtaita ‘ibâdakash shâlihîn.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu.

Ya Allah, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, jika berada di dalam bumi maka keluarkanlah, jika sukar maka mudahkanlah, jika haram maka sucikanlah, jika jauh maka dekatkanlah, dengan kebenaran Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."

Makna Mendalam dari Doa Setelah Sholat Dhuha

Doa ini bukanlah sekadar rangkaian kata. Ia memiliki makna filosofis yang sangat dalam.

Bagian Pertama: Pengakuan Totalitas Milik Allah.
Dengan menyebut "Dhuha adalah Dhuha-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu...", kita mengawali doa dengan adab tertinggi: mengakui bahwa segala sesuatu di alam semesta ini adalah milik Allah. Kita menafikan kepemilikan diri sendiri dan mengembalikan semuanya kepada Sang Pemilik Sejati. Ini adalah bentuk tauhid dan kepasrahan total.

Bagian Kedua: Permohonan Rezeki yang Menyeluruh.
Bagian ini menunjukkan betapa komprehensifnya Islam dalam mengajarkan kita berdoa. Kita memohon rezeki dalam segala kondisinya:

  • "Jika di langit, turunkanlah": Memohon rezeki yang belum terlihat, yang masih dalam ranah ghaib atau rencana Allah.
  • "Jika di bumi, keluarkanlah": Memohon agar Allah menampakkan rezeki yang mungkin sudah ada di sekitar kita namun tersembunyi, seperti peluang usaha, pekerjaan, atau koneksi.
  • "Jika sukar, mudahkanlah": Permohonan agar segala proses dalam menjemput rezeki diberi kelancaran dan dihilangkan hambatannya.
  • "Jika haram, sucikanlah": Permohonan yang sangat penting agar rezeki yang kita dapatkan terbebas dari unsur syubhat dan haram, sehingga menjadi berkah.
  • "Jika jauh, dekatkanlah": Memohon agar rezeki yang secara geografis atau prosesnya terasa jauh menjadi mudah dijangkau.
Dengan memanjatkan doa ini, kita menyerahkan seluruh urusan rezeki kita kepada Allah Yang Maha Kaya dan Maha Mengatur.

Penutup: Jadikan Dhuha Kebiasaan Indah

Sholat Dhuha adalah hadiah istimewa dari Allah untuk umat-Nya. Ia adalah oase spiritual di tengah kesibukan pagi, sebuah jeda untuk mengisi ulang energi iman sebelum melanjutkan perjuangan hidup. Keutamaannya yang luar biasa, mulai dari sedekah seluruh sendi, jaminan kecukupan rezeki, pengampunan dosa, hingga janji istana di surga, seharusnya menjadi motivasi yang lebih dari cukup untuk kita mengamalkannya.

Mulailah dari yang paling ringan, yaitu dua rakaat. Lakukan secara konsisten dan istiqamah. Rasakan ketenangan batin dan keberkahan yang mengalir dalam hari-hari Anda. Semoga panduan bacaan sholat dhuha lengkap ini bermanfaat dan memudahkan kita semua untuk meraih cinta dan ridha Allah SWT. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage