Panduan Lengkap Bacaan Setelah Sholat Witir

Ilustrasi untaian tasbih sebagai simbol dzikir dan ibadah Ilustrasi untaian tasbih berwarna hijau sebagai simbol dzikir dan ibadah setelah sholat.

Sholat Witir adalah ibadah penutup rangkaian sholat malam yang memiliki kedudukan istimewa. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya, baik saat sedang di rumah maupun dalam perjalanan. Keistimewaan Witir tidak berhenti pada saat salam, melainkan berlanjut pada momen-momen setelahnya. Momen hening setelah salam adalah waktu yang sangat berharga untuk berdzikir dan memanjatkan doa, sebuah kesempatan emas untuk menyempurnakan ibadah dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT. Memahami dan mengamalkan bacaan setelah sholat witir adalah cara kita meneladani sunnah Nabi dan meraih keutamaan yang terkandung di dalamnya.

Banyak di antara kita yang mungkin hanya mengetahui sholat witir sebagai penutup, namun belum mendalami amalan-amalan yang dianjurkan setelahnya. Padahal, dzikir dan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW setelah witir mengandung makna yang sangat dalam. Amalan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah dialog intim seorang hamba dengan Rabb-nya di keheningan malam, saat pintu-pintu langit terbuka lebar. Artikel ini akan mengupas tuntas panduan lengkap mengenai dzikir, wirid, dan doa yang dianjurkan, beserta makna dan keutamaannya, agar ibadah witir kita menjadi lebih berkualitas dan bermakna.

Dzikir Utama Setelah Salam Sholat Witir

Dzikir yang paling utama dan secara spesifik diajarkan oleh Rasulullah SAW setelah menyelesaikan sholat witir adalah sebuah kalimat tasbih yang agung. Dzikir ini diriwayatkan dalam banyak hadits shahih, salah satunya dari Ubay bin Ka'ab radhiyallahu 'anhu. Amalan ini menjadi penanda khas yang membedakan wirid setelah witir dengan wirid setelah sholat fardhu lainnya. Dzikir ini diucapkan sebanyak tiga kali, dengan penekanan khusus pada ucapan yang ketiga.

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

Subhaanal malikil qudduus.

Artinya: "Maha Suci Engkau, Raja Yang Maha Suci."

Kalimat ini dibaca sebanyak tiga kali. Pada bacaan yang ketiga, dianjurkan untuk memanjangkan suara dan sedikit mengeraskannya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Praktik ini mengandung pesan tauhid yang kuat, yaitu mengagungkan Allah sebagai satu-satunya Raja yang memiliki kesucian mutlak, bebas dari segala bentuk kekurangan dan aib.

Makna Mendalam di Balik "Subhanal Malikil Quddus"

Untuk menghadirkan kekhusyukan, penting bagi kita untuk merenungi makna di balik lafaz dzikir ini. Kalimat ini terdiri dari tiga kata kunci: Subhan, Al-Malik, dan Al-Quddus.

  • Subhan (Maha Suci): Kata ini berasal dari akar kata "sabaha" yang berarti menjauh. Ketika kita mengucapkan "Subhanallah", kita sedang menyatakan bahwa Allah jauh dari segala sifat negatif, kekurangan, kelemahan, atau keserupaan dengan makhluk-Nya. Ini adalah bentuk penyucian (tanzih) yang paling murni, sebuah pengakuan bahwa kesempurnaan hanyalah milik-Nya.
  • Al-Malik (Sang Raja): Ini adalah salah satu Asmaul Husna yang menegaskan kekuasaan mutlak Allah atas seluruh alam semesta. Dia adalah Raja yang sebenarnya, yang kekuasaan-Nya tidak terbatas oleh ruang dan waktu, tidak memerlukan legitimasi dari siapapun, dan tidak akan pernah berakhir. Mengakui Allah sebagai Al-Malik setelah sholat malam adalah pengingat bahwa segala urusan kita, baik yang telah terjadi maupun yang akan datang, berada sepenuhnya dalam genggaman-Nya. Ini menumbuhkan rasa tawakal dan kepasrahan total.
  • Al-Quddus (Yang Maha Suci): Nama ini menekankan tingkat kesucian Allah yang paling tinggi. Jika "Subhan" adalah penyucian dari sifat kurang, maka "Al-Quddus" adalah penegasan atas kesempurnaan sifat-sifat-Nya yang suci. Allah Maha Suci dari segala aib, cela, dan segala hal yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Nama ini mengajarkan kita bahwa sumber segala kebaikan, keberkahan, dan kesucian hanyalah Allah SWT.

Ketika kita menggabungkan ketiganya menjadi "Subhanal Malikil Quddus", kita sedang membuat sebuah deklarasi iman yang dahsyat di penghujung malam. Kita mengakui bahwa Raja kita adalah Raja yang Maha Suci, yang kekuasaan-Nya sempurna dan terbebas dari segala bentuk kezaliman atau ketidakadilan. Ini memberikan ketenangan jiwa yang luar biasa, meyakini bahwa kita berada di bawah naungan Raja Yang Maha Baik dan Maha Sempurna.

Doa Lengkap Setelah Dzikir Witir

Setelah menyucikan dan mengagungkan Allah SWT dengan dzikir "Subhanal Malikil Quddus", amalan selanjutnya adalah memanjatkan doa. Terdapat sebuah doa yang ma'tsur (berasal dari riwayat) dan sangat dianjurkan untuk dibaca. Doa ini sangat komprehensif, mencakup permohonan kebaikan dunia dan akhirat, serta perlindungan dari segala keburukan. Doa ini merupakan inti dari permohonan seorang hamba setelah bermunajat di malam hari.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَا اَللهُ يَا اَللهُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Allahumma inna nas'aluka imanan da'ima, wa nas'aluka qalban khasyi'a, wa nas'aluka 'ilman nafi'a, wa nas'aluka yaqinan shadiqa, wa nas'aluka 'amalan shaliha, wa nas'aluka dinan qayyima, wa nas'aluka khairan katsira, wa nas'aluka al-'afwa wal-'afiyah, wa nas'aluka tamamal-'afiyah, wa nas'aluka asy-syukra 'alal-'afiyah, wa nas'alukal-ghina 'anin-nas. Allahumma rabbana taqabbal minna shalatana wa shiyamana wa qiyamana wa takhasysyu'ana wa tadharru'ana wa ta'abbudana wa tammim taqshirana ya Allah ya Allah ya Allah ya arhamar-rahimin. Wa shallallahu 'ala khairi khalqihi muhammadin wa 'ala alihi wa shahbihi ajma'in, wal-hamdu lillahi rabbil-'alamin.

Artinya: "Ya Allah, kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyuk, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang saleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesempurnaan afiat, kami memohon kepada-Mu syukur atas afiat, dan kami memohon kepada-Mu kecukupan dari manusia. Ya Allah, Tuhan kami, terimalah dari kami sholat kami, puasa kami, sholat malam kami, kekhusyukan kami, kerendahan hati kami, ibadah kami, dan sempurnakanlah kekurangan kami, ya Allah, ya Allah, ya Allah, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Semoga rahmat Allah tercurah atas sebaik-baik makhluk-Nya, Muhammad, keluarga dan seluruh sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."

Membedah Makna Setiap Permohonan dalam Doa

Doa yang agung ini bukan sekadar rangkaian kata, tetapi sebuah peta jalan menuju kebahagiaan hakiki. Mari kita bedah satu per satu permohonan di dalamnya:

  1. Imanan Da'ima (Iman yang Tetap): Ini adalah permohonan paling fundamental. Iman adalah pondasi segalanya. Kita memohon agar iman kita tidak goyah, tidak pasang surut, melainkan terus menerus kokoh hingga akhir hayat. Ini adalah permintaan untuk istiqamah di atas jalan kebenaran.
  2. Qalban Khasyi'a (Hati yang Khusyuk): Hati adalah raja bagi seluruh anggota tubuh. Hati yang khusyuk adalah hati yang tunduk, takut, dan penuh pengagungan kepada Allah. Hati inilah yang dapat merasakan manisnya ibadah dan menangis karena takut kepada-Nya. Permohonan ini adalah untuk kualitas ibadah yang lebih dalam.
  3. 'Ilman Nafi'a (Ilmu yang Bermanfaat): Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mendekatkan diri kepada Allah, membuahkan amal saleh, dan membawa maslahat bagi diri sendiri dan orang lain. Kita berlindung dari ilmu yang hanya menjadi hiasan lisan tanpa meresap ke dalam hati dan perbuatan.
  4. Yaqinan Shadiqa (Keyakinan yang Benar): Keyakinan (yaqin) adalah tingkat iman tertinggi, di mana tidak ada lagi keraguan sedikit pun terhadap janji dan kuasa Allah. Kita memohon keyakinan yang tulus dan benar, yang membuat kita tenang menghadapi segala ujian kehidupan.
  5. 'Amalan Shaliha (Amal yang Saleh): Iman, ilmu, dan keyakinan harus berbuah amal. Kita memohon agar diberi taufik untuk senantiasa melakukan perbuatan yang diterima dan diridhai oleh Allah SWT, baik yang wajib maupun yang sunnah.
  6. Dinan Qayyima (Agama yang Lurus): Kita meminta agar senantiasa berada dalam tuntunan agama Islam yang lurus (hanif), tidak menyimpang ke dalam kesesatan, bid'ah, atau pemahaman yang keliru. Ini adalah permohonan untuk menjaga kemurnian akidah dan manhaj.
  7. Khairan Katsira (Kebaikan yang Banyak): Permohonan ini mencakup segala bentuk kebaikan, baik yang kita ketahui maupun tidak, baik urusan dunia maupun akhirat. Ini menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah yang kita harapkan.
  8. Al-'Afwa wal-'Afiyah (Ampunan dan Afiat): 'Afwu adalah ampunan Allah atas dosa-dosa kita. 'Afiyah adalah keselamatan dan kesehatan dari segala macam penyakit, musibah, dan keburukan, baik yang menimpa fisik, mental, maupun agama. Ini adalah salah satu doa terbaik yang bisa dipanjatkan seorang hamba.
  9. Tamamal-'Afiyah (Kesempurnaan Afiat): Tidak cukup hanya meminta afiat, kita meminta kesempurnaannya. Artinya, kita memohon kesehatan dan keselamatan yang paripurna di dunia hingga ke akhirat, selamat dari siksa kubur dan neraka.
  10. Asy-Syukra 'alal-'Afiyah (Syukur atas Afiat): Ini adalah permintaan yang sangat penting. Kita memohon agar diberi kemampuan untuk mensyukuri nikmat afiat yang telah Allah berikan. Karena banyak orang yang sehat, namun lalai dalam bersyukur. Syukur akan mengikat nikmat dan mendatangkan nikmat yang lebih besar.
  11. Al-Ghina 'anin-Nas (Kecukupan dari Manusia): Ini adalah permohonan untuk kemandirian dan kehormatan diri. Kita meminta agar Allah mencukupkan rezeki dan kebutuhan kita sehingga kita tidak perlu bergantung, meminta-minta, atau berharap kepada selain-Nya. Hati yang kaya adalah hati yang merasa cukup dengan pemberian Allah.

Bagian akhir doa adalah penutup yang berisi permohonan agar seluruh ibadah kita—sholat, puasa, qiyamul lail—diterima oleh Allah SWT. Pengulangan "Ya Allah" sebanyak tiga kali menunjukkan kesungguhan dan urgensi permohonan kita. Doa ini kemudian ditutup dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan tahmid, sebagai adab terbaik dalam berdoa.

Keutamaan Merutinkan Bacaan Setelah Sholat Witir

Mengamalkan dzikir dan doa setelah sholat witir secara rutin bukanlah sekadar formalitas, melainkan sebuah investasi spiritual yang akan memberikan banyak buah kebaikan. Ada beberapa keutamaan agung yang bisa kita raih:

1. Meneladani Sunnah Rasulullah SAW

Keutamaan tertinggi dari sebuah amalan adalah ketika amalan tersebut mencontoh apa yang dilakukan oleh manusia terbaik, Nabi Muhammad SAW. Dengan mengamalkan wirid ini, kita sedang menghidupkan sunnah beliau. Mencintai dan mengikuti sunnah adalah bukti keimanan dan jalan untuk meraih cinta Allah. "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Ali 'Imran: 31).

2. Menyempurnakan Ibadah Malam

Sholat witir adalah penutup, dan dzikir serta doa setelahnya adalah penyempurna. Ibadah kita pasti memiliki banyak kekurangan, baik dalam kekhusyukan, gerakan, maupun bacaan. Dzikir dan istighfar setelah sholat berfungsi untuk menambal kekurangan-kekurangan tersebut. Ia ibarat segel penutup yang mengunci kebaikan ibadah kita dan memohon ridha Allah atas segala kekurangannya.

3. Waktu yang Mustajab untuk Berdoa

Sepertiga malam terakhir adalah waktu yang sangat mustajab. Allah SWT turun ke langit dunia pada waktu ini dan berfirman, "Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Aku beri. Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, akan Aku ampuni." (HR. Bukhari dan Muslim). Momen tepat setelah menyelesaikan sholat witir di waktu ini adalah kesempatan emas yang sangat sayang untuk dilewatkan. Doa yang dipanjatkan dengan tulus memiliki peluang besar untuk diijabah.

4. Memperkuat Benteng Diri dari Gangguan Setan

Malam adalah waktu di mana energi negatif dan gangguan setan lebih aktif. Dengan menutup malam melalui dzikir dan doa, kita sedang membangun benteng spiritual yang kuat di sekeliling kita. Mengagungkan Asma Allah seperti Al-Malik dan Al-Quddus, serta memohon perlindungan melalui doa, akan menjaga kita dari was-was dan gangguan setan saat kita tidur hingga fajar menyingsing.

5. Melatih Konsistensi dan Disiplin Spiritual

Membiasakan diri untuk tidak langsung beranjak setelah salam witir, melainkan duduk sejenak untuk berdzikir dan berdoa, adalah bentuk latihan disiplin ruhani. Amalan yang dilakukan secara konsisten, meskipun sedikit, lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang banyak namun hanya sesekali. Konsistensi ini akan membentuk karakter seorang mukmin yang teguh dalam ibadahnya.

Amalan Tambahan yang Dianjurkan

Selain dzikir dan doa spesifik di atas, tidak ada salahnya untuk memperkaya amalan setelah witir dengan bacaan-bacaan lain yang juga memiliki keutamaan besar. Ini bisa disesuaikan dengan kelapangan waktu dan kemampuan masing-masing. Beberapa di antaranya adalah:

  • Istighfar (Memohon Ampun): Membaca "Astaghfirullahal 'adzim" sebanyak mungkin. Istighfar adalah pembuka pintu rezeki, penenang hati, dan penghapus dosa. Mengakui dosa di hadapan Allah di penghujung malam adalah tanda kerendahan hati seorang hamba.
  • Tasbih, Tahmid, dan Takbir: Membaca "Subhanallah", "Alhamdulillah", dan "Allahu Akbar" masing-masing 33 kali, lalu ditutup dengan kalimat tahlil. Ini adalah dzikir ringan di lisan namun berat di timbangan amal.
  • Membaca Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255): Ayat ini disebut sebagai ayat teragung dalam Al-Qur'an. Barangsiapa membacanya setelah sholat, tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian. Membacanya sebelum tidur juga akan memberikan perlindungan dari Allah.
  • Membaca Tiga Surat Pelindung (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas): Rasulullah SAW menganjurkan untuk membaca ketiga surat ini masing-masing tiga kali pada pagi dan petang. Membacanya setelah witir juga merupakan bentuk permohonan perlindungan yang sangat kuat kepada Allah SWT.

Mengakhiri malam dengan ibadah adalah sebuah anugerah. Sholat witir dan rangkaian bacaan setelah sholat witir adalah cara terbaik untuk menutup hari kita. Ini adalah momen refleksi, permohonan, dan penyerahan diri secara total kepada Sang Pencipta. Jadikanlah amalan ini sebagai kebiasaan yang tak terpisahkan dari sholat malam kita. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah untuk dapat mengamalkannya dengan istiqamah, serta menerima seluruh ibadah kita dengan penerimaan yang terbaik. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage