Memahami Konsep Ruqyah Mandiri
Ruqyah adalah metode penyembuhan dan perlindungan dengan membacakan ayat-ayat Al-Quran dan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Istilah ini seringkali dikaitkan dengan pengobatan terhadap gangguan jin, sihir, atau penyakit 'ain (pengaruh mata jahat). Namun, esensi ruqyah jauh lebih luas dari itu. Ruqyah adalah bentuk ibadah, sebuah dialog langsung antara hamba dengan Penciptanya, memohon pertolongan, kesembuhan, dan perlindungan.
Ruqyah Mandiri, atau yang dikenal juga dengan self-ruqyah, adalah praktik melakukan ruqyah untuk diri sendiri tanpa perantara orang lain (peruqyah). Ini adalah sebuah konsep pemberdayaan spiritual yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah ﷺ sendiri terkadang meruqyah dirinya, dan mengajarkan para sahabat untuk melakukannya. Kemandirian dalam beruqyah menunjukkan tingkat tawakal (ketergantungan) yang tinggi kepada Allah SWT, karena kita meyakini bahwa hanya Allah-lah satu-satunya sumber kesembuhan dan perlindungan.
Melakukan ruqyah mandiri bukan berarti menafikan peran peruqyah syar'i. Ada kalanya seseorang membutuhkan bantuan orang lain yang lebih berilmu dan bertakwa. Akan tetapi, menjadikan ruqyah mandiri sebagai benteng pertahanan pertama dan utama adalah langkah yang paling bijaksana. Ini melatih kita untuk senantiasa terhubung dengan Al-Quran dan menjadikan Kalamullah sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai solusi saat tertimpa musibah.
Persiapan Penting Sebelum Memulai Ruqyah
Sebelum memulai sesi ruqyah mandiri, ada beberapa adab dan persiapan yang harus dipenuhi agar prosesnya berjalan efektif dan diridhai Allah SWT. Persiapan ini mencakup aspek spiritual, fisik, dan mental.
1. Persiapan Spiritual (Niat dan Keyakinan)
- Niat yang Ikhlas: Luruskan niat semata-mata karena Allah SWT. Niatkan bahwa ruqyah ini adalah bentuk ibadah, ikhtiar untuk mencari kesembuhan, dan cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Hindari niat untuk mencoba-coba atau hanya karena penasaran.
- Tawakal Penuh: Yakinilah dengan sepenuh hati bahwa kesembuhan dan perlindungan mutlak datangnya hanya dari Allah. Ayat-ayat Al-Quran dan doa-doa yang dibaca hanyalah wasilah (sarana), bukan penyembuh itu sendiri. Kekuatan sesungguhnya terletak pada izin dan kehendak Allah.
- Bertaubat: Lakukan taubat nasuha. Mohon ampun atas segala dosa dan maksiat yang mungkin pernah dilakukan. Dosa dapat menjadi celah bagi masuknya gangguan setan dan penghalang turunnya rahmat Allah. Bersihkan diri dengan istighfar.
- Dalam Keadaan Suci: Sangat dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu sebelum memulai ruqyah, sebagaimana kita bersuci sebelum menyentuh mushaf atau melaksanakan shalat.
2. Persiapan Fisik dan Tempat
- Tempat yang Bersih dan Tenang: Pilih tempat yang bersih, suci, dan jauh dari kebisingan atau gangguan. Hindari tempat yang terdapat gambar-gambar makhluk bernyawa (patung, lukisan), musik, atau benda-benda yang melanggar syariat.
- Menghadap Kiblat: Meskipun bukan syarat wajib, menghadap kiblat dapat membantu meningkatkan kekhusyukan dan menunjukkan adab kita dalam berdoa dan beribadah kepada Allah.
- Pakaian yang Sopan: Kenakan pakaian yang bersih, suci, dan menutup aurat dengan sempurna.
3. Persiapan Mental (Fokus dan Khusyuk)
- Konsentrasi Penuh (Khusyuk): Kosongkan pikiran dari urusan duniawi. Fokuskan hati dan pikiran pada bacaan yang dilantunkan. Cobalah untuk merenungkan dan menghayati setiap makna ayat yang dibaca.
- Pasrah dan Sabar: Serahkan segala urusan kepada Allah. Jangan tergesa-gesa mengharapkan hasil instan. Proses penyembuhan terkadang membutuhkan waktu dan konsistensi. Sabar dalam menjalani proses ini adalah bagian dari ibadah.
Bacaan Inti dalam Ruqyah Mandiri
Berikut adalah kumpulan bacaan utama yang menjadi fondasi dalam praktik ruqyah mandiri. Dianjurkan untuk membaca dengan tartil (perlahan dan jelas), serta berusaha memahami maknanya.
1. Surah Al-Fatihah (Pembukaan)
Surah ini disebut sebagai Ummul Qur'an (Induk Al-Quran) dan Asy-Syifa' (Penyembuh). Kekuatannya terletak pada kandungannya yang merupakan ringkasan dari seluruh ajaran Al-Quran: pujian kepada Allah, pengakuan atas kekuasaan-Nya, permohonan petunjuk, dan permohonan pertolongan. Dibaca dengan penuh keyakinan, surah ini memiliki kekuatan penyembuhan yang luar biasa. Dianjurkan untuk dibaca berulang kali, 3 kali, 7 kali, atau lebih.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn. Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Ṣirāṭal-lażīna an‘amta ‘alaihim, gairil-magḍūbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
2. Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255)
Ayat Kursi adalah ayat teragung di dalam Al-Quran. Kandungannya menjelaskan tentang keesaan dan kekuasaan mutlak Allah SWT yang meliputi langit dan bumi. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa siapa yang membacanya di malam hari, maka ia akan senantiasa dijaga oleh Allah dan setan tidak akan mendekatinya hingga pagi hari. Ini adalah benteng perlindungan yang paling kuat dari segala jenis gangguan.
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّmٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyūm, lā ta'khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.
"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar."
3. Dua Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah (285-286)
Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka keduanya akan mencukupinya." (HR. Bukhari & Muslim). Kata 'mencukupinya' oleh para ulama ditafsirkan sebagai mencukupinya dari segala keburukan, gangguan setan, atau sebagai pahala shalat malam. Dua ayat ini berisi penegasan iman dan doa permohonan ampun serta pertolongan yang sangat komprehensif.
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا repurposed اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
Āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami'nā wa aṭa'nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr. Lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ 'alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa'fu 'annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn.
"Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Dan mereka berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.' Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.'"
4. Tiga Surah Perlindungan (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas)
Ketiga surah ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat, yaitu surah-surah perlindungan. Rasulullah ﷺ tidak pernah meninggalkannya, membacanya setiap selesai shalat, sebelum tidur, serta pada zikir pagi dan petang. Membacanya masing-masing 3 kali sudah menjadi paket perlindungan yang sangat lengkap dari berbagai macam keburukan, baik yang terlihat maupun tidak terlihat.
Surah Al-Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yūlad. Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.
"Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"
Surah Al-Falaq (Waktu Subuh)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Qul a'ụżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad.
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'"
Surah An-Nas (Manusia)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Qul a'ụżu birabbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās. Minal-jinnati wan-nās.
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'"
Bacaan Tambahan untuk Kasus Khusus
Selain bacaan inti di atas, terdapat ayat-ayat lain yang secara spesifik memiliki kekuatan untuk melawan sihir, mengusir jin, atau meredakan penyakit tertentu. Ayat-ayat ini bisa ditambahkan dalam sesi ruqyah sesuai dengan keluhan yang dirasakan.
Ayat-ayat Pembatal Sihir
Ayat-ayat berikut ini sangat efektif, dengan izin Allah, untuk melemahkan dan membatalkan pengaruh sihir. Ayat ini menceritakan bagaimana Allah membatalkan tipu daya para penyihir di zaman para Nabi.
- Surah Al-A'raf: 117-122
- Surah Yunus: 81-82
- Surah Taha: 69
Ayat-ayat Pengusir dan Pembakar Jin
Beberapa ayat memiliki efek yang sangat keras bagi jin yang mengganggu. Membacanya dengan penuh kekuatan dan keyakinan dapat membuat mereka tersiksa dan akhirnya pergi.
- Surah As-Saffat: 1-10
- Surah Al-Mu'minun: 115-118
- Surah Al-Hasyr: 21-24
Ayat-ayat Syifa' (Penyembuh Penyakit)
Al-Quran seluruhnya adalah penyembuh, namun ada beberapa ayat yang secara eksplisit menyebutkan kata "syifa'" (penyembuhan) yang bisa dibaca dengan niat memohon kesembuhan atas penyakit fisik maupun psikis.
- Surah At-Taubah: 14
- Surah Yunus: 57
- Surah An-Nahl: 69
- Surah Al-Isra: 82
- Surah Asy-Syu'ara: 80
Langkah-Langkah Praktis Pelaksanaan Ruqyah Mandiri
Setelah memahami persiapan dan bacaannya, berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk melakukan ruqyah mandiri.
- Mulai dengan Istighfar dan Taubat: Awali dengan memohon ampun kepada Allah. Ucapkan "Astaghfirullahal 'adzim" berulang kali.
- Pujian kepada Allah dan Shalawat Nabi: Panjatkan pujian kepada Allah (misalnya dengan membaca "Alhamdulillah") dan bershalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ ("Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad").
- Membaca Ayat-ayat Ruqyah: Mulailah membaca bacaan inti yang telah disebutkan di atas (Al-Fatihah, Ayat Kursi, 2 ayat terakhir Al-Baqarah, dan Al-Mu'awwidzat). Ulangi setiap bacaan sebanyak 3 kali atau dalam hitungan ganjil lainnya.
- Teknik Tangan dan Usapan:
- Menangkupkan Tangan: Baca ayat-ayat ruqyah sambil menangkupkan kedua telapak tangan di depan mulut.
- Meniup (Nafth): Setelah selesai membaca satu set bacaan (misalnya 3 Qul), tiupkan ke kedua telapak tangan dengan tiupan ringan yang sedikit mengandung ludah (disebut nafth).
- Mengusap Tubuh: Usapkan kedua telapak tangan tersebut ke seluruh tubuh yang bisa dijangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuh. Lakukan ini sebanyak 3 kali.
- Fokus pada Bagian yang Sakit: Jika ada bagian tubuh tertentu yang terasa sakit atau tidak nyaman, letakkan telapak tangan kanan di area tersebut. Bacakan ayat-ayat ruqyah (terutama Al-Fatihah dan doa-doa perlindungan) secara langsung di area tersebut.
- Ruqyah pada Media Air atau Minyak:
- Air Minum: Siapkan segelas atau sebotol air putih. Dekatkan mulut ke permukaan air, lalu bacakan ayat-ayat ruqyah. Setiap selesai satu surah atau ayat, tiupkan ke air tersebut. Air ini kemudian bisa diminum atau digunakan untuk mandi.
- Minyak Zaitun atau Habbatussauda: Lakukan proses yang sama pada minyak zaitun atau habbatussauda. Minyak ini kemudian bisa dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.
- Tutup dengan Doa: Akhiri sesi ruqyah dengan memanjatkan doa kepada Allah. Mohonlah secara spesifik apa yang Anda hajatkan: kesembuhan dari penyakit, perlindungan dari gangguan, ketenangan hati, dan sebagainya. Berdoalah dengan bahasa yang Anda pahami dan dengan penuh kerendahan hati.
Mengenali dan Menyikapi Reaksi Saat Ruqyah
Saat melakukan ruqyah mandiri, terkadang muncul beberapa reaksi pada tubuh. Ini adalah hal yang wajar dan tidak perlu ditakuti. Reaksi ini bisa menjadi indikasi adanya 'sesuatu' yang merespons bacaan Al-Quran. Penting untuk tetap tenang dan melanjutkan bacaan.
Jenis-jenis Reaksi yang Mungkin Timbul:
- Reaksi Fisik: Pusing, mual, muntah, sendawa terus-menerus, detak jantung meningkat, tubuh bergetar atau kesemutan, terasa panas atau dingin di bagian tubuh tertentu, menangis tanpa sebab, atau merasakan ada sesuatu yang bergerak di bawah kulit.
- Reaksi Emosional: Tiba-tiba merasa sangat sedih, marah, cemas, takut, atau gelisah tanpa alasan yang jelas.
- Reaksi Mental: Sulit berkonsentrasi, pikiran melayang, atau merasa sangat mengantuk dan malas untuk melanjutkan bacaan. Ini seringkali merupakan tipu daya setan untuk menghentikan ruqyah.
Bagaimana Cara Menyikapinya?
- Tetap Tenang dan Jangan Panik: Ingatlah bahwa Anda sedang berada dalam perlindungan Allah. Reaksi tersebut menunjukkan bahwa bacaan Anda berefek.
- Terus Membaca: Jangan berhenti. Justru, tingkatkan kekhusyukan dan keraskan sedikit suara Anda. Fokuskan bacaan pada ayat-ayat yang paling memicu reaksi.
- Perbanyak Istighfar dan Takbir: Ucapkan "Astaghfirullah" dan "Allahu Akbar" untuk menguatkan diri dan melemahkan gangguan tersebut.
- Pijat atau Tepuk Bagian yang Bereaksi: Jika ada bagian tubuh yang terasa sakit atau bergetar, Anda bisa menepuk-nepuknya dengan ringan sambil terus berzikir atau membaca ayat.
- Jika Muntah: Jangan ditahan. Muntah saat ruqyah seringkali merupakan proses keluarnya 'penyakit' atau gangguan dari dalam tubuh.
Menjaga Diri Setelah Ruqyah (Benteng Perlindungan Harian)
Ruqyah bukanlah solusi sekali jadi. Ia adalah bagian dari gaya hidup seorang mukmin. Setelah melakukan sesi ruqyah, sangat penting untuk membangun benteng perlindungan yang kokoh agar tidak mudah dimasuki gangguan kembali.
Amalan Harian untuk Benteng Diri:
- Zikir Pagi dan Petang: Ini adalah perisai utama seorang muslim. Rutinkan membaca zikir pagi setelah shalat Subuh hingga terbit matahari, dan zikir petang setelah shalat Ashar hingga terbenam matahari. Di dalamnya terdapat doa-doa perlindungan yang sangat lengkap.
- Menjaga Shalat Lima Waktu: Shalat adalah tiang agama dan koneksi utama kita dengan Allah. Melaksanakannya di awal waktu dan dengan khusyuk akan menjaga kita dari segala keburukan.
- Membaca Al-Quran Secara Rutin: Jadikan Al-Quran sebagai bacaan harian. Membaca surah Al-Baqarah di rumah dapat mengusir setan dari rumah tersebut.
- Membaca Doa Sebelum Melakukan Aktivitas: Biasakan membaca doa sebelum makan, masuk kamar mandi, keluar rumah, hendak tidur, dan aktivitas lainnya. Ini akan membuat setiap gerak-gerik kita berada dalam penjagaan Allah.
- Menjauhi Maksiat: Dosa dan maksiat adalah lubang pada benteng pertahanan kita. Semakin banyak maksiat, semakin rapuh benteng tersebut. Berusahalah untuk senantiasa berada dalam ketaatan.
Penutup: Ruqyah Adalah Kekuatan dan Keyakinan
Ruqyah mandiri adalah senjata ampuh yang Allah anugerahkan kepada setiap hamba-Nya. Ia adalah manifestasi dari keyakinan kita bahwa Al-Quran adalah syifa' (penyembuh) dan rahmat. Dengan mempraktikkannya secara rutin dan istiqamah, kita tidak hanya mencari kesembuhan dari penyakit atau gangguan, tetapi juga membangun hubungan yang lebih intim dan kuat dengan Sang Pencipta.
Jangan pernah meremehkan kekuatan doa dan Kalamullah yang keluar dari lisan Anda sendiri. Lakukan dengan penuh keikhlasan, keyakinan, dan kepasrahan, maka pertolongan Allah pasti akan datang. Semoga panduan ini bermanfaat dan menjadikan kita hamba-hamba yang senantiasa berlindung dan berharap hanya kepada-Nya.